PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT) JUDUL: PENGENALAN DAN PEMANFAATAN TEMPAT WISATA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN GUNA MENINGKATKAN WAWASAN KEILMUAN MAHASISWA SEBAGAI CALON GURU BIOLOGI PADA GENERASI EMAS ABAD 21 26 29 November 2017 DISUSUN OLEH: SAMSUL ARIFIN (201410070311150) DOSESN PEMBIMBING: HUSAMAH, S.Pd., M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG OKTOBER 2017 i
HALAMAN PENGESAHAN Judul: PENGENALAN DAN PEMANFAATAN TEMPAT WISATA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN GUNA MENINGKATKAN WAWASAN KEILMUAN MAHASISWA SEBAGAI CALON GURU BIOLOGI PADA GENERASI EMAS ABAD 21 Tempat/Tujuan SLT: 1. Museum Biologi UGM 2. Yogyakarta Green School 3. Wild Life Rescue Center Yogyakarta 4. Desa Sukunan Tanggal Pelaksanaan: 26 29 November 2017 Malang, 4 November 2017 Menyetujui, Dosen Pengampu Penyusun Husamah, S.Pd., M.Pd NIDN 0718108501 Samsul Arifin NIM. 201410070311150 Mengetahui, Ketua Prodi Pendidikan Biologi Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd. NIP 196406011990112001 ii
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan proposal Studi Lapang Terintergrasi (SLT) dengan tema Pengenalan dan Pemanfaatan Tempat Wisata dalam Kegiatan Pembelajaran guna Meningkatkan Wawasan Keilmuan Mahasiswa sebagai Calon Guru Biologi pada Generasi Emas Abad 21 ini alhamdulillah tepat pada waktunya. Proposal ini berisikan tentang informasi mengenai tempat kunjungan SLT yang akan dilaksanakan pada 26-29 November 2017 di Yogyakarta. Kami menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Proposal ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Proposal ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Malang, 4 November 2017 Penyusun iii
DAFTAR ISI HALAMAN COVER... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Kegiatan... 1 1.2 Rumusan Kegiatan... 3 1.3 Tujuan Kegiatan... 3 1.4 Manfaat Kegiatan... 3 GAMBARAN UMUM INSTANSI/TEMPAT KUNJUNGAN SLT... 4 2.1 Jogja Green School... 4 2.2 Museum Biologi... 8 2.3 Wildlife Rescue Center Jogja... 10 2.4 Desa Sukunan... 11 DAFTAR PUSTAKA... 13 LAMPIRAN... 14 iv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan Tiga pokok kemampuan dasar yang harus dimiliki mahasiswa, khususnya calon guru untuk dapat bersaing di dunia global adalah knowledge, skill, dan attitude. Ketiga kemampuan tersebut, tidak semuanya dapat di peroleh dari bangku perkuliahan (kegiatan belajar mengajar di kelas), tetapi dapat diperoleh dari praktek nyata di lapangan (melalui terjun lapang, praktik langsung, dan pengamatan). Studi Lapang Terintegrasi adalah mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa, sebagai salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi. Mata kuliah ini berbobot 1 SKS. Studi Lapang Terintegrasi diharapkan berbasis 2 hal, yaitu keilmuan biologi dan pendidikan/pembelajaran. Studi Lapang Terintegrasi diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk melengkapi ketiga aspek tersebut dengan melakukan wisata ke suatu tempat yang sudah ditentukan dengan melihat kebutuhan yang harus dipenuhi khususnya oleh mahasiswa Biologi dalam pencapaian kompetensi. Perlunya dilakukan kegiatan SLT sebagai langkah untuk penguatan pembelajaran biologi dengan dunia nyata, kegiatan SLT menggabungkan beberapa matakuliah yang sudah dipelajari oleh Mahasiswa Biologi dengan mengadakan