Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kalangan pendidikan tinggi untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN DAN KALIBRASIBATANGPELURUS BERDASARKANSTANDARJISB7514

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router

BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA. Tempat Melakukan Pengujian : Peralatan Yang Dibutuhkan :

CREATED BY: Fajri Ramadhan,Wanda Saputra dan Syahrul Rahmad

LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR. Disusun Oleh : JOSSY KOLATA ( ) KELOMPOK 5

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER)

MEKANIKA Volume 12 Nomor 1, September Keywords : Digital Position Read Out (DRO)

NASKAH PUBLIKASI ANALISA SUMBU Z PADA PROSES KALIBRASI DAN PERGERAKAN MESIN CNC ROUTER

Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja S45C

MAKALAH MANUFAKTUR 2 Dosen : Ir. Parman Sinaga MT. Disusun Oleh : Urfan Ramadhan :

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN MOBIL KAYU DENGAN MESIN CNC ROUTER PADA INDUSTRI BATIK KAYU

ANALISIS PENGARUH TOOLPATH PADA PEMBUATAN KACAMATA KAYU DENGAN MESIN CNC MILLING ROUTER 3 AXIS

BAB II LANDASAN TEORI

KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Disusun oleh : Yulius Wahyu Jatmiko NIM : I

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

PRAKTIKUM 1 KALIBRASI DAN PEMAKAIAN JANGKA SORONG

TUGAS AKHIR ANALISA SUMBU Z PADA PROSES KALIBRASI DAN PERGERAKAN MESIN CNC ROUTER


ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Asep Wahyu Hermawan S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

BABV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Untuk dapat mengetahui penyimpangan titik nol jig pada mesin CNC

metrik adalah pada satuan waktu, dimana keduanya menggunakan besaran detik, menit dan jam untuk satu satuan waktu.

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

Pengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN

Pengaruh Kecepatan Potong Pada Pemotongan Polymethyl Methacrylate Menggunakan Mesin Laser Cutting

Secara garis besar mesin Milling CNC dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI KEMAMPUAN DAN KEANDALAN MESIN FREIS C2TY MELALUI PENGUJIAN KARAKTERISTIK STATIK MENURUT STANDAR ISO Julian Alfijar 1 ), Purnomo 2 )

Mesin bor otomatis multiguna untuk produksi sangkar burung

TURBO Vol. 6 No p-issn: , e-issn: X

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

Optimasi Parameter Proses Pemotongan Acrylic terhadap Kekasaran Permukaan Menggunakan Laser Cutting Dengan Metode Response Surface

ANALISIS PROFIL KEBULATAN UNTUK MENENTUKAN KESALAHAN GEOMETRIK PADA PEMBUATAN KOMPONEN MENGGUNAKAN MESIN BUBUT CNC

BAB III PERANCANGAN ALAT. Muiai. Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP. Sketsa alat. Desain gambar

LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA)

JUDUL : PEMBUATAN ALAT PENGUKUR KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PROSES PEMESINAN YANG DIAPLIKASIKAN PADA KOMPUTER

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

III. METODOLOGI PENELITIAN. waktu pada bulan Oktober hingga bulan Maret Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MATA PELAJARAN : TEKNIK PEMESINAN JENJANG PENDIDIKAN : SMK

Mesin Perkakas Konvensional

Mesin Milling CNC 8.1. Proses Pemotongan pada Mesin Milling

PENGARUH JUMLAH MATA SAYAT END MILL CUTTER MENGGUNAKAN KODE PROGRAM G 02 Dan G 03 TERHADAP KERATAAN ALUMUNIUM 6061 PADA MESIN CNC TU-3A

Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 38-43

PENGARUH KECEPATAN PUTAR SPINDLE (RPM) DAN JENIS SUDUT PAHAT PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN BENDA KERJA BAJA EMS 45

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

BAB I PENDAHULUAN. Suatu alat ukur atau mesin perkakas rentan terhadap ketidak akurasian

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG PAHAT HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN ORTHOGONAL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

MODUL PRAKTIKUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI. CNC- Computer Numerical Control Oleh : Arief Darmawan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Mekanik Universitas Lampung, yang meliputi beberapa proses sebagai berikut:

