BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ujian Nasional yang berfungsi memutuskan seorang siswa lulus atau tidak lulus,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Fakultas Psikologi UIN MALIKI Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berorientasi pada pengembangan, pembelajaran dan pengajaran al-qur an,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat MA Muhammadiyah 2 Kedungkandang Malang

PENERAPAN PELAYANAN PRIMA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH SIMPANAN DI KJKS BMT WALISONGO MIJEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, dimana pendidikan memegang peranan penting dalam. pengembangan potensi dalam diri peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

Oleh: SUNIPAN NIM

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan. mudah dari berbagai sumber.

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI DAN FAKTOR NASABAH MEMILIH TABUNGAN MUḌĀRABAH. A. Analisis Implementasi Akad Produk Tabungan Muḍārabah di BPRS Jabal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Membaca Al Qur an Siswa di MAN se-kabupaten Blitar

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi standar pelayanan yang berlaku (Sutrisna, 2008). peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

JURNAL HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI (SELF ESTEEM) DENGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laki-laki dan perempuan. Responden siswa laki-laki sebanyak 37 siswa atau 60 %.

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek Subjek penelitian ini adalah remaja yang bersekolah di MTsN Pitalah

BAB I PENDAHULUAN. diselaraskan dengan tuntutan dari lingkungan, sehingga perubahan-perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB IV ANALISIS PERILAKU NASABAH BANK MINI SYARIAH UNTUK MENJADI NASABAH BANK MINI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UINSA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Latar Belakang Berdirinya MAN Pamekasan. 27 januari 1992 sampai sekarang. 2. Meningkatkan kualitas lulusan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut serta merealisasikan tujuan-tujuan yang diinginkannya.

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa dan mempunyai empat program penjurusan, yaitu IPA, IPS, Bahasa,

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan

HUBUNGAN KEMATANGAN BERAGAMA DENGAN INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM UIN WALISONGO SEMARANG ANGKATAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki untuk disimpan dengan tujuan untuk mengelola uang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

Oleh: TIKA PRADINA NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd. 2. Laelatul Arofah, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program. Studi Bimbingan dan Konseling UKSW

HUBUNGAN ANTARA RASA HUMOR DAN STRES PADA SANTRI PONDOK PESANTREN IMAM BUKHORI KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

menggunakan analisis hubungan (korelasi). Karena digunakan untuk menguji hubungan antara 2 variabel atau lebih, apakah kedua variabel

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. perorangan, akan tetapi lembaga pendidikan ini adalah milik masyarakat.

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai derajat Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun oleh : Endah Widyaningsih Rahayu

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menelusurinya ke

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah dirasakan oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah hal yang baru lagi, khususnya bagi masyarakat. Kualitas pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dalam rangka menampung minat siswa-siswi dan santriwansantriwati

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA MTs MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Semarang. Sekolah ini beralamat di Jalan Sentro Jambu. Jumlah kelas keseluruhan

Kemampuan sosial emosional perlu dilatih sejak dini, karena kemampuan ini merupakan salah satu poros

JURNAL RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION WITH INDEPENDENCE PEERS TEENS ON STUDENTS CLASS X IN SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI LESSON YEAR 2016/2017

BAB IV HASIL PENELITIAN. mengetahui deskripsi data tentang kecemasan, maka peneliti

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU AL-QUR AN HADITS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. segala sisi. Hal tersebut tidak terlepas dari peran masing-masing lembaga. mudah dalam mencapai perkembangan yang optimal.

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Negeri Paju Ponorogo

BAB IV ANALISA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat MAN Denanyar Jombang Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Denanyar adalah suatu pendidikan setingkat SMU yang dalam proses penyelenggaraannya berada di bawah naungan Departemen Agama.Di samping mata pelajaran umum, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Denanyar banyak memberikan materi pelajaran agama yang diharapkan dapat berguna sebagai bekal kehidupan bermasyarakat dan juga untuk dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Denanyar Jombang semula adalah sebuah madrasah swasta yang berciri khas pesantren yang didirikan pada tahun 1923 dengan nama Madarasah Mabadi ul Huda oleh KH. Ahmad Bisri Syansuri atas seizin Hadrotus Syekh Bisri Syansuri, seorang ulama besar yang berkaliber nasional yang juga salah seorang pendiri organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU). Kemudian pada tahun 1969 berdasarkan SK Menteri Agama No. 24/1969 Madrasah tersebut berubah statusnya menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Denanyar Jombang, yang sampai saat ini keberadaannya telah menjadi sebuah lembaga pendidikan alternatif yang telah banyak mencetak banyak birokrat, politisi, akdemisi, tokoh masyarakat, dan pimpinan pondik pesantren yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. 62

