PERBEDAAN PENGGUNAAN MESIN HIGH SPEED DAN MESIN MANUAL PADA PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN KERAH KEMEJA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA DASAR DI SMK N 4 YOGYAKARTA

Fashion and Fashion Education Journal

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA JOBSHEET TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MENGHIAS KAIN DENGAN TEKNIK JAHIT PERCA KELAS X DI SMK DIPONEGORO DEPOK

Kata kunci : Metode Grup Investigasi, Kompetensi Pembuatan Pola Blus

Edu Elektrika Journal

PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KMS DAN NON KMS DI SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Oleh : Laila Noor Hikmah Nadzoang NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA FAKULTAS TEKNIK

PENGARUH PENGGUNAAN VIDEO TABLE SET UP UNTUK MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN TATA HIDANG

PENGARUH PEMAHAMAN WORK PREPARATION SHEET TERHADAP HASIL BELAJAR KERJA BUBUT SISWA SMK N 2 WONOSARI

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 15, No. 2, Desember 2015 (59-63)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Disusun Oleh: Lilis Ambar Wiratmi A PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMK ISLAM DDI PONIANG MAJENE

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT KONSTRUKSI POLA BUSANA PADA KELAS X DI SMK PIUS X MAGELANG

Automotive Science and Education Journal

oleh: Nur Ikomah, NIM Nanie Asri Yuliati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu instansi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA GRAFIS (JURNAL) Oleh LUSIANA SIMAMORA

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

REM KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Wiwit Winarto

KEEFEKTIFAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N 1 MAGELUNG KENDAL

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK LEONARDO KLATEN.

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII TKR

Journal of Mechanical Engineering Learning

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

Hubungan Motivasi Belajar...(Lisanatun) 1

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

THE EFFECT OF VIDEO MEDIA VARIATION TO LEARNING INTEREST OF FOURTH GRADE STUDENT

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOGA DASAR DI SMK NEGERI 1 KALASAN

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAHIRAN BERBICARA PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI BINTAN TAHUN PELAJARAN

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN CUTTING ENGINE

PENGGUNAAN MODUL SISTEM PENDINGIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

KORELASI ANTARA PENDIDIKAN NONFORMAL DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DALAM PEMBELAJARAN TIK PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MEMBUAT GAUN BAYI DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

PENGARUH MODEL STAD BERBANTU MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR

ABSTRAK

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN TINGKAT KERAJINAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENGARARUH PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN LAS LISTRIK KOMPETENSI KEAHLIAN PEKERJAAN LAS DASAR

Oleh: Else Ervina, Buchori Asyik*, Dedy Mizwar** ABSTRACT

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

PENERAPAN TEAM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN AUTOCAD DI SMKN 1 MAGELANG

Automotive Science and Education Journal

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTEK PEMANGKASAN RAMBUT SISWA JURUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 3 PAYAKUMBUH JURNAL

KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI DAN MOTIVASI BELAJAR

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL DENGAN AUDIOVISUAL KELAS X SMA PGRI 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2014/2015 ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 14 PONTIANAK

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MENGGUNAKAN MEDIA FILM DAN PANEL PERAGA PADA KOMPETENSI SISTEM PENERANGAN SEPEDA MOTOR

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMAN 1 PELEPAT ILIR

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

ISSN SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial Vol. 2, No. 2, Desember 2015

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN PEMESINAN TERHADAP PRESTASI CNC KELAS XI SMK NEGERI 1 PURWOREJO

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI BELAJAR AKTIF HOLLYWOOD SQUARES

Kata kunci : kesulitan, kompetensi, pembuatan desain blus. Keywords : Difficulties, competency, make a design blouse

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

PENGARUH JOBSHEET DALAM MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA CELANA PANJANG PRIA

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEDISIPLINAN DALAM BEKERJA TERHADAP KOMPETENSI PRAKTIK PENGELASAN SISWA

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

KEMAMPUAN MENGGAMBAR BUSANA PESTA DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA CETAK MAJALAH BUSANA PADA SISWA KELAS XI SMK PIRI 2 YOGYAKARTA JURNAL

Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching

READING GUIDE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR PEWARNAAN RAMBUT DI KELAS XI SMK NEGERI 3 BLITAR

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

DRAPING DITINJAU JURUSAN FAKULTAS

PENERAPAN METODE LEARNING TOGETHERUNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA KEMEJA DI SMK NEGERI 1 PANDAK

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

PENERAPAN MODEL TEAM GAME TOURNAMENT

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

PENGOPERASIAN KAMERA DSLR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION

Kontribusi Pengelolaan Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK SMP di Kota Padang

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Development of Basic Competency Learning Module on Poultry Meat and Seafood Processing at SMKN 3 Wonosari

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMA

Transkripsi:

Perbedaan Penggunaan Mesin (Laila Noor Hikmah Nadzoang) 1 PERBEDAAN PENGGUNAAN MESIN HIGH SPEED DAN MESIN MANUAL PADA PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN KERAH KEMEJA Penulis 1: Laila Noor Hikmah Nadzoang Penulis 2 : Noor Fitrihana, M.Eng Universitas Negeri Yogyakarta Email: lailanadzoang@ymail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan pencapaian hasil belajar kompetensi pembuatan kerah kemeja siswa; 2) mendeskripsikan kompetensi pembuatan kerah kemeja siswa yang menggunakan mesin manual dan mesin high speed, dan 3) mengetahui perbedaan pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja dengan mesin high speed dan mesin manual di SMK Negeri 1 Sewon. Penelitian ini merupakan penelitian komparasi. Populasi penelitian adalah peserta didik kelas XI Busana Butik 3 sebanyak 32 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh. Metode pengumpulan data menggunakan hasil tes psikomotor. Teknik analisis data menggunakan uji Independent T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pencapaian hasil belajar kompetensi pembuatan kerah kemeja sebanyak 21 siswa (65,62%) dinyatakan kompeten dan 11 siswa (34,38%) dinyatakan tidak kompeten. Hasil pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja berdasarkan penggunaan mesinnya, yang menggunakan mesin high speed sebanyak 13 siswa dinyatakan tuntas, dan 3 siswa dinyatakan belum tuntas. Pada mesin manual terdapat 8 siswa dinyatakan tuntas dan 8 siswa belum tuntas; 2) Hasil rata-rata nilai unjuk kerja praktik menjahit kerah kemeja pada aspek menjahit kelepak kerah menggunakan mesin high speed dan mesin manual 3,187, menyambung kelepak kerah dengan kaki kerah menggunakan mesin high speed 2,937 dan menggunakan mesin manual 3,000, menyambung kerah pada leher menggunakan mesin high speed 3,000 dan menggunakan mesin manual 2,937, mengoperasikan mesin jahit dengan mesin high speed dan menggunakan mesin manual 3,312, ketepatan jahitan menggunakan mesin high speed 3,375 dan menggunakan mesin manual 2,812, ketepatan ukuran menggunakan mesin high speed 3,250 dan menggunakan mesin manual 3,062, kebersihan kain menggunakan mesin high speed 3,312 dan menggunakan mesin manual 3,187 dan bentuk kerah menggunakan mesin high speed 3,250 dan yang menggunakan mesin manual 2,875 dan dapat dinyatakan kompeten. 3) terdapat perbedaan yang signifikan pada pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja pada kelas yang menggunakan mesin high speed dan mesin manual di SMK Negeri 1 Sewon. Hal ini ditunjukkan dari nilai t hitung sebesar 2,152 lebih besar dari nilai t tabel yaitu 2,042, dengan demikian hipotesis yang berbunyi terdapat perbedaan yang signifikan pada pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja pada kelas yang menggunakan mesin high speed dan mesin manual di SMK Negeri 1 Sewon diterima. Kata Kunci: Mesin High Speed, Mesin Manual, Pencapaian Kompetensi Pembuatan Kerah Kemeja THE DIFFERENCE BETWEEN THE HIGH SPEED MACHINE AND THE MANUAL MACHINE IN THE ATTAINMENT OF THE SHIRT-COLLAR MAKING COMPETENCY Abstract This study aims to 1) describe the learning achievement of students competency of making the shirt collar; 2) describe the competence of making a shirt collar student using manual machines and high speed machines, and 3) determine differences in the attainment of the manufacture of the collar with high engine speed and manual machine in SMK Negeri 1 Sewon. This research is comparative. The study population were students of class XI Clothing Boutique 3 as many as 32 students. The sampling technique using saturated sampling. Methods of data collection using psychomotor test results. Data were analyzed using Independent T-Test test. The results showed that: 1) the achievement of learning outcomes competences shirt collar manufacture as many as 21 students (65.62%) declared competent and 11 students (34.38%) declared incompetent. Results achievement of competence of making the collar by use of the engine, which uses high speed machine otherwise completed by 13 students, and three students declared incomplete. In manual machines are otherwise completed 8 students and 8 students not yet