suatu kunjungan ke daerah yang sudah ditentukan. Kunjungan tersebut diharapkan akan menambah wawasan mahasiswa sebagai calon pendidik yang mampu berpikir kritis. Menurut Johnson dalam Ekawati, dkk (2015) berpikir kritis adalah proses terorganisis yang memungkinkan peserta didik mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pemikiran orang lain. Keterampilan berpikir kritis dapat dilatih dengan kegiatan-kegiatan seperti mengamati dan menganalisis hal yang dipelajari, menginformasikan dan menyimpulkan sikap yang akan dilakukan atas kejadian tersebut. Berpikir kritis menjadi penentu kemampuan dalam menjawab permasalahan pada saat kegiatan pembelajaran. Lokasi yang dipilih yaitu Jogjakarta dengan beberapa tujuan antara lain yaitu; 1) Jogja green school merupakan sekolah yang berbasis alam dimana mahasiswa akan diajarkan tentang sistem pembelajaran yang berbasis alam. Destinasi ini berhungan dengan materi perkuliahan yaitu matakuliah strategi 1
pembelajaran. Proses belajar mengajar tidak harus selalu mengedepankan pertemuan di dalam ruang kelas tetapi juga bisa dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Menurut Kasrina dalam Lusiana (2015) Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar sangat penting guna menduung proses dan pencapaian tujuan belajar, harapannya dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa, 2) Laboratorium Bilogi UGM (Laboratorium biologi umum, genetika dan pemuliaan) merupakan laboratorium di jurusan biologi UGM yang sudah terakreditasi. Pada destinasi ini mahasiswa biologi akan mempelajari secara detail laboratorium yang lebih lengkap dan mengetahui secara langsung laboratorium genetika dan pemuliaan yang belum pernah di temui di UMM. Destinasi ini berhubungan dengan matakuliah pengelolaan laboratorium biologi dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar biologi. Menurut Hamidah (2013) bangkitnya motivasi dalam belajar biologi dengan adanya laboratorium dapat meningkatkan hasil belajar, 3) Wildlife Rescue Center Jogja merupakan tempat konservasi satwa liar dimana mahasiswa akan diajarkan mengenai penyelamatan satwa liar, rehabilitasi satwa liar, dan sosialisasi satwa liar, Destinasi ini berhubungan dengan matakuliah ekologi hewan. dan 4) Desa Sukunan Jogja merupakan desa yang berbasis lingkungan dimana mahasiswa akan mempelajari cara pengelolaan limbah atau sampah menjadi kerajinan maupun produk yang bermanfaat. Destinasi tersebut berhubungan dengan matakuliah pengetuan lingkungan yang telah ditempuh sebelumnya. Wildlife Rescue Center Jogja dan Desa Sukunan merupakan salah satu contoh konsep ekowisata. Ekowisata Kurniarum (2015) merupakan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan menikmati lingkungan alam beserta isinya. Ekowisata adalah jenis pariwisata yang berasaskan pada kelestariann lingkungan dan memuat pendidikan lingkungan yang dapat menunjang kegiata konservasi. Berdasarkan alasan tersebut maka Jogja green school, Laboratorium Biologi UGM, Center Jogja dan Desa Sukunan dipilih menjadi tujuan dalam kegiatan studi lapang terintegrasi dengan harapan dapat melengkapi pengetahuan mahasiswa yang belum didapatkan pada saat pembelajaran di ruang perkuliahan dan memberikan pandangan yang lebih tentang pemanfaatan tempat konservasi, ekowisata dan pendidikan. 2