MATERI KULIAH CNC Memasang Cekam dan Benda kerja Mesin Frais CNC

RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI KENDALI PERGERAKAN MOTOR PADA PROTIPE MESIN CUTTER UNTUK MEMBUAT POLA GARIS TEGAK LURUS BERBASIS ARDUINO UNO

PEMBUATAN ADAPTER MILLING CNC MENGGUNAKAN CNC FANUC SERIES OI MATE TC BERBASIS SOFTWARE

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KEMIRINGAN SISI POTONG PAHAT DAN KECEPATAN POTONG TERHADAP KUALITAS KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL PADA SHAPING MACHINE

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340

II. TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan. Kegiatankegiatan

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

PENGUKURAN KEKASARAN PROFIL PERMUKAAN BAJA ST37 PADA PEMESINAN BUBUT BERBASIS KONTROL NUMERIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada rentang

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BAB lll PROSES PEMBUATAN BOSS FRONT FOOT REST. Pada bab ini penulis menjelaskan tentang langkah kerja pembuatan benda

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

PENGARUH KESALAHAN DIMENSI TERHADAP KETELITIAN GERAK OUTPUT MESIN MILLING 3 AXES

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

PROSES PEMBUATAN PADA ALAT BANTU JIG SLIPPER ETHANOL ( COMA RIGHT & LEFT ) DI PT. SUMBER TEKNIK SENTOSA

PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak

Transkripsi:

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge Zaynawi¹, Bayu Wiro. K², Fipka Bisono³ ¹Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 ²,³ Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 Email: zaynawi93@gmail.com Abstrak Kemajuan di bidang teknologi yang semakin berkembang merupakan aspek sebuah pengetahuan dan teknologi yang mengharuskan kalangan pendidikan tinggi untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam penguasaan teknologi. Terutama pada teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna merupakan teknologi yang tepat sasaran yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Pengembangan teknologi tepat guna harus lebih ditingkatkan sebagai penunjang pemanfaatan teknologi masyarakat Indonesia. Mesin CNC router kayu yang akan dikalibrasi menggunakan 3 axis dalam pengoprasiannya, dimana ketiga tiganya menggunakan 3 unit motor servo dengan daya 0,4 kw pada sumbu x, y, z dan menggunakan motor spindle dengan daya 1,5 kw, untuk mengetahui hasil kalibrasi pada mesin CNC router kayu 3 axis menggunakan alat bantu dial indicator dan block gauge. Dan untuk mengetahui sumber kesalahan apa saja yang dapat dideteksi dengan cara kalibrasi sumbu X, Y, dan Z pada mesin CNC router kayu 3 axis. Hasil dari kalibrasi ini adalah untuk mengetahui hasil penyimpanga dari mesin tersebut pada sumbu x sebesar 0,01 mm, sumbu y sebesar 0,01 mm dan sumbu z sebesar 0,02 mm, dengan adanya proses kalibrasi ini diharapkan CNC router kayu ini bisa beroprasi secara akurat dan presisi pada benda kerja. Kata kunci : Mesin CNC router kayu 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi komputer saat ini telah mengalami kemajuan yang amat pesat. Dalam hal ini komputer telah diaplikasikan ke dalam alat-alat mesin perkakas diantaranya mesin bubut, mesin frais, mesin skrap, mesin bor. Hasil perpaduan teknologi komputer dan teknologi mekanik inilah yang selanjutnya dinamakan CNC (Computer Numerically Controlled). Sistem pengoperasian CNC menggunakan program yang dikontrol langsung oleh komputer. Secara umum konstruksi mesin perkakas CNC dan sistem kerjanya adalah sinkronisasi antara komputer dan mekaniknya. Jika dibandingkan dengan mesin perkakas konvensional yang setaraf dan sejenis, mesin perkakas CNC lebih unggul baik dari segi ketelitian (accurate), ketepatan (precision), fleksibilitas, dan kapasitas produksi. Sehingga di era modern seperti saat ini banyak industri-industri mulai meninggalkan mesin-mesin perkakas konvensional dan beralih menggunakan mesin-mesin perkakas CNC. 2. METODOLOGI 2.1 Spesifikasi Mesin CNC Router Kayu Spesifikasi mesin CNC router kayu ditentukan atas berbagai pertimbangan yang dimana akan mempengaruhi performasi, akurasi dan kepresisian mesin. Untuk memenuhi kebutuhan spesifikasi mesin, sebagai berikut : 1. Maksimal spindle speed mesin CNC router kayu ini adalah 24.000 rpm. 350

