BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang perbankan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Tingkat kesehatan bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia (Riyadi, 2004:149). Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis 5 aspek, yaitu Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity. Aspek-aspek tersebut kemudian dinilai dengan menggunakan rasio keuangan sehingga dapat menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan (Kasmir, 2008:273). Aspek capital (permodalan) dapat dinilai melalui Capital Adequacy Ratio (CAR), aspek assets dinilai dengan Non Performing Loan (NPL), aspek earning meliputi Return On Asset (ROA), Net 1
Interest Margin (NIM), dan BOPO, sedangkan aspek likuiditas meliputi Loan to Deposit Ratio (LDR). Untuk bisa menjaga kepercayaan masyarakat, maka bank harus menjaga kinerja keuangannya. Kinerja keuangan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam bentuk persentase atau kali (Riyadi,2003:155). Rasio Profitabilitas merupakan salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memperoleh laba, atau dengan kata lain profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk mengukur kinerja suatu bank. Return On Assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Profitabilitas 2
merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan/memperoleh laba secara efektif dan efisien. Profitabilitas yang digunakan adalah ROA karena dapat memperhitungkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan income. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya, 2009:118). Nilai ROA dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya. Dimana faktor-faktor ini juga dapat digunakan dalam penilaian kinerja maupun laba yang diperoleh bank seperti Loan to Deposit Ratio, Net Interest Margin dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional. Variabel yang digunakan dalam penilaian aspek likuiditas adalah LDR. Teori yang ada dimana hubungan antara LDR dan ROA seharusnya adalah berbanding lurus, dimana setiap kenaikan LDR akan diikuti kenaikan Return On Assets (ROA). Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio keuangan yang didapat dari hasil memperbandingkan total kredit yang disalurkan dengan total dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun. sedangkan risiko pasar dapat diukur dengan suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut, selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman yang dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin atau NIM. Net Interest Margin (NIM) adalah pendapatan bank yang didapat dari bunga pinjaman yang disalurkan kepada masyarakat. Jika kredit yang disalurkan kepada 3
masyarakat banyak, maka otomatis akan menaikkan jumlah Net Interest Margin (NIM) dan pendapatan bersih bank itu sendiri yang akan berdampak positif terhadap laba dan profitabilitas bank tersebut. Namun ada yang menilai bahwa semakin besar NIM, justru akan berkurang efisiensi bank tersebut yang pada akhirnya akan berdampak terhadap rendahnya kinerja keuangan bank. Jadi tidak heran jika NIM (Net Interest Margin) perbankan nasional tergolong tinggi yaitu mencapai 5,8 persen per desember 2010, padahal Negara ASEAN lainnya tidak sebesar itu. Rasio BOPO mencerminkan tingkat efisiensi perbankan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Hal ini sesuai dengan teori yang ada, dimana jika rasio BOPO menurun, maka seharusnya ROA mengalami kenaikan. Jika BOPO semakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan (perbankan) semakin meningkat atau membaik (Riyadi, 2004:141) Tabel 1.1 DATA ROA, LDR, NIM dan BOPO (Tahun 2010-2012) Tahun BANK ROA LDR NIM BOPO 2010 BNI 2,5 70,2 5,8 76,0 BRI 4,64 75,17 10,77 72,6 MANDIRI 3,4 67,6 5,3 42,4 2011 BNI 2,9 70,4 6,0 72,6 BRI 3,73 80,88 9,14 77,66 MANDIRI 3,4 74,1 5,5 41,6 2012 BNI 2,9 77,5 5,9 71,0 BRI 4,18 79,93 10,8 72,65 MANDIRI 3,5 80,1 5,5 45,5 Sumber: Laporan Keuangan masing-masing bank (Data diolah) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ROA pada bank Pemerintah secara umum mengalamin fluktuasi kenaikan dari tahun 2010-2012. Pada tahun 2010 ROA Bank BNI mengalami kenaikan pada posisi 2,5% yang semula 2,47 %. Pada 4