1.2 Rumusan Kegiatan 1. Bagaimana konsep dan pengelolaan Jogja Green School serta pemanfaatannya dalam bidang pendidikan biologi? 2. Bagaimana management pengelolaan Laboratorium Biologi UGM dan pemanfaatanya dalam bidang pendidikan biologi UMM? 3. Bagaimana konsep dan pengelolaan Wildlife Rescue Center Jogja serta pemanfaatannya dalam bidang pendidikan biologi? 4. Bagaimana konsep dan pengelolaan Desa Sukunan serta pemanfaatannya dalam bidang pendidikan biologi? 1.3 Tujuan Kegiatan 1. Mengetahui konsep dan pengelolaan Jogja Green School serta pemanfaatannya dalam bidang pendidikan biologi? 2. Mengetahui management pengelolaan Laboratorium Biologi UGM dan pemanfaatanya dalam bidang pendidikan biologi? 3. Mengetahui konsep dan pengelolaan Wildlife Rescue Center Jogja serta pemanfaatannya dalam bidang pendidikan biologi? 4. Mengetahui konsep dan pengelolaan Desa Sukunan serta pemanfaatannya dalam bidang pendidikan biologi? 1.4 Manfaat Kegiatan 1. Mampu memberikan bekal dan pengembangan pengetahuan bagi mahasiswa biologi sebagai calon guru. 2. Memberikan pengalaman dan pengetahuan melalui obyek, situasi, dan kondisi lingkungan yang nyata dan pemanfaatannya untuk bidang pendidikan dan bidang keilmuan biologi. 3. Menjadi sarana pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan. BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI/TEMPAT KUNJUNGAN SLT 3
2.1 Jogja Green School 2.1.1 Profil Jogja Green School Jogja Green School didirikan atas inisiatif kerjasama antara Bapak Suhardiono dengan Ibu Eny Krisnawati pada tahun 2009. Tujuan atas pendirian sekolah ini yaitu pentingnya membangun nilai-nilai universal dalam masa pendidikan dasar seorang anak, sehingga ke depannya muncul para generasi bangsa yang berpribadi baik hati, sayang sesama, semangat berkarya, mandiri dan cinta lingkungan. Atas harapan-harapan itu, pendidikan dasar mulai diinisiasi pada Juli 2012. 2.1.2 Visi dan Misi Visi: Mendidik Pribadi Berkarakter Cinta Keluarga, Sesama dan Lingkungan Misi: Memfasilitasi model pembelajaran inklusif, yang memberi ruang bagi pendidik, anak didik dan keluarganya dari berbagai latar belakang (agama, suku, status ekonomi, kewarganegaraan, kapasitas diri). Memfasilitasi model pembelajaran yang menekankan pengembangan nilai-nilai universal pada pendidik, anak didik dan keluarganya, sebagai pondasi pembentukan budi pekerti luhur. Memfasilitasi model pembelajaran emansipatoris, yang memberi ruang bagi pendidik, anak didik dan keluarganya untuk aktif terlibat, berpendapat, berkontribusi positif serta kreatif berkarya. Memfasilitasi model pembelajaran yang proaktif dalam pelestarian lingkungan hidup dan produk lokal Indonesia. 2.1.3 Metode Pembelajaran Metode pembelajaran di sekolah ini tidak hanya menekankan pada aspek capaian akademis atau kognitif semata. Siswa juga dimotivasi untuk menanamkan sikap hidup atau budi pekerti yang penuh penghargaan terhadap diri sendiri, sesama maupun lingkungan hidup. Fasilitasi pembelajaran pada aspek akademis, menggunakan pendekatan tematik. Guru mengacu pada indikator pembelajaran di Kurikulum Pendidikan Nasional 2013. Pada proses belajar di dalam maupun luar kelas, guru memperkaya proses belajar dengan berbagai cara kreatif dan mendorong 4
