BAB 1 PEMBAHASAN 1. ANALISIS LIKUIDITAS, RENTABILITAS, DAN SOLVABILITAS 1.1 Pengertian Analisis Analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sesuatu guna meneliti struktur yang dikaji tersebut secara mendalam. 1.2 Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Bambang Riyanto (1995:18), Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk dapat mengadakan alat-alat pembayaran sedemikian rupa, sehingga dapat memenuhi kewajiban saat ditagih. Apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban untuk menyelenggarakan proses-proses produksi, maka dinamakan Likuiditas Perusahaan. Sedangkan menurut Munawir (2001:31), Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Contohnya Koperasi yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti koperasi tersebut dalam keadaan Likuid, dan sebaliknya apabila koperasi tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti Koperasi tersebut dalam keadaan Illikuid. Suatu Perusahaan atau Badan Usaha mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu : a. Memenuhi Kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya, yaitu pada waktu ditagih b. Memelihara modal kerja cukup untuk operasi yang normal (kewajiban keuangan terhadap pihak intern) 1
c. Membayar bunga dari deviden yang dibutuhkan d. Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan Fungsi Likuiditas bank secara umumnya, dimana fungsi dari likuiditas secara umum untuk : a. Menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari b. Mengatasi kebutuhan dana yang mendesak c. Memuaskan permintaan nasabah akan pinjaman dan d. Memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi menarik yang menguntungkan. Pengertian likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Apabila bank tidak mampu memenuhi kebutuhan dana dengan segera untuk memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari maupun guna memenuhi kebutuhan dana yang mendesak maka muncullah resiko likuiditas. Definisi Resiko Likuiditas adalah risiko terjadinya kerugian yang merupakan akibat dari adanya kesenjangan antara sumber pendanaan yang pada umumnya berjangka pendek dan aktiva yang pada umumnya berjangka panjang. Besar kecilnya risiko likuiditas ditentukan antara lain: a. Kecermatan dalam perencanaan arus kas atau arus dana berdasarkan prediksi pembiayaan dan prediksi pertumbuhan dana, termasuk mencermati tingkat fluktuasi dana b. Ketepatan dalam mengatur struktur dana termasuk kecukupan dana-dana non PLS c. Ketersediaan aset yang siap dikonversikan menjadi kas; dan d. Kemampuan menciptakan akses ke pasar antar bank atau sumber dana lainnya, termasuk fasilitas lender of last resort Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Di tinjau dari likuiditas, maka keadaan perusahaan dapat dibedakan : 2
a. Likuid, perusahaan yang mampu memenuhi seluruh kewajiban keuangan, khususnya kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. b. Ilikuid, perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan, khususnya kewajiban jangka pendeknya. Disamping itu likuiditas digolongkan atas : a. Likuiditas badan usaha, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada pihak luar perusahaan ( kreditur ). b. Likuiditas perusahaan, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya kepada pihak dalam perusahaa. 1.2.1. Rasio likuiditas : A. Current Ratio Current Ratio, yaitu perbandingan jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Gunanya untuk mengetahui kemampuaan perusahaan membayar hutang lancarnya. Perusahaan yang bukan perusahaan kredit, bila perbandingan current rationya kurang dari 2:1, maka dianggap kurang baik. Kenapa? sebab bila aktiva lancarnya mengalami penurunan maka jumlah aktiva nya tidak cukup untuk menutup hutang lancar. Aktiva lancar Current ratio = --------------------- x 100 %. Hutang Lancar 3
B. Quick Ratio Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semaki besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid test rasio. Untuk quick rasio ukuran berdasarkan prinsaip hati-hati adalah 100% atau 1:1 dianggap cukup memuaskan didalam perusahaan apabila kurang maka dianggap kurang baik. Aktiva Lancar - Persediaan Quick Ratio = ---------------------------------- x 100 % Hutang Lancar C. Cash Ratio Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi dengan kas dan surat berharga dalam perusahaan yang dapat segera di uangkan. Kegunaan dari rasio ini adalah untuk mengetahui bahwa setiap hutang lancar Rp. 1, 00 di jaminkan oleh kas dan efek sebesar hasil yang diperoleh dari cash rationya, tidak terdapat standar khusus pada cash ratio sehingga penilaianya tergantung kebijakan perusahaan. Kas + Efek Cash ratio = ---------------- x 100 %. Hutang Lancar 1.2.2. Meningkatkan Tingkat Likuiditas : Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi utang lancar. 4
Dengan mengurangi jumlah utang lancar bersama-sama dg mengurangi aktiva lancar, dimana penurunan aktiva lancar harus lebih kecil dari penurunan utang lancar. 1.3 Rentabilitas Rentabilitas adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang efektif. Rentabilitas ekonomi adalah membandingkan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing. Menurut Munawir (2001:33), Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam dan tergantung pada laba dan aktiva yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya. Apakah yang akan diperbandingkan itu laba berasal dari operasi atau laba bersih setelah pajak dengan jumlah modal sendiri. Rasio Rentabilitas betujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Rasio Rentabilitas: Laba Rentabilitas = ---------------- Modal 1.4 Solvabilitas Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semuakewajibannya. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Hal ini sesungguhnya jarang terjadi kecuali perusahaan mengalami ke pailitan. Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan. 5