63 Dalam Penelitian Akreditasi Nasional tingkat Madrasah Aliyah tahun 2005, Madrasah Aliyah Negeri Denanyar Jombang merupakan Madrasah Aliyah Negeri dengan status terakreditasi A. 2. Visi dan Misi MAN Denanyar Jombang Visi MA Negeri (MAN) Denanyar adalah terwujudnya Insan Akademik yang beriman, bertaqwa, islami, cerdas, kreatif dan terampil serta mandiri. Misi MA Negeri (MAN) Denanyar adalah : a. Berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan selalu berorientasi pda peningkatan keimanan, ketaqwaan, keagamaan, kecerdasan dan keterampilanserta pembelajaran para guru dan siswa b. Meningkatkan kualitas lembaga dengan penataan sarana dan prasarana yang bersih, rapi, indah dan nyaman c. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif melalui peningkatan ras senang dan rasa memiliki bagi guru dan siswa terhadap MAN Denanyar d. Meningkatkan pembinaan Bahasa Arab, Inggris, Kitab Kuning dan keterampilan secara aktif dan periodik. 3. Profil MA Negeri (MAN) Denanyar Jombang Identitas Sekolah Nama Sekolah : MAN Denanyar Jombang Berdiri : 1923 Alamat Sekolah Kecamatan Kabupaten : Jl. Imam Bonjol no. 21 Denanyar Jombang : Jombang : Jombang

64 Propinsi : Jawa Timur No. Telp. : (0321) 866442 WebBlog Kepala Sekolah : www.man-denanyar.blogspot.com : H. Sunardi SH. SAg. MPdI. B. Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian 1. Analisis Data Dukungan sosial teman sebaya Analisis data dilakukan guna menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan pada bab sebelumnya, sekaligus memenuhi tujuan dari penelitian ini. Untuk mengetahui diskripsi masing-masing variabel maka perhitungannya didasarkan pada mean hipotetik dan standar deviasi hipotetik, berikut ini hasil analisis distribusi normal dari Mean Hipotetik dan Standart Deviasi Hipotetik variabel dukungan sosial teman sebaya dengan menggunakan perhitungan manual. a. Mencari nilai Mean Hipotetik skala dukungan sosial teman sebaya = (i maksimal + i minimal) N item = (4 + 1) 36 = 180 : 2 = 90 b. Mencari Standart Deviasi Hipotetik skala dukungan sosial teman sebaya = (X maksimal + X minimal) = (144-36) = 108 : 6 = 18

65 Dari perhitungan manual Mean Hipotetik dan Standart Deviasi Hipotetik diatas maka telah diketahui hasilnya dan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Mean hipotetik Standart Deviasi Hipotetik Jumlah Item 90 18 36 Tabel 4.1. Hasil Mean dan Standart Deviasi skala Dukungan sosial Setelah mengetahui nilai Mean (µ) dan Standart Deviasi (σ) dari hasil tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui tingkat dukungan sosial teman sebaya pada subyek. Kategori pengukuran pada subyek penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk mencari skor kategori diperoleh dengan pembagian sebagai berikut: a. Tinggi = X > (Mean +1SD) = X > (90 + 1 18) = X > 108 b. Sedang = (Mean 1SD) < X (Mean+1SD) = (90 1 18) < X (90 + 1 18) = 72 < X 108 c. Rendah = (Mean -1SD) X = X < (90 1 18) = X < 72 Dengan demikian maka analisis hasil persentase tingkat dukungan sosial teman sebaya siswa kelas XII di MAN Denanyar Jombang dapat di jelaskan dengan tabel di bawah ini:

66 No. Kategori Interval F % 1. Tinggi > 109 80 76.2 2. Sedang 72 108 24 22.9 3. Rendah < 71 1 1.0 Jumlah 105 100 Tabel 4.2. Proporsi tingkat dukungan sosial teman sebaya Diskripsi dari tabel diatas menggambarkan bahwa tingkat dukungan sosial teman sebaya berada pada tingkat tinggi dengan jumlah 80 siwa-siswi (76.2%), lalu pada tingkat sedang dengan jumlah 24 siswa-siswi (22.9%), sedangkan yang ada di tingkat rendah hanya ada 1 siswa (1.0). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat dukungan sosial teman sebaya siwa-siswi kelas XII memiliki prosentase yang tinggi. 2. Analisis Data Tingkat Kecemasan Untuk mengetahui diskripsi variabel maka perhitungannya didasarkan pada distribusi normal yang diperoleh dari Mean (µ) dan Standart Deviasi (σ),