2 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016 complete; 2) The average value of the performance practice of sewing a shirt collar on aspects of sewing lapel collar using a machine of high speed and manual machine 3.187, connect lapel collar with foot collar using the machine high speed 2,937 and use manual machines 3,000, connect the collar on the neck using a machine high speed 3,000 and use manual machines 2,937, operate the sewing machine with the engine high speed and use a manual machine 3.312, precision stitching using the machine high speed 3,375 and use manual machines 2.812, accuracy of measurement using the machine high speed 3,250 and use manual machines 3.062, hygiene cloth using a high speed machine and use the machine manual 3.312 3.187 and a collar using a high speed machine that uses 3.250 and 2.875, and manual machines can be declared competent. 3) there are significant differences in the attainment of the manufacture of the shirt collar in a class that uses high speed machine and manual machine in SMK Negeri 1 Sewon. It is shown from the t value of 2.152 is greater than t table is 2.042, so it concluded the hypothesis is accepted. Keywords: High Speed Machine, Machine Manual, Attainment of The Shirt Collar Making Competency PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan dan jenjang menengah yang menyiapkan peserta didiknya untuk memasuki dunia kerja dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keahlian sehingga diharapkan mampu mengembangkan ilmu dan keahlian yang diperolehnya itu demi kemajuan dirinya, masyarakat, dan bangsa (PP Nomor 29 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3). Menurut kurikulum 2013 bidang keahlian Tata Busana merupakan salah satu program keahlian yang di SMK yang membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam hal: 1) mengukur, membuat pola, menjahit, dan menyelesaikan busana; 2) memilih bahan tekstil dan bahan pembantu secara tepat; 3) menggambar macam-macam busana sesuai kesempatan; 4) menghias busana sesuai desain. Kurikulum 2013 telah mulai digunakan di SMK, salah satu mata pelajaran pada kurikulum ini yaitu mata pembuatan busana industri. Salah satu materi pada mata pelajaran pembuatan busana industri adalah membuat kerah. Ernawati (2008: 119) menyatakan bahwa kerah merupakan bagianbagian penting dalam busana pria. Busana pria yang baik selalu dilihat dari bentuk kerah yang baik dan rapi. Kerah juga dinilai merupakan salah satu materi yang membutuhkan ketelitian tinggi dalam proses penjahitannya karena perlu ketepatan jahit dan pola yang sesuai. Aspek yang dinilai dalam penilaian kualitas kerah adalah penilaian aspek penampilan, ketepatan setikan (rapi) dan ketepatan ukuran. Pada penelitian ini terdapat dua jenis mesin yang akan digunakan dalam pembuatan kerah, yaitu mesin high speed dan mesin manual. Mesin high speed adalah mesin jahit yang mempunyai kecepatan tinggi, dan pengoperasiannya harus menggunakan dinamo (Ernawati, 2008: 119). Menurut Ernawati mesin high speed menghasilkan jahitan dengan tipe jeratan

