PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA CHUUKYUU DOKKAI DI PERGURUAN TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam hal pemerolehan bahasa.

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

METODE PENGAJARAN BAHASA BERBASIS KOMPETENSI

2015 HUBUNGAN ANTARA DAYA KONSENTRASI DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENTINGNYA MENCERMATI SELF-INSTRUCTION DAN SELF- ESTEEM DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING: STUDI KASUS PENGAJARAN MENYIMAK

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS

MODEL VOCABULARY SELF-COLLECTION STRATEGY (VSS) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

JUDUL Proses Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri (Studi Deskriptif di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung)

22. Mata Pelajaran Bahasa Jepang Untuk Paket C Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

DESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal paling utama dalam kehidupan. Pendidikan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA JEPANG UNTUK HOTEL

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang

Bab 1. Pendahuluan. dipelajari. Hal ini menyebabkan makin banyaknya minat pelajar tingkat mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1968:2) mengungkapkan keempat keterampilan berbahasa, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. skills) yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

oleh Ike Anita ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *)

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran writing. Writing merupakan keterampilan yang melibatkan banyak aspek, yaitu kemampuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

Pengembangan Model Pembelajaran Temtik Berorientsi Life Skills untuk Kelas Permulaan Sekolah Dasar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BAHASA INDONESIA SD. Oleh: BAHAUDDIN AZMY UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2012

93. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING. Oleh

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

A. Latar Belakang Masalah

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran

JBKR ISSN : /VOLUME: 2/ Nomor 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

2016 PENGARUH TEKNIK SCRAMBLE TERHADAP KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK DAN MEMPARAFRASE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia semakin banyak masyarakat yang mempelajari bahasa Jepang

91. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB II KURIKULUM, PRAGMATIK, DAN APLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

Transkripsi:

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA CHUUKYUU DOKKAI DI PERGURUAN TINGGI Sriwahyu Istana Trahutami utami_undip@yahoo.com Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Abstract Reading is a complex process that make teaching dokkai complex too. Dokkai learning problems such as reading activities turned into translating activities, focus on the introduction of kanji and vocabulary, etc.its necessary to appropriate strategies and methods for teaching chukyuu dokkai. Keywords : reading,dokkai, chuukyuu dokkai, methods, strategy 1. PENDAHULUAN Setidaknya ada dua ranah pemakaian bahasa, yaitu untuk kepentingan komunikasi personal dan kepentingan komunikasi akademik. Untuk kepentingan komunikasi personal maka prioritas ketrampilan yang mesti dikuasai adalah kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Urutan ini sesuai dengan urutan pemerolehan bahasa ibu. Sedangkan untuk kepentingan komunikasi akademik mempunyai prioritas urutan kemampuan membaca, mendengar, berbicara, dan menulis. Dalam proses pembelajaran bahasa asing, seseorang tidak hanya dituntut untuk menguasai empat ketrampilan berbahasa seperti yang telah disebutkan di atas, namun juga dituntut mempunyai kompetensi. Istilah ketrampilan dan kompetensi ini merujuk pada konsep yang diajukan Chomsky dan Dell Hymes, yaitu kompetensi linguistik dan kompetensi komunikatif. Kompetensi komunikatif adalah kemampuan untuk berfungsi dalam situsi komunikatif yang melibatkan aspek bahasa dan non bahasa. Pada dasarnya ketrampilan dan kompetensi bahasa ini dikuasai melalui dua proses, yaitu proses pembelajaran (learning) dan proses pemerolehan bahasa (acquisition). Pada pemerolehan, penguasaan bahasa diperoleh secara alami melalui interaksi sosial antar pemakai bahasa, sedangkan pada pembelajaran, ketrampilan dan kompetensi berbahasa diperoleh melalui proses yang didesain situasi dan kondisinya untuk tujuan-tujuan tertentu. Perlu proses pembelajaran yang relatif lama untuk menguasai ketrampilan dan kemampuan komunikatif ini. Pembelajaran bahasa asing dapat sangat berbeda dari pembelajaran bahasa ibu. Berbeda dengan bahasa Inggris, pembelajar bahasa Jepang di Indonesia rata-rata mulai belajar dan mengenal bahasa Jepang ketika mereka masuk Perguruan Tinggi, meskipun dewasa ini banyak SMA yang sudah ada mata pelajaran bahasa Jepang baik sebagai mata pelajaran wajib kelas sosial dan bahasa, maupun sebagai 48 Copyright @2017, KIRYOKU,

Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi ekstra kurikuler. Namun demikian pelajaran bahasa Jepang di SMA banyak yang tidak menggunakan huruf Jepang maupun hanya berfokus pada kaiwa (percakapan). Tingkat fasih berbahasa Inggris lulusan S1 Inggris dengan lulusan sastra Jepang tidak dapat dibandingkan, sehingga dengan kata lain secara sosial tingkat kesulitan mempelajari bahasa Jepang jauh lebih besar daripada mempelajari bahasa Inggris. Hal ini juga diperkuat jika kita melihat kurikulum yang digunakan pada program studi bahasa dan sastra Jepang di Indonesia, hampir semua universitas mengajarkan huruf Jepang mulai dari hiragana pada semester satu, sehingga dengan kata lain belajar bahasa Jepang dimulai dari nol meskipun ada di antara mahasiswa yang sudah belajar di sma sebelumnya. Kemampuan membaca seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor afektif, kognitif, dan linguistik yang saling berhubungan yang dimiliki orang tersebut. Beberapa faktor afektif yang mempengaruhi kemampuan membaca seseorang antara lain, konsep diri, otonomi, penguasaan lingkungan, persepsi tentang realitas, dsb. Dalam aspek kognitif memori memegang peranan penting dalam kemampuan membaca. Memori ini terdiri dari memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Memori ini sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempunyai kemampuan dalam membentuk konsep. Pembentukan konsep ini sangat penting untuk berpikir dan membaca. Selain faktor kognitif, ada faktor metakognitif yang digunakan untuk menjelaskan pengetahuan seseorang tentang ciri-ciri proses berpikir dan pengaturan pemikirannya. Jika seseorang mempunyai kesadaran metakognitif maka membaca akan menjadi proses berpikir yang aktif dan pemahaman tentang bacaan tersebut juga akan lebih mudah. Fungsi kognitif berkaitan dengan skemata. Skemata adalah fungsi di dalam otak yang mengatur, menafsirkan, dan menarik kembali informasi, atau dengan kata lain skemata adalah kerangka mental. Skemata sangat penting untuk proses belajar membaca karena schemata ini menyimpan data masa lalu berupa pengetahuan dan pengalaman di dalam memori otak kita yang dapat sewaktuwaktu ditarik kembali jika kita perlukan. Faktor lain yang sangat penting dalam membaca adalah kemampuan berbahasa. Karena membaca bergantung bahasa maka kemampuan berbahasa seseorang akan mempengaruhi kemampuan membacanya. Pembaca akan sangat bergantung pada bahan bacaan saja, padahal bahasa tulis (bahan bacaan tadi) seringkali lebih kompleks daripada bahasa lisan. Dari apa yang dikemukakan di atas dapat dikatakan bahwa membaca adalah proses kompleks yang mungkin membuat pengajarannya sebagai proses yang kompleks pula. Dalam pembelajaran membaca (dokkai) baik pada tingkat dasar, menengah atau lanjut, hal-hal yang sering menjadi permasalahan, antara lain : 1) Kegiatan belajar dokkai hanya menjadi belajar menerjemahkan bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia, bukan memahami isi bacaan. Copyright @2017, KIRYOKU, 49

