IMAJINASI TENTANG AYAM DALAM LUKISAN

dokumen-dokumen yang mirip
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA HALAMAN PENGESAHAN

GEBOGAN SEBAGAI INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN SENI LUKIS

IMAJINASI ALAT TELEVISI DAN RADIO KUNO DALAM LUKISAN

SUGESTI GARIS DALAM LUKISAN

WAJAH WANITA SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN SENI LUKIS

GORESAN ANAK-ANAK SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

PERWUJUDAN RUANG WAKTU DI DALAM SENI LUKIS PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh: Yusuf Ferdinan Yudhistira NIM : PROGRAM STUDI SENI MURNI

KELUARGA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh: Dwi Febri Sariyanto NIM PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI

IMAJINASI BENTUK AIR DALAM LUKISAN PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh. Untung Yuli Prastiawan NIM:

KENANGAN MASA KECIL SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS

VISUALISASI KUCING DALAM KARYA LUKIS

MATERI SEKOLAH DASAR SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS

ANTITESIS OBJEK DALAM SENI PATUNG

ABSTRAK. seniman dalam menjalankan proses kreatif. Memang, beternak ayam tersebut

HERO DAN VILLAIN DALAM PENCIPTAAN SENI LUKIS PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh: Fito Anugrah NIM PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

VISUALISASI GAJAH SIRKUS DALAM KARYA SENI LUKIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BURUNG SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS

KISAH ASMARA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI GRAFIS

TEMA KELUARGA DALAM PENCIPTAAN SENI LUKIS

KERUSAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI GRAFIS

BAB V PENUTUP. masyarakat umum sehingga lebih bermanfaat dan tidak hanya menjadi penghias semata.

BAB V PENUTUP. sikap yang melatarbelakangi gagasan sebuah karya seni.

AMBIGUITAS SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta PENCIPTAAN

BAB V PENUTUP. 2 pasang sayap dan tertutup bulu dan sisik. Kupu-kupu merupakan salah satu

BAB V PENUTUP. dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana

BAB V PENUTUP. berjudul Representasi Benda dalam Lukisan merupakan pengalaman sebagai

MENGANYAM RUPA PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh : ARIF FIDIATMOKO NIM PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA

PARADOKS VISUAL DALAM SENI LUKIS

DEFORMASI BENTUK BINATANG SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN KARYA SENI

MATA SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN SENI GRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh

VISUALISASI PERMAINAN BONEKA DALAM KARYA SENI LUKIS

BAB V PENUTUP. Lukisan merupakan wujud nyata dari jiwa pelukis, sehingga dalam

GERAK FIGUR MANUSIA DALAM IDE PENCIPTAAN SENI PATUNG

PENCIPTAAN KARYA SENI

EKSPRESI KLIMAKS DALAM PENCIPTAAN LUKISAN

FANTASI EKOSISTEM IKAN SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh : Puspita Tri Rahayu NIM

VISUALISASI ANTI GRAVITASI DALAM SENI PATUNG

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

SENI GRAFIS : LEBAH SEBAGAI SIMBOL IBU

SPIRIT KAUM DIFABEL DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

KEINDAHAN GERAK TARI SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI. oleh EKA SUSILAWATI NIM

BAB V PENUTUP. Keluarga dalam Penciptaan Seni Lukis untuk memenuhi Tugas Akhir penciptaan

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat

HARMONI KELUARGA DALAM SENI LUKIS PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh: VALENTINO FEBRI SETYA WIDADA UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB V PENUTUP. tentu saja tidak hadir dari kekosongan. Karya seni dalam perwujudannya tentu

PEREMPUAN DAN SELENDANG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

EKSPLORASI BENTUK NON-FIGURATIF DALAM SENI LUKIS

INTERPRETASI ZAMAN KALABENDHU SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh: Prima Yoga Artika PROGRAM STUDI SENI MURNI

