ANALISA ALGORITMA PENGHITUNG KENDARAAN RODA EMPAT DALAM KONDISI SIANG dan MALAM HARI DENGAN METODE FRAME INTERSECTION

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA ALGORITMA PENGHITUNG KENDARAAN RODA EMPAT DALAM KONDISI SIANG DAN MALAM HARI DENGAN METODE FRAME INTERSECTION

SIMULASI MONITORING OBJEK YANG MASUK DAN KELUAR UNTUK MENGONTROL KETERSEDIAAN LAHAN MENGGUNAKAN VIDEO PROCESSING

MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING

Penghitung Kendaraan Menggunakan Background Substraction dengan Background Hasil Rekonstruksi

IMPLEMENTASI PERHITUNGAN KECEPATAN OBJEK BERGERAK BERBASIS WEBCAM DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

3.2.1 Flowchart Secara Umum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

Pertemuan 2 Representasi Citra

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang

DAFTAR ISI. BAB 3 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK 3.1 Diagram Alir Utama Kamera Web iii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

PERHITUNGAN SEL DARAH MERAH MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI BRANCHPOINTS BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. menggunakan matlab. Kemudian metode trial dan error, selalu mencoba dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari

PENGENALAN DAN PEWARNAAN PADA CITRA GRAY-SCALE ABSTRAK

IP TRAFFIC CAMERA PADA PERSIMPANGAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE LUASAN PIKSEL

Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan. Andry Jonathan ( )

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS)

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

SIMULASI DAN ANALISIS SISTEM PENGHITUNG KEPADATAN LALU LINTAS DAN KLASIFIKASI KENDARAAN BERBASIS WEBCAM DENGAN METODE BACKGROUND SUBTRACTION

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sistem Penghitung Jumlah Objek di Jalan Raya Menggunakan Background Subtraction dan Tracking

BAB I PENDAHULUAN. mulai menopang kehidupan manusia. Teknologi merupakan sebuah hasil

IMPLEMENTASI SISTEM SORTIR BARANG DENGAN MENGGUNAKAN DUA CONVEYOR TERINTEGRASI BERBASIS PLC OMRON CPM2A

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK KRIPTOGRAFI VISUAL TANPA EKSPANSI PIKSEL DAN ALGORITMA RLE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

FERY ANDRIYANTO

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 480

Kata kunci : citra, pendeteksian warna kulit, YCbCr, look up table

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tracking obyek. Pada penelitian tugas akhir ini, terdapat obyek berupa bola. Gambar 3.1. Blok Diagram Penelitian

KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1. Nugroho hary Mindiar,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengembangan Prototype Sistem Untuk Manajemen Lahan Parkir Dengan Jaringan Sensor Kamera Nirkabel

ANALISA PERBANDINGAN VISUAL METHOD DAN LIQUID PENETRANT METHOD DALAM PERBAIKAN CITRA FILM RADIOGRAFI

ANALISA DETEKSI KELOMPOK USIA DAN GENDER BERDASARKAN KONTUR WAJAH DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

SISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE

BAB 2 LANDASAN TEORI

UJI COBA PERBEDAAN INTENSITAS PIKSEL TIAP PENGAMBILAN GAMBAR. Abstrak

RANCANG BANGUN SISTEM PELACAKAN OBJEK SECARA REAL TIME BERDASARKAN WARNA

IDENTIFIKASI JENIS KENDARAAN BERBASIS WEBCAM DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY

Perancangan Prototipe Sistem Pencarian Tempat Parkir Kosong dengan Kamera Web Sebagai Pemantau

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. koordinat pada tiap-tiap area, akses pixel, contrast streching, histogram. yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN PENDETEKSI KEDIPAN MATA UNTUK FUNGSI KLIK PADA MOUSE MELALUI KAMERA WEB ABSTRAK

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3130

Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

BAB I PENDAHULUAN. Pengaturan lampu lalu lintas di Indonesia masih bersifat kaku dan tidak

Analisis Perbandingan Algoritma Optical Flow dan Background Estimation untuk Pendeteksian Objek pada Video

