JANGKA SORONG I. DASAR TEORI Jangka sorong merupaakan salah satu alat ukur yang dilengkapi dengan skala nonius, sehingga tingkat ketelitiannya mencapai 0,02 mm dan ada juga yang ketelitiannya 0,05 mm. Tanpa nonius, jangka sorong mempunyai nst (nilai skala terkecil) skala utama sebesar 1 mm dan batas ukur mencapai 150 mm. Pada nonius jangka sorong biasanya didapatkan 49 skala utama sama dengan 50 bagian skala nonius. Sehingga jarak antara 2 skala nonius yang berdekatan adalah 49/50 = 0,98 mm. Jadi, nst skala nonius sebesar : Nst = 1 mm 0,98 mm = 0,02 mm Atau Nst = (nst tanpa nonius) = (1 mm) = 0,02 mm Ket: n = jumlah skala nonius 0,02 mm merupakan nst nonius dan besarnya ketelitian jangka sorong. Jangka sorong terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorong dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.
I. FUNGSI JANGKA SORONG 1. Jangka sorong berfungsi mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian sampai 0,1 mm. (rahang tetap dan rahang geser bawah) 2. Rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur diameter benda yang cukup kecil seperti cincin, pipa, dll. 3. Tangkai ukur di bagian bawah berfungsi untuk mengukur kedalaman seperti kedalaman tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil II. BAGIAN-BAGIAN JANGKA SORONG 1. Rahang dalam Rahang dalam berfungsi mengukur sisi bagian luar benda. Terdiri atas rahang geser serta rahang tetap. 2. Rahang luar Rahang luar berfungsi mengukur sisi bagian dalam benda. Terdiri atas rahang geser serta rahang tetap. 3. Depth probe Depth probe berfungsi mengukur kedalaman benda. 4. Skala Utama (cm) Diskala utama jangka sorong, Terdapat angka nol - tujuh belas Cm, dan pada bagian garis-garis yang pendeknya atau di sisinya yang berjumlah empat satuanya adalah mm, serta garis kelima aau garis yang lebih pendek dari (CM) dan lebih panjang dari MM) adalah menunjukan setengahnya misalnya 1,5, 2,5, 3,5 DST. Sepuluh skala utama memiliki panjang satu cm sehingga dua sekala utama yang berdekatan berukuran 0,1 cm atau sama dengan 1 mm.
5. Skala utama (dalam inchi) Pada skala utama, angka 0-6 menunjukan skala dalam inchi sedangkan garis - garis yang lebih pendeknya dalam fraksi. 6. Skala nonius (dalam 1/10 mm) Pada jangka sorong di atas, untuk setiap garis skala menunjukan 1/10 mm. Tetapi ada juga yang memiliki skala 1/20, dll. Sepuluh skala nonius memiliki panjang 9 mm, sehingga jarak dua skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,9 mm. Dengan demikian, perbedaan satu skala utama dan satu skala nonius adalah 1 mm - 0,9 mm = 0, 1 mm atau 0,01 cm. Dengan melihat skala terkecil dari jangka sorong ini, maka ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil jangka sorong tersebut, yaitu: Δχ = ½ x 0.1 mm = 0.05 7. Skala Nonius (untuk inchi) Menunjukan skala pengukuran fraksi dari inchi 8. Pengunci Digunakan untuk menahan bagian - bagian yang bergerak ketika pengukuran seperti rahang atau Depth probe. III. CARA PENGGUNAAN JANGKA SORONG 1) Mengukur diameter luar suatu benda a. Membuka rahang jangka sorong dengan cara mengendorkan sekrup pengunci, ng geser jangka sorong ke kanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).
b. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang. c. Menggeser rahang geser ke kiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci. d. Membaca dan mencatat hasil pengukuran. 2) Mengukur diameter dalam suatu benda a. Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci. b. Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan. c. Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga keduarahang (atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut. d. Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan mengunci sekrup pengunci. e. Membaca dan mencatat hasil pengukuran. 3) Mengukur kedalaman suatu benda/tabung a. Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak b. Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong kepermukaan tabung yang akan diukur dalamnya. c. Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung. d. Mengunci sekrup pengunci e. Membaca dan mencatat hasil pengukuran IV. CARA PEMBACAAN JANGKA SORONG Cara untuk membaca jangka sorong dengan baik, yaitu sebagai berikut: a. Tentukan angka yang ditunjukkan skala utama yang tepat terbaca sebelum angka nol skala nonius pada jangka sorong. b. Tentukan angka dari skala nonius yang berimpit/segaris dengan skala utama, kemudian kalikan dengan angka ketelitian alatnya. c. Jumlahkan angka yang diperoleh dari skala utama dan skala nonius. Mari kita praktekkan tips diatas melalui contoh pengukuran diameter silinder aluminium seperti yang tampak pada gambar berikut ini:
Langkah pertama, tentukan terlebih dahulu skala utama. Pada gambar terlihat skala nonius terletak diantara skala 2,2 cm dan 2,3 cm pada skala tetap. Jadi, skala tetap bernilai 2,2 cm. Langkah kedua, menentukan skala nonius. Skala nonius yang berimpit dengan skala tetap adalah angka 4. Jadi Skala nonius 4 x 0,01 cm = 0,04 cm. Langkah ketiga, menjumlahkan skala tetap dan skala nonius. Hasil pengukuran = 2,2 cm + 0,04 cm = 2,24 cm. Jadi, hasil pengukuran diameter silinder sebesar 2,24 cm. V. HASIL PEMBACAAN JANGKA SORONG Ketelitian Jangka sorong adalah : 1 bagian Skala utama, dibagi sebanyak jumlah skala nonius = 1/20 = 0,05 mm (maka : 1 skala nonius = 0,05 mm) a. Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/20 mm (0,05 mm) adalah :
Skala Utama = 12 mm dan Skala nonius = 5 x 0,05 mm = 0,25 mm. Maka hasil pengukuran jangka sorong diatas adalah 12 + 0,25 = 12, 25 mm. b. Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/20 mm (0,05 mm) adalah : Skala Utama = 16 mm dan Skala nonius = 7 x 0,05 mm = 0,35 mm. Maka hasil pengukuran jangka sorong diatas adalah 16 + 0,35 = 16, 35 mm. c. Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/20 mm (0,05 mm) adalah : Skala Utama = 21 mm dan Skala nonius = 3 x 0,05 mm = 0,15 mm. Maka hasil pengukuran jangka sorong diatas adalah 21 + 0,15 = 21, 15 mm. d. Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/20 mm (0,05 mm) adalah :
Skala Utama = 29 mm dan Skala nonius = 17 x 0,05 mm = 0,85 mm. Maka hasil pengukuran jangka sorong diatas adalah 29 + 0,85 = 29, 85 mm. VI. RALAT JANGKA SORONG VII. SUMBER http://paskahrani.my.id/laporan-praktikum-kimfis-1/laporan-praktikum-perhitungan-ralat/ https://rikadiantoro.wordpress.com/2013/05/27/makalah-jangka-sorong/ http://www.ilmusiana.com/2015/07/cara-membaca-jangka-sorong-dengan-benar.html http://rumushitung.com/2013/01/31/cara-menggunakan-jangka-sorong-2/ http://tepijurang.blogspot.co.id/2013/02/bagian-bagian-dari-jangka-sorong.html http://mahasiswa-sibuk.blogspot.co.id/2012/01/jangka-sorong.html http://www.kopi-ireng.com/2015/11/pengertian-jangka-sorong-dan-fungsinya.html
MIKROMETER SEKRUP I. DASAR TEORI Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang cukup presisi. Mikrometer mempunyai tingkat ketelitian hinggan 0,01 mm. Penggunaan mikrometer sekrup biasanya untk mengukur diameter benda melingkar yang kecil seperti kawat atau kabel. II. FUNGSI MIKROMETER SEKRUP Mikrometer berfungsi untuk mengukur panjang/ketebalan/diameter dari benda-benda yang cukup kecil seperti lempeng baja, aluminium, diameter kabel, kawat, lebar kertas, dan masih banyak lagi. Penggunaan mikrometer sekrup sangat luas, intinya adalah mengukur besaran panjang dengan lebih presisi III. BAGIAN-BAGIAN MIKROMETER SEKRUP Secara standar bagian-bagian mikrometer sekrup terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut: Adapun bagian-bagian mikrometer sekrup adalah sebagai berikut: a. Bingkai (Frame) Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan
pengerutan yang mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama sehingga bingkai memanas sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan memanjang sebesar 1/100 mm. b. Landasan (Anvil) Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan diantara anvil dan spindle. c. Spindle (gelendong) Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan. d. Pengunci (lock) Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda. e. Sleeve Tempat skala utama. f. Thimble Tempat skala nonius berada g. Ratchet Knob Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan diukur tepat berada diantara spindle dan anvil. h. Skala utama skala mikrometer sekrup ini tiap satuannya sama dengan 1 mm, ditengah-tengah angka skala tersebut ada angka tengahnya. angka skala atas 1,2,3,4, dst angka skala bawah 0.5, 1.5, 2.5, dst i. Skala Nonius/ Skala Putar di skala putar terdapat angka 1 sampai 5 (kelipatan 5). Tiap skala ini berputar mundur sekali maka skala utama bertambah 0,5 mm. Sehingga 1 skala putar = 0,5/50 =0,01 mm j. IV. CARA MENGGUNAKAN MIKROMETER SEKRUP Menggunakan mikrometer sekrup tidak sulit. Berikut 5 langkah menggunakan alat ukur mikrometer sekrup 1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka. 2. Lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros geser bertemu skala dan skala nonius utama menunjukkan angka nol. 3. Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai benda dapat masuk ke dalam rahang. 4. Letakkan benda dintara poros tetap dan poros geser lalu tutup kembali rahang hingga tepat menjepit benda. 5. Putarlah Pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi. Dengarkan bunyi klik yang muncul.
Ada dua skala dalam mikrometer sekrup yaitu: 2.1.6 Cara Membaca Mikrometer Sekrup Untuk membaca hasil pengukuran pada mikrometer sekrup dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : Menentukan nilai skala utama yang terdekat dengan selubung silinder (bidal) dari rahang geser (skala utama yang berada tepat di depan/berimpit dengan selubung silinder luar rahang geser). Menentukan nilai skala nonius yang berimpit dengan garis mendatar pada skala utama. Hasil pengukuran dinyatakan dalam persamaan : Hasil = Skala Utama + (Skala Nonius x skala terkecil mikrometer sekrup) = Skala Utama + (Skala Nonius yang berimpit x 0,01 mm) Contoh pengukuran mikrometer sebagai berikut : Panjang yang terbaca dari mikrometer sekrup di atas adalah Skala Utama..5,5 mm Skala Putar (26 0,01)..0,26 mm + Panjang Benda..5,76 mm 2.2 Penyajian Data pada Hasil Pembacaan Mikrometer Sekrup Ketelitian mikrometer sekrup atau skala terkecil mikrometer sekrup adalah seperseribu centimeter atau 0,001 cm atau 0,01 mm
. Misalkan dari sebuah pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai tebal sebuah keping uang logam adalah 3,25 mm. Maka penyajian atau pelaporan data dari tebal keping uang logam adalah : (3,25 ± 0,005) mm, ini dalam millimeter bukan centimeter. Jadi, cara pelaporan data hasil pengukuran alat ini mengikuti pola berikut: x = hasil yang kita baca dari micrometer Δx = Ketidakpastiannya Δ x = 1 2 ketelitian alat. Sebagai contoh jika mikrometer skrup yang kita gunakan memiliki ketelitian atau skala terkecilnya adalah 0,01 mm, maka ketidakpastiannya: Δ x = 1 2 0,01 mm =0,005 mm Angka inilah yang harus ditambahkan setelah tanda ± 2.3 Aplikasi Mikrometer Sekrup Adapun aplikasi mikrometer sekrup dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut : Dalam kehidupan sehari-hari, mikrometer sekrup sangat penting. Karena, alat inilah yang mempunyai tingkat ketelian paling tinggi dalam mengukur panjang. Kerap kali alat ini digunakan untuk mengukur tebal kertas, diameter kawat tipis, tebal plat tipis yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur diameter benda- benda berukuran milimeter atau beberapa centimeter saja. DIAL INDIKATOR I. DASAR TEORI II. FUNGSI DIAL INDIKATOR a. Mengukur kerataan permukaan bidang datar. b. Mengukur kerataan permukaan dan kebulatan sebuah poros.
