I. PENDAHULUAN. bagaimana keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, sementara itu
|
|
- Teguh Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada dua tantangan besar yang dihadapi lndonesia saat ini, yaitu bagaimana keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, sementara itu kita juga harus mencermati globalisasi ekonomi yang tentunya akan besar pengaruhnya pada masa yang akan datang. Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini telah mengarah pada tatanan hubungan ekonomi secara global, dimana sistem perekonomian dunia akan bercirikan 'ekonomi tanpa batas teritorial negara' diikuti dengan makin terkikisnya berbagai bentuk hambatan ekonomi (Ruru, 1996). lndonesia telah ikut serta dalam sistem tersebut setelah menandatangani Kesepakatan Umum Tarif dan Perdagangan Multilateral GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) melalui WTO yang akan diimplementasi pada tahun Disamping itu lndonesia telah menandatangani deklarasi APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) tentang sistem perdagangan bebas dan investasi yang berlaku secara penuh bagi negara maju pada tahun 2010 dan tahun 2020 bagi negara berkembang, serta kesepakatan perdagangan bebas dilingkungan negara-negara ASEAN yaitu AFTA (ASEAN Free Trade Area) yang berlaku pada tahun Bahkan dalam perkembangan terakhir implementasi AFTA dimajukan menjadi tahun 2002, artinya tarif semua produk yang termasuk dalam inclusion list harus dibawah 5% pada tahun tersebut, dan kesepakatan penghapusan tarif untuk semua produk
2 dikawasan ini untuk enam negara termasuk Indonesia, sudah dimulai semenjak tahun 2010 dipercepat dari jadual semula yaitu Sementara itu negara Indonesia saat ini sedang dilanda krisis moneter semenjak pertengahan tahun 1997 yang ditandai dengan merosotnya nilai tukar Rupiah serta guncangan besar pada sektor perbankan, dan kemudian meluas ke krisis ekonomi yang ditandai dengan meningkatnya inflasi, turunnya aggregate demand terutama dari faktor investasi, sehingga terjadi penurunan yang tajam pada pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya berdampak serius terhadap lapangan kerja serta menimbulkan pengangguran yang cukup besar. Sebenamya krisis ini walaupun dengan kadar lebih rendah juga melanda negara-negara ASEAN lainnya terutama Thailand, Malaysia dan Philipina, lalu menjalar ke wilayah Asia Timur yaitu Korea Selatan bahkan Jepang sekalipun. Diperkirakan dalam jangka menengah dan panjang kesulitan akan dialami negara-negara Asia Timur seperti Korea Selatan dan Jepang karena kegiatan ekonominya terutama investasi, impor dan ekspor terkait erat dengan ekonomi ASEAN. Krisis ekonomi ini akan mempengaruhi tidak hanya perdagangan internasional Indonesia, tetapi juga perdagangan intra dan antar kawasan ASEAN, Asia Timur bahkan ke Asia Pasifik dan kawasan lainnya. Terlepas dari itu perubahan lingkungan global dalam perdagangan baik barang * maupun jasa dan investasi merupakan tantangan ekstemal yang makin serius dan pasti. Semenjak pembentukan WTO (World Trade Organization) pada Januari 1995, organisasi ini terus