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME

BAB II DASAR TEORI. CV Dokumentasi CV berisi pengolahan citra, analisis struktur citra, motion dan tracking, pengenalan pola, dan kalibrasi kamera.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

PENERAPAN METODE SOBEL UNTUK PENGUKURAN TINGGI BADAN MENGGUNAKAN WEBCAM

BAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

IDENTIFIKASI PADA SERAGAM PERSONEL MILITER MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING IDENTIFICATION ON MILITARY PERSONNEL UNIFORM USING IMAGE PROCESSING

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

SIMULASI DAN ANALISIS SISTEM SMART TRAFFIC LIGHT BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN METODE DETEKSI TEPI DAN SEGMENTASI

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS

Sistem Pengukur Kecepatan Kendaraan Berbasis Pengolahan Video

KULIAH 1 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA PENGANTAR MATRIKS

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Aplikasi pintu otomatis ini menggunakan spesifikasi perangkat keras dan

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sistem komputer semakin berkembang pesat dan telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN

UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL ABSTRAK

PERANCANGAN SISTEM PENGENAL DIGIT ANGKA METER AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOHONEN

Pendeteksian Arah Jalan pada Gps Googlemaps sebagai Navigasi Mobil Tanpa Pengemudi

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

REALISASI PENGUKUR TINGGI BADAN MANUSIA SECARA REALTIME BEBRBASIS WEBCAM

Aplikasi Kamera Web Untuk Menggerakkan Gambar Objek Dengan Jari Tangan

Gambar 4.1 Diagram Percobaan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

KRIPTOGRAFI VISUAL (4,4) UNTUK BERBAGI 3 CITRA RAHASIA LEWAT 4 CITRA TERSANDI. Jevri Eka Susilo

Transkripsi:

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 428 ANALISA ALGORITMA PENGHITUNG RODA EMPAT DALAM KONDISI SIANG dan MALAM HARI DENGAN METODE FRAME INTERSECTION FOUR WHEELED VEHICLE COUNTER ALGORHTHYM at DAY and NIGHT ANALYSIS USING FRAME INTERSECTION METHOD Brillian Bagus Pakerti Utama 1, Ratri Dwi Atmaja S.T,M.T 2, Azizah S.T,M.T 3 1,2,3 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom, Bandung Email : 1 brillian@telkomuniversity.com, 2 ratridwiatmaja@telkomuniversity.com, 3 Azizah@telkomuniversity.com Abstrak Sistem penghitung kendaraan adalah sebuah sistem yang berguna untuk menghitung kendaraan yang lewat pada suatu jalan. Di berbagai tempat, penghitungan kendaraan masih bersifat manual dan terkadang masih mengalami kesalahan dalam penghitungan ketika penghitungan dilakukan pada kondisi malam hari. Sehingga dibutuhkan sebuah sistem yang dapat menghitung kendaraan secara otomatis dan mampu menghitung kendaraan tidak hanya dalam keadaan siang hari tetapi juga dalam kondisi malam hari. Pada pengerjaan tugas akhir, sistem penghitung kendaraan dalam kondisi siang dan malam hari menggunakan metode frame intersection dengan mencari irisan antara background frame dan next frame dengan menggunakan logic and, kemudian sistem menghitung jumlah piksel hitam dari hasil irisan dan membandingkannya dengan nilai dari parameter Intersection Threshold. Tetapi, sebelumnya sistem akan mengubah video menjadi beberapa frame. Dari penelitian ini didapatkan tingkat akurasi untuk kondisi siang hari sebesar 78% dan untuk kondisi malam hari sebesar 70% dengan parameter Intersection Threshold = 7000 dan Loop Threshold = 0. Dari penelitian ini didapatkan metode untuk menghitung kendaraan malam hari dengan menggunakan cahaya lampu yang dilakukan proses dilasi setelahnya. Kemudian, pada penelitian ini terdapat proses pengubahan dari format Red, Green,dan Blue menjadi Hue, Saturation,dan Value. Dengan tujuan sistem menghitung nilai rata-rata dari layer Value Brightness pada setiap frame, karena berdasarkan beberapa percobaan didapatkan nilai rata-rata Value Brightness pada kondisi siang hari dan malam hari memiliki selisih nilai yang sangat jauh. Kata kunci : perhitungan kendaraan, frame intersection, backgroung frame, and next frame.dan basic research Abstract Vehicle computing system is a useful for counting vehicles which passing on a road. In many places, vehicle counting is still manual and sometimes still errors in calculations especially at night conditions. So, need a system that can calculate the vehicle automatically and the system able to calculate the vehicle not only at daylight conditions but also at night conditions. In the final project, the system using the frame intersection with finding a wedge between the background frame and the next frame by using logic 'and', then the system calculates the number of black pixels from the wedge and compared with the value of the parameter Intersection threshold. Before that the system will convert the video into multiple frames. From this study, the level of accuracy for daylight conditions at 78% and for the night conditions of 70% with Intersection parameter Threshold = 7000 and Loop Threshold = 0. From this study, the method to calculate the vehicle night using lights that do process dilation thereafter. Then, in this study there is a process of changing the format from Red, Green, and Blue became Hue, Saturation, and Value. So, system calculates the average value of layer Value Brightness on every frame. Because, based on some experiments obtained average value of layer Value Brightness on conditions during the day and night have much difference. Keywords : vehicle counting, frame intersection, background frame, next frame, and basic research 1. Pendahuluan Sistem yang dirancang tidak hanya akan mengembangkan algoritma yang sudah dikerjakan pada penelitan sebelumnya mengenai sistem monitoring parkir tetapi sistem ini dapat digunakan sebagai solusi dari perhitungan kendaraan yang secara manual dengan menggunakan alat penghitung mekanik yang dioperasikan secara langsung oleh manusia. Sehingga, diharapkan sistem ini dapat menggantikan tugas manusia sebagai penghitung kendaraan dijalan yang terdakang mengalami permasalahan ketidakakuratan perhitungan karena keterbatasan penglihatan manusia. Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, pada tugas akhir ini dibuat

