PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler Abstrak Oleh Sri Rikani Natalia Br Sitepu, Rd. HerySupratman, Abun FakultasPeternakanUniversitasPadjajaran e-mail: nataliasririkani@yahoo.com Penelitian telah dilaksanakan di laboratorium ternak unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Sumedang pada bulan Februari 2012 Maret 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan imbangan energi dan protein ransum yang menghasilkan nilai kecernaan bahan kering dan protein yang optimal pada ayam broiler. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan (P 1 = Energi 3200 Kkal/kg dan protein 18%, P 2 = Energi 3000 Kkal/kg dan protein 18%, P 3 = Energi 3200 Kkal/kg dan protein 20%, P 4 = Energi 3000 Kkal/kg dan protein 20%, P 5 = Energi 3200 Kkal/kg dan protein 22%, dan P 6 = Energi 3000 Kkal/kg dan protein 22%) dan setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbangan energi dan protein ransum berpengaruh terhadap kecernaan bahan kering dan protein kasar pada ayam broiler. Ransum yang mengandung energi metabolis 3000Kkal/kg dan protein 20% menghasilkan nilai kecernaan dan protein yang optimal pada ayam broiler. Kata Kunci: Broiler, imbangan energi-protein, kecernaan, ransum The Effect of the Balance of Energy ans Diets Protein Towards Dry Matter and Crude Protein Digestiblity on Broiler Chickens Abstract The Research was conducted on the cage Fakultas Peternakan Universitas Padjdjaran Sumedang on February 2012-March 2012. This research aims to find out the effect of the balance of energy and diets protein towards dry matter and crude protein digestibility on Broiler chickens and to get the balace of energy and diets protein which produce the optimal value of dry matter and protein digestibility on Broiler chickens. The method used is an experimental method using Completely Randomize Design (CRD) with six treatments (T 1 = 3200 Kcal/kg Energy and 18% Protein, T 2 = 3000 Kcal/kg Energy and 18% protein, T 3 = 3200 Kcal/kg Energy and 20%protein, T 4 = 3000 Kcal/kg Energy and 20%protein,T 5 = 3200 Kcal/kg Energy and 22%protein, andt 6 = 3000 Kcal/kg Energy and 22%protein) and each treatment is repeated for four times.the results indicated that the balance of energy and protein in the ration give effects on dry matter and crude protein digestibility. Based on these results, it can be concluded that the balance of energy and ration protein on 3000 kcal/kg energy and 20% protein give effects and produce the optimal value of dry matter and protein digestibility on Broiler chickens. Keywords: Broiler, the balance of energy-protein, digestibility, diets
Pendahuluan Konsumsi protein ayam broiler sangat bergantung pada kandungan energi dalam pakannya. Kandungan energi yang tinggi dalam ransum, menyebabkan konsumsi ransum akan menurun. Atas dasar hal tersebut maka penyusunan ransum harus memperhitungkan ratio (imbangan) antara energi dan protein. Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan energi adalah keseimbangan nutrien. Kandungan gizi dalam ransum ternak yang menjadi sumber energi adalah karbohidrat, protein dan lemak. Energi metabolis yang diperlukan ayam berbeda, sesuai tingkat umurnya, jenis kelamin dan cuaca.semakin tua ayam membutuhkan energy metabolis lebih tinggi. Faktor-faktor yang memenuhi kebutuhan unggas akan protein adalah suhu, lingkungan, umur, spesies/bangsa/strain, kandunganasam amino, kecernaan. Kecernaan ini perlu diketahui dalam upaya untuk mencapai efesiensi penggunaan pakan dalam ransum yang diberikan.hal ini tidak bias terlepas dari kandungan energy dan protein didalam ransum yang sangat mempengaruhi konsumsi pakan.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan imbangan energy dan protein ransum yang menghasilkan nilai kecernaan bahan kering dan protein yang optimal pada ayam broiler. Materi dan Metode Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam broiler Final Stock Strain Cobb sebanyak 24 ekor berumur 4 minggu yang didasarkan pada bobot badan yang sama dengan koefisien variasi 9,84%. Ayam dibagi secara acak kedalam 24 unit kandang yang masing masing diberi nomor untuk memudahkan pencatatan.kandang yang digunakan adalah kandang individu dengan ukuran 35 cm 25 cm 35 cm masing-masing dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum, diletakkan di sebelah luar kandang. Ayam broiler umur 4 minggu ditempatkan kedalam 24 unit kandang individu (masingmasing satu ekor), tujuannya untuk mengadaptasikan ayam dengan lingkungannya. Penelitian