3 bergerak membahas akses pasar berbagai komoditi barang dan jasa. APEC bahkan memasuki tahap kesepakatan yang makin spesifik walaupun tetap menggunakan WTO sebagai referensi, dan pada pertemuan Vancouver 1997 telah mencapai kesepakatan 'early voluntary sectoral liberalization1 terhadap 9 sektor. Dilain pihak krisis ekonomi di ASEAN yang semula diperkirakan akan mempengaruhi implementasi pasar bebas AFTA, ternyata tidak demikian malah waktu implementasi justru disepakati untuk dipercepat. Bagi lndonesia sendiri perdagangan bebas mempunyai arti bahwa arus komoditi perdagangan dan investasi menjadi semakin bebas dari dan ke lndonesia serta negara lainnya, tanpa harus berhadapan dengan hambatan tariflnon-tarif atau kebijakan-kebijakan yang berbau proteksionis. Peranan perdagangan internasional sendiri saat ini begitu dominan dalam mempengaruhi perekonomian dunia. Semakin banyak negara saat ini yang menganut sistem ekonomi terbuka, dimana mereka sangat tergantung pada aktifitas ekspor dan impor. Dari data World Bank pada tahun 1993, ditemukan bahwa pada 66 negara tertentu proporsi ekspor mencapai sekitar 35% dari PDB mereka masing-masing, mencapai 25% - 34% di 31 negara lainnya, dan mencapai proporsi 20% - 24% di 26 negara lainnya. Berarti situasi ekonomi terbuka ini sudah merasuk lebih dari separuh negara didunia. Perkembangan perdagangan dunia secara keseluruhan bahkan memperlihatkan pertumbuhan yang cukup drastis (Garnaut, 1998). Bila pada tahun 1965 rasio ekspor dunia terhadap GDP
4 dunia adalah 3.3%, maka ini meningkat menjadi 10.2% (1975), 14% (1 985), dan 17% pada tahun lndonesiapun mengikuti kecenderungan global ini apabila kita melihat data ekspor negara kita yang baru bernilai US$7.2 miliar (constant 1995 price) pada I 965, dan kemudian berkembang menjadi US$11.4 miliar (1975), US$16.5 miliar (1985), dan US$45.4 miliar pada tahun Dampak liberalisasi perdagangan pada perekonomian suatu negara tidaklah sama. Devaragan dan Lewis (1990) menunjukkan bahwa dengan adanya perubahan term of trade pada negara-negara Afrika telah menimbulkan efek pendapatan yang menyebabkan pada peningkatan barang untuk kebutuhan domestik (baik dari yang dihasilkan sendiri maupun impor), namun karena kecenderungan impornya lebih tinggi maka menyebabkan bertambah buruknya Balance of Trade yang selanjutnya akan mengakibatkan bertambah buruknya defisit anggaran pemerintah sehingga menyebabkan adanya peningkatan pinjaman asing. Aggarwal dan Agmon (1 990) menunjukkan bahwa justru negara yang melakukan investasi asing di negara berkembang yang menikmati sukses, tetapi manfaatnya bagi negara berkembang masih menjadi pertanyaan. Daly (1993), secara ekstrim berhipotesis ketidak sahihan asumsi bahwa perdagangan internasional dengan strategi investasi asing akan menguntungkan negara pasangannya. Namun disisi lain Bhagwati (1 993) dengan menganut teori Hecksher-Ohlin berpendapat bahwa perdagangan bebas akan menguntungkan kedua belah pihak. Holst dan Melo (1991), menunjukkan
5 bahwa dengan memberlakukan liberalisasi perdagangan ternyata Korea mampu meningkatkan pertumbuhan GNP nya. Studi-studi empirik yang telah dilakukan secara umum mendukung konsep bahwa perdagangan bebas akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara aggregate, namun diakui pula bahwa manfaat yang diterima setiap negara tidaklah sama, ada yang lebih diuntungkan atau sebaliknya. Hal ini dapat dimengerti mengingat perdagangan dunia diyakini berperan besar dalam meningkatkan kemakmuran global, berarti bahwa hal-ha1 yang menghambat peningkatan volume perdagangan dunia akan menurunkan kesejahteraan masyarakat (Mulyono, 1997). Perdebatan yang masih terus berlangsung mengenai dampak liberalisasi perdagangan tersebut telah menimbulkan pendapat-pendapat aliran optimistik dan pesimistik bagi negara berkembang. Perbedaan pendapat ini mungkin dikarenakan adanya perbedaan struktur ekonomi pada negara-negara yang ditinjau, sehingga dapat memberikan hasil yang berbeda. Mengingat sifat perekonomian lndonesia yang terbuka, perkembangan dunia intemasional akan sangat mempengaruhi pertumbuhan kinerja perekonomian Indonesia. Perubahan lingkungan ekonomi eksternal dengan terbentuknya blok-blok ekonomi dan perdagangan tentunya akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Namun disisi lain, struktur perekonomian lndonesia yang masih banyak diproteksi pemerintah, akan menimbulkan permasalahan tersendiri bagi pemerintah lndonesia dalam era liberalisasi perdagangan. Oleh