67 berikut ini hasil analisis distribusi normal dari Mean Hipotetik dan Standar Deviasi Hipotetik variabel kecemasan dengan menggunakan perhitungan manual. a. Mencari nilai Mean Hipotetik skala tingkat kecemasan = (i maksimal + i minimal) N item = (4 + 1) 26 = 130 : 2 = 65 b. Mencari Standart Deviasi Hipotetik skala tingkat kecemasan = (X maksimal + X minimal) = (104-26) = 78 : 6 = 13 Dari perhitungan manual Mean Hipotetik dan Standart Deviasi Hipotetik diatas maka telah diketahui hasilnya dan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Mean hipotetik Standart Deviasi hipotetik Jumlah item 65 13 26 Tabel 4.3. Hasil Mean dan Standart Deviasi skala Tingkat Kecemasan Setelah mengetahui nilai Mean dan Standart Deviasi dari hasil tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional (UN) pada subyek. Kategori pengukuran pada subyek penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk mencari skor kategori diperoleh dengan pembagian sebagai berikut: a. Tinggi = X > (Mean+1SD) = X > (65 + 1 13) = X >78

68 b. Sedang = (Mean 1SD) < X (Mean+1SD) = (65 1 13) < X (65 + 1 13) = 52< X 78 c. Rendah = (Mean -1SD) X = X < (65 1 13) = X <52 Dengan demikian maka analisis hasil persentase tingkat kecemasan siswasiswi kelas XII di MAN Denanyar Jombang di jelaskan dengan tabel di bawah ini: No. Kategori Interval F % 1. Tinggi > 79 0 0 2. Sedang 52 78 86 81.9 3. Rendah < 51 19 18.1 105 100 Tabel 4.4. Proporsi tingkat kecemasan siswa-siswi kelas XII MAN Denanyar Diskripsi dari tabel diatas menggambarkan bahwa tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional (UN) berada pada tingkat sedang dengan jumlah 86 siwa-siswi (81.9%), lalu pada tingkat rendah ada 19 siswa-siswi dengan 18.1%,

69 dan tidak ada satupun siswa-siswi yang berada pada tingkat kecemasan yang tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional (UN) siwa-siswi kelas XII memiliki prosentase yang sedang. 3. Hasil Uji Hipotesis Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Kecemasan Korelasi antara dukungan sosial teman sebaya dengan kecemasan siswa kelas XII menghadapi ujian nasional (UN) di MAN Denanyar Jombang, dapat diketahui setelah dilakukan uji hipotesis. Untuk mengetahui hipotesis pada penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisa product moment. Sedangkan metode yang digunakan untuk mengolah data adalah dengan menggunakan metode statistik yang menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS 17.0 for windows. Dari hasil analisis data menggunakan program SPSS 17.0 for windows maka diperoleh hasil sebagai berikut: Dukungan Sosial Correlations DukSos Kecemasan Pearson Correlation 1 -.162 * Sig. (1-tailed).049 N 105 105 Kecemasan Pearson Correlation -.162 * 1 Sig. (1-tailed).049 N 105 105 *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). Tabel 4.5. Hasil korelasi antara variabel Dukungan sosial teman sebaya dan Tingkat kecemasan siswa kelas XII R xy Sig Keterangan Kesimpulan -0.162 0,049 Sig < 0.05 Signifikan Tabel 4.6. Perincian hasil korelasi variabel Dukungan sosial teman sebaya dan

70 Tingkat kecemasan siswa kelas XII Hasil korelasi Dukungan sosial teman sebaya dan Tingkat kecemasan siswa kelas XII menunjukkan angka sebesar -0.162 dengan p = 0.049. Dalam pengertian prosentasenya, menunjukkan bahwa korelasi tersebut menunjukkan arti hubungan kedua variabel berada pada angka 16,2%. Dan hal ini berarti bahwa terdapat hubungan antara keduanya, dimana hubungan itu diartikan dengan hubungan yang negatif. Hasil ini menunjukan bahwa ketika dukungan sosial teman sebaya tinggi, maka tingkat kecemasan siswa-siswi kelas XII dalam menghadapi UN rendah. D. Pembahasan 1. Tingkat Dukungan Sosial Teman Sebaya Siswa Kelas XII MAN Denanyar Jombang Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan tingkat dukungan sosial teman sebaya yang berbeda-beda, dari 105 subyek yang diambil dari total 347 subyek, hasil analisa ditunjukkan dengan tingkat dukungan sosial teman sebaya yang terbagi menjadi 3 kategori. Kategori dukungan sosial teman sebaya tinggi memiliki prosentase 76.2%, dukungan sosial teman sebaya kategori sedang 22.9%, dan dukungan sosial teman sebaya kategori rendah 1%. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat dukungan sosial teman sebaya siswa-siswi kelas XII berada pada kategori tinggi. Hilman menjelaskan bahwa, dukungan dari teman sebaya membuat remaja merasa memiliki teman senasib, teman untuk berbagi minat yang sama, dapat melaksanakan kegiatan kreatif, saling menguatkan bahwa mereka dapat berubah ke arah yang lebih baik dan memungkinkan remaja memperoleh rasa nyaman,