tiap siswa berperan aktif. Guru menghargai perbedaan kecenderungan cara belajar siswa, antara lain: audio, audiovisual, visual, maupun kinestetik. Siswa diarahkan dan dimotivasi untuk menemukan dan menggali potensi dirinya. Siswa difasilitasi untuk masuk ke kelas atau klub potensi. Klub potensi ini diselenggarakan seminggu sekali. Pada klub ini, siswa diperkenankan mengeksplorasi bakat dan minat dirinya. Penghargaan pada lingkungan hidup difasilitasi dengan membudayakan pemanfaatan barang bekas untuk kegiatan belajar, hemat air, hemat listrik, membawa bekal sehat & lokal, mereduksi penggunaan plastik kemasan. Pendidikan dasar di Jogja Green School menguatkan penghargaan atas keberagaman. Dalam suasana hidup multikultural, pembelajaran Agama disampaikan seminggu sekali dalam kerangka penyampaian wawasan kehidupan beragama masing-masing. Hal yang lebih ditekankan adalah Religiusitas dalam penerapan di kehidupan keseharian, seperti rasa syukur, kepekaan atau kepedulian terhadap sesama, motif untuk bertindak membuat perubahan, yakin dan percaya atas kekuatan Tuhan bagi kehidupan manusia. Jam Pembelajaran Pukul 08.00-09.00 : Reading & English Time Pukul 09.00-10.00 : Kegiatan Belajar Mengajar-1 Pukul 10.00-10.15 : Istirahat & Snack Time (Makan Bekal) Pukul 10.15-12.00 : Kegiatan Belajar Mengajar-2 Pukul 12.00-13.00 : Istirahat & Lunch Time (Makan Siang) Pukul 13.00-14.00 : KBM 3/Klub Potensi/Mendongeng 2.1.4 Kegiatan Jogja Green School Jogja green school memiliki beberapa kegiatan, yaitu: Kegiatan Bersama Rumah Pintar Jogja Green School, yang meliputi: 1) Masa Orientasi Siswa (MOS) Kegiatan ini diperuntukkan bagi seluruh siswa, terutama siswa yang baru. Kegiatan yang diselenggarakan di awal tahun ajaran ini supaya siswa-siswi yang baru masuk (Level 1) mengenal lingkungan sekolah dan sekitar sekolah. Selain itu memperkenalkan budaya sekolah dan membangun iklim kekeluargaan. 2) Mendongeng 5
Kegiatan ini dilakukan untuk seluruh siswa. Tiap dua minggu sekali, bergabung dengan adik-adik KB-TK. Lewat baca cerita atau mendongeng, ada berbagai pesan positif yang bisa ditanamkan dalam hidup keseharian anak didik. 3) Outdoor Class Kegiatan ini diperuntukkan untuk memperkaya pembelajaran tematik. Suatu kelas atau gabungan beberapa kelas beraktivitas di luar lingkungan sekolah. Foto di atas adalah anak-anak L1 dan L2 bermain belajar di Museum Anak Kolong Tangga - Taman Budaya Yogyakarta 4) Kelas Minat-Potensi Kelas ini diselenggarakan seminggu sekali, tiap Kamis. Masingmasing siswa diperkenankan untuk bergabung di kelas yang diminatinya atau yang sesuai potensi dirinya. Kelas ini terdiri dari kelas Bercerita, Musik, Memasak, Seni Rupa dan Berkebun. Pilihan kelas yang diminati boleh berubah, sampai menemukan manakah yang paling cocok dan tepat. Beberapa anak telah setia dengan pilihan kelasnya. 5) Kemah Cinta Alam Kegiatan ini diselenggarakan untuk melatih kemandirian peserta didik. Siswa membaur dari berbagai kelas melakukan perkemahan selama 2 hari 1 malam. Siswa tidak didampingi oleh orangtuanya. Sehingga belajar untuk memfasilitasi dirinya sendiri dan bekerjasama dengan teman-teman. Siswa juga belajar untuk dekat serta menghormati alam sekitar. 6) Tali Kasih untuk Sesama Kegiatan ini diselenggarakan tiap satu tahun sekali, ungkapan kasih kami kepada sesama yang membutuhkan. Pada proses ini, pendidik dan peserta didik belajar bersyukur dan berbagi. Berbagi dengan penuh ikhlas pada sesama hal yang perlu dipupuk sejak dini. 7) Kelas Profesi Kegiatan ini membuka peluang kontribusi pada orangtua/wali murid untuk berbagi cerita tentang karya dan profesi mereka. Siswa diajak untuk mengenal berbagai profesi dan menghargai apa yang 6