6 karenanya kebijakan makroekonomi lndonesia di masa datang harus pula memperhatikan dampak eksternal dunia yang disesuaikan dengan permasalahan domesti k. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dianggap penting untuk mengkaji dampak liberalisasi perdagangan terhadap kinerja ekonomi Indonesia, khususnya dalam sektor perdagangan lndonesia dengan negara-negara lainnya. Penelitian ini dirasa perlu dan hasil yang diperoleh diharapkan dapat memberi masukan-masukan bahkan menjadi dasar bagi kebijakan makroekonomi dan perdagangan lndonesia di masa mendatang. 1.2 Perurnusan Masalah Struktur perekonomian lndonesia apabila dilihat dari sektor produksi pada seluruh sektor masih ditandai dengan banyaknya proteksi yang dilakukan oleh pemerintah. Apalagi proteksi yang cukup tinggi justru diberikan terhadap industri-industri besar yang notabene adalah industriindustri hulu, sehingga banyak industri hilir mengalami kemerosotan daya saing global. Hal ini tidak terlepas berkaitan dengan strategi substitusi impor yang diterapkan lndonesia (Silaiahi, 1996), sehingga pemerintah memberikan berbagai perlindungan terhadap industri dalam negeri, mulai dari tax holiday, perlindungan tarif dan nontarif, sampai kemudahan finansial seperti kredit ekspor. Sementara itu kita tahu bahwa berbagai proteksi tersebut menyebabkan industri kita menjadi tidak efisien menurut ukuran internasional. Padahal kita mengetahui bahwa semenjak awal tahun
7 1980-an, dimana era bonanza minyak telah lewat, pemerintah telah bekerja keras untuk menciptakan kekuatan-kekuatan baru yang dapat berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini hanya dapat dicapai melalui peningkatan ekspor non-migas, dan untuk itu diperlukan suatu industri Indonesia yang lebih efisien dan mampu bersaing. Memang setelah krisis pada tahun ketika anjloknya harga minyak bumi, telah memaksa pemerintah untuk mereformasi sektor perdagangan melalui strategi ekspansi ekspor khususnya ekspor nonmigas. Salah satu kebijakan yang diambil adalah dengan menurunkan proteksi perdagangan, diantaranya telah berhasil menurunkan tingkat tarif nominal rata-rata dari 27% (1985) menjadi 20% pada tahun 1990, dan Real Effective Rate of Protection (RERP) rata-rata untuk sektor manufaktur juga dapat direduksi dari 63% (1987) menjadi 15% pada tahun 1995 (Darwanto, 1997). Semenjak pertama kali dikeluarkan pada tahun 1983 sampai pada Juli 1997 tercatat telah ada 18 paket deregulasi perdagangan dan investasi dalam rangka memperbaiki kinerja perdagangan Indonesia. Dan hasil positif sudah mulai terlihat sejak tahun anggaran dimana penerimaan dari Migas sudah dilampaui penerimaan dari Non-Migas (termasuk sektor perpajakan), walaupun kontribusi dari ekspor non-migas sendiri masih relatif kecil. Surplus Neraca Perdagangan selama ini disebabkan oleh surplus perdagangar) migas, sedangkan neraca perdagangan non-migas selalu negatif. Namun pada tahun 1993 neraca perdangangan non-migas mulai surplus dan diharapkan akan terus meningkat menyongsong era liberalisasi.
