BAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

BAB V KAJIAN TEORI. yang dipadukan dengan sentuhan arsitektur modern yang. dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara alam, bangunan, dan

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

Written by Anin Rumah Batik Friday, 20 December :46 - Last Updated Friday, 20 December :57

PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR PADA STASIUN PASAR MINGGU

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota

BAB V. Kajian Teori. muncul pada pertengahan tahun 1960-an, Post Modern lahir. pola-pola yang berkesan monoton (bangunan berbentuk kotak-kotak).

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

DAFTAR ISI. UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA TUGAS AKHIR vi

Kerajinan Batik Tulis

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

Bab II. Sumber Inspirasi. bernuansa natural. Bandara ini sangat jelas mengandung tema Neo-Vernakular

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan penelitian yang relevan 1. Membatik Membatik dalam pembelajaran di sekolah termasuk kegiatan yang

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

Bangga Menggunakan Batik Tulis. PROFIL PERUSAHAAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI RUPA DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR TUGAS AKHIR

SENI KERAJINAN BATIK TEKNIK/PROSES MEMBATIK. Oleh: ISMADI PEND. SENI KERAJINAN JUR. PEND. SENI RUPA FBS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh :

BAB V KAJIAN TEORI Uraian Interpretasi dan Elaborasi Teori Tema Desain. teknologi. Menurut Niomba dkk, Eco-Tech Architecture adalah sebuah

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

Desain Interior Tower di Taman Candra Wilwatikta sebagai Sarana Pelatihan Batik Tulis dengan Nuansa Candi di Jawa Timur DAFTAR GAMBAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Bangunan Neo Vernakular

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Kampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

dan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud rancangan sebagai tempat pemasaran dan wisata berdasarkan kontinuitas antar ruang

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain : Arsitektur Neo Vernakular. Desain: Arsitektur Neo Vernakular

Jawa Timur secara umum

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) KRIYA TEKSTIL

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N

Bab III. Aspek Tanah dan Arsitektural Desain. : Puri Indah, Jakarta Barat

KEGIATAN MEMBATIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Deskriptif di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang)

BAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR... ii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI PENUTUP. karakter arsitektural ruang jalan di koridor Jalan Sudirman dan Jalan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

PENGGUNAAN RUANG PADA USAHA BATIK TULIS DI KAMPUNG BATIK JETIS SIDOARJO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

DINDING DINDING BATU BUATAN

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat

BAB III TINJAUAN KHUSUS

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI 3.1 IDENTIFIKASI MASALAH

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Transkripsi:

BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan Desain 5.1.1 Teori Tema Desain Penekanan tema desain pada projek Pusat Pengembangan Kerajinan Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular memiliki arti bahasa setempat. Jadi Neo Vernakular adalah bahasa setempat yang diucapkan seperti baru. Dalam dunia arsiteektural, arsitektur Neo-Vernakular adalah aliran arsitektur yang mengangkat kembali nilai-nilai kearifan lokal dan dipadukan dengan sentuhan arsitektur modern. Dalam arsitektur Neo-Vernakular, tidak semua filosofi arsitektur lokal dipenuhi, tetapi hanya mengambil imagenya saja. Arsitektur Neo-Vernakular merupakan salah satu paham yang berasal dari aliran arsitektur Post Modern. 204

Prinsip-prinsip pada arsitektur Neo-Vernakular adalah : a. Hubungan Langsung adalah pembangunan yang adaptif dan kreatif terhadap arsitektur setempat dan disesuaikan dengan nilai-nilai pada bangunan jaman sekarang. b. Hubungan Abstrak berupa interpretasi bentuk bangunan yang dapat digunakan melalui peninggalan arsitektur dan analisa tradisi budaya. c. Hubungan Kontemporer meliputi pemilihan bentuk ide dan penggunaan teknologi yang relevan dengan konsep arsitektur. d. Hubungan Lansekap mencerminkan dan menginterpetasikan lingkungan seperti iklim dan topografi. e. Hubungan Masa depan merupakan antisipasi terhadap kondisi yang akan datang. Berdasarkan buku karya Charles Jencks yang berjudul Languange of Post Modern tahun 1977, Ciri-ciri arsitektur Neo-Vernakular adalah sebagai berikut : a. Menggunakan elemen konstruksi lokal seperti batu bata b. Kesatuan antara interior terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di luar bangunan. c. Menggunakan warna-warna yang kuat dan kontras d. Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal : Kriteria-kriteria yang mempengaruhi arsitektur Neo Vernakular adalah 205

Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen) Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen nonfisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya baru (mengutamakan penampilan visualnya). 5.1.2 Studi Preseden Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta Gambar 5.1. Bandara Internasional Soearno-Hatta, jakarta Sumber : id.wikipedia.org - Berada di daerah sub urban Kota Jakarta dengan kapasitas 9 juta orang. Dirancang oleh Paul Andreu dari Prancis pada tahun 1977 dengan luas area 285,000 m 2. Sebagian besar berkonstruksi tiang dan balok (dari pipa-pipa baja) yang diekspose. 206

- Unit-unit dalam terminal dihubungkan dengan selasar terbuka yang sangat tropikal, sehingga pengunjungnya merasakan udara alami dan sinar matahari. - Unit ruang tunggu menggunakan arsitektur Joglo dalam dimensi yang lebih besar, namun bentuk maupun sistem konstruksinya tidak berbeda dari soko guru, usuk, dudur, takir, dan lain-lain dari elemen konstruksi Jawa. - Penggunaan material modern namun memiliki tampilan seperti kayu yang diterapkan pada kolom- kolom di ruang tunggu memberikan kesan yang modern namun natural. - Gambar 5.2. Ruang Tunggu Bandara Soearno-Hatta, Jakarta Sumber : wikiarquitectura.com - Bangunan Bandara Soekarno Hatta merupakan bangunan neo-vernakular yang dengan sangat jelas memperlihatkan konsep asli vernakularnya seperti pada penggunaan bentuk-bentuk atap joglo dan atap-atap pelana (lipat) yang banyak digunakan pada bangunan tradisional Indonesia. 207

5.1.3 Transformasi Studi Desain Langgam arsitektur Neo-Vernakular yang dapat diterapkan dalam bangunan Pusat Pengembangan Kerajinan Batik di Cirebon adalah : Rumah adat Sunda berbentuk rumah panggung. Dengan bentuk panggung, maka sangat cocok diletakkan pada daerah yang memiliki kelembaban tinggi seperti di Indonesia. Dengan posisi lantai yang tidak menempel ke tanah, maka kelembaban di dalam ruang dapat dikondisikan dan mendukung perawatan kain batik. Gambar 5.4. Rumah Adat Sunda Sumber : moderenminimalis.blogspot.co.id 208

Pembagian ruangan pada rumah adat sunda, yaitu ruang depan (tepas) yang memiliki fungsi sebagai ruang untuk menerima tamu, ruang tengah (tengah imah) memiliki fungsi sebagai tempat berkumulnya keluarga, dan ruang belakang (terdiri dari pawon dan padaringan) yang berfungsi sebagai tempat menyimpan beras atau bahan makanan lain. Dengan filosofi demikian, maka zona bangunan dibedakan menjadi zona depan, zona tengah, dan zona belakang. Zona depan memiliki fungsi sebagai zona publik, zona tengah sebagai zona dengan fungsi utama bangunan, dan zona belakang sebagai zona servis. Zona Belakang Zona Depan Zona Tengah Pemilihan material bangunan memadukan antara material alami dengan material modern yang memasukan unsur teknologi sehingga unsur arsitektur lokal dan arsitektur modern dapat menyatu secara apik pada tampilan bangunan. Gambar 5.4. Rumah Adat Sunda Parahu Kumureb Sumber : lh3.googleusercontent.com 5.2 Kajian Teori Permasalahan Dominan 5.2.1 Teori Permasalahan Dominan 209

Permasalahan dominan pada projek Pusat Pengembangan Kerajinan Batik di Cirebon adalah pengoptimalan sirkulasi ruang disesuaikan dengan alur kerja di ruang produksi batik. Proses atau langkah-langkah pembuatan batik tulis menurut Subekti, Ratinah, & Supriyaningtyas (2010:8): 12) Tahap paling awal atau pendahuluan, diawali dengan mencuci kain mori atau memiliki istilah ngemplong. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang. Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas, sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi. 13) Membuat pola batik pada kain dengan menggunakan pensil. (Nyorek) 14) Malam/lilin direbus diatas wajan dengan menggunakan anglo/kompor. Gambar 5.5. Proses ngemplong dan membuat pola batik Sumber : wisbenbae.blogspot.com 15) Kemudian motif batik diolesi dengan menggunakan canting yang diisi lilin malam sehingga cairan lilin meresap kedalam serat kain. (Mbathik) 210