dilakukan oleh orangtua mereka. Selain itu, mereka belajar menghargai bahwa karya jugalah sebuah perjalanan penuh kesungguhan, membutuhkan semangat dan berjuang menciptakan karya-karya. Sesederhana apapun yang dilakukan, nilai di dalamnya lah yang perlu ditanamkan pada anak didik. Sehingga, kelak mereka bekerja dan berkarya dengan sungguh-sungguh dan dari kecintaan di dalam hati. Semua tulisan pada bagian Jogja Green School diambil dari website: https://www.yogyagreenschool.com/. 2.1.5 Peran dan Manfaat Jogja Green School bagi Pendidikan Biologi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang memiliki berbagai mata kuliah dengan harapan akan menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki rasa peduli lingkungan sekitarnya. Salah satunya adalah mata kuliah pengetahuan lingkungan yang memberikan bekal tidak hanya pengetahuan tetapi juga membbentuk kepedulian terhadap lingkungan. Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam mencari pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan (Adam, 2014). Menurut Sumardi (2007) pendidikan lingkungan tidak akan mengubah situasi dan kondisi lingkungan yang rusak menjadi baik dalam waktu yang singkat, melainkan membutuhkan waktu, proses, dan sumber daya. Atas dasar itulah pendidikan lingkungan sedini mungkin perlu diupayakan agar dapat meminimalisasi kerusakan-kerusakan lingkungan. Oleh karena itu diperlukan upaya penyadaran masyarakat akan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan, menanamkan pengertian masyarakat ter-hadap permasalahannya, menumbuhkan rasa partisipasi dalam memelihara sumber daya alam sekitar agar tetap terlihat indah dan sehat. Jogja Green School merupakan salah satu contoh sekolah yang memanfaatkan alam sebagai proses pembelajaran. Studi Lapang Terintegrasi dengan tujuan ini diharapkan dapat memberikan gambaran pada mahasiswa bahwa alam bisa bermanfaat dalam pembentukan pendidikan, dan tidak selalu dalam membangun sekolah harus merusak alam akan tetapi menyatu dengan alam. 7
2.2 Museum Biologi UGM 2.2.1`Profil Museum Biologi UGM Museum Biologi UGM adalah museum khusus atau museum pendidikan yang memiliki benda-benda hayati dan benda-benda lainnya yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Museum Biologi Fakultas Biologi UGM dirintis sejak terbentuknya Museum Zoologicum pada tahun 1964, yang menempati salah satu rauang di Sekip, Sleman, DIY di dalam kampus UGM, yang dipimpin oleh Prof.drg. R.G. Indrojono dan koleksi herbarium yang menempati sebagian gedung di Jalan Sultan Agung 22 Yogykarta yang dipimpin oleh Prof.Ir. Moeso Suryowinoto. Pengelolaan keduanya ditangani oleh Fakultas Biologi UGM, yang pada waktu itu bertempat di ndalem Mangkubumen, Ngasem, Yogyakarta yang lebih dikenal dengan nama Fakultas-fakultas Kompleks Ngasem. Koleksi hewan dan tumbuhan pada waktu itu berasal dari Seksi Zoologi dan Anatomi Fakultas Kedokteran UGM dan Seksi Botani Fakultas Pertanian UGM. Atas prakarsa Dekan Fakultas Biologi UGM yang pada waktu itu dijabat oleh Ir. Soerjo Sodo Adisemoyo pada tanggal 20 September 1969 yaitu dalam peringatan Dies Natalis Fakultas Biologi UGM, Museum Biologi diresmikan. Museum tersebut merupakan