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 429 sebuah program pada sebuah software komputasi berbasis matriks yang akan mengitung banyaknya kendaraan pada sebuah gambar bergerak atau video, dengan pengambilan gambar atau video yang diambil dari atas suatu jalan dengan kondisi siang hari dan malam hari. Adapun rumusan masalah pada Tugas Akhir ini adalah membuat sistem perhitungan jumlah kendaraan berbasis video processing, membuat sistem nilai akurasi yang optimal, dan mengukur tingkat akurasi dari sistem yang akan dibuat sesuai harapan. Adapun tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah sebagi membuat suatu sistem yang dapat menghitung suatu kendaraan pada suatu video yang berguna sebagai input dari sistem tersebut, membuat suatu sistem perhitungan jumlah kendaraan pada malam hari dengan tingkat akurasi yang optimal sebesar 60%, dan menganalisis metode Intersection Frame pada sistem penghitung kendaraan. Beberapa batasan masalah pada tugas akhir ini agar tidak menyimpang dari permasalahan adalah video yang digunakan Non Real Time, kendaraan yang dihitung hanya pada satu lajur saja, Tugas akhir ini bersifat Basic Research, video yang digunakan menggambarkan jalan dengan jarak antar kendaraan tidak kurang dari 50 meter atau dalam kondisi lancar, dan pada kondisi malam hari, kondisi jalan hanya mendapatkan penerangan dari lampu mobil atau tanpa lampu jalan. Tahap-tahap dari metode ini adalah studi literatur, pengumpulan data, proses melakukan simulasi, proses pengujian dan analisis, dan pembuatan laporan. 2. Dasar Teori / Metode Penelitian / Perancangan Sistem 2.1 Citra Digital[7] Citra digital merupakan suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar/ pixel/ piksel) yang menyatakan tingkat keabuan pada titik tersebut. Matrik yang dinyatakan citra digital yaitu dengan matriks berukuran N yang menyatakan banyaknya baris x M yang menyatakan banyaknya kolom. N = jumlah baris 0 = y = N 1 M = jumlah kolom 0 = x = M 1 L = maksimal warna intensitas 0 = f(x,y) = L 1 (0,0) (0,1) (0, 1) (1,0) (1,1) (, 1) (, ) = [ ] (1.1) ( 1,0) ( 1,1) ( 1, 1) 2.2 Citra Biner Dalam sebuah citra biner, setiap piksel hanya mempunyai dua kemungkinan dua nilai, seperti on dan off. Sebuah citra biner disimpan dalam matriks dengan nilai 0 dan 1. Sebuah citra biner disebut juga dengan citra yang hanya berisi hitam dan putih (BW).Sebuah citra biner dapat disimpan dengan tipe double atau uint8. Sebuah array bertipe uint8 lebih banyak digunakan daripada double, karena tipe uint8 menggunakan lebih sedikit memori [8]. 2.3 Citra HSV[9][10] Gambar 2.1 Citra Biner Model warna Hue, Saturation, and Value (HSV) memiliki definisi yang hampir sama dengan model warna Hue, Saturation, and Lightness (HSL). Hue adalah sebuah kombinasi dari warna-warna Red, Green, and Blue. Saturation menunjukan besarnya intensitas dari Hue, semakin cerah warna maka semakin besar pula nilai saturation. Sedangkan untuk warna hitam dan putih tidak memiliki nilai saturation. Value adalah sebuah nilia brightness dari suatu citra, semakin gelap suatu gambar maka semakin kecil nilai valuenya. Gambar 2.2 HSV Cone