2) Program pembelajaran lebih menekankan kepada pengenalan kata, huruf kanji, dan membaca nyaring. 3) Bahan bacaan tidak relevan dengan kebutuhan pembelajar yang bermuara pada kemampuan komunikatif. 4) Bahan ajar yang kurang variatif. 5) Tidak terintegrasi dengan mata kuliah skill bahasa lainnya, yaitu menulis, menyimak, dan berbicara. 6) Proses belajar mengajar lebih didominasi dosen atau guru. 7) Kurangnya bimbingan dosen atau guru dalam membaca. Agar pembelajaran dokkai, terutama pada level chuukyuu atau menengah menjadi sebuah proses pemerolehan bahasa yang menyenangkan dan tidak membosankan, pada makalah ini penulis mencoba menjawab pertanyaan bagaimana strategi pembelajaran dokkai yang efektif yang dapat menghasilkan perkembangan maksimal dalam membaca pemahaman untuk level chukyuu. strategi penyampaian materi, dan strategi pengelolaan pembelajaran. Jack C. Richards dan Theodore S. Rodgers dalam buku Approaches and Methods in Language Teaching yang dikutip Machfudz, 2009 mengatakan bahwa metode pembelajaran bahasa terdiri atas (1) the oral approach and stiuasional language teaching, (2) the audio lingual method, (3)communicative language teaching, (4) total physical response, (5) silent way, (6) community language learning, (7) the natural approach, dan (8) suggestopedia. Istilah teknik dalam pembelajaran bahasa mengacu pada pengertian implementasi perencanaan mengajar di kelas, yaitu penyajian materi dalam kelas tertentu dalam jam dan materi tertentu pula. Teknik mengajar berupa berbagai macam cara, kegiatan, dan kiat (trik) untuk menyajikan pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Teknik pembelajaran bersifat implementasi, individual dan situasional. 2. METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN Istilah metode berarti perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi belajar bahasa secara teratur. Istilah ini bersifat prosedural, penerapan metode dalam pembelajaran bahasa meliputi penyusunan perencanaan belajar, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar dan penilaian hasil belajar. Oleh karena itu ada tiga strategi yang perlu diperhatikan, yaitu strategi pengorganisasian materi bahan ajar, 3. MEMBACA DAN TOLOK UKUR KEMAMPUAN MEMBACA Tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca seseorang : 1) Basic (dasar) Pembaca telah mempelajari ketrampilan dan strategi pemahaman dasar, dapat menemukan dan mengenali fakta-fakta dari paragraph informasi, cerita, dan artikel berita sederhana. Di samping itu mereka dapat menggabungkan berbagai gagasan dan 50 Copyright @2017, KIRYOKU,

Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi menarik kesimpulan yang didasarkan pada bahan bacaan pendek. Kemampuan pada taraf ini adalah memahami informasi spesifik. 2) Intermediate (menengah) Pembaca yang mempunyai kemampuan dan strategi ini dapat mencari, menemukan, dan menyusun informasi yang ada dalam bahan bacaan yang relatif panjang dan dapat membuat paraphrase dari apa yang telah mereka baca. Mereka juga dapat menarik kesimpulan dan mencapai generalisasi tentang gagasan utama dan tujuan penulis. Pada taraf ini kemampuan yang dikuasai adalah mencari informasi spesifik, menghubungkan berbagai gagasan, dan membuat generalisasi. 3) Advanced (mahir) Pembaca yang menggunakan ketrampilan dan strategi membaca mahir ini dapat mengembangkan dan membentuk kembali gagasan-gagasan yang disajikan dalam teks yang kompleks. Mereka juga mampu memahami hubungan di antara gagasangagasan sekalipun hubungan itu tidak dinyatakan secara eksplisit dan bahkan dapat membuat generalisasi yang tepat meskipun teks tidak memuat keterangan yang jelas. Tujuan akhir dari kegiatan membaca adalah memahami makna, meskipun ada sejumlah pandangan yang berbeda mengenai bagaimana proses membaca berlangsung. Setidaknya ada tiga pandangan tentang pengajaran membaca : 1) Belajar membaca berarti belajar melafalkan kata-kata. 2) Belajar membaca berarti belajar mengidentifikasi kata dan memahami maknanya. 3) Belajar membaca berarti belajar membawa makna ke dalam teks untuk memperoleh makna dari teks. Pandangan pertama berdasar pada asumsi setelah kata-kata diucapkan maka maknanya akan muncul. Pandangan kedua berasumsi bahwa setelah makna setiap kata diketahui maka makna keseluruhan teks akan muncul, sedangkan pada pandangan ketiga berpendapat bahwa makna tidak muncul begitu saja dari identifikasi tiap kata dalam kalimat, tetapi muncul dari interaksi konstan antara pikiran pembaca dan bahasa teks. 4. STRATEGI PEMBELAJARAN MEMBACA SECARA KOMPREHENSIF Ada empat ketrampilan berbahasa yang harus diajarkan dalam belajar bahasa asing, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Masing-masing bidang tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu dari berbagai metode yang ada kemudian diterapkan pendekatan secara komprehensif. Dalam kehidupan sehari-hari tidak mungkin empat kemampuan berbahasa tersebut berjalan sendiri-sendiri, namun keempatnya harus saling padu dan melengkapi. Keempat ketrampilan ini juga harus dibungkus dengan tema-tema tertentu dalam proses pembelajaran bahasa asing. Copyright @2017, KIRYOKU, 51

