Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK

dokumen-dokumen yang mirip
Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

LAMPIRAN 2 REKAPITULASI HASIL KUESIONER VARIABEL MOTIVASI NO MO01 MO02 MO03 MO04 MO05 MO06

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN CV BINTANG PUTRA DJOKDJA. Aris Hadi Setiawan

BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari untuk berinteraksi dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial,

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh

UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan khususnya bagi masyarakat petani. mereka mampu memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia secara efektif

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB I PENDAHULUAN. demikian bukanlah sekedar merupakan aset produksi, melainkan juga menjadi kunci strategi

B A B I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi publik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Administrasi dan Administrasi Publik

APA ITU PENGINTEGRASIAN?

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK

Volume VII Nomor 1, Februari 2017 ISSN: Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab ini penulis menyajikan uraian ringkas dari pembahasan pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

PENGINTEGRASIAN D O S E N : R O S W A T Y, S E., M. S I

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dari bagian-bagian yang saling berkaitan untuk membentuk

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai apa yang ingin diketahui. Kasiram(2008:149).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ini, persaingan yang terjadi di semua industri semakin ketat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BPK Perwakilan Provinsi Lampung selama bulan Desember Tahun 2013.

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya merupakan gabungan dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak akan dapat bekerja tanpa adanya ide dan kreatifitas dari para

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

JURNAL KEWIRAUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor

I. PENDAHULUAN. Dunia bisnis dituntut untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. tujuan perusahaan. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif

BAB II LANDASAN TEORI. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat menghasilkan karyawan yang berkompeten. Kepemimpinan merupakan unsur yang paling penting di dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sarana yang paling penting bagi setiap manusia. Melalui

KOMUNIKASI ORGANISASI

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT XYZ. M. Andi Abdillah Triono

BAB V PEMBAHASAN. besar dari pada wanita. Biasanya, yang membuat adanya perbedaan adalah karena posisi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia yang semakin maju dan moderen saat ini

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, dan juga memiliki teknologi, tetatpi di dalam organisasi tersebut tidak

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kendaraan di kota-kota besar di Indonesia setiap tahun

BAB II KERANGKA TEORITIS

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP PENILAIAN KINERJA PEGAWAI OLEH PIMPINAN BIRO UMUM DI KANTOR GUBERNUR PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka

Laila Itsnaini Agus Timan Ahmad Yusuf Sobri

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ;

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 SEMANGAT DAN KEGAIRAHAN KERJA KARYAWAN PADA SUPERMARKET KAISAR CABANG SIANTAN

PENGARUH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN. Novi Rukhviyanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu pimpinan dapat memberikan. melakukan kinerja didalam suatu perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya berbagai jenis kegiatan pembangunan di lingkungan. pengawasan yang tepat. Ini bertujuan untuk menjaga kemungkinan agar

ABSTRAK. Petrus Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pemimpin bukan hanya menduduki jabatan saja, tapi harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL REGIONAL I SUMATERA

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN CV. ORGANIK AGRO SYSTEM (OASIS) BANDAR LAMPUNG. Oleh Rina Milyati Yuniastuti.

BAB I PENDAHULUAN. Sebab tanpa memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mustahil

BAB I PENDAHULUAN. arti luas yaitu sebagai Aset utama dalam organisasi yang harus dikelola dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor sentral dalam organisasi. Apapun

BAB I PENDAHULUAN. pesaing usaha lainnya, baik secara global dan menjadi yang terunggul dalam

Transkripsi:

GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK Abstraksi Suhendi Email: Zhouhendi@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Penulis membatasi masalah agar gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan, yaitu bagaimana gaya kepemimpinan dan bagaimana kinerja karyawan pada PT Sumber Fajar Inti Abadi di Pontianak. Tujuannya adalah untuk mengetahui gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan pada PT Sumber Fajar Inti Abadi di Pontianak. Bentuk penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian deskriptif. Yaitu dengan menyebarkan kuesioner, wawancara, studi dokumenter dan studi kepustakaan. Kuesioner disebarkan kepada seluruh karyawan yang ada di perusahaan. Kemudian di analisis menggunakan skala likert untuk mengetahui hasil penelitian. Dari hasil penelitian gaya kepemimpinan yang cenderung diterapkan oleh pemimpin PT Sumber Fajar Inti Abadi adalah gaya kepemimpinan otoriter dan kinerja para karyawan baik. Menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat dapat memberikan hasil yang positif bagi kinerja karyawan, gaya kepemimpinan otoriter yang diterapkan PT Sumber Fajar Inti Abadi memberikan hasil yang positif dan baik, tetapi seseorang pemimpin yang berkualitas dapat menerapkan secara baik, baik gaya kepemimpinan otoriter, partisipatif dan delegatif sesuai kondisi yang dihadapi. Perlu diperhatikan semangat kerja karyawan dalam melakukan tugas baru dikarenakan pemimpin yang kurang memperhatikan kesejahteraan karyawan. Kata kunci: Gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan PENDAHULUAN Sumber daya manusia merupakan faktor produksi terpenting dalam meningkatkan produktivitas kerja sebuah perusahaan, karena manusia sebagai sumber daya ekonomi dan manusia sebagai makhluk sosial. Manusia merupakan makhluk yang dinamis, penuh cita, rasa, dan karsa. Manusia bukan hanya memerlukan kebutuhan materi tetapi juga penghargaan dan pengakuan. Para manajer menyadari bahwa produktivitas jangka panjang sangat tergantung pada dedikasi dan komitmen dari para pekerja perusahaan. Seiring dengan perkembangan zaman, suatu organisasi dituntut untuk mampu mengambil keputusan yang tepat agar dapat bersaing di lingkungan yang kompetitif serta konsumen atau masyarakat yang selektif. Keputusan yang diambil bukan hanya menyangkut pada satu bidang organisasi tetapi berdampak bagi semua bidang yang ada dalam organisasi. Keputusan tersebut tidak hanya diambil oleh pemimpin dalam organisasi tersebut tetapi keputusan diambil dengan melibatkan semua yang berkepentingan dalam organisasi tersebut. Sebelum mengambil keputusan yang tepat, suatu organisasi harus memperhatikan fungsifungsi manajemennya apakah sudah berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi tersebut. 2453

Kinerja selalu menjadi masalah dalam suatu organisasi yang erat kaitannya dengan sumber daya manusia, sehingga pihak manajemen harus mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Jika pihak manajemen sudah mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kinerja tersebut, maka pihak manajemen organisasi dapat menentukan kebijakan dan keputusan apa yang dapat diambil untuk meminimalkan resiko dari masalah kinerja tersebut. Dibalik keberhasilan kinerja seorang karyawan terdapat sosok pemimpin yang membimbing para karyawan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Setiap individu memiliki watak dan sikap yang berbeda, begitu juga dengan seorang pemimpin. Perilaku seseorang pemimpin menjadi contoh dan berpengaruh terhadap bawahan, bawahan melihat, mengamati, dan meniru perilaku pemimpin yang ditampilkan oleh atasannya dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan harapannya. Perusahaan Terbatas (PT) Sumber Fajar Inti Abadi di Pontianak ini merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penyaluran produk atau distributor. PT Sumber Fajar Inti Abadi di Pontianak menyediakan berbagai produk yang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Perusahaan ini terdapat beberapa divisi produk, setiap divisi dipimpin oleh manajer yang bertugas mengontrol produk yang ada agar produkivitas dapat meningkat. Produktivitas dapat meningkat apabila kinerja karyawannya baik. Peran seorang pemimpin dalam mengelola karyawan di PT Sumber Fajar Inti Abadi sangat menentukan kinerja seorang karyawan. Adanya permasalahan di atas tentunya akan mempengaruhi kemajuan atau bahkan organisasi akan mengalami kemunduran apabila kinerja karyawan organisasi tersebut tidak diperbaiki. Berdasarkan uraian-uraian tersebut,maka penulis tertarik untuk menganalisis bagaimana gaya kepemimpinan dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT Sumber Fajar Inti Abadi di Pontianak, dengan mengambil judul penelitian Analisis gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan pada PT Sumber Fajar Inti Abadi di Pontianak. KAJIAN TEORI Menurut Hasibuan (2011: 166) Pemimpin dengan hubungan di mana seseorang (pemimpin) mempengaruhi orang untuk mau bekerja sama melaksanakan tugas-tugas yang saling berkaitan guna mencapai tujuan yang diinginkan organisasi atau kelompok. Menurut Fahmi (2013: 68) Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji komprehensif tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk 2454

mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan. Menurut Hasibuan (2011: 172) terdapat tiga gaya kepemimpinan,yaitu: 1. Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. 2. Kepemimpinan Partisipatif Kepemimpinan partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. 3. Kepemimpinan Delegatif Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada bawahan. Pada prinsipnya pemimpin bersikap, menyerahkan, dan mengatakan kepada bawahan. Menurut Yuniarsih dan Suwatno (2011: 161) kinerja merupakan prestasi nyata yang ditampilkan seseorang setelah yang bersangkutan menjalankan tugas dan perannya dalam organisasi. Menurut Fahmi (2013: 161) menegaskan bahwa ketercapaian kinerja produktif perlu ditunjang oleh: kemauan kerja yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja, lingkungan kerja yang nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum, jaminan sosial yang memadai kondisi kerja yang manusiawi, dan hubungan kerja yang harmonis. Menurut Fahmi (2013: 131) bahwa kinerja mempunyai beberapa elemen yaitu: 1. Hasil kerja dicapai secara individual atau secara institusi, yang berarti kinerja tersebut adalah hasil akhir yang diperoleh secara sendir-sendiri atau kelompok. 2. Dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga diberikan wewenang dan tanggung jawab, yang berarti orang atau lembaga diberikan hak dan kekuasaan untuk ditindaklanjuti, sehingga pekerjaannya dapat dilakukan dengan baik. 3. Pekerjaan haruslah dilakukan secara legal, yang berarti dalam melaksanakan tugas individu atau lembaga tentu saja harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan 4. Pekerjaan tidaklah bertentangan dengan moral atau etika, artinya selain mengikuti aturan yang telah ditetapkan, tentu saja pekerjaan tersebut haruslah sesuai moral dan etika yang berlaku umum. Adapun untuk mengukur kinerja menurut Gomes (2002: 142) adalah sebagai berikut: Indikator-indikator kinerja pegawai, sebagai berikut: 1. Quantity of work: Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan. 2455

2. Quality of work: Kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya. 3. Job Knowledge: Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya. 4. Creativeness: Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dari tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. 5. Cooperation: Kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama anggota organisasi). 6. Dependability: Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja tepat pada waktunya. 7. Initiative: Semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya. 8. Personal Qualities: Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan, dan integritas pribadi. Menurut Sedarmayanti (2001:51): menyatakan bahwa kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu: 1. Prom Quality of Work (Kualitas Kerja) 2. Promptness (Ketepatan Waktu) 3. Initiative (Inisiatif) 4. Capability (Kemampuan) 5. Communication (Komunikasi) Menurut Yuniarsih dan Suwatno (2011: 159) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Faktor Internal 1. komitmen kuat terhadap visi dan misi insitusional; 2. struktur dan desain pekerjaan; 3. motivasi, disiplin, dan etos kerja yang mendukung ketercapaian target; 4. dukungan sumber daya yang bisa digunakan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas; 5. kebijakan perusahaan yang bisa meransang (trigger) kreativitas dan inovasi; 6. perlakuan menyenangkan yang bisa diberikan pimpinan dan rekan kerja; 7. praktik manajemen yang diterapkan oleh pimpinan; 8. lingkungan kerja yang ergonomis; 9. kesesuaian antara tugas yang diemban dengan latar belakang pendidikan, pengalaman, minat, keahlian, dan keterampilan yang dikuasai. 10. Komunikasi inter dan antar individu dalam mebangun kerja sama. b. Faktor Eksternal 1. Peraturan perundangan, kebijakan pemerintah, dan situasi politis; 2. kemitraan (networking) yang dikembangkan; 3. kultur dan mindset lingkungan di sekitar organisasi; 4. dukungan masyarakat dan stakeholders secara keseluruhan; 5. tingkat persaingan; 6. dampak globalisasi. Jika ukuran pencapaian kinerja telah ditetapkan, maka langkah berikutnya dalam mengukur kinerja adalah mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan hal tersebut dari seseorang selama periode tertentu. Dengan membandingkan hasil ini dengan standar yang dibuat oleh periode waktu yang bersangkutan, akan didapatkan tingkat kinerja dari 2456