DUNIA ANAK SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN LUKISAN

AKTIVITAS MASYARAKAT MARJINAL SEBAGAI TEMA DALAM LUKISAN PENCIPTAAN KARYA SENI. Disusun oleh : Eric Pradana

EKSPLORASI BENTUK KUBUS DALAM KARYA KRIYA KAYU

BURUNG DALAM LUKISAN PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh: Prima Andi Kurniawan NIM MINAT UTAMA SENI LUKIS PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI

UANG ADALAH SUMBER KONFLIK (SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS)

GARIS EKSPRESI DI DALAM MONOPRINT

PERANCANGAN INTERIOR LIQUID KARAOKE YOGYAKARTA

MASA KANAK-KANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

CATATAN MIMPI DALAM LUKISAN. PENCIPTAAN KARYA SENI Oleh: AHMAD IDHAM NIM: PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI

IRONI KEMAKMURAN PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh: FAJAR ANGGARA NIM JURUSAN. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BENDA-BENDA DI SEKITAR KEHIDUPAN INI SEBAGAI INSPIRASI DALAM SENI LUKIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

FENOMENA SOSIAL DI ERA GLOBALISASI SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh. Meitika Candra Lantiva

VISUALISASI KONSEP BULATAN DALAM PANDANGAN KOSMOLOGIS MELALUI RUPA INSTALASI KERAMIK

IMAJINASI BENTUK AIR DALAM LUKISAN

KEMUNAFIKAN SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

TUMBUHAN PAKU SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. belajar hal hal baru di sekelilingnya. Hal ini dijelaskan oleh Jamaris (2006:80-

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KENANGAN KELUARGA SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN LUKISAN PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh: RARA KUASTRA NIM PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI

LEBAH MADU SEBAGAI TEMA DALAM KARYA LUKIS

FANTASI MASA KECIL SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

MAWAR DALAM KARYA SENI GRAFIS DRYPOINT

AKTIVITAS SEHARI-HARI DI RUMAH SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

SIKAP KASIH SAYANG KAKAK PEREMPUAN

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. pengelihatan, perasaan, dan emosi yang dirangkum ke dalam bidang dua dimensional.dan pada

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

PERANCANGAN MOTIF BATIK DENGAN SUMBER IDE KOLEKSI SITUS PURBAKALA SANGIRAN

Pelukis-pelukis Modern Indonesia dalam Perspektif Sosiohistoris

BAB I PENDAHULUAN. seni memiliki peran terpenting di alam kehidupan manusia sesuai dengan. diungkapkan oleh Soedarso SP sebagai berikut:

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

FOTO DOSEN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK DIGITAL PAINTING

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

VISUALISASI KUDA DALAM KARYA SENI GRAFIS

ZAMAN EDAN PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Seni Program Studi Seni Rupa Murni

CATATAN HARIAN DALAM LUKISAN

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan

BAB V PENUTUP. memahami, dan mendalami untuk sebuah tujuan menciptakan suatu karya. keramik seni. Terwujudnya karya keramik dengan bentuk figur babi

ALAT MUSIK TRADISIONAL GAMELAN SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

BAB I PENDAHULUAN. penampilan serta identitas. Wajah merupakan salah satu bagian terpenting pada

KONSTRUKSI GARIS SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI PATUNG KINETIK PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh : Bayu Murti NIM

III. METODE PENCIPTAAN

Transkripsi:

IMAJINASI TENTANG AYAM DALAM LUKISAN PENCIPTAAN KARYA SENI Oleh: AKHSAN RACHMAN HUDAYA NIM 1012164021 PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2016

IMAJINASI TENTANG AYAM DALAM LUKISAN PENCIPTAAN KARYA SENI Oleh: AKHSAN RACHMAN HUDAYA NIM 1012164021 Tugas Akhir ini diajukan kepada Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 dalam bidang Seni Rupa Murni 2016 i