71 aman serta rasa memiliki identitas diri. 1 Dukungan teman sebaya biasanya terjadi dalam interaksi sehari-hari, misalnya melalui hubungan akrab yang dijalin remaja bersama teman sebayanya melalui suatu perkumpulan di kehidupan sosialnya. Rasa kebersamaan, sikap tanggungjawab, empati, hingga kepedulian akan menghasilkan sikap saling mendukung antar siswa-siswi, yang artinya setiap individu mempunyai proporsi tingkat dukungan yang berbeda-beda. 2 Tingkat dukungan sosial teman sebaya menunjukkan hasil yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut oleh ditentukan oleh persepsi setiap individu dalam merespon fungsi dari dukungan sosial. Siegel mengemukakan, dukungan sosial sebagai informasi dari orang lain yang menunjukan bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban bersama. 3 Dalam hal ini dapat didasari dari hasil wawancara pada beberapa siswa, dan guru wali kelas serta hasil observasi lapangan bahwa tingkat dukungan sosial teman sebaya siswa-siswi kelas XII di MAN Denanyar Jombang tergolong cukup tinggi karena beberapa faktor yaitu: Pertama, hampir dari seluruh siswa-siswi kelas XII bermukim di asrama, dan sisanya di rumah. Bagi mereka yang bermukim di asrama pasti akan ada interaksi sosial selain yang terjadi di sekolah. Sedang bagi mereka yang tinggal di rumah hanya mempunyai waktu interaksi saat di sekolah saja, kecuali bagi yang rumahnya dekat dengan sekolah dan asrama. Kedua, program tambahan yang 1 Hilman. 2002. Kemandirian Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan ditinjau dari Persepsi Pelayanan Sosial dan Dukungan Sosial. Tesis (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Hal 17. 2 Hilman. 2002. Ibid. Hal 25. 3 Taylor, S. E. 1999. Health Psychology. (4th ed). Boston: Mcgraw Hill. Hal 222.

72 diadakan oleh sekolah dalam membuat siswa-siswi menjadi lebih aktif seperti budaya sholat dhuha berjamaah sebelum memulai peajaran, rutinitas istighotsah satu kali dalam di setiap minggunya, jam pelajaran tambahan setelah pulang sekolah, dan pemetaan siswa-siswi dalam belajar kelompok mempersiapkan ujian nasional (UN). Ketiga, pendekatan intensif dan persuasif dari para guru kepada siswa-siswi dalam mempersiapkan ujian nasional baik dari segi mental seperti sharing, konseling dan motivasi, ataupun material seperti pembagian soal-soal latihan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang akan diujikan di ujian nasional nanti. Hal ini dimaksudkan untuk merekonstruksi siswa-siswi agar menjadi pribadi yang lebih siap dalam menghadapi serta mengerjakan soal-soal ujian nasional. Dan keempat, peran para alumni yang turut membantu penyuluhan kampus yang tergabung dalam acara Expo Kampus di MAN Denanyar. Acara tersebut dilangsungkan pada hari sabtu tanggal 25 januari 2014. Dalam rangkaian acara tersebut selain mengenalkan kampus kepada siswa-siswi, tetapi juga pendekatan dan pengajaran kepada siswa-siswi tentang cara meraih sukses dalam ujian nasional (UN), seperti apa saja yang harus dilakukan, dipersiapkan, dan diterapkan saat ujian nasional nantinya, dan poin yang paling ditekankan dalam sesi ini adalah terkait pengoptimalan fungsi teman sebaya sebagai rekan seperjuangan, dan penanaman rasa tanggung jawab bersama dalam mensukseskan ujian nasional (UN). Tidak hanya sampai disitu, pendekatan dan pengajaran para alumni hingga pada cara sukses dalam proses mereka mempersiapkan peralihan status dari siswa menjadi mahasiswa, yang artinya perubahan kehidupan dan lingkup interaksi sosial mereka yang akan menjadi

73 lebih luas. Hasil uraian observasi dan wawancara diatas selaras dengan teori dukungan sosial yang didefinisikan oleh Gottlieb sebagai informasi verbal atau nonverbal, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini, orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. 4 Dari beberapa pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial teman sebaya merupakan ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan secara instrumental dan emosional dalam bentuk pemberikan bantuan, dorongan, serta penerimaan apabila individu mengalami kesulitan. Bantuan atau pertolongan tersebut dapat berbentuk fisik, perhatian, emosional, pemberian informasi dan pujian yang didapat melalui interaksi individu dengan teman sebaya sehingga individu tersebut merasa dicintai, diperhatikan, dihargai dan merupakan bagian dari kelompok sosial. Sikap saling membantu dan mendukung merupakan salah satu bentuk dari Kasih sayang kepada sesama makhluk. Yang tersirat diatas merupakan sifat kemanusiaan dan mengandung nilai luhur, maka tidaklah aneh jika sikap tersebut merupakan aspek yang harus ada untuk menigkatkan kualitas hidup manusia. Dan dalam ilmu psikologi, menurut hasil observasi penulis, sikap diatas juga bisa 4 Koentjoro, S. Z. 2002. Dukungan Sosial Pada Individu. Jakarta: e-psikologi.com. (di Publikasikan 21 Maret 2008). Hal 72.