Perbedaan Penggunaan Mesin (Laila Noor Hikmah Nadzoang) 3 kunci (lockstitch) dan digunakan untuk menjahit semua jenis pakaian dengan jenis kain tipis, sedang, dan tebal tetapi tidak bisa digunakan untuk menjahit kain yang mulur (stretch). Mesin manual adalah mesin yang jalannya sederhana yaitu dengan injakan kaki dan hanya dapat menjahit lurus saja. Mesin manual menghasilkan jahitan tipe setikan kunci, setikan kunci ini memiliki struktur berupa benang atas dan benang bawah dari hasil jahitan menyilang ditengah-tengah. Mesin manual dapat digunakan untuk jenis kain yang tipis dan tebal (Ernawati, 2008: 119). Berdasarkan observasi awal dan wawancara dengan peserta didik dan guru di SMK Negeri 1 Sewon ditemukan bahwa pembelajaran busana industri merupakan suatu kompetensi dasar yang dianggap peserta didik sulit dan butuh ketelitian yang tinggi. Guru merasa mesin high speed merupakan mesin yang seharusnya dipakai untuk mata diklat pembuatan busana industri, karena keterbatasan fasilitas maka banyak peserta didik tidak dapat menggunakan mesin jahit high speed dan selalu menggunakan mesin jahit manual. Kenyataan ini terlihat dalam proses pembelajaran program tata busana di SMK Negeri 1 Sewon. Hasil nilai pembuatan busana industri masih banyak yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75.00. Pencapaian kompetensi siswa pada pembuatan kerah kemeja dalam kelas XI busana butik 3 dengan jumlah siswa 32 siswa, dinyatakan 13 siswa (40,63%) belum lulus KKM atau nilai dibawah 75,00, hal tersebut didasari dari keterampilan siswa dalam pembuatan kerah kemeja. Hasil ketuntasan tersebut dinilai masih menjadi acuan untuk memperbaiki nilai pembuatan kerah kemeja. Hasil observasi tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifatul Jannah (2012) yang menyatakan bahwa ada perbedaan kualitas dan kuantitas hasil jahitan mesin jahit manual dengan mesin jahit high speed. Besarnya nilai perbedaan hasil produksi menggunakan mesin jahit manual dengan mesin jahit high speed ditinjau dari beda mean sebesar 15. Penggunaan mesin jahit manual mempunyai karakteristik yang lebih familiar dibanding mesin jahit high speed, lebih mudah karena kecepatan gerak yang lebih lambat sehingga dapat mengimbangi kecepatan gerak mesin, meskipun secara kuantitas lebih lama. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan pencapaian hasil belajar kompetensi pembuatan kerah kemeja siswa; 2) mendeskripsikan kompetensi pembuatan kerah kemeja siswa yang menggunakan mesin manual dan mesin high speed, dan 3) mengetahui perbedaan pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja dengan mesin high speed dan mesin manual di SMK Negeri 1 Sewon.