penggabungan dari Museum Zoologicum dan Herbarium dengan menempati Gedung di Jalan Sultan Agung 22 Yogyakarta. Museum Biologi memiliki koleksi spesimen hewan dan tumbuhan dalam bentuk awetan kering, awetan basah serta fosil yang berasal dari daerah di Indonesia dan beberapa dari luar negeri. Koleksi museum tersebut digunakan sebagai sarana studi dosen, mahasiswa, pelajar dan umum. Semua tulisan pada bagian ini diakses dari http://asosiasimuseumindonesia.org/anggota/179-museum-biologi-ugm.html. 2.2.2 Struktur Organisasi Penanggung jawab : Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Pengarah : Dr. Niken Satuti Nur Handayani, M.Sc. Kepala Museum Bilogi : Donan Satria Yudha, M.Sc. Pengelola : Drs.Sutikno, S.U. Teknisi : Ida Suryani, S.S. Kepala Kantor Administrasi : Tunik Hariyanti, SIP. 8
2.2.3 SDM Pengelola Museum Biologi UGM dikelola oleh Fakultas Biologi UGM. Kepala Museum Biologi UGM adalah Tenaga Pendidik (Dosen) Fakultas Biologi UGM yang ditunjuk oleh Dekan Faktas Biologi UGM melalui Surat Keputusan Dekan. Staf Museum terdiri dari: Tenaga Kependidikan (Pegawai) Fakultas Biologi, Tenaga Kontrak Fakultas Biologi dan Tenaga Edukator dari Dinas Kebudayaan Propinsi DIY. 2.2.4 Fasilitas yang Dimiliki Koleksi binatang tak bertulang belakang (invertebrate) dan binatang bertulang belakang (vertebrata). Koleksi tumbuh-tumbuhan yang diawetkan dalam bentuk Herbarium kering dan basah, yaitu : Herbarium kering lebih kurang 1.672 species dari 180 familia, dan Herbarium basah lebih kurang 350 buah Koleksi fosil, terdiri dari beberapa fosil hewan dan tumbuh-tumbuhan, 4 Aquaria, diantaranya beberapa jenis ikan dan tumbuh-tumbuhan air yang masih hidup, dikoleksi dalam beberapa aquarium. Beragam koleksi kerangka fauna juga akan memperkaya khasanah pengetahuan pengunjung. Kerangka gajah Nyi Bodro yang berasal dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Badak Jawa, Dugong, Kuda dan Walabi merupakan sebagian koleksi kerangka unggulan Museum Biologi UGM. Koleksi flora ditampilkan dalam bentuk awetan kering dan basah. Koleksi biji dan tanaman obat yang mewakili tradisi dan budaya juga dimiliki oleh Museum Biologi UGM. Semua tulisan pada bagian ini diakses dari http://museum.biologi.ugm.ac.id/sejarah.html. 2.3 Wildlife Rescue Center Jogja 2.3.1 Profil Wildlife Rescue Center Jogja Taman Satwa Wildlife Rescue Centre (WRC Jogja) merupakan nama sebuah site di bawah manajemen Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta - sebuah lembaga non-profit & non-pemerintah yang bergerak di bidang konservasi satwa 9
liar. Kegiatan utama di WRC Jogja adalah penyelamatan satwa, rehabilitasi satwa, pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi mengenai satwa liar. Wildlife Rescue Center (WRC) atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama Pusat Penyelamatan Satwa Jogjakarta (PPSJ) merupakan wadah penyelamatan satwa yang seharusnya berada di alam liar. Mereka menyelamatkan satwa ini dari rumah warga, atau sirkus dan sejenisnya. WRC terletak di Jl. Kawijo, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk lebih jelasnya jika kalian dari jogja berjalan kearah barat menuju Jl.Godean lurus ke Pasar Godean melewati jembatan sungai Progo ke Pasar Kenteng lalu Nanggulan kemudian ikutilah papan petunjuk arah ke Wildlife Rescue Center (WRC). Semua tulisan pada bagiann ini diakses dari