74 diartikan sebagai dukungan sosial. Dukungan sosial merupakan suatu wujud dorongan atau dukungan yang berupa perhatian, kasih sayang atau berupa penghargaan kepada individu lainnya. Dari beberapa aspek dukungan sosial diatas, al-qur an dan Hadits sebagai pedoman agama Islam sudah memberikan gambaran dan penjelasan dengan sangat gamblang dalam beberapa ayatnya, salah satu nilai kebaikan solidaritas didala m Islam dapat diketahui dari salah satu ayat al-qur an yang terdapat pada surat al-maidah ayat 2 yang berbunyi : و ت ع او ن وا ع ل ى ال بر و الت ق و ى و ل ت ع او ن وا ع ل ى اإل ث م و ال ع د و ان و ات ق وا للا إ ن للا ش د يد ال ع ق اب Artinya :...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya. (QS Al-Maidah ayat 2) 5 Ayat di atas memperlihatkan bahwa Islam juga menganjurkan untuk saling tolong-menolong dan berinteraksi sosial dengan yang lainnya, pondasi nilai sosial yang sangat baik tanpa harus membeda-bedakan ras, agama, atau aspek tertentu. Gambaran diatas yang didasari pada teori dan hasil observasi, wawancara kepada beberapa perwakilan subyek dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi kelas XII MAN Denanyar berada pada kategori tinggi dalam aspek dukungan sosial teman sebayanya dikarenakan adanya beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama, dikarenakan proses interaksi yang intens dalam kehidupan sosialnya yang memang terletak dikawasan pondok pesantren dan juga diasramakan. Jadi interaksi sosial dengan teman sebaya berlangsung di setiap harinya. 5 Departemen Agama RI. 2002 Mushaf Al-Qur an Terjemah. Jakarta: al-huda.

75 Kemungkinan kedua, rasa saling memiliki, rasa kebersamaan yang tinggi, dan perasaan senasib seperjuangan atau proses internalisasi melalui al Qur'an dan al Hadits yang mereka dapatkan melalui pendidikan pondok pesantren juga dapat mempengaruhi pada level yang tinggi. Sehingga yang terjadi siswa-siswi kelas XII cenderung saling bahu membahu dalam mendukung teman sebayanya yang pada hasilnya memperoleh kategori tinggi. 2. Tingkat Kecemasan Siswa-siswi Kelas XII MAN Denanyar Menghadapi Ujian Nasional (UN) Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dari 105 subyek yang diambil dari total 347 subyek, menunjukkan tingkat kecemasan siswa-siswi kelas XII dalam menghadapi ujian nasional (UN) terbagi menjadi 3 kategori. Tidak ada siswa-siswi yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi karena prosentasenya adalah 0%, sedangkan siswa-siswi yang memiliki tingkat kecemasan sedang memiliki prosentase 81.9%, dan siswa-siswi yang memiliki kecemasan rendah dalam prosentase 18.1%. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan siswa-siswi kelas XII MAN Denanyar dalam menghadapi ujian nasional (UN) berada pada proporsi sedang. Berdasarkan hasil analisa di atas bahwa tingkat kecemasan siswa-siswi kelas XII dalam menghadapi ujian nasional (UN) adalah berbeda-beda. Dan fakta di lapangan menunjukkan perbedaan atau ketidaksesuaian dari hasil observasi antara yang pertama pada bulan oktober 2013 dengan bulan maret 2014 setelah dilakukannya penelitian terhadap sebanyak 105 subyek. Dalam hal ini dimungkinkan karena telah mengalami perkembangan kondisi subyek yang awalnya hampir 25% dari 347 subyek mengalami gejala kecemasan sesuai data

