KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PT APAC CITRA CENTERTEX, Tbk.

dokumen-dokumen yang mirip
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT MULIA INDUSTRINDO, Tbk.

PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z -SCORE PADA PT SKYBEE, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS DAN ENTITAS ANAK

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT JAPFA COMFEED INDONESIA, Tbk.

FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKRIMINAN ALTMAN PADA PT BUKIT DARMO PROPERTY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE PADA PT PAKUWON JATI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN MENURUT PSAK NO. 5 PADA PT BUMI SERPONG DAMAI, Tbk DAN ENTITAS ANAK

PENGARUH CURRENT RATIO DAN CASH RATIO TERHADAP NET PROFIT MARGIN PADA PT JAYA REAL PROPERTY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

PENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PADA PT UNITED TRACTORS

KINERJA KUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk.

LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT SENTUL CITY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGARUH TIME INTEREST EARNED

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 RASIO PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP NET PROFIT MARGIN DAN CURRENT RATIO PADA PT HERO SUPERMARKET, Tbk.

KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PT SLJ GLOBAL, Tbk.

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi yang terjadi sangat besar pengaruhnya bagi bangsa-bangsa di dunia,

ANALISIS LOGIT PADA CV ALBIRUNI

ABSTRAK. KATA KUNCI: Perbandingan Likuiditas dan Solvabilitas Menggunakan Manova.

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS ( METODE LANGSUNG) PADA PT. WIJAYA KARYA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Liliyana Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

PENGARUH RETURN ON ASSETS

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT INDOSAT, Tbk. DAN ENTITAS ANAK DENGAN PT XL AXIATA, Tbk.

Nama : Dessy Septiyani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Nova Anggrainie, SE., MMSI

Penelitian ini membutuhkan kajian sebagai berikut : yang terjadi dalam suatu perusahaan. menggambarkan kinerja perusahaan.

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN: STUDI KASUS PADA PT BATAM JAYA PROPERTINDO

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Triyanto Prasetya Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya nilai perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA) DAN NILAI BUKU TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT ASTRA INTERNATIONAL, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TAHUN

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP EARNING PER SHARE PADA PT BUMI SERPONG DAMAI, Tbk DAN ENTITAS ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT GRAHAMAS CITRAWISATA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan pada PT Kalbe Farma Tbk

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan

samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT ZEBRA NUSANTARA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT DUTA PERTIWI Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Burhan Candra Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Volume 1 No 1 Juli 2017

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE

PENGARUH PERPUTARAN PEREDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL, Tbk.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi yang begitu cepat membuat masyarakat lebih kritis

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN TOTAL ASET TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA PT ACE HARDWARE INDONESIA, TBK DAN ENTITAS ANAK

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. BUMN yang bergerak dibidang usaha transmisi dan distribusi gas bumi. Produsen Gas Bumi dengan Pengguna Gas Bumi.

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. AMANAH FINANCE

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN)

Antonius Kurpono Program Studi Keuangan STIE Widya Dharma

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian analisis likuiditas dan solvabilitas perusahaan jasa

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI PREDIKTOR POTENSI FINANCIAL DISTRESS (STUDI KASUS PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KOTA MEDAN PERIODE )

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang

Tinjauan Mata Kuliah. nalisis laporan keuangan adalah menganalisis laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN DAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM PT BAKRIE & BROTHERS, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran

Transkripsi:

KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PT APAC CITRA CENTERTEX, Tbk. DAN ENTITAS ANAK ABSTRAK Lidwina Wenny Sinja email: wdwina95@yahoo.com Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi financial distress dan untuk mengetahui risiko kebangkrutan berdasarkan titik cut off yang ditetapkan oleh Edward I. Altman pada PT Apac Citra Centertex, Tbk. dan Entitas Anak. Bentuk penelitian menggunakan bentuk penelitian deskriptif dan bentuk pengumpulan data menggunakan studi dokumenter. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan perhitungan Z- Score pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, Z-Score yang diperoleh perusahaan mengalami perkembangan yang berfluktuatif, namun nilai Z-Score tersebut berada kurang dari 1,88 yang berarti perusahaan berada dalam kondisi mengalami kesulitan keuangan yang serius. Pada tahun 2013 perusahaan berusaha memperbaiki kinerja sehingga nilai Z-Score yang diperoleh perusahaan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, namun peningkatan tersebut tidak signifikan karena nilai Z-Score tersebut masih berada dalam kondisi kesulitan keuangan yang serius dan masih memiliki potensi kebangkrutan yang sangat tinggi. Saran-saran yang penulis berikan adalah pihak manajemen perusahaan harus berupaya untuk melakukan efisiensi biaya agar aktivitas perusahaan terutama dalam hal perolehan laba bisa meningkat serta berupaya meningkatkan penjualan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. KATA KUNCI: Financial distress, Altman Z-Score PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap perusahaan didirikan untuk memperoleh profit semaksimal mungkin dan performa yang baik dalam menjalankan perusahaan dengan harapan agar dapat menjamin kelangsungan operasional perusahaan sehingga dapat bertahan dalam jangka panjang dan berkembang secara berkelanjutan. Hal tersebut dapat diasumsikan bahwa perusahaan akan tetap terus berkembang tanpa mengalami krisis keuangan dalam jangka panjang yang tidak terbatas. Dalam praktik, asumsi bahwa perusahaan akan berkembang secara berkelanjutan tanpa mengalami krisis keuangan tidak selalu menjadi kenyataan. Seringkali perusahaan yang beroperasi dalam jangka panjang dapat mengalami kesulitan keuangan (financial distress) yang dapat berujung pada kebangkrutan karena masalah keuangan dan ketidakpastian kondisi keuangan perusahaan. Kondisi financial distress merupakan kondisi ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya yang telah jatuh tempo. Financial distress dapat Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 1090

dikenali lebih dini dengan mengetahui gejala awal kondisi keuangan yang dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan sangat diperlukan untuk memahami informasi kinerja keuangan dalam menilai kondisi keuangan yang digunakan sebagai tolok ukur sejauhmana perusahaan mampu menjaga kelancaran kegiatan operasinya agar sesuai dengan tujuan perusahaan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score Untuk Memprediksi Financial Distress pada PT Apac Citra Centertex, Tbk. dan Entitas Anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi financial distress dan untuk mengetahui risiko kebangkrutan berdasarkan titik cut off yang ditetapkan oleh Edward I. Altman pada PT Apac Citra Centertex, Tbk. dan Entitas Anak. KAJIAN TEORITIS Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan diperlukan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan. Menurut Soepardi (2006: 1): Laporan keuangan merupakan produk akhir yang dihasilkan dari suatu sistem yang disebut dengan akuntansi. Laporan keuangan ini digunakan oleh sejumlah pihak yang sangat berkepentingan dengan sebagian atau seluruh informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Manajemen akan memandang laporan keuangan sebagai representasi prestasi yang berhasil diraih dalam kurun waktu tertentu. Pencapaian prestasi ini ditunjukkan dengan parameter keuangan. Menurut Hery (2012: 2): Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dapat disimpulkan juga bahwa laporan keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan perusahaan dan kinerja keuangan. Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan sebagai alat informasi yang digunakan sejumlah pihak yang berkepentingan sebagai alat untuk menilai pencapaian prestasi yang berhasil diraih perusahaan tersebut dalam kurun waktu tertentu dan sebagai bahan untuk menilai kondisi kesehatan perusahaan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 1091

Menurut Hery (2012: 31): Tujuan keseluruhan dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Nomor 5 yang dikutip oleh Harahap (2010: 134): Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Prihadi (2009: 78): Seorang analisis mengetahui bahwa perusahaan yang sehat dapat dikenali dengan beberapa indikasi, antara lain: 1. Laba yang tinggi, dengan variasi ukuran labanya 2. Likuiditas yang memadai 3. Utang yang tidak membebani 4. Arus kas yang sehat. Menurut Fahmi (2014: 57): Rasio keuangan digunakan oleh pihak manajemen perusahaan untuk membandingkan rasio pada saat sekarang dengan rasio pada saat yang akan datang. Adapun bagi investor adalah membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan/industri dengan perusahaan/industri lain yang sejenis dengan maksud nantinya akan bisa memberikan analisis perbandingan yang memperlihatkan perbedaan dalam kinerja keuangan. Analisis rasio keuangan, yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba-rugi satu dan lainnya dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan kinerja keuangannya. Menurut Sawir (2005: 6): Rasio analisis keuangan meliputi dua jenis perbandingan: 1. Analisis dapat membandingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama (perbandingan internal). Jika rasio keuangan disajikan dalam bentuk suatu daftar untuk periode beberapa tahun, analisis dapat mempelajari komposisi perubahan-perubahan dan menetapkan apakah telah terdapat suatu perbaikan atau bahkan sebaliknya di dalam kondisi keuangan dan prestasi perusahaan selama jangka waktu tersebut. Rasio keuangan juga dapat diperhitungkan performa atau proyeksi, dan diperbandingkan dengan rasio sekarang atau masa lalu. 2. Perbandingan meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada satu titik yang sama (perbandingan eksternal). Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 1092