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 430 2.4 Model Sistem MULAI Video berisi lalu lintas saat siang atau malam hari PREPROCESSING PROCESSING COUNT SELESAI Gambar 2.3 Diagram Alir Sistem Dari diagram alir diatas, sistem secara garis besar memiliki dua proses utama, antara lain : Pre-processing Gambar 2.4 Diagram Alir Pre-Processing 1. Proses inisiasi video Dalam proses ini, video yang berisi kondisi lalu lintas dengan format colourspace Red, Green,and Blue(RGB) diambil tiap layer warna merah, hijau,dan biru. Namun, jika video yang digunakan sebagai input adalah video dengan format YCbCr maka sebaiknya dilakukan konversi format colourspace ke dalam bentuk RGB lalu diubah lagi kebentuk HSV. Setelah itu, akan diambil layer Value saja yang memuat nilai brightness pada setiap piksel. Kemudian dilakukan perhitungan nilai rata-rata layer Value. 2. Penentuan Pre-processing Pada proses sebelumnya, nilai rata-rata layer Value telah didapatkan. Kemudian, hasil tersebut akan di tentukan apakah frame berada dalam kondisi siang hari ataukah malam hari. Jika, nilai rata-rata Value berada di bawah nilai Value Threshold maka frame tersebut akan terdeteksi dalam kondisi malam hari. Begitupun jika nilai rata-rata Value berada di atas nilai Value threshold maka frame tersebut terdeteksi dalam kondisi siang hari. 3. Citra Biner Frame-frame yang sudah di inisiasi dan ditaruh pada variabel imgline, selanjutnya akan diubah menjadi citra biner agar mempermudah proses pengirisan antar frame. Objek yang terdeteksi sebagai kendaraan akan diberikan direpresentasikan sebagai piksel hitam, sedangkan untuk objek yang diidentifikasi selain kendaraan akan direpresentasikan sebagai piksel putih.