4 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian komparasi dengan pendekatan tes dan pengukuran. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian komparasi karena untuk membandingkan antara 2 variabel yaitu mesin high speed dan mesin manual. Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik program Tata Busana SMK Negeri 1 Sewon kelas XI Busana Butik 3 sebanyak 32 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian populasi, karena seluruh populasi dalam penelitian ini dijadikan sebagai sampel (Uma Sekaran, 2006: 143). Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik program Tata Busana SMK Negeri 1 Sewon kelas XI Busana Butik 3 sebanyak 32 siswa. Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes psikomotorik dan dokumentasi. Tes psikomotor bertujuan untuk mengukur keterampilan siswa (skills) pada penggunaan mesin high speed dan mesin manual terhadap pembuatan kerah kemeja. Tes psikomotor diberikan kepada siswa dengan cara siswa ditugaskan untuk menjahit kerah kemeja dengan menggunakan mesin high speed dan mesin manual. Teknik analisis data menggunakan analisis uji Independent T Test. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pencapaian Kompetensi Pembuatan Kerah Kemeja Berdasarkan hasil penelitian, data tentang kompetensi pembuatan kerah kemeja dengan skor tertinggi 88 dan skor terendah 70.Hasil pencapaian kompetensi dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Pencapaian Kompetensi Pembuatan Kerah Kemeja berdasarkan KKM No Kategori Frekuensi Presentase 1 Kompeten 21 65,62% 2 Tidak 11 34,38% Kompeten Jumlah 32 100% Dapat dijelaskan bahwa pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja berdasarkan KKM menunjukkan bahwa 21 siswa (65,62%) sudah kompeten memenuhi KKM, namun masih ada 11 siswa (34,38%) yang tidak kompeten memenuhi KKM. Pembuatan kerah kemeja pada siswa dikelompokkan menjadi 2 sesuai dengan mesin yang digunakan. Bila dikaji lebih dalam yang menggunakan mesin high speed diperoleh 13 siswa (81,25%) dinyatakan kompeten, dan 3 siswa lainnya (18,75%) tidak kompeten. Sedangkan 16 siswa yang menggunakan mesin manual diketahui bahwa sejumlah 8 siswa (50,00%) dinyatakan lulus KKM, dan 8 siswa lainnya (50,00%) tidak lulus KKM. Siswa dinyatakan tidak kompeten apabila

Perbedaan Penggunaan Mesin (Laila Noor Hikmah Nadzoang) 5 mendapatkan nilai 74 dan siswa dinyatakan kompeten apabila mendapatkan nilai 75. Tabel 2. Pencapaian Kompetensi Pembuatan Kerah Kemeja Menggunakan Mesin High Speed dan Mesin manual Aspek Mesin High Mesin Speed Manual Kompeten 13 8 Tidak Kompeten 3 8 Jumlah 16 16 Pencapaian Kompetensi Hasil Praktik Kerah Kemeja dengan Menggunakan Mesin High Speed dan Mesin Manual Hasil pencapaian kompetensi bila ditinjau dari aspek menjahit kelepak kerah, menyambung kelepak kerah dengan kaki kerah, menyambung kerah pada leher, mengoperasikan mesin jahit, ketepatan jahitan, ketepatan ukuran, kebersihan kain dan bentuk kerah dinyatakan dalam tabel 3. Tabel berikut didapatkan dengan menggunakan nilai unjuk kerja praktik dengan rentang nilai 4-1. Tabel 3. Rata-rata Nilai Unjuk Kerja Praktik Membuat Kerah Kemeja Menggunakan Mesin High Speed dan Mesin Manual. Nilai Rata-Rata Aspek Rerata Skor High Manual Speed Proses Menjahit 3,187 3,187 kelepak kerah Menyambung 2,937 3,000 kelepak kerah dengan kaki kerah Menyambung 3,000 2,937 kerah pada leher Mengoperasikan 3,312 3,312 mesin jahit Hasil Ketepatan 3,375 2,812 Kerja Jahitan Ketepatan 3,250 3,062 Ukuran Kebersihan 3,312 3,187 Kain Bentuk Kerah 3,250 2,875 Pembuatan kerah kemeja menggunakan mesin high speed dan mesin manual dinyatakan kompeten apabila nilai berada pada rentang 3-4 dan dinyatakan tidak kompeten apabila nilai berada pada rentang 2-1.Berdasarkan tabel rata-rata nilai maka dapat dijelaskan dari aspek menjahit kelepak kerah, menyambung kelepak kerah dengan kaki kerah, menyambung kerah pada leher, mengoperasikan mesin jahit, ketepatan jahitan, ketepatan ukuran, kebersihan kain dan bentuk kerah dapat dinyatakan kompeten.