seorang pegawai. Secara ringkasnya dapat dikatakan bahwa pengukuran tentang kinerja pegawai tergantung kepada jenis pekerjaanya dan tujuan dari organisasi yang bersangkutan. Menurut Winardi (2002: 53), menjelaskan perbedaan peran antara manager dan pemimpin sebagai berikut: 1. Manager mengelola sedangkan pemimpin menginovasi 2. Manager adalah tiruan sedangkan pemimpin orisinal 3. Manager mempertahankan pemimpin mengembangkan 4. Manager berfokus pada sistem dan struktur sedangkan pemimpin fokus kepada orang 5. Manager bergantung kepada pengawasan sedangkan pemimpin membangkitkan kepercayaan 6. Manager melihat jangka pendek sedangkan pemimpin melihat perspektif jangka panjang 7. Manager bertanya kapan dan bagaimana sedangkan pemimpin bertanya apa dan mengapa 8. Manager melihat hasil pokok sedangkan pemimpin menatap masa depan 9. Manager meniru sedangkan pemimpin melahirkan 10. Manager menerima status quo sedangkan pemimpin menantangnya 11. Manager adalah prajurit yang baik sedangkan pemimpin adalah dirinya sendiri METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan mengambil objek penelitian terhadap karyawan PT Sumber Fajar Inti Abadi di Pontianak yang beralamat di Jalan Sei Raya Dalam No.9A. Sampel yang diambil adalah keseluruhan karyawan PT Sumber Fajar Inti Abadi di Pontianak yaitu sebanyak 68 orang. Kecuali pimpinan perusahaan tidak termasuk dengan menyebarkan kuesioner, wawancara, studi kepustakaan dan studi dokumenter. Variabel yang digunakan berasal dari tiga variabel yaitu, gaya kepemimpinan otoriter, partisipatif dan delegatif serta ditambah satu variabel lagi yaitu kinerja karyawan. Setelah didapati hasilnya kemudian di analisis menggunakan analisis kualitatif dan analisis statistik deskriptif dengan menggunakan skala likert yang diberi 5 skor atau nilai. PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Pada PT. Sumber Fajar Inti Abadi Pontianak a. Pengelompokan Responden berdasarkan usia Usia responden antara umur 21 sampai dengan 30 tahun sebanyak 38 orang atau 55,88 %, sedangkan yang berusia antara 31 sampai 40 tahun sebanyak 28 orang atau 41,18 %, sedangkan yang berusia 41 sampai 50 tahun sebanyak 2 orang atau 2,94 %. b. Pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin Jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah responden laki-laki sebanyak 50 2457

orang atau 73,53 %, sedangkan jumlah responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 18 orang atau 26,47 % c. Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan Terdapat 49 orang atau 72,05 % berpendidikan SLTA, sedangkan terdapat 5 orang atau 7,35 % berpendidikan Diploma Tiga (DIII), dan sebagian besar yaitu 11 orang atau 16,18 % berpendidikan Sarjana strata satu. Sebagian responden yang berpendidikan SLTA sedang dalam proses mengambil Sarjana. d. Pengelompokan Responden Berdasarkan Masa Kerja Mayoritas masa kerja responden dalam satu sampai 3 tahun sebanyak 36 orang atau 52,94%, sedangkan masa kerja antara 4 sampai 6 tahun sebanyak 25 orang atau 35,29% sedangkan masa kerja antara 7 sampai 9 tahun sebanyak 5 orang atau 7,35%, dan masa kerja lebih dari 9 tahun sebanyak 3 orang atau 4,41%. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa para responden sebagian besar memiliki masa kerja antara 1 sampai 3 tahun. e. Pengelompokan Responden Berdasarkan Unit Kerja Jumlah responden dari unit kerja bagian Operator Komputer dan Administrasi sebanyak 6 orang, dari bagian Akunting sebanyak 3 orang, dari bagian Kasir sebanyak 2 orang, dari bagian Supervisor sebanyak 5 orang, dari bagian Salesman sebanyak 24 orang, dari bagian Kepala Gudang sebanyak 4 orang, dari bagian Administrasi Gudang sebanyak 4 orang, dari bagian Staff Gudang sebanyak 14 orang, dari bagian Supir sebanyak 6 orang f. Pengelompokan Responden Berdasarkan Status Perkawinan Jumlah responden yang sudah menikah sebanyak 31 orang atau 45,59 %, sedangkan jumlah responden yang belum menikah sebanyak 39 orang atau 57,35 %. Responden yang belum menikah lebih dominan dari pada responden yang sudah menikah. 2. Analisis Gaya Kepemimpinan A. Kepemimpinan Otoriter 1) Tanggapan responden tentang wewenang yang berpusat pada pemimpin. Dari hasil penelitian nilai rata-rata 3,90 termasuk kategori setuju yang berarti bahwa wewenang sepenuhnya berpusat pada pemimpin. 2) Tanggapan responden mengenai pemimpin yang selalu membuat keputusan sendiri. 2458