yaitu: Menurut Harmono (2011: 104): Analisis laporan keuangan merupakan alat analisis bagi manajemen keuangan perusahaan yang bersifat menyeluruh, dapat digunakan untuk mendeteksi/mendiagnosis tingkat kesehatan perusahaan, melalui kondisi arus kas atau kinerja organisasi perusahaan baik yang bersifat parsial maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Menurut Simamora (2000: 519): Ada tiga teknik analisis yang lazim digunakan, 1. Analisis Horisontal (Horizontal Analysis) adalah teknik yang dipakai utuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu. 2. Analisis Vertikal (Vertical Analysis) adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang menggambarkan setiap pos dalam laporan keuangan dari segi persentase jumlahnya. 3. Analisis Rasio (Ratio Analysis) menggambarkan hubungan di antara pos-pos yang terseleksi dari data laporan keuangan. Menurut Atmaja (2008: 415): Rasio keuangan dapat dikelompokkan ke dalam lima jenis rasio keuangan: 1. Leverage Ratios, memperlihatkan berapa hutang yang digunakan perusahaan. 2. Liquidity Ratios, mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. 3. Efficiency atau Turnover atau Asset Management Ratios, mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. 4. Profitability Ratios, mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. 5. Market-Value Ratios, memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai oleh investor di pasar modal. Rasio-rasio di atas dapat digunakan untuk menafsirkan kinerja keuangan perusahaan termasuk untuk memperkirakan adanya tanda-tanda awal kebangkrutan. Menurut Plat dan Plat yang dikutip oleh Fahmi (2014: 169): financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuiditasi. Menurut Atmaja (2008: 258): Ancaman akan terjadinya financial distress juga merupakan biaya karena manajemen cenderung menghabiskan waktu untuk menghindari kebangkrutan daripada membuat keputusan yang baik. Pada umumnya, kemungkinan terjadinya financial distress semakin meningkatnya penggunaan utang. Karena semakin besarnya penggunaan utang, semakin besar beban bunga yang ditanggung, maka semakin besar penurunan penghasilan sehingga menyebabkan financial distress. Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 1093

yaitu: Menurut Umar (2005: 335): Utang mempunyai tiga aspek yang membahayakan, 1. Menambah beban perusahaan, sehingga pendapatan terpaksa digunakan untuk membayar pinjaman-pinjaman daripada diinvestasikan. 2. Bank atau para pemegang saham mungkin hilang kepercayaannya pada perusahaan dalam hal kemampuannya untuk membayar kembali pinjamannya. 3. Jika perusahaan sudah tidak dapat lagi mendapatkan pinjaman dari bank oleh karena nilai pinjamannya sudah maksimal, dan jika perusahaan tidak mampu lagi membayar utang-utangnya, perusahaan dapat dilikuidasi. Menurut Prihadi (2009: 77): Kebangkrutan (bankruptcy) merupakan kondisi di mana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya. Kondisi tersebut dapat dikenali awal jika laporan keuangan dianalisis lebih cermat dengan suatu cara tertentu. Menurut Rahardjo (2001: 116): Rasio kebangkrutan yang dikembangkan oleh Edward I. Altman dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Z = 1,2 X 1 + 1,4 X 2 + 3,3 X 3 + 0,6 X 4 + 1,0 X 5 Dimana: X 1 = Modal kerja dibagi total aktiva X 2 = Laba ditahan dibagi total aktiva X 3 = Laba sebelum bunga dan pajak dibagi total aktiva X 4 = Nilai pasar modal sendiri dibagi nilai buku total utang X 5 = Penjualan dibagi total aktiva Z = Indeks keseluruhan kesehatan perusahaan Titik cut off yang digunakan Altman adalah: 1. Perusahaan dengan nilai Z > 2,99 berarti keuangan perusahaan kuat. 2. Perusahaan dengan nilai Z < 1,88 berarti perusahaan dalam kesulitan keuangan yang serius. 3. Perusahaan dengan nilai Z berada di antara 1,88 sampai dengan 2,99 berarti perusahaan berada dalam kondisi tanda tanya. METODE PENELITIAN Bentuk penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dalam bentuk studi kasus dengan objek penelitian pada PT Apac Citra Centertex, Tbk. dan Entitas Anak. Metode pengumpulan data adalah dengan studi dokumenter yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen yang memuat informasi yang Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 1094

dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini, serta masalah yang diteliti berupa catatan dan laporan keuangan milik perusahaan yang terdapat pada berbagai media massa, website dan publikasi lainnya. Dokumen yang diteliti adalah laporan keuangan PT Apac Citra Centertex, Tbk. dan Entitas Anak dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. PEMBAHASAN 1. Analisis Kondisi Financial Distress PT Apac Citra Centertex, Tbk. dan Entitas Anak Berdasarkan Metode Altman Z-Score Berikut rekapitulasi perhitungan Z-Score pada PT Apac Citra Centertex, Tbk. dan Entitas Anak dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini: TABEL 1 PT APAC CITRA CENTERTEX, Tbk. DAN ENTITAS ANAK REKAPITULASI PERHITUNGAN Z-SCORE TAHUN 2009 s.d. 2013 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1,2 x X 1 (0,382242203) (0,32163366) (0,340140879) (0,278095199) (0,319172756) 1,4 x X 2 (0,787736541) (0,829659223) (0,880689244) (0,943640131) (0,826669102) 3,3 x X 3 0,158168865 (0,178364756) (0,108232733) (0,129567215) 0,112771398 0,6 x X 4 0,026589958 0,035293166 0,110948814 0,151052671 0,122054085 1,0 x X 5 0,82506626 0,915572653 1,058775556 0,842366522 0,906862826 Sumber: Data olahan, 2015 Berdasarkan data pada Tabel 1 tersebut, maka diketahui bahwa terdapat hubungan antara variabel pembentuk Z-Score pada Tabel 1 dengan nilai hasil perkalian antara koefisien dengan masing-masing variabel pembentuk Z-Score. Hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya menyebabkan naik turunnya nilai variabel pembentuk Z-Score sehingga mempengaruhi juga pada hasil perolehan Z-Score. Adapun berdasarkan rekapitulasi perhitungan Z-Score tersebut, maka Z-Score pada PT Apac Citra Centertex, Tbk. dan Entitas Anak dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat dijumlahkan dengan rumus sebagai berikut: Z = 1,2 X 1 + 1,4 X 2 + 3,3 X 3 + 0,6 X 4 + 1,0 X 5 a. Tahun 2009 Z 2009 = 1,2 X 1 + 1,4 X 2 + 3,3 X 3 + 0,6 X 4 + 1,0 X 5 Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 1095

= -0,382242203 + -0,787736541 + 0,158168865 + 0,026589958 + 0,82506626 = -0,160153661 b. Tahun 2010 Z 2010 = 1,2 X 1 + 1,4 X 2 + 3,3 X 3 + 0,6 X 4 + 1,0 X 5 = -0,32163366 + -0,829659223 + -0,178364756 + 0,035293166 + 0,915572653 = -0,378787943 c. Tahun 2011 Z 2011 = 1,2 X 1 + 1,4 X 2 + 3,3 X 3 + 0,6 X 4 + 1,0 X 5 = -0,340140879 + -0,880689244 + -0,108232733 + 0,110948814 + 1,058775556 = -0,159338486 d. Tahun 2012 Z 2012 = 1,2 X 1 + 1,4 X 2 + 3,3 X 3 + 0,6 X 4 + 1,0 X 5 = -0,278095199 + -0,943640131 + -0,129567214 + 0,151052671 + 0,842366522 = -0,357883351 e. Tahun 2013 Z 2013 = 1,2 X 1 + 1,4 X 2 + 3,3 X 3 + 0,6 X 4 + 1,0 X 5 = -0,319172756 + -0,826669102 + 0,112771398 + 0,122054085 + 0,906862826 = -0,004153549 Berdasarkan rumusan perhitungan di atas, maka dapat dibuat rekapitulasi hasil perhitungan Z-Score pada PT Apac Citra Centertex, Tbk. dan Entitas Anak dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: TABEL 2 PT APAC CITRA CENTERTEX, Tbk. DAN ENTITAS ANAK HASIL PERHITUNGAN Z-SCORE TAHUN 2009 s.d. 2013 Tahun Z-Score 2009 (0,160153661) 2010 (0,378787943) 2011 (0,159338486) 2012 (0,357883351) 2013 (0,004153549) Sumber: Data Olahan, 2015 Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 1096