76 dokumentasi BK MAN Denanyar pada rentang tanggal 20 September-30 Oktober 2013. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara lanjutan kepada beberapa subyek dan guru wali kelas, tingkat kecemasan yang pada awalnya relatif tinggi berdasar pada dokumentasi BK tersebut, setelah adanya penyebaran angket justru mengalami penurunan. Dan hal ini mengacu pada hasil observasi lanjutan di lapangan bahwa kondisi ini tidak lepas dari peranan sekolah dengan mengadakan program-program baru dan jam tambahan, keaktifan guru-guru dalam pendekatan kepada siswa, juga peran para alumni MAN Denanyar dalam acara Expo Kampus. Maka dengan adanya hal-hal tersebut dapat disimpulkan telah mampu memberi dampak penurunan pada tingkat kecemasan siswa-siswi kelas XII, serta mampu memberi kesadaran kepada setiap siswa (individu) agar dapat mempersiapkan ujian nasional dengan sebaik-baiknya, sehingga penelitian pada bulan maret 2014 menghasilkan tingkat kecemasan dengan kategori sedang yakni 81,9% dari 105 subyek. Untuk perkembangan siswa-siswi kelas XII selanjutnya peneliti berharap bahwa semakin lama siswa-siswi akan semakin dapat mengontrol tingkat kecemasannya dalam menghadapi ujian nasionl dengan memanfaatkan dukungan sosial dari teman-teman sebaya yang ada disekitarnya, karena dengan begitu target bersama yaitu sukses dalam ujian nasional (UN) dapat diwujudkan. Pada uraian diatas mengungkapkan fakta bahwa kecemasan yang terjadi di lingkungan sekolah yang banyak terjadi pada siswa-siswi kelas XII adalah bentuk dari kecemasan ketidaksiapan mental siswa dalam menghadapi Ujian Nasional. Jadi kecemasan dan hilangnya ketenangan siswa dalam menghadapi Ujian

77 Nasional adalah suatu respon atau perasaan yang tidak mengenakkan yang dialami oleh seseorang yang dipengaruhi oleh individu dan situasi eksternal sehingga menimbulkan akibat-akibat khusus secara psikologis maupun fisiologis terhadap seseorang. Sebagaimana yang disampaikan oleh Alvin, kecemasan dan hilangnya ketenangan yang dialami siswa terkait ujian nasional adalah perasaan yang dihadapi oleh seorang siswa ketika terdapat tekanan-tekanan dari dalam lingkup pendidikan atau sekolah. Tekanan-tekanan tersebut berhubungan dengan proses belajar dan kegiatan ujian sekolah, serta saat- saat menjelang ujian, dan hal-hal yang lain. 6 Serta dalam teori kecemasan oleh Ghufron, M. Nur dan Risnawati S. Rini, menjelaskan bahwa kecemasan merupakan pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan mengenai kekhawatiran atau ketegangan berupa perasaan cemas, tegang, dan emosi yang dialami seseorang. Kecemasan adalah suatu keadaan tertentu yang (state anxiety), yaitu menghadapi situasi yang tidak pasti dan tidak menentu terhadap kemampuannya dalam menghadapi suatu permasalahan atau obyek tertentu. Hal tersebut berupa emosi yang kurang menyenangkan yang dialami oleh individu dan bukan kecemasan sebagai sifat yang melekat pada kepribadian. Nietzal berpendapat bahwa kecemasan berasal dari bahasa Latin (anxius) dan dari bahasa Jerman (anst), yaitu suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan rangsangan fisiologi 7. 6 Winkel, W, S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Hal 73. 7 Ghufron, M. Nur & Risnawati S. Rini. 2009. Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Arruzz Media. Hal 141.

78 Muchlas mendefinisikan istilah kecemasan sebagai sesuatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai konflik atau ancaman. 8 Sementara Lazarus membedakan perasaan cemas menurut penyebabnya menjadi dua, yaitu: (a) State anxiety. State anxiety adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu yang dirasakan sebagai ancaman, misalnya mengikuti tes, menjalani operasi, atau lainnya. Keadaan ini ditentukan oleh perasaan yang subjektif. (b) Trait anxiety. Trait anxiety adalah disposisi untuk menjadi cemas dalam menghadapi berbagai macam situasi (gambaran kepribadian). 9 Ini merupakan ciri atau sifat yang cukup stabil yang mengarahkan seseorang atau menginterpretasikan suatu keadaan menetap pada individu (bersifat bawaan) dan berhubungan dengan kepribadian yang demikian. 10 Pada fenomena ini, individu harus mampu menempatkan diri dengan baik di lingkungannya dan mengetahui tingkat kecemasannya, karena tidak semua kecemasan yang dialami siswa-siswi kelas XII dalam menghadapi ujian nasional (UN) bersifat sama, oleh karenanya sikap setiap individu dalam menempatkan diri dengan lingkungannya dapat mempengaruhi intensitas kecemasan yang dialaminya dalam menghadapi ujian nasional. Oleh karena itu kemampuan siswa kelas XII dalam berinteraksi dengan teman sebayanya sebagai media social support sangatlah dibutuhkan dalam menekan tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional. Kecenderungan kecemasan yang dialami siswa-siswi kelas XII MAN 8 Muchlas, M. 1976. Psikoneorosa dan Gangguan Psikomatif. Jogjakarta: Muria 9 Lazarus, RS. 1976. Paterns of Adjustment. Tokyo: McGraw-Hill, Kogakusha Ltd. 10 Ghufron, M. Nur & Risnawati S. Rini. 2009. Hal 142.