2. Stroke penggerakan sumbu x yaitu 530 mm, sumbu y yaitu 350 mm dan sumbu z yaitu 120 mm. 3. Untuk daya motor servo yang dipakai untuk sumbu x, y, dan z adalah 400 watt dengan kecepatan motor maksimal adalah 3000 rpm 4. Diameter cutting tools yang dapat di gunakan pada spindle berkisar Ø3 sampai Ø12 mm. 5. Pengerjaan mesin CNC router kayu ini dibatasi untuk material seperti kayu, akrilik, dan material yang lebih lunak sehingga hasil pengerjaan dapat maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan. Keunggulan dari mesin CNC router kayu 3 axis yang menjadi objek penelitian kalibrasi adalah : 1. Kondisi mesin masih baru di buat/rancang. 2. Mampu membuat bentuk kompleks dari 2D menjadi 3D. 3. Mampu mempercepat proses ukir kayu daripada ukir kayu manual. 4. Keakurasian dan keakuratan hasil lebih baik daripada ukir kayu manual. 2.2 Dimensi Block Gauge Adapun dimensi dari block gauge berdasarkan pengukuran dari beberapa jenis diantaranya adalah : Kelas Tabel 1. Dimensi block gauge P x L x T A 100 x 35 x 12 125 x 35 x 12 200 x 10 x 12 B 100 x 35 x 10 125 x 35 x 10 200 x 10 x 10 Untuk tinggi dan lebar dimensi block gauge pada tabel 4.1 dalam batas minimal. 2.3 Kualitas Block Gauge Ada beberapa kualitas block gauge, baik dari kelas A maupun dari kelas B, yang membedakan dari tingginya. Berikut merupakan rumus dari beberapa kelas block gauge antara lain adalah : Kelas A, (2 + L 50 ) Kelas B, (4 + L 10 ) Keterangan : L adalah panjang efektif dari block gauge dalam satuan mm. 2.4 Batas Toleransi Adapun batas toleransi yang dapat di lihat pada tabel berikut ini dengan perhitunga pada pembahasan sebelumnya. Tabel 2. batas toleransi block gauge L 100 125 200 Kelas A (µm) 4 5 6 Kelas B (µm) 14 15 24 Jadi dari beberapa kelas block gauge yang digunakan pada kalibrasi yaitu kelas B dari panjang efektif block gauge 200 mm, sehingga diketahui batas toleransi sebesar 0,024 mm. 351

2.5 Diagram Alir 3. ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 Standar Ukur dan Alat Bantu Pengukuran Yang Digunakan Berikut ini merupakan standar ukur dan alat bantu pengukuran dalam proses kalibrasi dengan beberapa macam alat yang digunakan diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Batang pelurus yang akan di ukur kelurusan 2. Batang pelurus referensi 200 mm dengan tingkat kualitas (grade) 0 3. Meja rata dengan tingkat kualitas (grade) 0 4. Blok ukur presisi (block gauge) dengan tingkat kualitas (grade) 1 5. Dial indicator dengan tingkat ketelitian 0,01 mm 6. Alat bantu pemegang dial indicator (height gauge) 7. Wash bensin sebagai cairan pembersih 8. Tisu yang dipergunakan untuk membersihkan alat ukur dan alat bantu pengukuran 3.2 Kondisi Ruangan Laboratorium Berikut merupakan kondisi ruangan laboratorium yang dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya : 1. Kondisi ruangan laboratorium harus berada pada suhu 20± 1 C. 2. Kelembapan pada ruangan laboratorium berkisar antara 50-60%. 3. Ruangan kalibrasi harus di hindarkan dari mesin-mesin atau keadaan yang menimbulkan getaran-getaran besar, getran yang diperbolehkan antara 1-30 Hz. 4. Pencahayaan dalam ruang kalibrasi menggunakan lampu yang mempunyai kekuatan cahaya 100 Lux. 3.3 Persiapan Kalibrasi Adapun langkah-langkah persiapan sebelum dilakukan kalibrasi sebagai berikut ini : 1. Besihkan permukaan meja rata dari kotoran dan debu dengan menggunakan wash bensin. 2. Bersihkan obyek ukur, alat ukur dan alat bantu pengukuran dari kotoran, debu dan lapisan yang melindunginya (oli, vaselin) dengan menggunakan wash bensin 3.4 Prosedur Kalibrasi Dengan Menggunakan Dial Indikator 352

