BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Negara-negara di seluruh dunia saat ini menyadari bahwa integrasi ekonomi memiliki peran penting dalam perdagangan. Integrasi dilakukan oleh setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional dapat diperkuat, sehingga setiap negara berharap dapat bersaing dengan negara-negara maju dan besar. Semakin terintegrasinya negara-negara maka semakin terbuka (liberal) negara tersebut terhadap negara lain. Selain itu, integrasi dan kerjasama ekonomi dapat memperluas akses ke pasar sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara menjadi lebih tinggi lagi. Potensi integrasi ekonomi regional dalam upaya meningkatkan perdagangan antara mitra telah lama diakui dalam literatur perdagangan internasional (kemendag.go.id). Semakin terbuka dan terintegrasinya perdagangan antar negara juga didorong faktor eksternal seperti karena terikat ratifikasi perjanjian perdagangan antar negara, kawasan, atau bahkan yang bersifat global. Tekanan eksternal liberalisasi selain karena dorongan upaya regionalisasi yang terjadi pada akhir tahun 1980-an hingga pertengahan 1990-an juga karena keterikatan komitmen terhadap lembaga internasional (WTO, GATT, APEC) yang membawa semangat liberalisasi melalui penurunan kendala perdagangan (Kariyasa, 2003). Integrasi perdagangan dalam bentuk perdagangan bebas dan investasi telah berkembang pesat saat ini. Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) sebagai kekuatan ekonomi di wilayah Asia telah melakukan kerjasama 1
perdagangan bebas dengan berbagai region/negara di dunia, diantaranya adalah Cina, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Uni Eropa, UNDP dan sebagainya. Diharapkan dengan adanya kerjasama perdagangan bebas tersebut akan memberikan dampak positif serta keuntungan baik bagi ASEAN maupun negara-negara pertner. Liberalisasi menunjukkan intervensi pasar yang semakin berkurang sehingga liberalisasi dapat menggambarkan situasi pasar domestik yang semakin terbuka untuk produk-produk luar negeri. Percepatan perkembangan liberalisasi terjadi karena dukungan revolusi di bidang teknologi dan transportasi yang mengatasi kendala ruang dan waktu. Menurut pendapat sebagian pakar ekonomi, perdagangan antar negara sebaiknya dibiarkan secara bebas degan seminimal mungkin pengenaan tarif dan hambatan lainnya. Hal tersebut didasarkan argumen bahwa perdagangan yang lebih bebas akan memberikan manfaat bagi kedua negara pelaku dan bagi dunia, serta meningkatkan kesejahteraan yang lebih besar. Selain kesejahteraan juga akan meningkatkan kuantitas perdagangan dunia dan peningkatan efisiensi ekonomi. Namun, karena terdapat perbedaan penguasaan sumberdaya yang menjadi komponen pendukung daya saing, sebagian pakar yang lain berpendapat liberalisasi berpotensi menimbulkan dampak negatif karena mendorong persaingan pasar yang tidak sehat. Atas dasar itu maka muncul pandangan pentingnya upaya-upaya proteksi terhadap produksi dalam negeri dan kepentingan lainnya melalui pemberlakuan kendala dan hambatan perdagangan (Hardono, 2004). 2
Penelitian mengenai dampak liberalisasi perdagangan bagi suatu negara menemukan hasil yang berbeda. Di satu pihak ada yang menemukan bahwa liberalisasi perdagangan berdampak negatif. Di sisi lain ada yang menemukan bahwa liberalisasi perdagangan memberikan efek positif. Penelitian yang dilakukan oleh Tavi Supriana (2013) menunjukkan bahwa integrasi ekonomi ASEAN dan China melalui China ASEAN Free Trade Area (CAFTA) secara signifikan memiliki dampak negatif terhadap negara Philippines dan secara signifikan memiliki dampak positif untuk negara Singapore dan Malaysia. Penelitian yang dilakukan oleh Tham Siew Yean dan Andrew Kam Jia Yi (2014) menunjukkan bahwa liberalisasi perdagangan ASEAN dan India melalui ASEAN-India Free Trade Area secara signifikan menaikkan aliran perdagangan dan ASEAN mendapatkan dampak keuntungan ekspor yang lebih tinggi daripada India. Penelitian yang dilakukan oleh Indira M. Hapsari and Carlos Mangunsong (2006) menunjukkan bahwa liberalisasi perdagangan negara anggota ASEAN melalui ASEAN Free Trade Area (AFTA) memiliki dampak positif terhadap arus perdagangan antar negara anggota ASEAN dan memiliki dampak negatif terhadap negara non-anggota ASEAN. Henning Schaak (2015) menemukan bahwa ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) memiliki dampak negatif terhadap perdagangan agriculture internasional. Perkembangan peta baru geopolitik dan ekonomi Asia Pasifik saat ini dibentuk blok perdagangan berbasis wilayah. Jalur regional semakin dipilih sebagai jalur yang paling serius ditempuh banyak negara, terutama bila melihat bagaimana Amerika Serikat kini mendorong Trans Pacific Partnership (TPP) dan 3
Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement (RCEP) yang di dorong oleh ASEAN dan enam negara mitranya yaitu Australia, Cina, India, Jepang, Korean, dan Selandia Baru. RCEP yang didominasi oleh Cina dan TPP yang didominasi oleh US berpotensi menjadi sebuah kekuatan baru dunia (Burmansyah, 2014). ASEAN dan United States telah memulai kerjasama kemitraan sejak 1977 melalui Joint Vision Statement on ASEAN US Enhanced Partnership. US - ASEAN telah mendirikan dan menjadi mitra ekonomi. Kerjasama dan perjanjian dilakukan untuk meningkatkan perdagangan dan investasi antara United States dan ASEAN. US - ASEAN Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) yang ditandatangani pada tahun 2006 telah membuka peluang untuk melakukan perdagangan lebih lanjut dan hubungan komersial. TIFA menekankan pada pentingnya ekspor dan Foreign Direct Investment (FDI) didorong dari negara - negara ASEAN dalam jaringan produksi regional (usasean.org). Tahun 2009 US menandatangani ASEAN Connectivity for Trade and Investment (ACTI) yang telah memperkuat perdagangan dua arah dan investasi. Pada tahun 2012 US - ASEAN meluncurkan Expanded Economic Engagement (E3) untuk memperluas perdagangan dan investasi antara United States dan ASEAN. Tahun 2015 empat negara anggota ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Malaysia, Singapore, dan Vietnam adalah peserta dalam Trans Pacific Partnership (TPP) negosiasi perjanjian perdagangan (usasean.org). Lewis (2011) menyebutkan TPP merupakan strategi terbaik amerika serikat dalam 4
memantapkan peran untuk dirinya sendiri di Asia-Pasifik yang terintegrasi secara ekonomi. Berdasarkan Memorandum of Understanding, tujuan dari kerjasama US - ASEAN Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) antara lain untuk 1) memperdalam hubungan dan meningkatkan koordinasi antar peserta; 2) perluasan perdagangan dan investasi melalui pengurangan hambatan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan; 3) peningkatan investasi dalam rangka memajukan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, menciptakan lapangan kerja, perluasan perdagangan, mendorong kemajuan teknologi, dan peningkatan standar hidup; 4) memperkuat sistem perdagangan multilateral; 5) mempromosikan transparansi, good governance dan mencegah kegiatan yang melanggar hukum dalam perdagangan internasional dan investasi; 6) membentuk susunan kerangka perdagangan dan investasi antara peserta. Gambar 1.1 Investasi Langsung ASEAN dan US, 2001-2012 (miliar US$) Sumber : usasean.org Gambar 1.1 menunjukkan investasi langsung United States ke ASEAN dan investasi langsung ASEAN ke United States. Investasi dari US ke ASEAN 5
mengalami kenaikan rata - rata 9% tiap tahunnya, sedangkan investasi langsung ASEAN ke US mengalami kenaikan rata - rata 28% setiap tahunnya. ASEAN merupakan tujuan investasi US nomor satu di Asia. Investasi United States di ASEAN hampir 190 miliar US$ pada tahun 2012, naik dari 71 miliar US$ pada tahun 2001. Investasi US tersebut lebih besar di ASEAN dari pada pasar lainnya di Asia. Investasi US di ASEAN mengalami kenaikan 169% sejak tahun 2001, sedangkan investasi ASEAN di United States mengalami kenaikan 1400% dari 1.8 miliar US$ pada tahun 2001 menjadi 27.5 miliar US$ pada tahun 2012. Gambar 1.2 Ekpor ASEAN ke US dan Ekspor US ke ASEAN, 2001-2015 (miliar US$) Sumber : UNCOMTRADE (Data diolah) Gambar 1.2 menunjukkan ekspor ASEAN ke US dan ekspor US ke ASEAN. ASEAN merupakan pasar barang ekspor terbesar ke empat setelah Kanada, Meksiko dan China untuk United States, sedangkan US adalah 3 mitra dagang terbesar bagi ASEAN. Ekspor barang United States ke ASEAN meningkat 6
