BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2010), penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan teknik korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan sebuah variabel dengan variabel lain. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi. Dalam penelitian ini diupayakan untuk memastikan signifikansi hubungan antara Harga Diri dengan Perilaku Heteroseksual Siswa kelas X dan XI Jurusan Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga. 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011). Populasi penelitian ini adalah 75 siswa dari kelas X dan XI Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga. X Tata Boga XI Tata Boga total kelas Tabel 3.1 Populasi dan Sampel jumlah 38 siswa 37 siswa 75 siswa 26
3.2.2 Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang diwakili oleh populasi (Sugiyono, 2011). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Dalam penelitian ini sampelnya adalah 75 siswa dari kelas X dan XI Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga. 3.3 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2011) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh hasil informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variable bebas dalam penelitian ini adalah Harga Diri (X). 2. Variabel Terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perilaku Seksual (Y). 3.4 Definisi Operasional 3.4.1 Harga Diri Coopersmith (1978) menyatakan bahwa harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dirinnya yang diekspresikan melalui suatu bentuk penilaian setuju dan menunjukan tingkat dimana individu meyakini dirinya sebagai individu yang mampu, penting dan 27
berharga. Harga diri seseorang dapat menentukan bagaimana cara seseorang berperilaku dalam lingkungannya. Peran harga diri dalam menentukan perilaku ini dapat dilihat melalui proses berpikirnya, emosi, nilai, cita-cita serta tujuan yang hendak dicapai seseorang. Maka seseorang memiliki harga diri yang tinggi, maka perilakunya juga akan positif, sedangkan bila harga dirinya rendah, akan tercemin pada perilaku yang negatif. 3.4.2 Perilaku Heteroseksual Perilaku sksual adalah gejala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya (heteroseksual) maupun dengan sesama jenis (homoseksual). Bentuk dari tingkah laku ini bermacam-macam mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksualnya berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri (Sarwono, 2010). 3.5 Teknik Pengumpulan Data Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala pengkuran. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam penelitian ini akan menghasilkan data kuantitatif. Skala dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. (Sugiyono,2011). Penelitian ini menggunakan dua buah skala, skala Harga Diri dan skala Perilaku Seksual. 28
3.5.1 Skala Harga Diri Harga diri diukur dengan menggunakan skala harga diri yang dibuat berdasarkan aspek-aspek self-esteem yang dikemukakan oleh Coopersmith (1978) yang telah dimodifikasi oleh Ribeca (2011) yang berisi 25 item, yang terdiri dari empat aspek yaitu penerimaan diri, penerimaan sosial, interaksi sosial, penghargaan. Kisi-kisi untuk harga diri yang dirancang oleh peneliti sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut ini. Tabel 3.2 Kisi-kisi Skala Harga Diri NO ASPEK INDIKATOR 1 Penerimaan diri a. Memahami diri sendiri b. Tidak sebaik orang lain c. Ada banyak hal dalam diri ingin saya ubah d. Bangga terhadap pekerjaannya e. Bisa mengurus diri sendiri f. Merasa menyesal untuk halhal yang dilakukan g. Bisa mengambil keputusan h. Merasa malu pada diri sendiri 2 Penerimaan sosial a. Keluarga dan saya memiliki banyak kesenangan bersama b. Keluarga biasanya mempertimbangkan perasaan saya c. Keluarga berharap terlalu banyak d. Tidak ada yang menaruh perhatian dirumah e. Tidak suka dengan seorang pria/wanita f. Tidak suka dengan orang lain NOMOR F UF 4 2 1 3 8 5 6 7 TOTAL 12 3 Interaksi sosial a. Sering merasa kesal 15 6 10 9 11 13 14 8 6 29
b. Keluarga mengeri saya 16 c. Senang dengan kebersamaan 18 d. Lebih suka bergaul dengan orang yang lebih muda 17 e. Guru merasa tidak cukup baik 19 f. Tahu apa yang harus dikatakan kepada orang lain 20 4 penghargaan a. Popular diantara temanteman b. Sering disebut ketika dalam kelompok 21 23 c. Bisa membuat pikiran dan konsisten 25 5 d. Orang lain senang memilih saya 22 e. Orang lain lebih disukai dari pada saya 24 Jumlah Total 25 3.5.2 Perilaku Heteroseksual Perilaku heteroseksual diukur dengan menggunakan skala perilaku seksual yang diadopsi oleh Sarwono (2006), tahapan perilaku seksual sebagai berikut: Berkencan, Berpegangan tangan, Mencium pipi, Berpelukan, Mencium bibir, Memegang buah dada diatas baju, Memegang buah dada dibalik baju, Memegang alat kelamin di atas baju, Memegang alat kelamin di balik baju, Melakukan senggama. Kisi-kisi untuk perilaku seksual yang dirancang oleh peneliti sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut ini : Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala Perilaku HeteroSeksual No Aspek Indikator Favourabel Unfavourabel Jumlah (butir) 1 Berkencan janji untuk saling bertemu di suatu tempat pada waktu yang telah ditentukan 1,3 2 3 butir 30