Adapun langkah-langkah kalibrasi menurut prosedur dengan menggunakan dial indicator berikut ini : 1. Tandai meja pada sumbu X dengan jarak 53 mm, sehingga akan didapat 9 titik dengan panjang meja 477 mm. 2. Tandai meja pada sumbu Y dengan jarak 33 mm, sehingga akan didapat 10 titik dengan panjang meja 330 mm. 3. Letakan batang pelurus (block gauge) yang akan dikalibrasi di atas meja rata dengan ditumpu oleh blok ukur presisi pada kedua ujungnya, kemudian atur jaraknya dengan batang pelurus referensi. 4. Letakan dial indikator bersama pemegangnya di atas batang pelurus referensi. Atur kedudukannnya sehingga sensornya dapat menyentuh permukaan batang pelurus yang akan dikalibrasi dengan baik. 5. Sebelum dilakukan kalibrasi, uji cobalah dengan menggeserkan pemegang dial indikator disepanjang meja. Amati apakah jarum penunjuk pada dial indikator dapat bergerak dengan baik. 6. Amati dan catat perubahan yang terjadi pada jarum penunjuk dial indikator untuk setiap titik pengukuran yang telah ditentukan. 7. Jika kalibrasi telah sampai pada posisi akhir, maka geser alat bantu pemegang dial indikator ke posisi awal pengukuran dan catat hasilnya. Hasil tadi merupakan faktor koreksi. 3.5 Data dan analisa kelurusan permukaan meja 1. Sumbu X Tabel 1. Data dan analisa kelurusan permukaan meja Jarak Posisi Pengukuran 1 2 3 4 Rata-rata 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 53-0,01-0,01 0,00 0,01-0,003 106-0,02 0,00-0,01 0,01-0,005 159-0,02 0,00 0,00-0,01-0,008 212-0,01-0,03-0,02 0,02-0,010 265-0,02-0,01-0,01-0,02-0,014 318-0,01-0,02-0,01 0,00-0,010 371 0,00-0,02-0,01 0,00-0,008 424-0,02 0,00-0,01 0,01-0,005 477 0,00 0,00-0,01 0.00-0,003 Gambar 1. Grafik pengukuran kelurusan pada permukaan meja sumbu X 353

Dari hasil pengujian penyimpangan terbesar terjadi pada titik (265, -0,014). Jarak antara titik penyimpangan terbesar dengan garis regresi adalah Ax1 + By1 + C d1 = A 2 + B 2 ( 0,0000102)(265) ( 0,014) 0,00525 d1 = ( 0,0000102) 2 + (1) 2 d1 = 0,006047 1,0000000001 d1 = 0,006047 mm 0,01 mm Jadi d1 adalah nilai penyimpangan kelurusan batang pelurus (block gauge) pada sumbu X adalah 0,01 mm, hasil pengujian kedua sumbu X sudah memenuhi parameter standar kalibrasi, maka mesin CNC router kayu layak untuk di oprasikan atau di jalankan, sehingga masuk dalam toleransi mesin adalah 0,02 mm. 2. Sumbu Y Tabel 2. Data dan analisa kelurusan permukaan meja sumbu Y Jarak Posisi Pengukuran 1 2 3 4 Rata-rata 0 0 0 0 0 0 33 0,05-0,04 0,03-0,03 0,003 66 0,05-0,02 0.02-0,01 0,005 99 0 0,01 0,01 0,01 0,008 132 0,01 0,02 0 0,01 0,010 165 0,02 0,01 0,01 0,02 0,015 198 0,01 0,01 0,01 0,02 0,013 231 0,02 0 0,01 0,01 0,010 264 0 0,02 0,01 0 0,008 297 0,01 0 0 0,01 0,005 330 0,01 0 0 0 0,003 354