72% sejak tahun 2001 dari 43.8 miliar US$ menjadi sebesar 75 miliar US$ pada tahun 2015. Ekspor barang ASEAN ke US telah meningkat 113% sejak tahun 2001, dari 69 miliar US$ menjadi 146 miliar US$. Secara keseluruhan ekspor US ke ASEAN tahun 2001-2015 mengalami pertumbuhan rata-rata 5% setiap tahun, sedangkan ekspor ASEAN ke US mengalami pertumbuhan rata-rata 7% setiap tahun. Tantangan kedepan adalah akan menghadapi kerjasama yang lebih luas yaitu se-asia Pasifik yang dimulai dengan kerjasama Trans Pacific Partnership (TPP). Salah satu cara sebelum memutuskan untuk melakukan perjanjian perdagangan TPP, suatu negara perlu melihat bagaimana kondisi neraca perdagangannya dengan Amerika Serikat sebagai mother of country. Hal ini perlu diwaspadai sebelum suatu negara melakukan dan ikut perjanjian kerjasama yang akan membuat negara tersebut semakin liberal terhadap negara lain. Perlu diketahui bagaimana pengaruh dari liberalisasi yang telah terjadi di negara tersebut. Sehingga negara dapat melihat apakah akan mendapatan gain dari adanya kerjasama ekonomi dengan negara lain atau sebaliknya akan mengalami loss tinggi. Belum diketahui bagaimana pengaruh liberalisasi terhadap perdagangan ASEAN dan US, sehingga perlu dikaji bagaimana pengaruh dari liberalisasi perdagangan yang selama ini terjadi antara negara anggota ASEAN dengan negara USA. 1.2. Rumusan Masalah Penelitian Saat ini negara - negara mulai melakukan integrasi ekonomi. Berdasarkan teori heckscher ohlin perdagangan antar negara bertujuan untuk memperoleh 7
gains from trade. Tapi pada kenyataannya terdapat negara yang melakukan kerjasama perdagangan namun mengalami trade lost. Penelitian sebelumnya menunjukkan liberalisasi perdagangan ada yang menimbulkan dampak positif dan penelitian lain menunjukkan dampak negatif. ASEAN dan United States telah melakukan kerjasama perdagangan dan integrasi ekonomi sejak tahun 1997. Hubungan antara ASEAN dan US semakin liberal ditunjukkan dengan nilai ekspor dan FDI yang semakin meningkat apalagi setelah ditandatangani dan diimplementasikan kesepakatan ASEAN-US Trade and Investment Framework Agreement (TIFA). Tantangan kedepan adalah integrasi ekonomi yang semakin memperluas liberalisasi perdagangan. Integrasi yang saat ini sedang berlangsung yaitu Trans Pacific Partnership sebagai upaya dalam membentuk integrasi perdagangan se- Asia Pasifik. Belum diketahui bagaimana pengaruh liberalisasi perdagangan terhadap ekspor ASEAN dan ekspor US, sehingga diperlukan suatu analisis untuk melihat bagaimana pengaruh liberalisasi perdagangan negara ASEAN dengan US sebagai upaya dalam menghadapi perdagangan antara ASEAN dengan US yang semakin liberal. 1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh liberalisasi perdagangan ASEAN - US terhadap ekspor negara anggota ASEAN? 2. Bagaimana pengaruh liberalisasi perdagangan ASEAN - US terhadap ekspor US? 8
1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis bagaimana pengaruh liberalisasi perdagangan antara ASEAN - US terhadap ekspor ASEAN. 2. Menganalisis bagaimana pengaruh liberalisasi perdagangan antara ASEAN - US terhadap ekspor US. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian adalah: 1. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan bukti empiris pengaruh liberalisasi perdagangan antara United States dengan ASEAN terhadap ekspor negara anggota ASEAN dan ekspor terhadap negara United States itu sendiri. 2. Bagi pengambil kebijakan, bisa dijadikan sebagai salah satu pertimbangan sebelum menentukan apakah akan ikut bergabung dalam perjanjian Trans Pacific Partnership yang akan semakin meliberalisasi perdagangan di kawasan asia pasifik. Jika Donald Trump sebagai presiden terpilih US periode 2016 melanjutkan perjanjian Trans Pacific Partnership. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada liberalisasi ekonomi yang diukur dengan rasio openness (ekspor + impor / GDP riil negara) terhadap total ekspor negara anggota ASEAN ke US dan melihat total ekspor negara US ke ASEAN. Rentang waktu penelitian yaitu tahun 2006 sampai 2015, tepat pada saat ditandatanganinya MoU kejasama TIFA yang bertujuan 9
untuk meningkatkan perdagangan dan investasi antara negara anggota ASEAN dengan US. Penelitian ini untuk melihat bagaimana pengaruh liberalisasi perdagangan antara ASEAN dan US sebagai salah satu usaha melihat gambaran dampak perdagangan dalam menghadapi perdagangan yang semakin liberal lagi yaitu Trans Pacific Partnership. 1.7. Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dengan sistematika 5 (lima) Bab yang terdiri dari: BAB I : PENDAHULUAN Menguraikan latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Menguraikan data penelitian, metode analisis dan model pada penelitian. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Menguraikan hasil analisis dari pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Hasil analisis Regresi panel data akan disajikan dalam bab ini. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Menjelaskan ringkasan hasil analisis penelitian. Selain itu saran - saran yang berkaitan dengan integrasi ekonomi antar negara - negara. 10