2. Analisis Prediksi Risiko Kebangkrutan PT Apac Citra Centertex, Tbk. dan Entitas Anak Berdasarkan Titik Cut Off yang ditetapkan Oleh Edward I. Altman Pada tahun 2009 hasil Z-Score yang diperoleh sebesar -0,160153661. Hasil Z- Score tersebut diukur dengan titik cut off berada di bawah 1,88 yang berarti perusahaan dikategorikan dalam kondisi mengalami kesulitan keuangan yang serius. Pada tahun 2010 hasil Z-Score yang diperoleh sebesar -0,378787943. Hasil Z-Score tersebut tersebut diukur dengan titik cut off berada di bawah 1,88 yang berarti perusahaan berada dalam kesulitan keuangan yang serius. Pada tahun 2011 hasil Z- Score yang diperoleh sebesar -0,159338486. Hasil Z-Score tersebut diukur dengan titik cut off berada di bawah 1,88 yang berarti perusahaan dalam kondisi kesulitan keuangan yang serius. Pada tahun 2012 hasil Z-Score yang diperoleh sebesar - 0,357883351. Hasil Z-Score tersebut diukur dengan titik cut off berada di bawah 1,88 yang berarti perusahaan berada dalam kondisi kesulitan keuangan yang serius. Pada tahun 2013 hasil Z-Score yang diperoleh sebesar -0,004153549. Hasil Z-Score tersebut diukur dengan titik cut off berada di bawah 1,88 yang berarti perusahaan berada dalam kondisi kesulitan keuangan yang serius. Dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 Z-Score yang diperoleh perusahaan mengalami perkembangan yang fluktuatif tetapi selalu berada pada kondisi yang diprediksi bangkrut. Z-Score perusahaan berada di bawah 1,88 berarti perusahaaan berada dalam kondisi kesulitan keuangan yang serius dan Kondisi ini perlu adanya perbaikan agar perusahaan tetap dapat melangsungkan kegiatan operasional perusahaan. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan perhitungan Z-Score tersebut pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, Z-Score yang diperoleh perusahaan mengalami perkembangan yang berfluktuasi, namun nilai Z-Score tersebut berada kurang dari 1,88 yang berarti perusahaan berada dalam kondisi mengalami kesulitan keuangan yang serius. Pada tahun 2013 perusahaan berusaha memperbaiki kinerja sehingga nilai Z-Score yang diperoleh perusahaan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, namun peningkatan tersebut tidak signifikan karena nilai Z-Score tersebut masih berada Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 1097

kurang dari 1,88 yang berarti perusahaan masih berada dalam kondisi kesulitan keuangan yang serius dan memiliki potensi kebangkrutan yang sangat tinggi. 2. Saran-saran a. Perusahaan sebaiknya dalam memprediksi kebangkrutan selain melakukan perhitungan dengan menggunakan Altman Z-Score tetapi juga harus memperhatikan faktor-faktor internal yang berasal dari pengelolaan perusahaan maupun faktor eksternal perusahaan, seperti kondisi ekonomi, sosial, politik, dan lain-lain. b. Sehubungan dengan kondisi keuangan perusahaan, maka pihak manajemen perusahaan harus berupaya untuk melakukan efisiensi biaya agar aktivitas perusahaan terutama dalam hal perolehan laba bisa meningkat serta berupaya meningkatkan penjualan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Amirullah, dan Haris Budiyono. Pengantar Manajemen, edisi kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004. Atmaja, Lukas Setia. Teori & Praktik Manajemen Keuangan, edisi pertama. Yogyakarta: ANDI, 2008. Fahmi, Irham. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, cetakan ketiga. Bandung: Alfabeta, 2014. Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, edisi pertama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010. Harmono. Manajemen Keuangan, cetakan kedua, edisi pertama. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011. Hery. Akuntansi Keuangan Menengah, cetakan kedua, edisi pertama. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012. Prihadi, Toto. Investigasi Laporan Keuangan dan Analisis Rasio Keuangan, cetakan pertama. Jakarta: PPM, 2009. Rahardjo, Budi. Akuntansi dan Keuangan untuk Manajer Non Keuangan, edisi pertama. Yogyakarta: ANDI, 2001. Simamora, Henry. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, cetakan pertama, jilid dua. Jakarta: Salemba Empat, 2000. Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 1098

Soepardi, Eddy Mulyadi. Memahami Akuntansi Keuangan, edisi pertama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006. Umar, Husein. Studi Kelayakan Bisnis, edisi ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005. www.duniainvestasi.com www.idx.co.id Jurnal FinAcc, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 1099