16) Motif yang sudah selesai dibatik kemudian diberi pewarna sesuai dengan warna yang diinginkan dengan teknik colet atau bisa juga dengan pencelupan dan menggunakan pewarna remasol atau naptol. (Medel) 17) Setelah proses Gambar pewarnaan 5.6. Proses selesai, mbathik kemudian dan medel kain batik direndam Sumber : wisbenbae.blogspot.com kedalam ember yang berisi waterglass (cairan yang terbuat dari batuan silica) selama ± 15 menit untuk memperkuat warna. Proses ini dinamakan ngunci/ngancing warna agar warna tidak mudah luntur. 18) Batik yang sudah selesai di waterglass diangin-anginkan selama15 menit 19) Cucilah kain batik yang sudah selesai dikunci/dikancing tersebut dengan menggunakan air bersih supaya waterglass luntur. 20) Rebuslah air hingga mendidih dengan kompor dan panci. Masukkan kain batik kedalam panci yang berisi air mendidih untuk melunturkan lilin dari kain. Proses ini dinamakan Nglorod. 21) Pada waktu melorot kain batik diaduk dengan menggunakan kayu, dan sering diangkat keatas permukaan air. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam proses pelunturan lilin/malam. 211

22) Setelah lilin/malam luntur, kemudian kain batik dapat dikeringkan. Jika masih terdapat sisa-sisa malam pada kain batik dapat dihilangkan dengan menggunakan tepung kanji yang dilarutkan kedalam air. Dalam menjalankan alur kerja yang runtut dan efisien, maka dibutuhkan tata letak dalam ruang dan sirkulasi gerak yang sesuai dengan alur kerja. Kegiatan membatik yang satu dengan lainnya tidak boleh terganggu dan saling bertabrakan. Berikut merupakan contoh penataan ruang produksi sesuai dengan alur kerja : Gambar 5.7. Proses nglorod Sumber : wisbenbae.blogspot.com 212

Gambar 5.8. Penataan Ruang Produksi Bahan yang akan digunakan Sumber : sebagai Data Arsitek bahan Jilid dasar 2 dan pewarna dalam membatik didistribusikan melalui pintu loading dock. Untuk mengangkut bahan-bahan tersebut maka dibutuhkan alat khusus dengan memperhatikan sirkulasi ruangnya agar tidak mengganggu proses membuat batik. Gambar 5.7. Proses nglorod Sumber : Data Arsitek Jilid 2 213

Gambar 5.9. Alat-alat Pengangkut bahan Sumber : Data Arsitek Jilid 2 Kepadatan ruang : Jangkauan depan : 60cm, jangkauan belakang 40cm, tebal tubuh 25cm. Maka total jangkauan depan belakang adalah 125cm. Sedangkan untuk jangkauan tangan kanan dan kiri masing-masing 50cm, lebar tubuh : 50cm. Maka total jangkauan kanan kiri adalah 150cm 214

Jangkauan tinggi : 200cm dan jangkauan ke depan 60cm Letak bidang kerja setinggi 90cm sehingga letak peralatan membatik harus diperhitungkan menurut bidang kerja tersebut. Dengan memperhatikan factor-faktor tersebut, maka akan tercipta ruang produksi batik yang baik dan efektif yang dapat dipergunakan dengan nhyaman, mencegah kelelahan kerja dan kecelakaan para pekerja. Selain itu juga mencegah pencemaran yangd apat terjadi. 5.2.3 Transformasi Studi Permasalahan Dominan Penerapan teori mengenai pengoptimalan sirkulasi ruang disesuaikan dengan alur kerja di ruang produksi batik adalah : Penyediaan luasan ruang yang dibutuhkan oleh ruang produksi batik termasuk gudang penyimpanan basah dan kering, area pewarnaan dan area pengeringan. Pengaturan tata letak unit ruang produksi sesuai dengan alur kerja sehingga meningkatkan efisiensi kerja. Penataan unit ruang produksi yang memungkinkan para pengunjung dapat melihat secara langsung proses pembuatan batik. Pengaturan jarak antar unit ruang produksi sehingga memungkinkan para pekerja dapat bersirkulasi dengan baik tanpa mengganggu kegiatan lain. Memenuhi jangkauan yang dibutuhkan sehingga ruang yang tercipta sesuau dengan kebutuhan ruang pengguna. 215

216