c. Mengukur kerataan permukaan dinding Cylinder. III. BAGIAN DAN FUNGSI MASING-MASING ALAT UKUR a. Jarum Panjang : Jarum panjang ini akan langsung bergerak jika bagian bidang sentuh tertekan oleh benda kerja. Nilai pergerakan dari jarum panjang tersebut tergantung pada hasil kali antara skala dengan angka yang di tunjuk jarum panjang dial gauge tersebut. contohnya : dial gauge skala 0,01 mm, apabila jarum panjang menunjuk angka 10 berarti 0,01 x 10 = 0,1 mm. b. Jarum Pendek : Jarum pendek akan bergerak satu step/ruas, jika jarum panjang berputar dari angka nol sampai angka nol lagi (satu putaran). contohnya : nilai pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah 0,01 mm x 100 = 1 mm (ini jika nilai skala 0,01 mm). Jadi, jika jarum pendek berputar sampai satu putaran berarti 1 x 10 = 10 mm. c. Batas Toleransi : Batas toleransi pada alat ini terdapat dua batas toleransi dan dapat digeser kekiri dan kekanan sesuai dengan yang kita inginkan untuk melihat batas pergerakan jarum panjang kekiri atau kekanan, ketika proses pengukuran benda kerja. d. Bidang sentuh benda kerja : Bagian ini akan bergerak naik atau turun jika bersentuhan dengan permukaan benda kerja saat benda kerja bergerak terhadap bidang sentuh tersebut. Jarum panjang akan bergerak kearah kanan jika bidang sentuh bergerak kearah atas. Jarum panjang akan bergerak kekiri jika bidang sentuh bergerak ke bawah.
IV. CARA MENGGUNAKAN/MENGUKUR a. Pasang contact point pada dial indikator. b. Pasang dial indicator pada standnya. c. Tempelkan contact point pada benda kerja yang akan diukur. d. Kendorkan screw pengikat pada skala dan posisikan angka nol sejajar dengan jarum penunjuk. lalu kencangkan lagi screw pengikat. e. Gerakkan benda kerja sesuai kebutuhan. f. Baca nilai penyimpangan jarum penunjuk pada skala. g. Untuk mendapatkan hasil yang benar, harus diketahui ketelitian skala pada dial tersebut. V. CARA MEMBACA SKALA DAN HASIL PEMBACAAN Untuk dial gauge metric (mm), skala utama ditunjukan dengan jarum panjang (long hand), satu putaran jarum panjang (dari nol ke nol = 100 strip) menandakan skala 1 mm, dan akan ditunjukan dengan pergerakan jarum pendek (short hand) sejauh 1 strip yang berarti probe spidle bergerak sejauh 1 mm. Satu putaran jarum pendek (short hand) dari nol ke nol sebanyak 10 strip atau sama dengan 10 x 1 mm = 10 mm atau 1 cm. Sehingga tingkat akurasi (1 strip jarum panjang) dial gauge metric adalah 1 mm dibagi 100 strip sama dengan 0,01 mm. Cara Kalibrasi : Letakkan dial indikator pada tempat yang datar. Lihatlah skala utama dan skala nonius. Jika di skala utama tidak menampilkan angka 0 (nol), maka putar skrup pengkalibrasi searah jarum jam atau sebaliknya, tergantung pada keperluan, sampai jarum skala utama menunjukkan angka 0 (nol). Lakukan hal yang sama pada skala nonius. VI. RALAT VII. SUMBER http://alatukur.web.id/dial-indikator-kegunaan-dan-cara-kerjanya/