Tugas Akhir Penciptaan Karya Seni Berjudul: IMAJINASI TENTANG AYAM DALAM LUKISAN diajukan oleh Akhsan Rachman Hudaya, NIM 1012112021, Program Studi Seni Rupa Murni, Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, telah dipertanggungjawabkan di depan Tim Penguji Tugas Akhir pada tanggal 26 Januari 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima. Pembimbing I/Anggota Setyo Priyo Nugroho, S.Sn., M.Sn NIP 19750809 200312 1 003 Pembimbing II/Anggota I Gede Arya Sucitra, S.Sn., M.A. NIP 19800708 200604 1 002 Cognate /Anggota Drs. Titoes Libert, M.Sn. NIP 19540731 1985031 001 Ketua Jurusan/ Program Studi Seni Rupa Murni/Ketua/Anggota Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta Wiwik Sri Wulandari, S.Sn., M.Sn. NIP 19760510 200112 2 001 Dr. Suastiwi, M.Des. NIP 19590802 198803 2 002 ii

Karya ini ku persembahkan kepada Kedua orang tuaku (Bapak Samani dan Ibu Atik Widayati) atas segala dukungannya baik secara materi maupun moral yang tak pernah ada habisnya. iii

KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan petunjuk-nya, sehingga Tugas Akhir Penciptaan Karya Seni dengan judul IMAJINASI TENTANG AYAM DALAM LUKISAN dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat kelulusan jenjang pendidikan Stara 1 (S-1) Minat Utama Seni Lukis, Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Telah disadari dalam penulisan laporan ini terdapat kekurangan maupun kesalahan, untuk itu sebelumnya dihaturkan permohonan maaf sehingga menjadi koreksi, dan kelak akan berguna bagi penulisan selanjutnya, serta memberi arti dan manfaat bagi para pembaca. Banyak kendala baik secara internal maupun eksternal yang dihadapi dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Berbagai bantuan dibutuhkan dari orang-orang baik secara fisik, moral, materi, maupun dukungan spiritual sehingga penciptaan Tugas Akhir karya seni ini dapat diselesaikan. Untuk itu diucapkan terimakasih kepada: 1. Setyo Priyo Nugroho, S.S.n., M.Sn., selaku pembimbing I yang telah memberikan saran-saran dan arahan dalam penciptaan karya seni maupun penulisan laporan Tugas Akhir. 2. I Gede Arya Sucitra, S.Sn., M.A., selaku pembimbing II yang juga telah memberikan arahan serta bimbingan cara menulis laporan, masukan-masukan mengenai visual karya. 3. Drs. Titoes Libert, M.Sn., selaku cognate. 4. A.C. Andre Tanama, S.Sn., M.Sn., selaku Dosen Wali yang memberi bimbingan semasa kuliah di Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. 5. Wiwik Sri Wulandari, S.Sn., M.Sn., selaku Ketua Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta 6. Dr. Suastiwi, M.Des. Selaku Dekan Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Yogyakarta. iv

7. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum. Selaku Rektor Institut Seni Indonesia Yogyakarta. 8. Seluruh Dosen Seni Rupa Murni yang memberikan ilmu pengetahuan baik secara teori maupun praktek. 9. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta. 10. Bapak Samani, Ibu Atik Widayati, Adik Azhumna Hafidzatulistya, terimakasih atas segala dukungan secara jasmani maupun rohaninya, dan seluruh keluarga terutama Kakek dan Nenek yang telah memberikan sumbangsih yang banyak, memberikan semangat, dan dukunganya selama ini. 11. Seluruh Mahasiswa/i ISI Yogyakarta dan teman-teman seperjuangan DASARUPA angkatan 2010. Karya seni tidak ada yang sempurna, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun dari masyarakat seni yang nantinya dapat memberikan kontribusi kepada penulis untuk melanjutkannya menciptkan karya-karya yang lebih menarik dan bermanfaat. Yogyakarta, Akhsan Rachman Hudaya v