Dari hasil penelitian dengan nilai rata-rata 3,88 termasuk kategori setuju. Ini membuktikan bahwa para responden setuju bahwa pemimpin selalu mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan karyawan dalam membuat suatu keputusan. 3) Tanggapan responden mengenai pimpinan yang selalu membuat kebijaksanaan sendiri. Dari hasil penelitian didapat nilai rata-rata 3,84 termasuk kategori setuju, dimana pada PT Sumber Fajar Inti Abadi Pontianak, pemimpinnya selalu membuat kebijaksanaan sendiri. 4) Tanggapan responden yang selalu melakukan pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan karyawan secara ketat. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata 3,68 termasuk kategori setuju. Dimana pemimpin melakukan pengawasan yang baik dan ketat kepada karyawan. 5) Tanggapan responden mengenai pemimpin yang tidak pernah mengikutsertakan karyawan dalam memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata 3,10 termasuk kategori tidak setuju. Berarti bahwa terkadang pemimpin memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan saran dan ide. B. Kepemimpinan Partisipatif 1) Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu membuat keputusan bersama-sama dengan karyawan. Nilai rata-rata yang di dapat 2,46 termasuk kategori tidak setuju. Ini artinya pemimpin bahkan tidak pernah melibatkan karyawan dalam pengambilan sebuah keputusan. 2) Tanggapan responden terhadap pemimpin yang selalu menciptakan kerja sama yang serasi. Nilai rata-rata yang di dapat 2,09 termasuk kategori tidak setuju. Ini artinya pemimpin tidak menciptakan kerja sama yang serasi dengan karyawannya. 3) Tanggapan responden tentang pemimpin yang menciptakan suasana kerja yang menyenangkan. Nilai rata-rata yang di dapat 2,37 termasuk kategori tidak setuju. Yang artinya pemimpin tidak pernah menciptakan suasana kerja yang menyenangkan bagi para karyawan. 2459

4) Tanggapan responden mengenai pemimpin yang selalu mengikutsertakan karyawan dalam pengambilan keputusan. Nilai rata-rata yang di dapat 3,02 termasuk kategori tidak setuju. Ini artinya pemimpin terkadang mengikutsertakan karyawan dalam pengambilan keputusan. 5) Tanggapan responden tentang pemimpin yang selalu menanamkan rasa memiliki perusahaan. Nilai rata-rata yang di dapat 3,84 termasuk kategori setuju dimana pemimpin menanamkan rasa memiliki perusahaan pada karyawan. C. Kepemimpinan Delegatif 1) Tanggapan responden mengenai pemberian wewenang penuh dari pemimpin kepada karyawan. Nilai rata-rata 2,51 termasuk dalam kategori tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa pemimpin PT Sumber Fajar Inti Abadi Pontianak tidak memberikan wewenang sepenuhnya kepada karyawan dalam hal pengambilan keputusan. 2) Tanggapan responden tentang pemimpin yang memberi kebebasan kepada karyawan dalam mengambil sebuah keputusan. Nilai rata-rata 2,46 termasuk kategori tidak setuju. Ini artinya pemimpin tidak memberi kebebasan kepada karyawan dalam mengambil sebuah keputusan. 3) Tanggapan responden tentang kepercayaan yang diberikan pemimpin dalam menyelesaikan pekerjaan. Nilai rata-rata 3,97 termasuk kategori setuju. Ini artinya pemimpin memberi kepercayaan kepada karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan. 4) Tanggapan karyawan tentang pemimpin yang tidak ikut campur dalam pengambilan sebuah keputusan. Nilai rata-rata 2,41 termasuk kategori tidak setuju. Ini artinya pemimpin tetap ikut campur dalam mengambil sebuah keputusan. 5) Tanggapan responden tentang kepercayaan pemimpin kepada karyawan untuk mengambil keputusan. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 2,26 termasuk kategori tidak setuju yang berarti bahwa pemimpin tidak memberikan kepercayaan kepada karyawan dalam mengambil keputusan. 3. Analisis Kinerja Karyawan 2460