Menurut Munawir (2001:32), Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Departemen Koperasi, Solvabilitas adalah keadaan keuangan koperasi pada suatu saat menunjukkan tinggi rendahnya tingkat kemampuan. Contohnya koperasi untuk membayar semua hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan Solvabilitas, dimaksudkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya dari aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut (Farid Djahidin, 1993:109). Besarnya ukuran umum yang dipakai adalah 200% atau 2:1 yang berarti dua kali dari total hutang perusahaan dikatakan solvable bila rasionya kurang dari 200%. Di tinjau dari solvabilitas, maka keadaan perusahaan di bedakan menjadi : a. Solvable, perusahaan mampu memenuhi semua kewajiban keuangan nya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. b. Insolvable, perusahaan tidak mampu memenuhi semua kewajiban keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi. 1.4.1 Bentuk-Bentuk Rasio Solvabilitas Yang termasuk rasio solvabilitas antara lain : A. Total Debt to Total Equity Ratio Rasio ini membandingkan total utang dengan modal pemilik ( ekuitas ). Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian setiap rupiah dari modal pemilik yang digunakan untuk menjamin utang. Semakin besar rasio ini semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur, karena jaminan modal pemilik terhadap utang semakin kecil. Rasio ndiatas 100% sangat berbahaya bagi kreditur karena jumlah utang lebih besar dari pada modal pemilik. Total Hutang Total Debt to Equity Ratio = ------------------ x 100 %. Modal sendiri 6
B. Total Debt to Total Asset Ratio Rasio ini membandingkan jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki perusahaan. Dari rasio ini, kita dapat mengetahui bebrapa bagian aktiva yang di gunakan untuk menjamin utang. Biasanya, para kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin rendah rasio utang perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu likuidasi. Total Hutang Total Debt to capital Assets = ------------------- x 100 %. Total Aktiva C. Long term Debt to Equity Ratio Rasio ini membandingkan antara utang jangka panjang dan modal pemilik. Rasio ini menunjukan berapa bagian modal pemilik yang menjadi jaminan utang jangka panjang. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk menutup utang jangka panjang. Semakin rendah rasio ini akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang. Hutang Jangka Panjang Long Term Debt to = -------------------------------- x 100 % Equity Ratio Modal Sendiri 1.4.2 Suatu Perusahaan Dapat Mengalami Keadaan : a. Liikuid dan Solvabel, yaitu perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban keuanganya baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. b. Likuid tetapi Insolvabel, yaitu perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya tetapi tidak dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya. 7
c. Likuid dan Solvabel, yaitu perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya tetapi dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya. d. Likuid dan Insolvabel, yaitu perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang 1.5 Penerapaan likuiditas di Indonesia Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/ 16 /DPNP - Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Ringkasan Peraturan Perundang-undangan Bank Indonesia Peraturan: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/ 16 /DPNP - Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Berlaku : 6 Juli 2009 Ringkasan : 1. Ketentuan ini bertujuan untuk meningkatkan penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas sehingga Bank dapat memastikan kecukupan dana secara harian baik dalam kondisi normal maupun krisis dalam memenuhi kewajiban secara tepat waktu. 2. Dengan diberlakukannya Surat Edaran ini sekaligus mencabut ketentuan berikut, yaitu: 1. Surat Edaran Bank Indonesia No.31/18/UPPB tanggal 31 Desember 1998 perihal Pemantauan Likuiditas Bank Umum; dan 2. Angka III.3 Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, 3. Pokok pokok pengaturan dalam ketentuan ini antara lain mencakup: 1. pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi terkait dengan Manajemen Risiko Likuiditas; 2. kebijakan, prosedur, dan penetapan limit diantaranya meliputi manajemen likuiditas harian termasuk intrahari, likuiditas intragroup, penetapan indikator peringatan dini (early warning indicator), penetapan limit, penerapan stress testing, dan rencana pendanaan darurat (contingency funding plan); 3. kewajiban melakukan identifikasi atas sumber risiko likuiditas dan eksposur 8
risiko saat ini maupun masa mendatang secara berkala; 4. kewajiban untuk memiliki alat pengukuran yang dapat mengkuantifikasi risiko seperti proyeksi arus kas, rasio likuiditas, profil maturitas, dan stress testing; 5. keharusan bank untuk melakukan pemantauan posisi dan risiko likuiditas dengan tetap memperhatikan early warning indicator; 6. pengendalian risiko likuiditas yang dilakukan melalui strategi pendanaan, pengelolaan posisi likuiditas dan Risiko Likuditas harian, pengelolaan posisi likuiditas dan Risiko Likuiditas intragroup, pengelolaan aset likuid berkualitas tinggi, dan rencana pendanaan darurat; 7. sistem informasi manajemen risiko yang mendukung; 8. sistem pengendalian intern yang memadai; 9. kewajiban bank untuk menyampaikan laporan mengenai proyeksi arus kas dan profil maturitas secara berkala kepada Bank Indonesia. Selain itu, Bank Indonesia dalam kondisi tertentu dapat mewajibkan Bank untuk menyampaikan laporan yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas diluar waktu yang ditetapkan dan/atau laporan lain selain yang wajib disampaikan secara berkala. 10. pelanggaran terhadap ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini dikenakan sanksi sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 dan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Laporan Kantor Pusat Bank Umum dan Laporan Berkala Bank Umum yang berlaku. 9