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL I... i HALAMAN JUDUL II... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I. PENDAHULUAN... 1 a. Latar Belakang Penciptaan... 1 b. Rumusan Masalah... 5 c. Tujuan dan Manfaat... 5 d. Makna Judul... 6 BAB II. KONSEP... 8 A. Konsep Penciptaan... 8 B. Konsep Perwujudan... 15 BAB III. PROSES PEMBENTUKAN... 22 1. Bahan... 22 2. Alat... 24 3. Teknik... 25 4. Tahap Pembentukan... 26 BAB IV. TINJAUAN KARYA... 42 BAB V. PENUTUP... 84 DAFTAR PUSTAKA... 87 vi

DAFTAR GAMBAR Gambar Acuan Halaman Gb. 1. Penulis sedang bermain dengan ayam peliharaannya... 12 Gb. 2. Foto ayam sedang dibersihkan bulu-bulunya... 15 Gb. 3. Foto drawing simbolik... 15 Gb. 4. Affandi, Ayam Tarung... 16 Gb. 5. Popo Iskandar, Ayam... 20 Gb. 6. Jakson Pollock, The Tea Cup... 21 Gambar Tahap Pembentukan Gb. 7. Memasang kanvas pada spanraam... 27 Gb. 8. Pemberian lem FOX pada kanvas... 28 Gb. 9. Pemberian cat dasar... 29 Gb. 10. Alat dan bahan yang digunakan dalam melukis... 30 Gb. 11. Mengamati objek secara langsung... 31 Gb. 12. Menemukan gagasan dengan cara studi pustaka... 32 Gb. 13. Membuka situs internet... 33 Gb. 14. Sketsa alternative pada kertas HVS... 34 Gb. 15. Pemberian warna pada latar belakang... 35 Gb. 16. Pemindahan sketsa dari kertas ke kanvas... 36 Gb. 17. Pemberian warna pada objek... 37 Gb. 18. Pemberian pola... 38 Gb. 19. Karya yang sudah selesai dibuat... 39 Gb. 20. Proses pemberian tanda tangan... 40 Gb. 21. Proses pemberian varnish... 41 Gambar Karya Gb. 22. Buah Hati Akrilik pada Kanvas, 170 cm x 130 cm, 2015... 44 Gb. 23. Among Akrilik pada Kanvas, 180 cm x 150 cm, 2015... 46 vii