79 Denanyar Jombang dalam menghadapi ujian nasional (UN) yang berada pada kategori sedang tersebut, maka dimungkinkan tidak akan ada banyak kendala dalam proses belajar siswa-siswi dalam mempersiapkan ujian nasional selama mampu menjaga keseimbangan antar relasi teman sebayanya. 3. Hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan tingkat kecemasan siswa kelas XII MAN Denanyar Jombang dalam menghadapi ujian nasional (UN) Pada penelitian ini, hasil analisis data menggunakan media SPSS 17,0 for windows yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dengan nilai -0.162 atau disimpulkan bahwa dukungan sosial teman sebaya berpengaruh 16.2% terhadap tingkat kecemasan siswa-siswi kelas XII. Penjelasan korelasi yang signifikan sebenarnya tidak pada angka -0.162, melainkan pada sig = 0,000 < 0,05 (dapat digambarkan kembali hasil perhitungan dengan r xy = 0,162 ; sig = 0,049 < 0,05 ), dimana koefisien korelasi (correlation coefficients) yang merupakan petunjuk kuantitatif dari jenis dan tingkat hubungan antar variabel bergerak dari -1 sampai +1, angka korelasi -1 menunjukkan korelasi negatif yang mutlak dan angka korelasi +1 mununjukkan korelasi positif yang mutlak, nilai antara keduanya menunjukkan keragaman tingkat korelasi yang terjadi. Jika tidak terdapat hubungan sistematik antar variabel angka korelasinya adalah 0. Sehingga kedua variabel pada penelitian ini dinyatakan mempunyai korelasi atau hubungan yang negatif. Hasil ini mengindikasikan bahwa ketika tingkat dukungan sosial teman sebaya siswa kelas XII MAN Denanyar tinggi maka tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional rendah atau sebaliknya jika tingkat

80 dukungan sosial teman sebaya rendah maka tingkat kecemasan menghadapi nasional akan cenderung tinggi. Adanya hubungan ini dapat diartikan bahwa dukungan sosial teman sebaya dengan kecemasan pada siswa-siswi kelas XII saling berkaitan. Menurut sudut pandang psikologi perkembangan, Papalia menjelaskan bahwa remaja mulai lebih mengandalkan teman dibandingkan orang tua untuk mendapatkan kedekatan dan dukungan serta mereka lebih dapat berbagi rahasia dibandingkan dengan orang-orang yang lebih muda dengan teman mereka. Kapasitas untuk membangun kedekatan berhubungan dengan penyesuaian diri psikologis dan kompetensi sosial. Remaja yang memiliki pertemanan yang dekat, stabil, dan mendukung umumnya memiliki pandangan yang baik tentang diri mereka sendiri, menjalani pendidikan di sekolah dengan baik, mampu bergaul, serta memiliki kemungkinan yang kecil untuk menjadi kasar, cemas, atau depresi. 11 (Berndt&Perry, Greenberg dan Baron menambahkan bahwa memiliki sahabat pada saat-saat sulit dapat membuat individu melihat stres yang dialaminya tidak terlalu mengancam. Sahabat/teman-teman juga dapat memberikan saran-saran yang bermanfaat untuk mengatasi stres. 12 Dalam rentang kehidupan manusia, masa yang rentan terhadap kecemasan dan stres adalah masa remaja. Dalam menghadapi situasi yang penuh dengan kecemasan, stres atau tekanan, remaja membutuhkan dukungan sosial yang didapatkan dari lingkungan sosialnya sebagai sumber kasih sayang, simpati, pengertian dan tuntunan moral; tempat untuk melakukan eksperimen; serta sarana untuk mencapai otonomi dan 11 Feldman, Papalia. 2009. Human Development. Jakarta: Salemba Humanika. Hal 96. 12 Atwater, E. 1983. Adolescence. Englewood Cliffs: Prentice-Hall, Inc, NJ.