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 431 Processing Gambar 2.5 Diagram Alir Processing Berikut adalah penjelasan dari proses perhitungan kendaraan : 1. Penentuan Frame Background Pada tahap ini sistem akan mengambil frame sebagai background apabila frame tersebut telah diproses pada loop proses sebelumnya, atau frame awal pemrosesan 2. Pengambilan Frame Baru Setelah frame background sudah di dapatkan, selanjutnya sistem akan mengambil frame yang baru dan menamainya sebagai Next frame dan akan menaruh frame pada loop sebelumnya sebagai Background frame. 3. Proses Pemisahan Frame Proses ini bermaksud untuk membagi suatu frame menjadi dua. Bagian pertama adalah hasil crop pada area tertentu dari sebuah frame yang berisikan kendaraan atau salah satu jalur jalan dan hasil tersebut akan dinamakan sebagai imgline. Pada bagian kedua akan diambil area tertentu lainnya dari frame berupa bagian tengah hingga atas dari sebuah frame yang mengandung informasi apakah langit dalam kondisi siang atau malam, hasil dari proses tersebut akan disimpan pada variabel imgtop. 4. Konversi RGB ke HSV Kemudian setiap frame yang sudah diambil bagian dari tengah hingga atas akan dilakukan konversi dari format RGB ke HSV, setelah itu akan dilakukan proses perhitungan nilai rata-rata dari Value Brightness. Jika nilai rata-rata Value Brightness lebih besar dari Value Threshold, maka sistem akan menganggap frame tersebut berada pada kondisi siang hari, begitupun jika nilai rata-rata Value Brightness lebih kecil atau samadengan dari Value Threshold, maka sistem akan menganggap frame tersebut berada pada kondisi malam hari. 5. Intersection Frame Pada tahap ini Next frame dan Background frame akan dicari irisan nilainya pada setiap piksel. Dengan demikian akan didapatkan persamaan: a k a. a (2.1) 6. Perhitungan piksel hitam Setelah melalui proses Frame Intersection dari kedua frame, maka akan didapat hasil berupa frame irisan. Dalam frame ini berisi piksel-piksel yang berwana hitam. Selanjutnya, dari hasil tersebut akan dilakukan pada tahapan selanjutnya. 7. Penghitungan kendaraan Pada tahap ini, hasil dari tahap sebelumnya akan dibandingkan dengan Intersection Threshold, jika jumlah piksel hitam pada frame irisan kurang dari nilai Intersection Threshold selanjutnya akan dibandingkan lagi nilai dari variable Loop Detect dengan Loop Threshold. Perbandingan ini bertujuan untuk menunjukkan kekonsistenan dari syarat sebelumnya yang terpenuhi. Loop Threshold merupakan nilai minimum jumlah frame irisan yang telah memenuhi syarat pertama untuk kemudian disimpulkan bahwa memang terdapat objek pada frame selisih tersebut, sedangkan variabel Loop Detect merupakan nilai jumlah frame irisan yang telah memenuhi syarat pertama tersebut. Nilai Loop Detect akan terus bertambah jika frame irisan yang masuk selalu memenuhi syarat secara berturut-turut. Jika dalam proses penambahan nilai variabel Loop Detect yang