Gb. 24. Perjuangan Sang Induk Akrilik pada Kanvas, 110 cm x 80 cm, 2015... 48 Gb. 25. Juragan Akrilik pada Kanvas, 135 cm x 85 cm, 2015... 50 Gb. 26. Adu Domba" Akrilik pada Kanvas, 125 cm x 75 cm, 2015... 52 Gb. 27. Terkapar Akrilik pada Kanvas, 110 cm x 165 cm, 2015... 54 Gb. 28. Tri Mas Getir Akrilik pada Kanvas, 110 cm x 160 cm, 2015... 56 Gb. 29. Kasih Sayang Akrilik pada Kanvas, 110 cm x 80 cm, 2015... 58 Gb. 30. Big Dream Akrilik pada Kanvas, 150 cm x 200 cm, 2015... 60 Gb. 31. Kemanggang Akrilik pada Kanvas, 120 cm x 150 cm, 2015... 62 Gb. 32. Mahligai Cinta Akrilik pada Kanvas, 120 cm x 100 cm, 2015... 64 Gb. 33. Cemani Akrilik pada Kanvas, 100 cm x 70 cm, 2015... 66 Gb. 34. Jejaka Akrilik pada Kanvas, 105 cm x 75 cm, 2015... 68 Gb. 35. Otot Kawat Balung Wesi Akrilik pada Kanvas, 185 cm x 100 cm, 2015... 70 Gb. 36. Jadilah Seperti Ayam Jago Akrilik pada Kanvas, 145 cm x 100 cm, 2015... 72 Gb. 37. Guyub Rukun Akrilik pada Kanvas, 110 cm x 80 cm, 2015... 74 Gb. 38. Jail Akrilik pada Kanvas, 110 cm x 140 cm, 2015... 76 Gb. 39. Chicken Baby Akrilik pada Kanvas, 100 cm x 100 cm, 2015... 78 Gb. 40. Vaksinasi Akrilik pada Kanvas, 150 cm x 130 cm, 2015... 80 Gb. 41. Kebersamaan Akrilik pada Kanvas, 120 cm x 150 cm, 2015... 82 viii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN 1 : Foto dan Biodata Mahasiswa... 90 LAMPIRAN 2 : Foto Situasi Display Karya... 92 LAMPIRAN 3 : Foto Situasi Pameran... 93 LAMPIRAN 4 : Foto Poster Pameran... 95 LAMPIRAN 5 : Katalogus... 96 ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hobi di luar pekerjaan seni dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan apa saja dengan manajemen yang baik akan mampu mendatangkan pengalaman tambahan dan mungkin bisa menghasilkan pendapatan jika mampu memberdayakan dengan benar. Artinya membuat suatu hobi yang menyenangkan, dapat menghasilkan keuntungan finansial yang tidak ternilai harganya. Jadi tidak ada yang salah jika menggeluti hobi di luar pekerjaan seni, asalkan hobi tersebut mampu menghasilkan sejumlah prestasi, sebagai contoh ada yang hobi mengoleksi tanaman hias atau bunga, akhirnya tanaman tersebut bisa dijual dan mampu menghasilkan uang. Hobi yang lain yaitu beternak unggas seperti bebek atau ayam. Beternak unggas tersebut dapat menghasilkan telur dan dagingnya, atau bisa menghasilkan penggemukannya yang akan memberikan keuntungan yang luar biasa, setelah itu dijual dengan baik, sehingga menambah perekonomian dan kesejahteraan keluarga. Pencari dan penggali hobi akan mendapatkan keuntungan yang lebih jika kegemaran yang tersalurkan dan akan mendapatkan perhitungan dijadikan sebagai bisnis. Oleh sebab itu dalam perkembangan berkesenian seperti saat ini para seniman seharusnya bisa berinovasi dan berkreasi untuk bergerak dalam usaha yang sekiranya bisa buat pengalaman-pengalaman tambahan dalam proses kehidupan yang kreatif. 1

2 Dalam proses berkesenian khususnya seni rupa, pengalaman itu disajikan dengan menarik secara visual sehingga menimbulkan rangsangan terhadap penikmat seni lewat inderanya terutama mata. Sebuah pengertian mengemukakan bahwa seni sebagai karya manusia yang mengkomunikasikan perasaan seniman, dari pengalaman yang dialami dalam hidupnya kepada orang lain. 1 Karya seni tercipta dari pengalaman yang diserap oleh indera, kemudian mengalami pengendapan serta diolah dengan kepekaan rasa, lalu diungkapkan dengan bahasa visual agar orang lain dapat memahami pengalaman atau rasa batin seniman. Pengalaman mampu menggerakkan seorang seniman untuk menciptakan karya, salah satunya didapatkan melalui interaksi dengan lingkungan sekitar yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Sebagian besar individu yang hidup dan berinteraksi dengan lingkungan, maka kehidupan dan aktivitas yang dilakukan juga dipengaruhi oleh lingkungan, seperti halnya manusia berinteraksi dengan binatang. Terkadang sebagai seniman menimbulkan pengalaman batin yang bisa menciptakan ide-ide terbaru untuk karya lukis tersebut berawal dari sesuatu yang sederhana, objek-objek yang berada di sekitar, seperti halnya objek binatang peliharaan contohnya ayam. Ayam sebagai hewan peliharaan, mampu mengikuti kemana manusia membawanya. Hewan ini sangat adaptif dan dapat dikatakan bisa hidup di sembarang tempat, asalkan tersedia makanan baginya, karena kebanyakan ayam peliharaan sudah kehilangan kemampuan terbang yang baik, mereka lebih banyak 1 Soedarso Sp., Tinjauan Seni, Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni, (Yogyakarta: Saku Dayar Sana, 1990), p. 2.