8 Setelah diterapkannya reformasi di sektor perdagangan ini, performansi kinerja perdagangan Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup berarti (lihat Tabel 1 ). Tabel 1. Beberapa lndikator Ekonomi setelah Reformasi Perdagangan lndi kator (%/tahun) Pertumbuhan GDP Pertumbuhan Total lmpor Pertumbuhan Total Ekspor Pertumbuhan Ekspor Manufaktur Ekspor Manufaktur/lotal Ekspor Sumber : Biro Pusat Statistik Selain lingkungan internal tentunya kita perlu mencermati perkembangan yang terjadi dalam lingkungan eksternal. Apakah liberalisasi perdagangan yang ditandai dengan pengurangan bahkan penghapusan proteksi tersebut dapat memberikan manfaat bagi perekonomian Indonesia secara menyeluruh khususnya dapat meningkatkan kinerja perdagangan internasional kita dimasa yang akan datang. Pada tahun 1993 ketika Uruguay Round rnendekati tahap akhir penyelesaian, terbersit harapan cukup besar bahwa negara-negara miskin dan berkembang akan memperoleh rnanfaat yang paling besar dengan diberlakukannya liberalisasi perdagangan. Namun menjelang peralihan abad ini, pendapat diatas mulai diragu kan, terbukti dengan masi h banyaknya masalah yang di hadapi negara-negara berkembang. Mereka banyak ditekan untuk lebih cepat
9 membuka pasar, sementara itu mereka tidak cukup memperoleh informasi dan kurang mampu bernegosiasi secara efektif, sehingga dalam mengimplementasikan kesepakatan-kesepakatan mereka tidak mendapatkan hasil yang optimal. Dalam studinya Hertel (1996) memperkirakan bahwa pada tahun 2005 ketika kesepakatan Uruguay dapat diimplementasikan secara lengkap, maka negara-negara miskin dan berkembang adalah negara-negara yang paling kecil memperoleh manfaat dari kesepakatan tersebut. Memang secara umum konsep perdagangan bebas diakui akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara aggregate, namun masalahnya adalah bahwa manfaat yang diterima setiap negara tidaklah sama, ada yang lebih diuntungkan atau sebaliknya. Kecurigaan mulai muncul bahwa liberalisasi perdagangan akan lebih menguntungkan bagi negara-negara maju, dan respons dari negara-negara berkembang mulai tampak, terbukti dengan kuatnya penolakan terhadap berbagai usulan negara maju mengenai putaran perundingan perdagangan pada Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO ketiga di Seattle beberapa waktu yang lalu. Berdasarkan latar belakang perekonomian Indonesia seperti yang telah dikemukakan dan adanya kecenderungan liberalisasi perdagangan dimasa mendatang, maka perlu dikaji beberapa permasalahan berikut : 1. Bagaimana perilaku komponen-komponen makroekonomi Indonesia dalam konteks ekonomi terbuka dimana pengaruh perdagangan cukup dominan.
10 2. Bagaimana kinerja ekonomi lndonesia di masa yang akan datang setelah diterapkannya liberalisasi perdagangan. 3. Bagaimana dampak alternatif kebijakan domestik maupun perubahan faktor eksternal terhadap kinerja ekonomi lndonesia pada periode setelah dimulainya reformasi di sektor perdagangan. 1.3 Tujuan Penelitian Seperti yang telah dikemukakan dalam perumusan masalah, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengevaluasi serta meramalkan kinerja ekonomi lndonesia akibat diterapkannya liberalisasi perdagangan serta beberapa kebijakan domestik, melalui pengembangan suatu model makroekonomi. Secara spesifik tujuannya adalah : 1. Membangun suatu model makroekonomi lndonesia yang dapat dimanfaatkan untuk menganalisis dan menjelaskan kinerja ekonomi lndonesia dalam konteks ekonomi terbuka. 2. Menganalisis dampak liberalisasi perdagangan unilateral terhadap kinerja ekonomi lndonesia di masa yang akan datang. 3. Mengevaluasi berbagai alternatif kebijakan domestik maupun pengaruh perubahan faktor eksternal terhadap kinerja ekonomi Indonesia. 1.4 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Liberalisasi perdagangan dapat diartikan sebagai pembebasan atau penurunan tarif impor, pajak ekspor, subsidi, atau hambatan-hambatan