6 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016 Pembahasan Pencapaian Kompetensi Pembuatan Kerah Kemeja di SMK N 1 Sewon Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja di SMK N 1 Sewon terdapat sebanyak 21 siswa (65,62%) dinyatakan kompeten dan sisanya sebanyak 11 siswa (34,38%) belum kompeten karena belum mampu mencapai nilai KKM sebesar > 75. Ditinjau dari penggunaan mesinnya, pada penggunakan mesin high speed diketahui bahwa terdapat 13 siswa (81,25%) dinyatakan kompeten dan sisanya sebanyak 3 siswa (18,75%) dinyatakan tidak kompeten. Sedangkan, pada penggunaan mesin manual diketahui bahwa terdapat sebanyak 8 siswa (50%) dinyatakan kompeten dan sebanyak 8 siswa (50%) lainnya dinyatakan tidak kompeten. Pembuatan kerah kemeja merupakan salah satu materi praktik yang harus ditempuh oleh siswa kelas XI busana butik di SMK Negeri 1 Sewon. Pembuatan kerah kemeja dinilai rumit dan perlu ketelitian tinggi dalam proses penjahitannya. Soekarno (2011: 98) menyatakan kerah kemeja adalah kerah berdiri yang terdiri dari dua bagian, yaitu kerah dan kaki kerah, kerah semacam ini dikenal dengan sebutan boord kraah. Tahapan dalam pembuatan kerah kemeja adalah tahapan Persiapan (persiapan alat dan bahan), tahapan Proses (proses penjahitan kerah kemeja kemeja), dan tahapan Hasil (ketepatan jahitan, ketepatan ukuran, kebersihan bahan, bentuk kerah). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh arifatul jannah (2012) yang menyatakan bahwa rata-rata nilai hasil menjahit dengan mesin jahit highspeed 84,00 lebih tinggi atau lebih baik daripada dengan mesin jahit manual yaitu 75,00. Pencapaian Kompetensi Pembuatan Kerah Kemeja Menggunakan Mesin High Speed Dan Mesin Manual Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai unjuk kerja praktik membuat kerah kemeja ditinjau dari aspek menjahit kelepak kerah dengan menggunakan mesin high speed 100% siswa dinyatakan kompeten dan menggunakan mesin manual 100% siswa juga dinyatakan kompeten. Dari seluruh kelas 81,25% yang mencapai kompeten menggunakan mesin high speed dan 50% yang mencapai kompeten menggunakan mesin manual. Hasil rata-rata nilai unjuk kerja praktik terlihat bahwa kompetensi menjahit kerah kemeja pada aspek menjahit kelepak kerah menggunakan mesin high speed dan mesin manual 3,187, menyambung kelepak kerah dengan kaki kerah menggunakan mesin high speed 2,937 dan menggunakan mesin manual 3,000, menyambung kerah pada leher menggunakan mesin high speed 3,000 dan menggunakan mesin manual 2,937, mengoperasikan mesin jahit dengan mesin high speed dan menggunakan mesin manual 3,312, ketepatan jahitan menggunakan mesin