a) Quantity of work Quantity of work adalah jumlah kerja karyawan yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan. Nilai rata-rata 3,93 yang di mana termasuk kategori setuju. Para karyawan dapat melakukan jumlah kerja pada periode waktu yang ditentukan oleh pemimpin dengan baik. b) Quality of work Quality of work adalah kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapan karyawan. Nilai rata-rata 3,99 yang di mana termasuk pada kategori setuju yang artinya para karyawan PT Sumber Fajar Inti Abadi memiliki kualitas kerja yang baik dimana kesiapan karyawan dalam bekerja dan syarat-syarat kesesuaian yang di tentukan oleh pemimpin dapat dilaksanakan. c) Job Knowledge Job Knowledge adalah luasnya pengetahuan karyawan mengenai pekerjaan dan keterampilan yang dimiliki. Nilai rata-rata 3,85 yang di mana termasuk kategori setuju. Ini artinya karyawan memiliki pengetahuan yang baik tentang pekerjaan yang dikerjakan. d) Creativeness Creativeness adalah keaslian gagasan-gagasan para karyawan yang dimunculkan dari tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. Nilai rata-rata 3,99 yang di mana termasuk dalam kategori setuju yang berarti karyawan memiliki kreatifitas yang baik. e) Cooperation Cooperation adalah kesediaan karyawan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama anggota organisasi). Nilai rata-rata 3,87 yang di mana termasuk dalam kategori setuju. Ini artinya karyawan bersedia untuk kerja sama dengan anggota karyawan lainnya. f) Dependability Dependability adalah kesadaran karyawan dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja tepat pada waktunya. 2461

Nilai rata-rata 3,75 yang di mana termasuk dalam kategori setuju yang artinya karyawan sadar atas pekerjaan yang dipercayakan oleh pemimpin dan karyawan tepat waktu dalam hal kehadiran maupun menyelsaikan pekerjaan. g) Initiative Initiative adalah semangat karyawan untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya. Nilai rata-rata 3,25 yang di mana termasuk kategori kurang setuju. Ini artinya karyawan kurang bersemangat jika melaksanakan tugas baru yang diberikan oleh pemimpin. h) Personal Qualities Personal Qualities menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan, dan integritas pribadi para karyawan. Memiliki nilai rata-rata 3,59 yang di mana termasuk dalam kategori setuju. Yang berarti integritas karyawannya baik. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT Sumber Fajar Inti Abadi di Pontianak, tentang analisis Gaya Kepemimpinan Dan Kinerja Karyawan Pada PT Sumber Fajar Inti Abadi Di Pontianak, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan oleh PT Sumber Fajar Inti Abadi cenderung menggunakan gaya kepemimpinan otoriter. 2. Hasil penelitian pada kinerja karyawan menunjukkan kinerja karyawan pada PT Sumber Fajar Inti Abadi dapat bekerja dengan baik. Namun pada initiative hasilnya kurang baik. 2. Saran 1. Pada PT Sumber Fajar Inti Abadi yang cenderung menggunakan gaya kepemimpinan otoriter seharusnya memperhatikan dampak kedepannya bagi kelangsungan perusahaan, karena gaya kepemimpinan otoriter tidak mutlak baik jika diterapkan dalam perusahaan. Gaya kepemimpinan otoriter selalu berpusat pada pemimpin tanpa melibatkan para karyawan atau bawahan. 2. Perlu diperhatikan untuk PT Sumber Fajar Inti Abadi, khususnya pada initiative atau semangat karyawan melaksanakan tugas baru yang kurang baik dikarenakan pemimpin yang kurang memerhatikan kesejahteraan karyawan. 2462

DAFTAR PUSTAKA Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 Fahmi, Irham. 2013. Perilaku Organisasi:Teori, Aplikasi, dan Kasus. Bandung: CV Alfabeta. Gomes, Faustino Carodoso. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi. Hasibuan, Malayu.S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. Jakarta: PT BumiAksara. Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Poduktivitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju, 2001. Winardi. 2002. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT Rineka Cipta. Yuniarsih, Tjutju, dan Suwatno. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Alfabeta. 2463