11 non-tarif lainnya. Liberalisasi perdagangan dapat dilakukan secara sepihak saja oleh negara tertentu (unilateral), atau dapat dilakukan oleh kedua belah pihak negara yang berdagang (bilateral). Karena keterbatasan data dari negara-negara mitra dagang Indonesia, maka penelitian ini hanya menangkap fenomena liberalisasi yang dilakukan pihak Indonesia saja. Berarti hasil analisis dampak liberalisasi perdagangan lebih disebabkan oleh pengurangan atau penghapusan proteksi dari pihak Indonesia, dan mungkin saja akan memberikan hasil berbeda bila kebijakan tersebut juga dilakukan oleh negara-negara mitra dagang Indonesia. Dalam kajian ini hambatan atau proteksi tersebut diwakili oleh sekeranjang kebijakan, yang didekati melalui perbedaan harga yang terjadi antara harga dunia dengan harga ekspor ke setiap negara tujuan ekspor, atau perbedaan harga dunia dengan harga impor dari setiap negara asal impor, untuk setiap komoditi. Sedangkan komoditi yang dikaji terdiri dari tiga belas komoditi ekspor dan empat komoditi impor. Pemilihan jenis komoditi berdasarkan pertimbangan ketersediaan data time series yang cukup panjang, serta besarnya peranan komoditi tersebut dalam perdagangan Indonesia. Dengan meratifikasi kesepakatan-kesepakatan liberalisasi tentunya akan berpengaruh terhadap komponen-komponen perdagangan luar negeri. palam menganalisis dampak liberalisasi perdagangan terhadap kinerja ekonomi Indonesia ini, sebagai indikator makro ekonomi dibatasi lebih pada aspek-aspek yang terkait dengan perdagangan Indonesia.
12 Kinerja ekonomi diwakili melalui indikator makro ekonomi sebagai berikut : (a) Pertumbuhan ekonomi yang diperlihatkan melalui perubahan Produk Domestik Bruto, Kenaikan Investasi, dan Neraca Perdagangan; (b) Stabilitas ekonomi yang diperlihatkan melalui perubahan Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Inflasi. Sedangkan model Makroekonometrika yang dikembangkan menitikberatkan pada sisi aggregate demand (pendekatan sisi Pengeluaran), dengan tidak mengupas lebih jauh sisi aggregate supply (pendekatan sisi Produksi). Pertimbangan yang mendasarinya adaiah bahwa secara teoritis kedua pendekatan tersebut menghasilkan besaran pendapatan nasional yang sama, dan penelitian ini ingin mengkaji lebih jauh fenomena perdagangan yang dicerminkan melalui ekspor dan impor Indonesia dengan negara-negara mitranya, dimana ha1 tersebut sudah dapat ditangkap dari sisi aggregate demand. Disamping itu kompleksnya sektor produksi serta kendala ketersediaan data menyebabkan penelitian ini tidak melibatkan sisi aggregate supply secara mendetail. Dengan demikian perhitungan Produk Domestik Bruto dilihat dari sisi Pengeluaran Nasional yang terdiri dari komponen-komponen Konsumsi Masyarakat, lnvestasi Swasta, Pengeluaran Pemerintah, Ekspor, dan Impor. Sementara itu data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data time series tahunan, dengan periode dari tahun 1968 s/d 1996.
Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia. dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan : 1. Dari pembahasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dua dasawarsa terakhir perkembangan perekonomian dunia telah mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1) mulai bergesernya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak kepada ketatnya persaingan, dan cepatnya perubahan lingkungan usaha. Perkembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh karena itu, kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Di banyak negara, perdagangan internasional
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare) tidak bisa sepenuhnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. khususnya yang dihasilkan dari industri agro perlu dianalisis, dipahami
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin liberalnya perdagangan dunia akan menuntut peningkatan daya saing produk Indonesia di pasar global. Kemampuan bersaing produk Indonesia khususnya yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Negara-negara di seluruh dunia saat ini menyadari bahwa integrasi ekonomi memiliki peran penting dalam perdagangan. Integrasi dilakukan oleh setiap negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri jasa konstruksi memiliki arti penting dan strategis dalam pembangunan nasional mengingat industri jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Liberalisasi perdagangan mulai berkembang dari pemikiran Adam Smith
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Liberalisasi perdagangan mulai berkembang dari pemikiran Adam Smith yang mengusung perdagangan bebas dan intervensi pemerintah yang seminimal mungkin. Kemudian paham
Lebih terperinciRESUME. Liberalisasi produk pertanian komoditas padi dan. biji-bijian nonpadi di Indonesia bermula dari
RESUME Liberalisasi produk pertanian komoditas padi dan biji-bijian nonpadi di Indonesia bermula dari penandatanganan Perjanjian Pertanian (Agreement on Agriculture/AoA) oleh pemerintahan Indonesia yaitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan orientasi yaitu dari orientasi peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia diestimasikan akan mengalami tantangan baru di masa yang akan datang. Di tengah liberalisasi ekonomi seperti sekarang suatu negara akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 (Business&Economic Review Advisor, 2007), saat ini sedang terjadi transisi dalam sistem perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perjalanan waktu yang penuh dengan persaingan, negara tidaklah dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan penduduknya tanpa melakukan kerja sama dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan nasional. Menurut data Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada awal setiap tahun anggaran, pemerintah Indonesia selalu menetapkan
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada awal setiap tahun anggaran, pemerintah Indonesia selalu menetapkan indikator makroekonomi yang menjadi target untuk dicapai tahun berjalan. Indikator makroekonomi
Lebih terperinciBab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1
Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1 Pengertian Globalisasi Globalisasi: Perekonomian dunia yang menjadi sistem tunggal yang saling bergantung satu dengan yang lainnya Beberapa kekuatan yang digabungkan menyulut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional
Lebih terperinciBAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang
Lebih terperinciBab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5
Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5 1 PENGERTIAN GLOBALISASI Globalisasi: Perekonomian dunia yang menjadi sistem tunggal yang saling bergantung satu dengan yang lainnya Beberapa kekuatan yang digabungkan
Lebih terperinci: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan
Judul Nama : Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan NIM : 1306105127 Abstrak Integrasi ekonomi merupakan hal penting yang perlu
Lebih terperinciHUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI
HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 1980-2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah
17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua hambatanhambatan
Lebih terperinciBAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN
BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN Disepakatinya suatu kesepakatan liberalisasi perdagangan, sesungguhnya bukan hanya bertujuan untuk mempermudah kegiatan perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda indonesia pada tahun 1998 menunjukkan nilai yang positif, akan tetapi pertumbuhannya rata-rata per
Lebih terperinciPerekonomian Suatu Negara
Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan penerimaan negara terbesar yang dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan salah satunya untuk pembangunan nasional. Perubahan yang semakin
Lebih terperinci2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin maju ini ada banyak isu-isu yang berkembang. Bukan hanya isu mengenai hard power yang menjadi perhatian dunia, tetapi isu soft
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.
ABSTRAK Indonesia telah menjalankan kesepakan WTO lewat implementasi kebijakan pertanian dalam negeri. Implementasi kebijakan tersebut tertuang dalam deregulasi (penyesuaian kebijakan) yang diterbitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya, pertumbuhan ekonomi dapat dirangsang oleh perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin pertumbuhan, pertumbuhan dipimpin
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010
PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,
Lebih terperinciKRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA
KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun
Lebih terperinciASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.
ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B. Outline Sejarah dan Latar Belakang Pembentukan AFTA Tujuan Strategis AFTA Anggota & Administrasi AFTA Peranan & Manfaat ASEAN-AFTA The
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah salah satu komponen penting yang dapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional adalah salah satu komponen penting yang dapat memajukan perekonomian suatu negara, seperti di Indonesia. Sebagai salah satu negara yang berkeinginan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan. merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Karena penduduk bertambah terus menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciAnalisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI
Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau keuangan yang melumpuhkan sendi-sendi perekonomian berbagai negara di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah krisisi finansial atau keuangan digunakan untuk berbagai situasi dengan berbagai institusi atau aset keuangan yang kehilangan sebagian besar nilai mereka. Pada
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. usaha yang mengandalkan bahan baku impor dan pasar dalam negeri
1. PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Perturnbuhan perekonomian Indonesia sampai pertengahan tahun 1990an menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Hal ini ditandai dengan perturnbuhan produk domestik bruto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan tidak sekedar di tunjukan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian kearah yang lebih baik. (Mudrajad,2006:45)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini adalah sangat lambat. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Salah satunya adalah terjadinya krisis di Amerika.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi menggambarkan suatu dampak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus
Lebih terperinciVII. SIMPULAN DAN SARAN
VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu kondisi utama bagi kelangsungan ekonomi di Indonesia atau suatu negara, sehingga pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Liberalisasi perdagangan kini telah menjadi fenomena dunia. Hampir di seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok perdagangan bebas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara didukung oleh adanya suntikan dana dari pihak pemerintah baik melalui Lembaga Keuangan Bank (selanjutnya disingkat menjadi LKB) ataupun Lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan aspek yang sangat penting dalam. perekonomian setiap Negara di dunia. Tanpa adanya perdagangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan aspek yang sangat penting dalam perekonomian setiap Negara di dunia. Tanpa adanya perdagangan internasional, kebutuhan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penuh patriotisme, Indonesia berusaha membangun perekonomiannya. Sistem perekonomian Indonesia yang terbuka membuat kondisi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinamika perekonomian Indonesia telah melewati berbagai proses yang begitu kompleks. Semenjak Indonesia mengecap kemerdekaan melalui perjuangan yang penuh patriotisme,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan fiskal pemerintah. Pada dasarnya, kebijakan fiskal mempunyai keterkaitan yang erat dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah
PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah tumbuh dengan pesat dan memainkan peranan penting dan strategis dalam perekonomian global. Meningkatnya
Lebih terperinciVIII. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dalam periode September Oktober 2009 terbukti telah terjadi
329 VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan 1. Dalam periode September 1994 - Oktober 2009 terbukti telah terjadi banjir impor bagi komoditas beras, jagung dan kedele di Indonesia, dengan tingkat tekanan
Lebih terperinciV. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses
115 V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Petumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan proses perubahan PDB dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses
Lebih terperinciInternational Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA
Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,
BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan secara terbuka dan lebih meluas ke negara-negara lain. Keterbukaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globlisasi perdagangan telah mendorong setiap negara untuk melakukan perdagangan secara terbuka dan lebih meluas ke negara-negara lain. Keterbukaan perdagangan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Tragedi serangan teroris ke gedung World Trade Center (WTC) Amerika
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tragedi serangan teroris ke gedung World Trade Center (WTC) Amerika pada tanggal 1 I September 2001, tampaknya akan mengubah tatanan ekonomi dan pasar global yang dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap hubungan kerjasama antar negara. Hal ini disebabkan oleh sumber daya dan faktor produksi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah tidak bisa berjalan sendiri karena dibutuhkan biaya yang sangat besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan disegala bidang harus terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. waktu belakangan ini memicu tingginya integrasi ekonomi pada negara-negara di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian global yang semakin pesat dalam kurun waktu belakangan ini memicu tingginya integrasi ekonomi pada negara-negara di dunia. Struktur
Lebih terperinci5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Simulasi Model Pertumbuhan kegiatan kepariwisataan di Indonesia yang dikaitkan dengan adanya liberalisasi perdagangan, dalam penelitian ini, dianalisis dengan menggunakan model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi bagi negaranya. Dewasa ini, salah satu syarat penting untuk mencapai kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam Iaju yang semakin pesat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan disegala bidang harus terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah tidak bisa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penganut sistem perekonomian terbuka yang tidak terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional yang dilakukan oleh
Lebih terperinci