file:///g:/slt%20jogja/taman%20satwa%20wildlife%20rescue%20centre%20y ogya%20_%20gudegnet.htm. 2.3.2 Bentuk Layanan Jasa yang Dimiliki Wildlife Rescue Center Jogja memiliki produk jasa yang ditawarkan bagi masyarakat luas, yaitu: beberapa program fundraising seperti Program Donasi Satwa, Program Adopsi Satwa, Program Volunteer, Outbound, dan Program Pendidikan Konservasi. Selain itu pihak WRC juga mengembangkan divisi bisnis yang dinamakan Orangutan Outdoor Camp (OOC) seperti paket-paket pendidikan konservasi, penyewaan meeting room hingga pelaksanaan outbond. 2.3.3 Fasilitas yang Dimiliki Orangudome, Orangudome merupakan kubah (dome) untuk orang utan yang dibuat menyerupai hutan asli layaknya tempat tinggal mereka di alam liar. Dua orangudome berukuran kecil (14x14x8 meter) dapat menampung 8-12 orang utan. Kubah ini berfungsi sebagai kubah introduksi yang digunakan untuk mengobservasi orang utan hasil sitaan atau penyerahan sukarela dari 10
masyarakat. Selain kubah kecil, terdapat pula kubah super besar yang berdiameter hingga 125 meter dengan ketinggian mencapai 25 meter. Penginapan/hotel Meeting room Outbond center Sarana camping ground yang memadai Arena pendidikan lingkungan untuk anak-anak maupun dewasa. Semua tulisan pada bagian ini diambil dari file:///g:/slt%20jogja/wisata %20Edukasi%20di%20Wildlife%20Rescue%20Center,%20Kulon%20Progo%20 _%20Wisata%20Yogyakarta.htm 2.4 Desa Sukunan 2.4.1 Profil Desa Sukunan Desa sukunan terletak di kelurahan Banyuraden kecamatan Gamping, kabupaten Sleman atau sekitar 5 km dari arah barat Tugu Yogyakarta. Desa sukunan menjadi kampung wisata lingkungan pada tanggal 19 Januari 2009. Desa sukunan menawarkan beragam kegiatan yang berbasis lingkungan, kegiatan yang disebut ecotourism ini sudah dilakukan sejak tahun 2003. Yakni perintisan desa ini untuk menjadi desa berbasis lingkungan. Dikenal dengan desa berbasis lingkungan karena desa ini telah berhasil mengolah sampah mandiri secara baik. Mulai dari tingkat rumah tangga, hingga kelompok yang menghasilkan produk dari sampah tersebut. Desa Sukunan adalah desa wisata berbasis lingkungan atau disebut ecotourism, yang memulai hal ini sejak tahun 2003. Sukunan yang berada sekitar lima kilometer dari Tugu Yogyakarta ke arah barat itu, resmi menjadi Kampung Wisata Lingkungan sejak 19 Januari 2009. Sebagai Kampung Wisata Lingkungan, Sukunan menawarkan beragam kegiatan berbasis lingkungan kepada para wisatawan. Wisatawan yang mampir ke Sukunan dapat belajar tentang cara mengolah sampah untuk dijadikan barang kerajinan maupun produk lain yang bermanfaat. Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan khas perdesaan yang masih asri. 11
Desa Sukunan menjadi sebuah kampung wisata berbasis lingkungan karena masyarakat Sukunan telah menjalankan proses pengolahan sampah secara mandiri baik di tingkat rumah tangga hingga di tingkat kelompok. Kegiatan ini pun menghasilkan berbagai produk olahan sampah yang memiliki nilai lebih seperti aneka produk kerajinan dari sampah plastik, kerajinan dari kain perca serta pupuk kompos dari sampah organik. Semua tulisan pada bagian ini diambil dari http://navigasibudaya.jogjaprov.go.id/sosial-budaya/desa-wisata/1736. 2.4.2 Struktur Organisasi Pendiri dan pengelola: Iswanto 2.4.3 Fasilitas yang Dimiliki Fasilitas yang di sediakan oleh desa wisata sukunan adalah homestay yang berupa rumah-rumah penduduk yang dapat disewa sekaligus sebagai tempat berinteraksi langsung dengan warga sekitar. Semua tulisan pada bagian ini diakses dari http://yogyakarta.panduanwisata.id/daerah-istimewa-yogyakarta%20/mengolahsampah-menjadi-barang-produktif-di-kampung-sukunan/ 12