4.1 Tujuan Belajar dan Pemilihan Bahan Ajar Pembelajaran membaca dokkai harus terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya, untuk mengembangkan kemampuan maksimal dalam empat ketrampilan berbahasa. Target dan tujuan akhirnya adalah membekali mahasiswa dengan kemampuan berkomunikasi yang dapat dijual di pasaran kerja. Buku teks atau materi pembelajaran dokkai tingkat menengah harus bermuara pada suatu kegiatan terintegrasi antara empat ketrampilan tersebut. Pembelajaran dokkai menengah tidak berhenti pada kegiatan membaca saja, namun dapat diintegrasikan dengan membuat rangkuman (menulis), berdiskusi tentang tema (berbicara), maupun menyimak tema tertentu yang berhubungan dengan tema yang dibaca. Integrasi antara kegiatan membaca dengan kegiatan lain seperti berbicara, menyimak, dan menulis dapat dilakukan sebagai introduction (donyuu atau maesagyou), maupun dilakukan setelah kegiatan membaca itu sendiri (ato sagyou). Sementara itu untuk masalah pemilihan bahan ajar meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran, dsb. Selain itu untuk era digital sekarang ini sumber bahan bacaan bukan hanya dari buku saja (meskipun kecenderungannya masih seperti ini). Selain itu buku pelajaran membaca untuk menengah dan lanjut sangatlah beragam dibandingkan dengan untuk kelas pemula, sehingga diperlukan kreatifitas dosen atau guru untuk menggunakan berbagai buku, dan bukan hanya satu buku saja. Untuk para pembelajar kelas menengah dan lanjut nama kyouzai, seperti artikel koran juga salah satu sumber bacaan yang dapat dimanfaatkan, tentu saja setelah diolah oleh pengajar, dan disesuaikan dengan kemampuan pembelajar dan target pembelajaran. Disamping pemilihan berbagai buku dan bahan ajar yang tepat juga dipertimbangkan cakupan kedalaman materi yang akan diajarkan, bagaimana urutan penyampaian materi dalam satu semester pembelajaran dokkai, dsb. Sebagai catatan sepanjang pengalaman penulis, karena merupakan pembelajaran bahasa asing, membandingkan tema yang ada pada bahan bacaan dengan tema serupa yang ada di Indonesia selalu manjadi hal yang menarik untuk pembelajar. 4.2 Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran termasuk perencanaan target, alokasi waktu, team teaching, proses belajar mengajar di kelas, dan evaluasi.target yang hendak dicapai pada taraf membaca tingkat pemahaman pada dokkai menengah adalah : a. Mampu memahami pengertianpengertian dalam hal leksikal (kata-kata), gramatikal (kalimat), dan retorikal (wacana). b. Mampu memahami signifikansi dan makna teks c. Mampu mengevaluasi teks bacaan, dari segi bentuk, isi, tanda baca dan lainnya. d. Mampu mengetahui kapan harus membaca hati-hati, kapan harus membaca cepat, atau membaca sekilas. 52 Copyright @2017, KIRYOKU,

Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi Dalam proses pembelajaran dokkai di dalam kelas tahap-tahap dalam memahami sebuah teks bacaan dapat diklasifikasikan : a. Persepsi awal yang terdiri dari pemahaman terhadap kosa kata, pengenalan struktur bacaan, dan memahami petunjuk yang ada dalam bacaan tersebut. b. Pemahaman atau interpretasi terhadap bacaan yang terdiri dari merasakan atau mengetahui tujuan yang hendak dicapai penulis, menemukan hubungan sebab akibat yang terdapat dalam bacaan, mengetahui suasana dan perasaan penulis, menganalisis karakter dan motif yang terdapat dalam bacaan, mencatat criteria dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam bacaan, mampu berspekulasi terhadap peristiwa dan kenyataan. c. Mengadakan evaluasi, yaitu mengukur seberapa jauh pembaca dapat menilai baik tidaknya bacaan d. Memberi respon atau reaksi terhadap apa yang dibaca 4.3 Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan pembelajaran tidak bersifat kaku, namun lugas dan terencana, artinya disesuaikan dengan kebutuhan materi bahan ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran. Pembelajaran bahasa akan optimal jika digunakan dalam konteks yang bermakna. Tugas dan kegiatan dalam membaca sebaiknya menggunakan tiga macam konteks yang berbeda, yaitu konteks ekspresif, kognitif, dan sosial. Selain itu perlu diingat bahwa pembelajaran membaca tetap harus berfokus pada pembelajar (student oriented). Pengajar hanya berperan sebagai pendamping, dan membimbing pembelajar untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru dalam proses belajar membaca. Selain itu juga bertindak sebagai motivator untuk selalu memberikan motivasi, karena motivasi adalah hal penting dalam menguasai kemampuan dan ketrampilan berbahasa. Pengajar diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengeksplorasi kemampuan membacanya, dapat melakukan pemberdayaan terhadap siswanya, dan bukan lagi sebagai penyampai tunggal bacaan tersebut. 5. SIMPULAN Pembelajaran membaca (dokkai) khususnya pada tingkat menengah, hendaknya bukan berdiri sendiri sebagai satu mata kuliah membaca, namun diintegrasikan dan diselaraskan dengan materi-materi ketrampilan berbahasa lainnya yaitu materi mata kuliah choukai, kaiwa, dan sakubun. Demikian juga dalam pelaksanaan belajar di dalam kelas aktivitas mahasiswa tidak hanya sebatas membaca, namun dikembangkan dan dipadukan dengan aktifitas berbicara melalui diskusi, mengungkapkan gagasan, ide, membuat tulisan atau rangkuman (mengarang), bahkan menyimak tentang tema tertentu yang berkaitan dengan kegiatan membaca tersebut. Copyright @2017, KIRYOKU, 53

Pembelajar juga hendaknya mengetahui dan paham apa tujuan dan target yang harus dicapai dalam setiap kegiatan pembelajaran membaca, sehingga mereka dapat aktif turut serta dalam proses pembelajaran, menjadi fokus orientasi belajar, dan menjadi pembaca yang cerdas dalam pembelajaran dokkai. Pengajar hendaknya mempunyai kreatifitas mengembangkan metode dan teknik yang berbeda-beda yang tepat digunakan disesuaikan dengan materi bahan ajar. Kreatifitas ini juga mencakup pemilihan materi dokkai yang tepat dan variatif seperti teks bacaan panjang, pendek, teks narasi, teks prosedur, berita, dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Brumfit, C.J. 1984. Communicative Methodology in Language Teaching. Cambridge : CUP Harjasujana, AS, 1997. Tata Bahasa dalam Membaca: Pengaruh Panjang Pendek Kalimat dan Kekomplekan Kalimat terhadap Kecepatan Efektif Menbaca. Makalah. Disajikan pada Temu Ilmiah Ilmu-ilmu Sastra PPs Unpad di Panghegar. Salma, Dewi, 2008. Prinsip Desain Pembelajaran (Instructional Design Principles), Jakarta : Universitas Negeri Jakarta Pranowo. 1996. Analisis Pengajaran Bahasa. Yogjakarta : Gadjah Mada University Press. 54 Copyright @2017, KIRYOKU,