BAB I PENDAHULUAN. baik perut, fisik maupun fisiologi ibu (Varney, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9

BAB I PENDAHULUAN. tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada trimester pertama (Hutahaean, 2013). Hampir 45% wanita

Nur Izzah 1, Aida Rusmariana 2, Teti Retnawati 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang. Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui,

BAB I PENDAHULUAN. dimana proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan

BAB V PEMBAHASAN. titik pericardium 6 terhadap morning sickness pada ibu hamil trimester I di

MAKALAH MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH. Teknologi Informasi dalam Kebidanan. yang dibina oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan. menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dan cukup bulan melalui jalan lahir,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. bagi Negara-negara berkembang. Di negara miskin, Sekitar 20-50% kematian Wanita

HUBUNGAN MORNING SICNKNESS DENGAN STATUS GIZI PADA IBU HAMIL TRIMESTER I PUSKESMAS LIMBA B JURNAL

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

BAB II TINJAUAN TEORI

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA ABSTRAK

Hubungan Primigravida Terhadap Kejadian Hiperemesis Gravidarum di Puskesmas Pringapus Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

PENANGANAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI BPM NUNIK KUSTANTINNA TULANGAN - SIDOARJO

Faizatul Ummah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hiperemesis gravidarum

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi beberapa faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial budaya serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tempat sel telur dari juta sperma yang dikeluarkan. Dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu hal yang paling menyenangkan

HUBUNGAN KEJADIAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DENGAN TINGKAT KECEMASAN SUAMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGOSARI

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

SATUAN ACARA PENYULUHAN MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas, setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang aman dan melahirkan bayi yang sehat (Sarwono, 2009) dengan. harapan dapat menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per

BAB I PENDAHULUAN. dan hcg mempunyai peranan penting dalam perubahan tersebut, yang salah

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

Fristia Hidayat b023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Progran Studi Diploma IV Kebidanan

PENGALAMAN IBU HAMIL YANG MENGALAMI HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA TRIMESTER I DI RSUD DR. PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2011

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI SELAMA KEHAMILAN TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI PERSALINAN HARIYADI, KARTIKA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRI MESTER I DI BPS NY. SAYIDAH KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

Jurnal Kesehatan Kartika 1

TINGKAT KECEMASAN SUAMI SAAT ISTRI MENJALANI PERSALINAN NORMAL DI PONEK RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG

BAB I PENDAHULUAN. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan bisa saja terjadi sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami dan menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan terjadi karena adanya konsepsi atau penyatuan antara sel sperma dan ovum

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan peristiwa penting bagi wanita, dimana seorang wanita akan

Oleh : Dra. Hj. Syarifah, M.Kes. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama masa usia

HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI DENGAN PARTISIPASI SUAMI TERHADAP KEHAMILAN DI BALAI PENGOBATAN SUMBER SEHAT MARGA ASIH KABUPATEN BANDUNG

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

BAB I PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Mortalitas dan morbilitas wanita hamil dan bersalin adalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. ibu hamil itu sendiri dan orang-orang terdekatnya (Araujo, et.al., 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh: ANIK ENIKMAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB V PEMBAHASAN. A. Tingkat Pengetahuan ibu hamil dalam mengatasi emesis gravidarum

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG EMESIS GRAVIDARUM

LEMBAR PEN JELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. pada Trimester I di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan".

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan yang dikombinasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan Trimester pertama adalah saat dimulainya konsepsi Perubahan Fisiologis ibu hamil pada Trimester pertama :

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dengan nidasi atau implantasi ( Prawirohardjo, 2009:213).

Keluhan dan Gejala. Bagaimana Solusinya?

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG CARA MENGATASI MUAL MUNTAH DI BPS NY. WIDI ASTUTIK, Amd.Keb.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berlangsung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13, trimester kedua dari

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal ialah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari). Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. Selama kehamilan ini terjadi perubahanperubahan, baik perut, fisik maupun fisiologi ibu (Varney, 2007). Setiap wanita yang hamil akan mengalami proses penyesuaian tubuh terhadap kehamilan sesuai pada tahap trimester yang sedang dijalani. Trimester pertama merupakan awal trimester yang menimbulkan berbagai respon pada ibu hamil. Respon yang paling berpengaruh pada ibu hamil adalah mual dan muntah. Mual dan muntah pada kehamilan disebut juga Emesis Gravidarum. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tetapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat mual dan ingin muntah setiap saat (Maulana, 2008). Emesis Gravidarum dapat menimbulkan berbagai dampak pada ibu hamil, salah satunya adalah penurunan nafsu mkan yang mengakibatkan perubahan 1