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 432 belum mencapai nilai Loop Threshold terdapat 1 frame irisan yang tidak memenuhi syarat, maka nilai variabel Loop Detect akan langsung berubah menjadi 0. Hal ini menunjukkan bahwa nilai frame irisan tidak konsisten. 3. Pembahasan Berikut adalah spesifikasi dari perangkat keras maupun lunak yang digunakan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini: Perangkat Keras : Laptop : ASUS K46CB Prosesor : Intel Core i7-3537u CPU @2.00 GHz (4CPUs), ~2.5Ghz Memori : 4098MB RAM VGA : NVIDIA GEFORCE 740M Kamera : Xiaomi Mi4i 1080p@30fps, 480p@120fps (5MP, f1/8) Perangkat Lunak : Sistem Operasi : Windows 7 Ultimate 64bit MATLAB R2015a Skenario pengujian dan analisis unjuk kerja sistem ini akan dilakukan sebanyak 3 skenario dengan video kendaraan pada siang hari dengan 24 frames per second, dan video kendaaraan pada malam hari dengan 14 frames per second, dimana kedua video kondisi tersebut sudah diambil tiap framenya dan disimpan dalam beberapa folder sebanyak masing-masing 10 buah folder dan setiap folder terdapat 5 kendaraan yang lewat. Pada tahap preprocessing akan diambil bagian tengah hingga bagian atas dari frame sebesar 263x355 piksel. Kemudian akan diambil area tertentu dari sebuah frame yang berisikan kendaraan atau salah satu jalur jalan dan hasil tersebut ukuran sebesar 127 141 piksel. Tabel 3.1 Parameter yang Digunakan pada Pengujian Sistem Kondisi Value Threshold Level Luminance Ukuran Strel Small Object Ukuran Dilasi [ Baris Kolom ] Siang Hari 0.02 0.4 10 [55 1] Malam Hari 0.8 1 [1 45] Setelah ditetapkan parameter pengujian seperti pada Tabel 3.1, kemudian akan dicari nilai akurasi sistem terhadap Intersection Threshold sebesar 5000, 7000, 8500, dan 10000 dengan merubah-rubah nilai parameter Loop Threshold sebesar 0, 1, dan 2. Akurasi Akurasi Sistem Jika Loop Threshold = 0 100% 72% 46% 78% 70% 70% 66% 58% 52% 0% Intersection Threshold Siang Hari Malam Hari Gambar 3.1 Grafik Akurasi Sistem Jika Loop Threshold = 0 Pada grafik diatas didapatkan tingkat akurasi tertinggi pada kisaran nilai Intersection Threshold 7000 dan 8500 karena nilai dari jumlah piksel hitam pada data uji siang hari maupun malam hari berada pada nilai 5000 dan 9000, sehingga jumlah piksel hitam hasil proses intersection frame tidak berada jauh pada nilai tersebut. Dan oleh sebab itu juga, nilai akurasi cenderung lebih tinggi untuk kedua kondisi jika diberikan nilai Intersection Threshold dibawah 10000. Jika dilihat kembali grafik diatas, ketika nilai Intersection Threshold 5000, tingkat akurasi menurun menjadi sebesar 46%.Hal tersebut terjadi karena sistem mengalami kenaikan sensitivitas yang

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 433 tinggi khususnya pada kondisi malam hari dengan ditandai banyak objek kendaraan yang dideteksi lebih dari satu kali khususnya pada video ke-2 (malam hari). Kemudian, ketika nilai Intersection Threshold sebesar 10000 untuk siang dan malam hari penurunan tingkat akurasi terjadi karena terdapat objek/kendaraan pada masingmasing video yang tidak terdeteksi dan terhitung, bahkan pada kondisi malam hari pada video ke-1 dan ke-2 sama sekali tidak ada objek yang terdeteksi. Akurasi Akurasi 100% 0% 72% Akurasi Sistem Jika Loop Threshold = 1 50% 76% 68% 68% 58% 50% 36% Siang Hari Intersection Threshold Malam Hari Gambar 3.2 Grafik Akurasi Sistem Jika Loop Threshold = 1 Pada Grafik diatas dengan perubahan Loop Threshold sebesar 1 tingkat akurasi tertinggi masih terjadi pada nilai Intersection Threshold sebesar 7000 khususnya pada kondisi siang hari meskpun terjadi penurunan tingkat akurasi jika dibandingkan dengan tingkat akurasi sistem pada skenario pengujian ke-2 (Metode Penyempurnaan Bentuk). Kemudian, hal tersebut menunjukkan bahwa dengan penambahan nilai Loop Threshold sebesar 1 mampu mengurangi kesalahan sistem dalam membaca satu objek/kendaraan terdeteksi dan terhitung lebih dari sekali. Kemudian, pada grafik diatas didapatkan tingkat akurasi tertinggi untuk kondisi siang hari sebesar 76% dan untuk kondisi malam hari sebesar 68%. 100% 0% Akurasi Sistem Jika Loop Threshold = 2 76% 70% 70% 66% 64% 42% 42% 26% Intersection Threshold Siang Hari Malam Har Gambar 3.3 Grafik Akurasi Sistem Jika Loop Threshold = 2 Dari Gambar 3.3, dapat dilihat bahwa akurasi tertinggi untuk kondisi siang dan malam hari terjadi ketika nilai Intersection Threshold sebesar 5000. Kemudian nilai akurasi terendah terjadi ketika nilai Intersection Threshold sebesar 10000. Hal tersebut menunjukkan semakin besar nilai Loop Threshold akan semakin menurunkan nilai akurasi jika nilai Intersection Threshold diatas rata-rata jumlah piksel hitam pada hasil proses Intersection Frame. Namun, akan meningkatkan nilai akurasi untuk nilai-nilai Intersection Threshold yang menyebabkan sensitivitas sistem menjadi tinggi atau pada nilai Intersection Threshold yang rendah. Sehingga, jika sistem ingin menggunakan Loop Threshold sebesar 2 maka sebaiknya juga diikuti dengan perubahan nilai Intersection Threshold sebesar 5000. 4. Kesimpulan Setelah sistem sudah dilakukan beberapa skenario percobaan dan dianalisis unjuk kerjanya, dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian analisa algoritma penghitung kendaraan roda empat dalam kondisi siang dan malam hari dengan metode frame intersection antara lain :