3 menghabiskan waktu di tanah atau kadang-kadang di pohon. Ternak ayam, dari jenis apapun merupakan salah satu unggas penghasil daging yang potensial dibanding dengan unggas lainnya, seperti itik, kalkun, angsa, dan lain-lain, ataupun dari ternak besar, seperti sapi dan kerbau, dan ternak kecil, seperti domba, kambing, kelinci, babi, dan lain-lain. Sebab berternak ayam ini memiliki sifat genetik yang tinggi (unggul) yang diturunkan dari kedua induknya dengan melalui seleksi yang ketat dan waktu lama hingga diperoleh jenis yang cepat pertumbuhannya untuk menghasilkan karkas (daging) yang berkualitas baik terutama jenis ayam ras pedaging (broiler). 2 Pemeliharaan ayam sendiri beraneka ragam jenisnya, selain broiler juga beternak ayam cemani, ayam buras, dan ada juga ayam impor seperti ayam onagadori dari Jepang, ayam Arab, dan lain sebagainya. Baru sekitar dua tahun yang lalu ternak ayam tersebut dijalani. Awalnya dari memelihara kucing dan berkembang sampai sekarang jadi beternak ayam. Berkat arahan dan bimbingan orang tua yang menuntut agar selalu menjadi pribadi yang cerdas, inovatif, dan kreatif dalam proses pendewasaan diri dalam kehidupan berkesenian, sehingga terpaculah pemikiran-pemikiran dan tindakan untuk segera melakukan suatu hal yang berguna demi diri sendiri dan kedua orang tua, yaitu ikut membantu mengembangkan usaha ternak ayam dari Ayah. Usaha beternak dapat dilakukan dalam skala kecil yaitu rumah tangga sampai skala besar yaitu perusahaan. Bagi skala rumah tangga, usaha tersebut bisa dilakukan sebagai penghasil tambahan. Bagi skala perusahaan, usaha tersebut bisa 2 Bambang Cahyono, Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler), (Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama, 2002), p. 2.

4 dilakukan secara intensif dan ditekuni secara serius. Ayam lebih mudah dipelihara dan lebih menjanjikan pasarnya. Hal itu tergantung modal yang dimiliki. Beternak ayam kapan pun dibutuhkan masyarakat, baik secara tradisional maupun intensif. Hal yang paling diinginkan adalah produksi yang tinggi, baik telur ataupun daging, sehingga diperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Berbagai faktor dapat mempengaruhi produksi ternak ayam. Meskipun kesanggupan ayam untuk berproduksi tinggi adalah faktor keturunan, tetapi masih diperlukan faktor yang lain seperti makanan yang sempurna dan tata laksana pemeliharaan yang baik, agar ternak dapat berproduksi tinggi. Memang, beternak ayam tersebut sudah keluar dari koridor berkesenian, tetapi dari hal tersebut diambil lah sisi-sisi positif yang berkaitan dengan pekerjaan seni, misalnya ayam tersebut dijadikan objek dalam lukisan, karena sosok ayam tersebut sudah mewakili semua dari aspek nilai-nilai artistik. Sebagai contoh bulu-bulu ayam tersebut memiliki beraneka warna dan itu sangat indah bila dipandang. Melalui pengalaman tersebut, terjadilah rangsangan dan perasaan keindahan dalam diri yang timbul akibat seringnya berhadapan langsung dengan objek ayam tersebut. Beternak ayam pada dasarnya sudah memiliki modal utama dalam proses berkesenian. Selain dijadikan objeknya, ayam juga sebagai ladang berbisnis guna memenuhi kebutuhan melukis. Hasil dari penjualan ayam tersebut untuk membeli peralatan untuk berkarya terutama melukis, karena dari usaha ternak ayam inilah bisa menjalani proses berkesenian. Hal tersebut merupakan hubungan simbiosis mutualisme dalam kehidupan berkesenian. Oleh karena itu ayam begitu berharga