2 keseimbangan elektrolit yakni kalium, kalsium dan natrium sehingga menyebabkan perubahan metabolism tubuh. Dampak lain dari Emesis Gravidarum yaitu dapat mengakibatkan kehilangan berat badan sekitar 5% karena cadangan karbohidrat, protein dan lemak terpakai untuk energy (Mariantari, Lestari et all, 2014). Muntah yang lebih dari sepuluh kali sehari atau mual terus-menerus yang terjadi selama 20 minggu terakhir kehamilan ini akan berlanjut menjadi hiperemesis gravidarum sehingga tubuh ibu menjadi lemah, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis. Mual dan muntah yang berlebihan juga menyebabkan cairan tubuh semakin berkurang dan terjadi hemokonsentrasi yang memperlambat peredaran darah sehingga dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. Trimester pertama adalah fase organ-organ janin dibentuk (Hidayati, 2009). Penelitian terkait Emesis Gravidarum yang dilakukan oleh Elisabeth Birkeland, et all, 2015 di Inggris tentang asupan nutrisi terhadap ibu hamil dengan emesis gravidarum mengatakan bahwa 38 partisipan ibu hamil trimester pertama, 4 (10,5%) tidak mengalami mual dan muntah, 10 (26,3%) kadang-kadang, dan 24(63,1%) sering mual dan muntah. Sebanyak 50%-75% ibu hamil akan mengalami gejala mual dan muntah pada trimester pertama atau awal-awal kehamilan. Gejala-gejala ini dimulai pada trimester pertama yang biasanya kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Keluhan mual muntah pada Emesis Gravidarum

3 merupakan hal yang fisiologis, akan tetapi apabila keluhan ini tidak segera diatasi maka akan menjadi hal yang patologis. Pada ibu yang mengalami keluhan mual dan muntah satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh meningkatnya kadar hormone estrogen dan hcg ( Hormon Corionic Gonadotropin) dalam serum, selain itu progesterone juga diduga menjadi faktor penyebab mual dan muntah (Prawirohardjo, 2009). Selain adaptasi maternal pada fisiologis berbagai stimulus psikologis juga dapat menjadi faktor emosional yang menyebabkan gejala mual dan muntah menjadi lebih berat. Bentuk stimulus psikologis pada ibu hamil adalah distress emosional. Ketika istri mengalami distress pada kehamilannya akan berpengaruh pada suami, karena suami merupakan orang terdekat bagi istri. Selama kehamilan istri membutuhkan perhatian lebih dari suami. Suami harus membantu dan mendampingi istri dalam menghadapi keluhan kehamilannya agar istri tidak merasa sendirian karena kecemasan istri yang berlanjut akan menyebabkan nafsu makan menurun, kelemahan fisik, serta mual muntah yang berlebihan. Saat pemeriksaan antenatal (trimester 1) ibu hamil ingin mengeluh yang dirasakan, seperti pusing, keringat berlebihan, pegal-pegal, dan suami terkadang melewatkan moment saat istri sedang pemeriksaan kesehatan antenatal di Rumah Sakit (Sawitri dan Sudaryanto, 2008). Dukungan yang dapat diberikan oleh suami adalah memberi ketenangan pada ibu, mengantarkan untuk memeriksakan kehamilan, memenuhi keinginan selama mengidam, mengingatkan minum tablet besi, membantu melakukan