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 434 1. Sistem penghitung kendaraan roda empat dalam kondisi siang dan malam hari dengan metode frame intersection masih memiliki keterbatasan terhadap parameter tertentu khususnya pada parameter Intersection Threshold, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat akurasi. 2. Tingkat akurasi terbaik berdasarkan pengujian yang dilakukan adalah ketika parameter Intersection Threshold = 7000 dengan Loop Threshold = 0. 3. Sistem memiliki kendala dalam menghitung ketika dua kendaraan berada dalam jarak yang dekat, sehingga kedua kendaraan tersebut masih terdeteksi sebagai satu kendaraan. 4. Sistem yang direalisasikan sudah mampu menghilangkan objek-objek selain kendaraan khususnya garis jalan meskipun pada beberapa frame masih terdapat sedikit garis jalan. 5. Kemudian, dari percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa untuk kondisi malam hari, lampu dari kendaraan dapat digunakan sebagai objek yang dapat dideteksi dan diproses (dihitung). 6. Tingkat akurasi sistem tidak mencapai 100% karena dipengaruhi oleh spesifikasi perangkat keras yaitu kamera yang berasal dari smartphone atau memiliki kualitas video yang belum baik jika dibandingkan kamera webcam ataupun kamera konvensional, alur dari pre-processing masih belum baik dalam mendeteksi kendaraan karena tidak melakukan pengolahan gambar pada variable imgline pada domain RGB, dan sifat acak pada kendaraan di setiap video. Daftar Pustaka [1] Anonim, Operation Manual : SONY VEGAS PRO 11.0, SONY Corporation, Japan, 2011 [2] Anonim, Edit Colors : Paint 6.2(Build 9200), Microsoft Corporation, United States, 2012 [3] Anonim, Product Help :MATLAB 7.8.0 (R2009a), The MathWorks, United States, 2009 [4] Kuo, Sen, M dkk. 2006. Real Time Signal Processing. Edisi ke 2. London. [5]Prasetyo, Eko. 2012. Pengolahan Citra Digital dan Aplikasinya Menggunakan Matlab. Yogyakarta. Penerbit Andi. [6]Ryanto. Praktikum 2 Dasar Pengolahan Citra (1). diunduh pada 30, November, 2013. http://lecturer.eepis-its.edu/~riyanto/citra-bab2.pdf. [7]Sistama,Ranggi.2016. Simulasi Monitoring Objek yang Masuk dan Keluar untuk Mengontrol Ketersediaan Lahan Menggunakan Video Processing.Bandung : Telkom University [8]Wijaya, Marvin Ch dan Agus Priyono. 2007. Pengolahan Citra Digital Menggunakan MatLab Image Processing Toolbox. Bandung. Informatika. [9]Wikipedia. HSL and HSV. 16 Desember 2016. http://www.lps.usp.br/hae/apostila/basico/hsi- wikipedia.pdf [10]Wade,I. Hue-Saturation-Value Representation and Correlation of Multispectral/Multi-Modal Datasets.16 Desember 2016. http://thesis.library.caltech.edu/6027/10/10_appendix_f_lwade.pdf [11]Fisher, R, dkk. Dilation.16 Desember 2016. http://homepages.inf.ed.ac.uk/rbf/hipr2/dilate.htm [12]Dewantoro, Adrian Kurnia.2015. Simulasi dan Analisis Sistem Penghitung Kepadatan Lalu Lintas dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Webcam dengan Metode Background Substraction. Bandung : Telkom University. [13]Syukur, Muhammad.2009. Menentukan Kepadatan Lalu Lintas dengan Penghitungan JumlaH Kendaraan Berbasis Video Processing. Bandung : Telkom University. [14]Putri, Riski Dahlia I.2010. Desain dan Simulasi Penghitung dan Pengidentifikasian Panjang Antrian pada Lampu Lintas dengan Metode Pengolahan Digital. Bandung : Telkom University. [15]Berlian W.,Marnala.2010. Simulasi dan Analisis Sistem Penghitung Kepadatan Lalu Lintas Berbasis Kamera Digital dan Pengolahan Citra Digital. Bandung : Telkom University. [16]Wildan.2011. Sistem Penghitung Kecepatan Sesaat Kendaraan Berbasis Camcorder dengan MEtode Background Substraction.Bandung : Telkom University. Lampiran 1. Tabel Perhitungan Akurasi Jika Loop Threshold = 0 VIDEO YANG LEWAT INTERSECTION THRESHOLD SIANG MALAM SIANG MALAM SIANG MALAM SIANG MALAM 1 5 3 4 3 2 3 0 2 0 2 5 9 5 6 5 4 1 3 0 3 5 4 12 5 8 5 6 3 4