5 sehingga dijadikannya sebagai objek estetis yang dituangkan dalam karya seni lukis. Berbekal dari pengalaman memelihara, merawat, melihat, menghayati keseluruhan interaksi dan figur tentang ayam, hal tersebut mampu berperan sebagai pendukung pengembangan dalam penciptaan karya seni lukis. B. Rumusan Masalah Setiap penciptaan suatu karya memiliki permasalahan yang menjadi dasar pijakan dalam proses penciptaan. Adapun permasalahan dalam Tugas Akhir ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Imajinasi seperti apakah yang menarik ditampilkan melalui karakter ayam? 2. Bagaimanakah mewujudkan imajinasi tentang ayam dalam bentuk lukisan? C. Tujuan dan Manfaat Tujuan : 1. Mengimajinasikan karakteristik bentuk-bentuk ayam dalam kreativitas baru. 2. Memvisualisasikan ayam melalui bentuk-bentuk personal, unik, dan khas, menggunakan bahan, alat, dan teknik untuk menciptakan karya lukisan. Manfaat : 1. Mengekspresikan gagasan tentang ayam ke dalam lukisan. 2. Memberi ruang apresiasi bagi penikmat karya lukisan tentang ayam sebagai salah satu objek yang menarik.

6 3. Memberikan kontribusi bagi eksplorasi lebih lanjut pada penciptaan karya Tugas Akhir kemudian. 4. Menjadikan sarana untuk meluapkan perasaan yang menyenangkan melalui objek ayam. D. Makna Judul Untuk menghindari kekeliruan pengertian dalam laporan Tugas Akhir ini, maka akan dipaparkan secara definitif pengertian dari judul " Imajinasi Tentang Ayam Dalam Lukisan" sebagai berikut : Imajinasi Tentang "Daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar-gambar ". 3 Kata hubung mengenai; berhadapan dengan; atau kira-kira. 4 Ayam Unggas yang pada umumnya tidak dapat terbang; dapat dijinakkan dan Dalam dipelihara, yang jantan berkokok dan kakinya bertaji, sedang yang betina berkotek. 5 Mengandung arti (maksud tertentu). 6 3 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya Karya, 2005), p. 177. 4 Ibid., p. 556. 5 Ibid., p. 62. 6 Ibid., p. 115.

7 Lukisan Menurut Soedarso Sp., seni lukis merupakan suatu pengucapan pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam bidang dua dimensional dengan menggunakan garis dan warna. 7 Sedangkan menurut Mikke Susanto seni lukis merupakan: Bahasa ungkapan dari pengalaman artistik maupun idiologis yang menggunakan garis dan warna guna mengungkapan perasaan, mengekspresikan emosi, gerak, ilusi maupun ilustrasi dari kondisi subjektif seseorang. 8 Menurut pengertian di atas, maka kesimpulan Imajinasi Tentang Ayam Dalam Lukisan adalah daya pikir untuk membayangkan dan menciptakan gambar dari figur ayam, disajikan sedemikian rupa sebagai imajinasi untuk menciptakan karya dua dimensional menggunakan elemen-elemen seni rupa sebagai sarana meluapkan emosi dan perasaan menyenangkan yang merupakan suatu ungkapan pengalaman artistik sesuai karakter yang dibawakannya. 7 Soedarso Sp., Op. Cit., p. 11. 8 Mikke Susanto, Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa, (Yogyakarta: Dicti Art Lab, 2011), p. 241.