4 kegiatan rumah tangga dan memberi pijatan ringan bila ibu merasa lelah hal kecil yang dilakukan suami memiliki makna yang berarti dalam meningkatkan kesehatan psikologis kearah yang lebih baik. Dukungan yang diberikan oleh suami diharapkan dapat membantu ibu melewati kehamilan dengan perasaan senang dan tanpa depresi. Kondisi stress psikologis yang terjadi dapat disebabkan karena tidak adanya dukungan dari suami sehingga menyebabkan ibu yang pada awalnya dapat beradaptasi dengan kenaikan hormon tidak mengalami mual dan muntah akan mengalami kejadian tersebut. Suami harus tetap memberikan dukungan kepada istri dimasa kehamilan walaupun suami juga terkadang mengalami gejala fisik selama kehamilan istri yang disebut sebagai Syndrome Couvade (Jhaquin, 2010). Banyak suami yang mengalami gejala fisik selama kehamilan pasangannya. Keadaan ini kadang-kadang disebut sebagai Syndrom Couvade (Fathering). Dalam penelitian Arthur Brenan 2010 di Australia tentang kejadian Couvade Syndrome di Australia bahwa gejala yang ditunjukkan meliputi, kenaikan berat badan, kembung mual, muntah, sakit panggung, sakit gigi, kehilangan nafsu makan, atau kejang perut adalah gejala-gejala yang mencerminkan simpati dan pengidentifikasian dengan wanita hamil, atau barangkali mencerminkan kekhawatiran dan kecemasan. Jika calon ayah mengalami gejala-gejala kehamilan, mungkin perlu dilakukan konseling (Brenann, 2010). Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam keadaan

5 sehari-hari. Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. Terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap harga diri atau idintitas diri yang sangat mendasar bagi keberadaan individu (Suliswati, 2005). Kecemasan suami menghadapi ibu hamil primigravida trimester I yang emesis gravidarum (mual dan muntah) dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan atau informasi mengenai emesis gravidarum, cemas bila mual dan muntah yang dialami istri berkelanjutan (Sawitri dan Sudaryanto, 2008). Kecemasan suami yang berkelanjutan akan berdampak pada sang istri, hal ini dapat terjadi karena suami terlalu sibuk memikirkan hal buruk akan terjadi pada istri jika mual dan muntah terus-menerus, sehingga suami tidak memperdulikan keluhan kehamilan istri selain mual dan muntah. Bahaya yang akan terjadi pada sang istri jika suami mengalami kecemasan yang berlebihan kemungkinan besar istri juga akan mengalami kecemasan bahkan hingga stress (Octaviadon, 2011). Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2015, di wilayah Puskesmas Singosari. Dengan melakukan wawancara terhadap pihak puskesmas didapatkan data beberapa yang mengalami mual muntah biasa tidak dicatat dalam buku periksa pihak puskesmas juga hanya melakukan perawatan terhadap ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum saja. Menurut hasil wawancara dengan 6 orang suami saat melakukan pemeriksaan antenatal di

6 Puskesmas Singosari, didapatkan hasil bahwa 4 dari 6 orang suami merasakan cemas saat istrinya sedang mengalami mual muntah, dan sedangkan pada 2 orang suami menyatakan bahwa tidak begitu mengalami kecemasan karena dianggap hal yang lumrah di awal kehamilan jika mengalami mual dan muntah. Sedangkan pada 4 orang suami saat ditanya mengenai penanganan saat istri mual dan muntah suami menjawab dengan memberi makanan agar perut tidak kosong dan membelikan makanan kesukaan sang istri. Pada 2 orang suami lain justru suami menyuruh istri untuk tidur dan beraktifitas agar rasa mual dan muntah tidak dirasakan kembali. Dapat disimpulkan, bahwa suami akan turut merasakan kecemasan apabila istri yang mengalami emesis gravidarum pada kehamilan pertamanya. Berdasarkan data dari latar belakang diatas sehingga peneliti tertarik untuk melihat apakah suami ikut merasakan kecemasan yang berarti pada istri ketika mengalami mual muntah (Emesis Gravidarum). Jika melihat dari karakteristik istri yang mengalami muntah yang sangat berlebihan menyebabkan suami dapat merasakan cemas, sehingga kecemasan suami dapat dilihat ketika menemani pemeriksaan antenatal, sehingga peran suami sangat penting. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah hubungan antara kejadian emesis gravidarum pada ibu primigravida trimester I dengan tingkat kecemasan suami?.

7 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui adakah hubungan antara kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil primigravida trimester I dengan tingkat kecemasan suami. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil primigravida trimester I b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada suami c. Menganalisa hubungan antara kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil primigravida trimester I dengan tingkat kecemasan suami di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Singosari. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Ibu Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan pada ibu hamil primigravida trimester I tentang gambaran emesis gravidarum dan tingkat kecemasan pada suami. 1.4.2 Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang hubungan antara tingkat kecemasan suami dengan kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil primigravida trimester I.