Perbedaan Penggunaan Mesin (Laila Noor Hikmah Nadzoang) 7 high speed 3,375 dan menggunakan mesin manual 2,812, ketepatan ukuran menggunakan mesin high speed 3,250 dan menggunakan mesin manual 3,062, kebersihan kain menggunakan mesin high speed 3,312 dan menggunakan mesin manual 3,187 dan bentuk kerah menggunakan mesin high speed 3,250 dan yang menggunakan mesin manual 2,875. Hal ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifatul Jannah (2012) yang menyatakan bahwa ada perbedaan kualitas dan kuantitas hasil jahitan mesin jahit manual dengan mesin jahit high speed dengan nilai rata-rata pada mesin high speed 84,00 dan nilai rata-rata pada mesin manual yaitu 75,00. Perbedaan Penggunaan Mesin High Speed Dan Mesin Manual Terhadap Pencapaian Kompetensi Pembuatan Kerah Kemeja Setelah melakukan pendiskripsian data penelitian, pengujian persyaratan analisis, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap hipotesis terdapat perbedaan pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja menggunakan mesin high speed dan mesin manual pada pembelajaran pembuatan busana industri di SMK N 1 Sewon. Berdasarkan perhitungan hasil analisis uji-t pada penelitian ini diperoleh sig. (2- tailed) sebesar 0,040 dan t hitung sebesar 2,152. Dengan taraf signifikansi 0,05 maka 0,040 lebih rendah dan dinyatakan signifikan. Nilai t-hitung sebesar 2,152 dan lebih besar dari t tabel yaitu 2,042 dan dinyatakan ada perbedaan. Jadi hipotesis yang berbunyi Terdapat perbedaan pencapaian kompetensi pada pembuatan kerah kemeja dengan menggunakan mesin high speed dan mesin manual pada pembelajaran pembuatan busana industri di SMK N 1 Sewon adalah signifikan. Hasil perhitungan tersebut berdasarkan nilai akhir psikomotor pembuatan kerah kemeja menggunakan mesin high speed dan mesin manual dan menunjukkan adanya perbedaan antara penggunaan mesin high speed dan mesin manual terhadap pencapaian kompetensi menjahit kerah kemeja pada pembelajaran pembuatan busana industri di SMK N 1 Sewon. Penggunaan mesin sangat berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi dan standar lulusan SMK N 1 Sewon terutama jurusan Busana Butik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifatul Jannah (2012) yang menyatakan bahwa ada perbedaan kualitas dan kuantitas hasil jahitan mesin jahit manual dengan mesin jahit high speed. Besarnya t- tabel sebesar : 2,01, karena nilai t-hitung > t- tabel (10,525 dan 7,894). SIMPULAN Simpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Pencapaian hasil belajar kompetensi pembuatan kerah kemeja sebanyak 21 siswa (65,62%) dinyatakan tuntas dan 11

8 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016 siswa (34,38%) dinyatakan tidak tuntas. 2. Hasil pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja berdasarkan penggunaan mesinnya, yang menggunakan mesin high speed sebanyak 13 siswa dinyatakan tuntas, dan 3 siswa dinyatakan belum tuntas. Pada mesin manual terdapat 8 siswa dinyatakan tuntas dan 8 siswa belum tuntas. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja pada kelas yang menggunakan mesin high speed dan mesin manual di SMK Negeri 1 Sewon. Hal ini ditunjukkan dari nilai t hitung sebesar 2,152 lebih besar dari nilai t tabel yaitu 2,042, dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga disimpulkan hipotesis yang diajukan diterima Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut. 1. Siswa yang memiliki pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja rendah sebaiknya lebih belajar mengenai penggunaan mesin high speed dan dibiaskan dalam menggunakan mesin high speed. 2. Siswa sebaiknya meningkatkan lagi dalam pencapaian kompetensi menjahit kerah kemeja, dengan banyak berlatih dan belajar menggunakan mesin high speed maka hasil yang dicapai juga akan lebih baik, karena menggunakan mesin high speed maka kecepatan mesin juga berpengaruh terhadap penggunaan waktu saat menjahit sehingga lebih cepat. 3. Penggunaan mesin high speed dan mesin manual berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja maka sekolah sebaiknya berusaha memperbaiki fasilitas terutama mesin high speed dikelas, agar lulusan SMK mempunyai pengetahuan dan keterampilan lebih terhadap penggunaan mesin high speed pada saat pembelajaran praktik terutama pembelajaran pembuatan busana industri. DAFTAR PUSTAKA Arifatul dkk. (2011). Perbedaan Kuantitas dan Kualitas Hasil jahitan Mesin Jahit Manual dan High Speed. Unnes. Ernawati, Izweni & Weni N. (2008). Tata Busana Jilid 1. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Mimin Hayati. (2007). Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi Teori dan Praktik. Jakarta: Gaung Persada Press. Mulyasa E. (2006). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. Diakses pada http://aidsindonesia.or.id, pada tanggal 15 agustus 2015 jam 19.00 WIB. Putrohadi. (2009). Mengukur Pencapaian Kompetensi. Diakses dari http://putrohadi.com/mengukur_pencap aian.htm, pada tanggal 2 Agustus 2015 jam 20.33 WIB.

Soekarno. (2011). Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Uma Sekaran. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Perbedaan Penggunaan Mesin (Laila Noor Hikmah Nadzoang) 9