Gambar 2. Grafik pengukuran kelurusan pada permukaan meja sumbu Y Dari hasil pengujian penyimpangan terbesar terjadi pada titik (165, 0,015). Jarak antara titik penyimpangan terbesar dengan garis regresi adalah Ax1 + By1 + C d2 = A 2 + B 2 (0,00008)(165) (0,015) + 0,009 d2 = (0,00008) 2 + (1) 2 d2 = 0,0072 1,0089442719 d2 = 0,0071361721 mm 0,01 mm Jadi d2 adalah nilai penyimpangan kelurusan batang pelurus (block gauge) pada sumbu Y adalah 0,01 mm, hasil pengujian sumbu Y sudah memenuhi parameter standar kalibrasi, maka mesin CNC router kayu layak untuk di oprasikan atau dijalankan, sehingga masuk dalam toleransi mesin adalah 0,02 mm. 4. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. : 1. Dari analisa hasil perhitungan didapatkan nilai penyimpangan kelurusan yaitu: a. Proses kalibrasi yang pertama sumbu X dilakukan dengan cara menggeser dial indicator diatas permukaan block gauge ditata sejajar dengan koordinat sumbu X sebesar 0,034 mm, sumbu Y sebesar 0,020 mm, dan sumbu Z dilakukan dengan cara menggeser dial indicator pada body 355

spindle sehingga diketahui hasil yaitu sebesar 0,02 mm. maka pengujian pertama mesin CNC router kayu belum layak di operasikan. b. Proses kalibrasi yang kedua sumbu X dilakukan dengan cara menggeser dial indicator diatas permukaan block gauge ditata sejajar dengan koordinat sumbu X sebesar 0,01 mm, sumbu Y sebesar 0,01 mm, dan sumbu Z dilakukan dengan cara menggeser dial indicator pada body spindle sehingga diketahui hasil yaitu sebesar 0,02 mm. maka pengujian kedua mesin CNC router kayu dinyatakan layak di operasikan karena sudah memenuhi syarat toleransi mesin yaitu sebesar 0,02 mm. c. Dari beberapa hasil percobaan baik dari bentuk simple maupun bentuk rumit, mesin ini mampu untuk dioprasikan sehingga output penelitian ini akan terus dijalankan. 2. Sumber kesalahan yang didapatkan atau dideteksi dengan cara mengkalibrasi sumbu x, y, dan z menggunakan alat dial indicator dan block gauge adalah sebagai berikut : a. Sumber kesalahan pada mesin CNC router kayu yaitu pada ketinggian meja, sehingga perlu diberi alas pada sisi kaki meja dengan kertas 80 gr. b. Hasil uji coba benda 2D menjadi 3D dapat menghasilkan benda yang baik. Hasil pengujian ini bersifat khusus untuk mesin CNC router kayu. 5. DAFTAR PUSTAKA Ekinović, S., dkk.. 2013. Callibration of Machine Tools by Means of Laser Measuring Systems. Asian Transactions Engineering. Volume 02, pp.17-21. Elvys, E Y. 2015. Peningkatan Keakurasian Gerakan Pada Prototype Mesin CNC Router 3 Axis. Akademi Teknik Soroako. Sulawesi Selatan. Nayorama, Feriagam. 2016. Analisa Sumbu Z Pada Proses Kalibrasi Dan Pergerakan Mesin CNC Router. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Prabowo Gesit. 2016. Analisa Pengaruh Sumbu X Pada Mesin CNC Router. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Putra, Fajar Wijaya. 2016. Kalibrasi sumbu Y terhadap ketelitian benda kerja pada mesin CNC router. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta Subekti, Purwo. Prihartono Joko.2013. Perencanaan Dan Kalibrasi Batang Pelurus Berdasarkan Standar JIS B7514. Universitas Tama Jagakarsa. Jakarta. Volume 6, No.02, pp. 153-157 356