8 1.4.3 Bagi Petugas Kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi petugas kesehatan khususnya petugas kesehatan diwilayah Puskesmas Singosari, mengenai gambaran kecemasan suami terhadap gangguan emesis gravidarum dan dapat berupa pendidikankesehatan kepada suami siaga dari ibu-ibu hamil yang mengalami gejala emesis gravidarums pada trimester I yang akan mempengaruhi tingkat kecemasannya maupun peran serta suami dalam kehamilan istrinya. 1.4.4 Bagi Responden Khususnya suami dari ibu hamil sebagai bahan masukan untuk mengurangi rasa kecemasan dan meningkatkan pengetahuan tentang emesis gravidarum. 1.4.5 Bagi Bidang Keperawatan Sebagai bahan pertimbangan bagi praktek pelayanan keperawatan khususnya pada keperawatan jiwa dan keperawatan maternitas dalam gambaran emesis gravidarum dan menjadi masukan mahasiswa keperawatan melakukan pendidikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan memperlihatkan gambaran kecemasan suami terhadap ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum trimester I. 1.4.6 Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan refrensi dan masukan untuk pengembangan teori bidang keperawatan maternitas dan jiwa dalam melakukan penelitian.

9 1.5 Keaslian Penellitian Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain adalah sebagai berikut : 1. Penelitian yang dilakukan oleh (Sadiah 2014), Gambaran Tingkat Kecemasan Suami Terhadap Gangguan Morning Sickness Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif untuk melihat hubungan antar variable. Tekhnik samplingnya menggunakan teknik total sampling pada 66 responden. Tingkat kecemasan diukur dengan kuesioner yang telah baku dan dimodifikasi.hasil unvariat memperlihatkan pada karakteristik usia suami, latar belakang pendidikan, usia kandungan istri mayoritas pada usia kehamilan 12 minggu dan pada tingkat kecemasan suami dalam menghadapi morning sickness ibu hamil primigravida sebagian besar pada tingkat kecemasan ringan dengan respon kecemasan berada pada rentang adaptif. Yang membedakan dengan penelitian ini adalah variable independent dan dependent, tempat penelitian, waktu penelitian dan teknik sampling. 2. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Yunia Mariantari, Widia Lestari dan Arneliwati tentang (Tahun 2014) tentang, Hubungan Dukungan Suami, Usia, Ibu, dan Gravida Terhadap Kejadia Emesis Gravidarum. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kolerasi dengan pendekatan cross sectional study. Pada penelitian ini peneliti ingin mengidentifikasi hubungan dukungan suami, usia ibu, ndan gravida terhadap

10 kejadian emesis gravidarum. Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil trimester I yang berjumlah 38 responden. Instrument pada penelitian ini adalah kuisioner yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pertama mencakup data demografi ibu meliputi usia ibu, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan gravid, bagian kedua mencakup dukungan suami, dan bagian ketiga mencakup kejadian emesis gravidarum. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hubungan dukungan suami terhadap kejadian emesis gravidarum didapatkan responden yang mengalami emesis gravidarum memiliki dukungan suami yang rendah. Berdasarkan hasil uji statistic, diketahui tidak ada hubungan dukungan suami terhadap kejadian emesis gravidarum. Analisa mengenai hubungan usia ibu terhadap kejadian emesis gravidarum didapatkan p value 0,23 dimana p value >0,05. Hal ini juga tidak ada hubungan antara usia ibu terhadap kejadian emesis gravidarum. Maka yang membedakan dengan penelitian ini adalah terletak pada variable independen dan dependent selain itu tempat penelitian dan teknik pengambilan sampling juga berbeda. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Izza, Aida Rusmariana, Teti Retnawati pada tahun 2005 tentang Pengaruh Kecemasan Ibu Hamil Trimester I Terhadap Munculnya Gangguan Morning Sickness di Wilayah Kerja Puskesmas Kusuma Bangsa Kota Pekalongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Hipotesis ditetapkan untuk melihat apakah ada pengaruh kecemasan dengan gangguan Morning Sickness. Dan hasil dari uji chi square menunjukkan tidk ada pengaruh yang

11 bermakna antara kecemasan dengan gangguan Morning Sickness dengan P>a (0,5-0,1). Namun ada kecenderungan ibu hamil trimester I yang cemas bverpeluang 3,2 kali mempengaruhi ibu hamil untuk mengalami Morning Sickness dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak Morning Sickness. Maka yang membedakan dengan penelitian ini adalah terletak pada variable independen dan dependent selain itu tempat penelitian dan teknik pengambilan sampling juga berbeda.