tahun 2011 mengalami kenaikan 2,9 % cukup tinggi tetapi pada tahun 2012 nilai ROA tidak mengalami penurunan dan kenaikan. Untuk BRI nilai ROA mengalami kenaikan yang cukup banyak 4,64 % tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan drastis hingga mencapai 3,73 % yang terindikasi penurunan kinerja Bank BRI yang disebabkan turunnya minat dan tingkat pendapatan masyarakat. Namun pada tahun 2012 Bank BRI membenahi diri atas kinerja keuanganya sehingga menaikkan nilai ROA menjadi 4,18. Sedangkan Bank Mandiri Mengalami kenaikan pada tahun 2012 yaitu 3,5 % dari tahun 2010 dan 2011, dimana kenaikan nilai ROA tidak mengalami kenaikan yang cukup tinggi yang terindikasi diakibatkan kurangnya pencairan kredit dikarenakan bunga kredit yang tinggi. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi Profitabilitas suatu bank, diantaranya adalah. Mawardi (2005) yang menganalisis Pengaruh efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), modal (CAR) terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum yang beroperasi di Indonesia yang mempunyai total aset kurang dari 1 triliun rupiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi operasi (BOPO) dan risiko kredit (NPL) terhadap kinerja keuangan (ROA) menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan, sedangkan risiko pasar (NIM) menunjukkan pengaruh positif dan modal (CAR) yang tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA). Sedangkan Sudiyatno (2010) melakukan analisis mengenai pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), BOPO, CAR, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2005-5
2008. Variabel yang digunakan yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), BOPO, CAR, LDR, dan ROA. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Berarti semakin banyak dana pihak ketiga yang bisa dihimpun bank, maka semakin tinggi kinerja bank (ROA). Biaya operasi (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Berarti semakin tinggi biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank, maka akan menurunkan pendapatan operasional bank, sehingga kinerja bank (ROA) turun.capital Adecuacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Berarti semakin tinggi modal yang ditanam atau diinvestasikan dibank, semakin tinggi kinerja bank (ROA) Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Adanya perbedaan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu tersebut membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh LDR, NIM dan BOPO terhadap ROA. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul Analisis Pengaruh Loan to Defosit Ratio, Net Interest Margin dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional Terhadap Profitabilitas Perbankan pada Bank Pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012. 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah formulasi dugaan adanya kesenjangan yang berasal dari latar belakang yang bercirikan dalam bentuk tanya. Untuk itu dalam 6
penyusunan penelitian ini, dirumuskan masalah sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan seperti : 1. Apakah Loan to Deposit Ratio(LDR) berpengaruh terhadap Profitabilitas Perbankan (ROA) pada Bank Pemerintah? 2. Apakah Net Interest Margin (NIM) berpengaruh terhadap Profitabilitas Perbankan (ROA) pada Bank Pemerintah? 3. Apakah Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Profitabilitas Perbankan (ROA) pada Bank Pemerintah? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Sehubungan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh Loan to Deposit Ratio (Tingkat Likuiditas), Net Interest Margin (Tingkat Suku Bunga Pasar) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Perbandingan antara Biaya dengan Pendapatan) berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas (ROA) pada Bank Pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti diharapkan bahwa dengan melakukan penelitian ini peneliti dapat menambah pengetahuan tentang topik yang diteliti. Serta menambah 7
wawasan tentang perbankan terutama mengenai Loan to Deposit Ratio, Net Interest Margin dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Nasional. 2. Bagi Investor dan Perbankan, yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memprediksi dan mengambil keputusan. 3. Bagi Akademis, menambah sebuah referensi dari bukti empiris tentang pengaruh tingkat likuiditas, tingkat suku bunga pasar dan tingkat biaya dengan pendapatan operasional terhadap tingkat profitabilitas pada bank pemerintah yang terdaftar di BEI. 8