81 kemandirian dari orang tua. 13 Kajian hubungan dua variabel tersebut tidak pernah dibahas dalam Islam,akan tetapi al Qur'an dan hadits telah membahas hal tersebut. Allah SWT berfirman sesuai dengan dukungan ini yang termaktub dalam surat al-maidah ayat 2 yang berbunyi : و ت ع او ن وا ع ل ى ال بر و الت ق و ى و ل ت ع او ن وا ع ل ى اإل ث م و ال ع د و ان و ات ق وا للا إ ن للا ش د يد ال ع ق اب Artinya :...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya. (QS Al-Maidah ayat 2) 14 Ayat di atas memperlihatkan bahwa Islam juga menganjurkan untuk saling tolong-menolong dan berinteraksi sosial dengan yang lainnya, pondasi nilai sosial yang sangat baik tanpa harus membeda-bedakan ras, agama, atau aspek tertentu. Penjelasan diatas adalah mengenai hubungan antar hamba atau sesama. Hubungan antar hamba atau sesama (interpersonal) akan menjadi baik pula dengan sikap saling peduli dan mendukung sesama dalam berbagai hal dan aspek sosial sehingga berdampak pada terciptanya kondisi psikologis yang positif. Terlebih pada saat momen persiapan ujian nasional (UN) kelas XII yang banyak mengalami kecemasan fisiologis, emosional dan kognitif. Tentu saja hal tersebut menjadi salah satu acuan adanya hubungan positif, karena dukungan sosial tidak hanya mempengaruhi tingkat kecemasan siswa, tetapi dari hasil penelitian ini telah memberi gambaran jelas bahwa dukungan sosial teman sebaya memberikan cukup pengaruh pada tingkat kecemasan siswa kelas XII 13 Feldman, Papalia. 2009. Op. Cit. Hal 95. 14 Departemen Agama RI. 2002. Op. Cit.

82 dalam menghadapi ujian nasional (UN). Yaitu tingginya tingkat dukungan sosial teman sebaya dapat meberikan penurunan pada tingkat kecemasan siswa. Dukungan sosial pada hubungan interpersonal dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yakni dengan bersikap hangat, peduli, empati dan saling mendukung antar sesama maka akan terwujudlah suatu kenyamanan yang baik bagi individu. Sebagaimana faktor dukungan sosial yang dijelaskan oleh Akbar dan Hawadi, 15 bahwa faktor dukungan sosial sangat penting dalam menentukan keberhasilan perkembangan sosial pada remaja. Manfaat penting yang dapat diperoleh individu dari dukungan sosial adalah tersedianya dukungan dari lingkungan yang bermanfaat dalam menghadapi suatu masalah. Dukungan sosial secara empiris diasumsikan sebagai tersedianya dukungan dari lingkungan yang bermanfaat dalam menghadapi suatu masalah. Seorang remaja yang mendapatkan dukungan dari teman sebayanya akan memperoleh perhatian dan penghargaan ketika berhasil dalam menjalankan tugasnya, serta mendapatkan pertolongan apabila menemukan kesulitan-kesulitan, hal tersebut akan membangkitkan perasaan nyaman dan diterima, sehingga memudahkan remaja dalam menelaah permasalahan yang dihadapi untuk selanjutnya menentukan langkah pemecahan yang tepat. 16 Setelah hasil observasi peneliti di lapangan menunjukan bahwa terdapat beberapa indikasi agar siswa-siswi meningkatkan intensitas dukungan sosial 15 Akbar, Reni & Hawadi. 2001. Psikologi perkembangan anak-mengenal sifat, bakat, dan kemampuan anak. Jakarta: PT. Grasindo. Hal 4. 16 Akbar, Reni & Hawadi. 2001. Ibid. Hal 4.

83 teman sebayanya adalah: Pertama, perluasan makna tentang dukungan sosial, dimana pribadi bersikap peduli, empati dan saling mendukung serta lebih memperhatikan kesejahteraan hidup bersama sesuatu diluar dirinya, memiliki pertimbangan dan jiwa sosial yang kuat, memiliki rasa untuk menyelesaikan persoalan dan menjadi kompak atau seragam, serta diarahkan pada partisipasi langsung. Kedua, menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain, seperti bersikap empati, peduli dan saling mendukung. Juga membangun rasa cinta untuk menciptakan harmoni dan keselaraan. Ketiga, penerimaan diri, dimana individu menerima kelemahan dan kekurangan orang lain disertai toleransi juga menerima emosi-emosi manusia, dan mengontrolnya. Dan keempat, falsafah hidup, yaitu individu yang melihat ke depan, berpersepsi realistis terhadap kenyataan, juga didorong oleh tujuan dan rencana juga perasaan kewajiban serta tanggung jawab terhadap diri sendiri dan kepada orang lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa salah satu hal yang diperlukan untuk meningkatkan kesiapan menghadapi ujian nasional adalah adanya dukungan sosial. Dengan adanya dukungan sosial antar individu memungkinkan kebiasaan untuk memiliki rasa peduli, empati, toleransi dan saling mendukung sesama dalam dalam mempersiapkan ujian nasional serta mencapai target lulus ujian nasional (UN) 100%.