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2013. Jogja Green School (Online) (https://www.yogyagreenschool.com/, diakses tanggal 1 november 2017). Anonim, 2013. http://asosiasimuseumindonesia.org/anggota/179-museum-biologiugm.html. Diakses pada tanggal 27 September 2017. Diakses pada tanggal 27 September 2017 Anonim, 2013. http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/sosial-budaya/desawisata/1736. Diakses pada tanggal 27 September 2017 Anonim, 2014. file:///g:/slt%20jogja/taman%20satwa%20wildlife% 20Rescue%20Centre%20Yogya%20_%20GudegNet.htm. Diakses pada tanggal 27 September 2017. Anonim, 2014. file:///g:/slt%20jogja/wisata%20 Edukasi%20di%20Wildlife%20Rescue%20Center,%20Kulon%20Progo %20_%20Wisata%20Yogyakarta.htm. Diakses pada tanggal 27 September 2017. Anonim, 2014. http://yogyakarta.panduanwisata.id/daerah-istimewa-yogyakarta /mengolah-sampah-menjadi-barang-produktif-di-kampung-sukunan/.. Diakses pada tanggal 27 September 2017. Adam, A. F. B. 2014. Analisis Implementasi Kebijakan Kurikulum Berbasis Lingkungan Hidup pada Program Adiwiyata Mandiri di SDN Dinoyo 2 Malang. Jurnal kebijakan dan pengembangan pendidikan, 2(2), 10-15 Hamidah, A., Sari, N., & Budianingsih, R. S. 2013. Manajemen Laboratorium Biologi Beberapa SMA Swasta di Kota Jambi. Jurnal Sainmatika, 7(1), 1-10. Husamah. (2013). PEMBELAJARAN LUAR KELAS (OUTDOOR LEARNING). Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. http://researchreport.umm.ac.id/index.php/researchreport/article/view/1214/1425 Ekawati, R., Susetyarini, E., Pantiwati, Y., & Husamah. 2015. Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis dengan Model Pembelajaran Cooperative Integreated Reading and Composition (CIRC). Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 1(3), 298-306. Kurniawan, M., Prihanta, W., & Wahyuni, S. 2015. Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Konservasi Penyu dan Ekowisata di Desa Hadiwarno Kabupaten Pacitan sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Biolog Indonesia, 1(2), 124-137. Lusiana, N., Prihanta, W., & Rahardjanto, A. 2015. Pemanfaatan Pteridophyta Kawasan Hutan Pacet Taman Hutan Raya (TAHURA) Raden Soerjo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto sebagai Sumbe Belajar Biologi SMA. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 1(2), 169-176 13
Prasetiyo, N.A. dan Perwiraningtyas, Pertiwi. (2017). The Development of Environment based Textbook in Biology Course at Tribhuwana Tunggadewi University. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia 3(1): 19-27. Sumardi. (2007). Dasar-Dasar Perlindungan Hutan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 14
LAMPIRAN-LAMPIRAN Museum Biologi UGM Gambar peta Museum Biologi UGM Salah satu awetan hewan di museum UGM Yogyakarta Green School Gambar peta tempat Jogja Green School 15
Beberapa spot dan kegiatan 16
Wild Life Rescue Center Yogyakarta Gambar peta Wild Life Rescue Center Salah satu gambar kegiatan di Orangutan Dome 17
Desa Sukunan Gambar peta Desa Sukunan Salah satu hasil Pengolahan sampah desa sukunan 18