menggunakan metode eksperimen dengan pengamatan langsung pada objek yang diteliti. Bahan pakan penyusun ransum yang digunakan terdiri atas :dedak halus, jagung kuning, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung ikan, minyak kelapa, tepung tulang, metionins intetis, lisin dan top mix. Ransum diberikan secara ad-libitum pagi dan sore hari, demikian pula air minum selalu tersedia dalam keadaan segar dan bersih. Tahap pengambilan sampel feses untuk mendapatkan sampel feses didasarkan pada metode Sklan dan Hurwitz (1980), yang disitiroleh Wiradisastra (1986) yaitu menggunakan teknik pemotongan pada ayam percobaan, dan mengambil sampel feses dari usus besar. Sampel feses dikeringkan, digiling dan kemudian dianalisis untuk mengetahui kandungan bahan kering dan protein kasar, sedangkan indikator internal (lignin) dianalisis dengan metode Van Soest (1979).Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan, sehingga didapat 24 unit percobaan.untuk menguji perbedaan antar perlakuan dilakukan uji jarak berganda Duncan. Hasil dan Pembahasan Rangkuman hasil dari penelitian pengaruh imbangan energy dan protein ransum ayam broiler terhadap nilai kecernaan disajikan pada Tabel dibawah ini. Hasil Uji jarak Berganda Duncan pengaruh perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Protein pada Ayam Broiler. Perlakuan Variable pengamatan KecBahankering Kec Protein P1 48.34 a 46.59 a P2 44.13 ab 57.07 a P3 59.94 ab 71.76 a P4 61.69 b 67.05 b P5 43.27 c 46.40 c P6 45.73 c 48.16 c Imbangan energi protein yang lebih besar dari 160 dan lebih kecil dari 150 tidak efesien terhadap daya cerna dan penyerapan ransum oleh ayam broiler.tinggi rendahnya tingkat protein harus disesuaikan dengan tinggi atau rendahnya tingkat
energy untuk mencapai efesiensi penggunaan ransum (Rasyaf, 1992).Pemberian ransum yang mempunyai keseimbangan energy dan protein sesuai dengan kebutuhan ayam broiler akan berdampak positif terhadap nilai kecernaan bahan kering.semakin tinggi nilai kecernaan bahan kering ransum menggambarkan bahwa kualitasnya baik sehingga mudah dicerna dan diserap oleh ayam broiler. Kearl (1982) mengembangkan bahwa konsumsi nilai kecernaan bahan kering bergantung pada konsumsi, kandungan energy metabolis, dan kandungan serat kasar dalam ransum. Banyaknya kandungan bahan kering yang dicerna berhubungan dengan banyaknya pula kandungan nutrien yang terserap.sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tillman.,dkk, (1998) bahan kering yang diekskresikan dalam feses merupakan zatzat makanan yang tidak diserap tubuh. Pengaruh perlakuan terhadap nilai kecernaan protein berkaitan erat dengan kecernaan bahan kering ransum, dimana nilai kecernaan protein berbanding lurus dengan kecernaan bahan kering ransum atau sebaliknya. Kebutuhan protein ayam broiler pada masa finisher harus dikurangi sehingga dapat mencapai efesiensi penggunaan ransum. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan protein pada ayam adalah tingkat protein, temperature lingkungan, usia unggas, kandungan asam amino dan daya cerna. Nutrisi protein secara umum ditunjukkan bagaimana agar protein yang ada di dalam ramsum mempunyai nilai nutrien yang tinggi.guna mencapai daya cerna protein yang optimal, nilai nutien dari protein harus disesuaikan dengan kebutuhan ayam itu sendiri. Kesimpulan 1. Imbangan energi protein ransum berpengaruh terhadap kecernaan bahan kering dan protein pada ayam broiler. 2. Imbangan energi protein ransum yang menghasilkan nilai kecernaan bahan kering dan protein yang optimal pada energi 3000Kkal/kg dan protein 20% (pada nilai imbangan energi protein sebesar 150).
Saran Penyusunan formulasi ransum ayam broiler untuk mendapatkan nilai kecernaan bahan kering dan protein yang optimal disarankan pada energi 3200Kkal/kg dan protein 20% (P3), atau energi 3000Kkal/kg dan protein 20% (P4) dengan nilai keseimbagan antara 150-160. Daftar Pustaka Kearl, 1982.Nutien Requirement of Ruminant in Developing Countries International Feedstuffs Institute, Utah Arg. Exp. Sta, Logan. Rasyaf, M. 1992. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta. Sklan, D. and S. Hurwitz. 1980. Protein Digestion and Absorption in Young Chich andturkey. Journal Nutrition.110 : 139-144 Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S.P. Kusumodan S. Lebdosoekojo.1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press.Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Wahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Cerakan keempat. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Wiradisastra, M.D.H. 1986. Efektivitas Keseimbangan Energi dan Asam Amino dan Efisiensi Absorpsi dalam Menentukan Persyaratan Kecepatan Tumbuh Ayam Broiler, Disertasi, Institut Pertanian Bogor, Bogor