bersama (berkencan) 2 Berpeganga saling memegang 4, 6 5 3 butir n tangan tangan atau bergandengan tangan 3 Ciuman saling melekatkan 7, 8, 10 9, 11 5 buitr bibir, kening, pipi 4 Pelukan saling memeluk badan 12, 13 14 3 butir 5 Memegang buah dada memegang dengan tangan salah satu organ tubuh atau 15, 17, 18, 19 16 5 butir 6 Memegang alat kelamin 7 Melakukan senggama payudara memegang alat kelamin atau alat vital dengan tangan baik alat kelamin wanita atau pria melakukan hubungan seksual atau hubungan kelamin (bersetubuh) diluar nikah maupun sudah menikah 20, 21, 22 23 4 butir 24, 25 2 butir Total 25 3.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas data 3.6.1 Validitas Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala sikap harga diri yang berisikan 25 butir item berdasarkan teori Coopersmith (dalam Ribeca, 2011), yang telah diadopsi dan dimodifikasi. Setelah diambil data siswa, dilakukan analisis butir item untuk menetapkan reliabilitas angket. Suatu item dikatakan valid apabila item tersebut mampu menjalankan fungsi ukurnya atau memberi hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut Azwar (2001). Kriteria untuk menentukan validitas instrumen digunakan pedoman dari Ali (1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian 31
dianggap valid jika memilki coefisien corrected item to total correlation 0,20 dengan kategori sebagai berikut : 0,00 0,20 : tidak valid 0,21 0,40 : validitas rendah 0,41 0,60 : validitas sedang 0,61 0,80 : validitas tinggi 0,81 1,00 : validitas sangat tinggi Uji instrumen skala sikap harga diri dan perilaku hetero seksual ini dilakukan kepada 38 siswa kelas X Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga. Pengujian validitas untuk masing-masing skala, dihitung dengan menggunakan Corrected Item Total Corelation dari tiap-tiap indikator α Cronbach, yang perhitungannya menggunakan program komputer SPSS (Satistical Product Service Solution) release 11.5 for windows. Setelah dianalisis untuk skala penilaian harga diri, semua data dinyatakan valid, karena nilai terendah 0,225 yang berarti lebih tinggi dari >0,210 dan nilai tertinggi 0,737. Untuk Skala sikap perilaku seksual yang diadobsi dari Sarwono (2006) berisikan 25 butir item. Pengujian validitas untuk masing-masing skala dihitung dengan menggunakan Corrected Item Total Corelation dari tiap-tiap indikator α Cronbach, yang perhitungannya menggunakan program komputer SPSS (Staistical Product Service Solution) release 11.5 for windows. Setelah dianalisis item dinyatakan valid karena dengan nilai terendah 0,239 yang berarti lebih tinggi dari >0,210 dan nilai tertinggi 0,605. 3.6.2 Reliabilitas 32
Dari hasil uji reliabilitas skala sikap harga diri tersebut diperoleh α: 0,902. Menurut Azwar (2001) untuk menguji reliabilitas digunakan teknik Alpha Cronbach, dikatakan reliabel jika besarnya korelasi minimal α 0,070. Untuk mengetahui reliabilitas alat ukur, α > 0.9 dikatakan sangat tinggi α > 0.8 dikatakan tinggi α > 0.7 dikatakan cukup tinggi α > 0.6 dikatakan rendah α > 0.5 dikatakan rendah α < 0.05 dikatakan sangat rendah Maka hasil data skala sikap harga diri ini memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi, atau dengan kata lain data hasil skala sikap dapat dipercaya. Tabel 3.4 Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items,870 25 Sedangkan uji reliabilitas untuk skala sikap perilaku seksual diperoleh α: 0, 833. Sesuai kriteria, koefisien reliabilitas 0,8 termasuk dalam kategori tinggi untuk penelitian. Tabel 3.5 Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items,833 25 33
3.7 Teknik Analisis Data Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik untuk melihat keterkaitan antar variabel. Sebelum menentukan jenis statistik yang digunakan dalam penelitian, maka dilakukan uji normalitas data. Dalam menguji normalitas data metode yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov.Metode Kolmogorov-Smirnov merupakan metode penguji normalitas data yang ada pada perangkat lunak SPSS 11.5. Metode ini melihat distribusi data yang ada dibandingkan dengan data dari distribusi yang normal. Apabila hasil penghitungan tidak signifikan (p>0,05) maka dapat dikatakan bahwa distribusi dari data yang ada tidak berbeda secara signifikan dengan distribusi normal (dapat dikatakan data normal).namun Apabila hasil penghitungan signifikan (p<0,05) maka dapat dikatakan bahwa distribusi dari data yang ada berbeda secara signifikan dengan distribusi normal (dapat dikatakan data tidak normal) Field (2006). Untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara harga diri dengan perilaku heteroseksual siswa X dan XI Tata Boga SMK N 1 Salatiga, akan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik pengolahan data korelasi Spearman s rho. Karena kedua data variabel berdistribusi tidak normal maka menggunakan stastistik nonparametrik Kolerasi Spearman s rho, dalam penelitian ini penulis menggunakan taraf signifikansi sebesar 5% dengan menggunakan program SPSS for windows release 11.5. 34