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 435 4 5 4 7 3 6 3 4 2 2 5 5 6 9 5 6 6 4 3 2 6 5 4 6 4 4 3 4 2 4 7 5 3 10 3 8 3 7 4 3 8 5 5 9 5 6 6 4 4 3 9 5 5 9 4 6 4 5 4 6 10 5 3 6 3 6 2 6 2 6 JUMLAH 50 46 77 41 57 39 41 29 30 JUMLAH ERRO R 14 27 11 15 15 17 21 24 AKURASI 0.72 0.46 0.78 0.7 0.7 0.66 0.58 0.52 2. Tabel Perhitungan Akurasi Jika Loop Threshold = 1 VIDEO VIDEO YANG LEWAT INTERSECTION THRESHOLD SIANG MALAM SIANG MALAM SIANG MALAM SIANG MALAM 1 5 3 3 2 1 2 0 2 0 2 5 5 2 4 1 3 0 2 0 3 5 4 8 4 5 4 4 2 2 4 5 4 5 3 3 3 2 2 1 5 5 4 7 4 3 4 1 1 0 6 5 4 4 4 3 2 3 1 2 7 5 3 7 3 5 3 3 3 2 8 5 5 7 5 3 5 3 3 1 9 5 4 5 4 4 4 2 4 2 10 5 3 5 2 5 2 3 1 3 JUMLAH YANG LEWAT 50 39 53 35 33 INTERSECTION THRESHOLD SIANG MALAM SIANG MALAM SIANG MALAM SIANG MALAM 1 5 3 4 2 2 2 0 2 0 2 5 9 3 6 2 4 0 2 0 3 5 4 12 5 8 4 6 3 3 4 5 4 7 3 5 3 3 2 2 5 5 6 8 5 4 5 2 3 1 6 5 4 5 4 4 2 4 2 2 7 5 3 9 3 7 3 6 3 2 8 5 5 8 5 5 5 4 3 2 9 5 5 8 4 6 4 3 4 3 10 5 3 6 3 6 2 5 1 3 JUMLAH 50 46 70 40 49 34 33 32 21 25 18 JUMLAH ERROR 14 25 12 16 16 21 25 32 AKURASI 0.72 0.5 0.76 0.68 0.68 0.58 0.5 0.36 3. Tabel Perhitungan Akurasi Jika Loop Threshold = 2 21 13 JUMLAH ERROR 12 15 15 17 18 29 29 37 AKURASI 0.76 0.7 0.7 0.66 0.64 0.42 0.42 0.26