1.6 Daftar Istilah A. Harta/Aset/Aktiva Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh perusahaan. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut ekuitas / equities yang dapat mendatangkan manfaat di masa depan. B. 1. Harta Lancar / Aktiva Lancar / Current Assets Harta lancar adalah harta yang berbentuk uang tunai maupun aktiva lainnya yang dapat ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu tahun. Contoh : piutang dagang, biaya atau beban dibayar di muka, surat berharga, kas, emas batangan, persediaan barang dagang, pendapatan yang akan diterima, dan lain sebagainya. 2. Harta Investasi / Aktiva Ivestasi / Investment Assets Harta Investasi adalah harta yang diinvestasikan pada produk-produk investasi untuk mendapatkan keuntungan. Contoh : Reksadana, saham, obligasi, dan lain-lain. 3. Harta Tak Berwujud / Intangible Assets Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Contoh : Merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise, goodwill, dan lain sebagainya. 4. Harta Tetap / Aktiva Tetap / Fixed Assets Harta tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang sifatnya permanen kepemilikannya. Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan perlengapan kantor, dan lain-lain. 5. Harta Lainnya / Other Assets Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta atau aset di 10
atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset lancar. Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan yang sah, dan lain-lain. B. Kewajiban / Hutang / Pasiva / Liabilities Hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu yang pada umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-waktu tertentu. 1. Hutang Lancar / Kewajiban Lancar / Current Liabilities Hutang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun. Contoh : hutang dagang, beban yang harus dibayar, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan diterima di muka, dan lain sebagainya. 2. Hutang Jangka Panjang / Long-Term Liabilities Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari setahun. Contoh : Hutang hipotek, hutang obligasi yang jatuh tempo lebih dari setahun, hutang pinjaman jangka panjang, dan lain sebagainya. 3. Hutang lain-lain / Other Payable Perkiraan atau akun ini digunakan untuk mencatat hutang lain yang tidak termasuk pada hutang lancar dan hutang jangka panjang. Contoh : uang jaminan, hutang pada pemegang saham, dan lain sebagainya. C. Modal / Capital Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk hutang tak terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga jangka waktu yang tidak terbatas. Rumus modal adalah harta atau aset dikurangi dengan kewajiban atau hutang. Contoh Modal : modal disetor, prive, modal komanditer, laba ditahan, agio saham, saham preferen & biasa, simpanan-simpanan, sisa hasil usaha atau shu, dan lain sebagainya. 11
1. Modal sendiri (equity capital) Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentulamanya. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakan dana jangka panjang yang tidak tertentu likuiditasnya. Modal sendiri yang berasal dari sumber intern (dari dalam perusahaan)yaitu modal yang dihasilkan sendiri di dalam perusahaan dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Modal sendiri yang berasal dari sumber ekstern ialah modal yang berasal dari pemilik perusahaan. 2. Modal pinjaman (debt capital), bersumber dari anggota, koperasi lainnya, bank atau lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah. 12
BAB 2 PENUTUP 2. Kesimpulan RASIO LIKUIDITAS Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya dalam jangka pendek tepat pada waktunya. Di tinjau dari likuiditas, maka keadaan perusahaan dapat dibedakan : a. Likuid, perusahaan yang mampu memenuhi seluruh kewajiban keuangan, khususnya kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. b. Ilikuid, perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan, khususnya kewajiban jangka pendeknya. RASIO RENTABILITAS Untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba. RASIO SOLVABILITAS Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. Di tinjau dari solvabilitas, maka keadaan perusahaan di bedakan menjadi : a. Solvable, perusahaan mampu memenuhi semua kewajiban keuangan nya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. b. Insolvable, perusahaan tidak mampu memenuhi semua kewajiban keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi. 13
DAFTAR PUSTAKA S, Munawir. 1993. Analisa Laporan Keuangan.Yogyakarta : Liberti. S.H, Drs, Sudarsono. dan S.E, Edilius. 2002. Koperasi dalam Teori dan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta. http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/analisis_likuiditas.aspx Rentabilitas http://www.scribd.com/doc/38250635/7/pengertian-rentabilitas http://igit-10206917.blogspot.com/2009/11/analisis-rasio-likuiditas-solvabilitas.html http://id.wikipedia.org/wiki/likuiditas http://id.wikipedia.org/wiki/solvabilitas http://id.wikipedia.org/wiki/rentabilitas http://tiaphari.com/2008/08/19/perbedaan-gross-margin-operating-margin-dan-net-margin/ http://pis-bus.blogspot.com/2009/08/blog-post.html http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/analisis_likuiditas.aspx 14