BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang dikarenakan berkembangnya globalisasi kehidupan. Segala

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pelayanan hukum kepada masyarakat yang memerlukan perlindungan dan

BAB I PENDAHULUAN. akan disebut dengan UUJNP, sedangkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. hukum dengan cita-cita sosial dan pandangan etis masyarakatnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara hukum, pernyataan tersebut diatur

BAB I PENDAHULUAN. tersebut juga termasuk mengatur hal-hal yang diantaranya hubungan antar

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, pertanahan, kegiatan sosial, pasar modal, dan untuk kepastian

BAB I PENDAHULUAN. dan ahli dalam menyelesaikan setiap permasalahan-permasalahan hukum.

BAB 1 PENDAHULUAN. Jasa yang diberikan Notaris terkait erat dengan persoalan trust (kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Untuk menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum

BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 ayat (3). Hukum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. hukum diungkapkan dengan sebuah asas hukum yang sangat terkenal dalam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi hakikat profesinya menuntut agar bukan nafkah hidup itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun hukum tidak tertulis. Hukum yang diberlakukan selanjutnya akan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, tidak akan lepas dari apa yang dinamakan dengan tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam setiap hubungan hukum kehidupan masyarakat, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. autentik, yaitu dalam nilai pembuktian, akta autentik ini mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap interaksi yang dilakukan manusia dengan sesamanya, tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. 1. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan strategi pembangunan hukum nasional. Profesionalitas dan

BAB I PENDAHULUAN. robot-robot mekanis yang bergerak dalam tanpa jiwa, karena lekatnya etika pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia peraturan mengenai notaris dicantumkan dalam Reglement op het

BAB I PENDAHULUAN. bersamaan dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia. Hal ini tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. mengatur hidup manusia dalam bermasyarakat. Didalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan hukum dalam mengatur kehidupan masyarakat sudah dikenal

BAB I PENDAHULUAN. untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang Jabatan

BAB I PENDAHULUAN. notaris merupakan pejabat umum yang mendapatkan delegasi kewenangan. yang tidak memihak dan penasehat hukum yang tidak ada cacatnya

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan. Kepastian dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan masyarakat yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan jasa notaris, telah dibentuk Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004

PERANAN DAN FUNGSI MAJELIS PENGAWAS WILAYAH TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS JABATAN NOTARIS RUSLAN / D

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah berdirinya Negara Indonesia, para Foundingfathers (para pendiri

BAB I PENDAHULUAN. dengan perikatan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dan juga usaha

BAB I PENDAHULUAN. otentik sangat penting dalam melakukan hubungan bisnis, kegiatan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bidang hukum, mengingat urgensi yang tidak bisa dilepaskan. melegalkan perubahan-perubahan yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pilar-pilar utama dalam penegakan supremasi hukum dan atau. memberikan pelayanan bagi masyarakat dalam bidang hukum untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) saat ini, membuat masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. hukum menjamin adanya kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mempunyai peran paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kepastian hukum bagi seluruh rakyat Indonesia. tersebut. Sebagai salah satu contoh, dalam hal kepemilikan tanah

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang tergabung dalam komunitas tersebut menanggung amanah. yang berat atas kepercayaan yang diembankan kepadanya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam. kerjasama yang mengikat antara dua individu atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. hukum maupun perbuatan hukum yang terjadi, sudah barang tentu menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk Undang Undang yaitu Undang Undang Nomor 30 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. jaminan akan kepastian hukum terhadap perbuatan dan tindakan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang diatur dalam Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 1. Dibuat dalam bentuk ketentuan Undang-Undang;

BAB I PENDAHULUAN. jabatannya, Notaris berpegang teguh dan menjunjung tinggi martabat

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan yuridis..., Ravina Arabella Sabnani, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan budaya manusia yang telah mencapai taraf yang luar biasa. Di

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 15 Januari Dalam Perubahan Undang-Undang Nomor 30

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD)

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia, juga turut berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupan sehari-harinya melakukan kegiatan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. hukum. Tulisan tersebut dapat dibedakan antara surat otentik dan surat dibawah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum 1. antar warga negara, yakni antara individu satu dengan individu yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membuat akta otentik dan akta lainnya sesuai dengan undangundang

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban seseorang sebagai subjek hukum dalam masyarakat. 2 Hukum sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keteraturan merupakan kebutuhan manusia yang sangat pokok atau

BAB I PENDAHULUAN. mencatat bahwa pada era reformasi terjadi perubahan pada lembaga Notariat yang

BAB I PENDAHULUAN. Tanah yang merupakan kebutuhan pokok bagi manusia akan berhadapan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara Hukum. Prinsip dari negara hukum tersebut antara

BAB I PENDAHULUAN. Notaris sebagai pejabat umum, sekaligus sebuah profesi, posisinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

umum, ini dikuatkan lagi dengan akta yang dikeluarkan adalah alat bukti pemerintah dalam menjalankan jabatannya.

BAB I PENDAHULUAN. tertulis untuk berbagai kegiatan ekonomi dan sosial di masyarakat. Notaris

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada warga. organ pemerintah yang melaksanakan tugas dan kewenangannya agar

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris 2

BAB I PENDAHULUAN. ini, ada dua aturan yang wajib dipatuhi oleh seorang Notaris yaitu Undang-

BAB I PENDAHULUAN. tugas, fungsi dan kewenangan Notaris. Mereka belum bisa membedakan tugas mana

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan pasal..., Ita Zaleha Saptaria, FH UI, ), hlm. 13.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemerintah. Prinsip negara hukum menjamin kepastian, ketertiban dan

BAB I PENDAHULUAN. Akta-akta yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris bersifat autentik dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris menyatakan bahwa

PENDAHULUAN. R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia, Suatu Penjelasan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993 hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Notaris sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan akan tanah sebagai sumber kehidupan sehingga dapat dicermati

Notaris adalah pejabat umum ang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam UU ini.

BAB I. Kehadiran profesi Notaris sangat dinantikan untuk memberikan

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan uraian pada kesimpulan dan bab-bab sebelumnya, maka. kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan, pertama-tama memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sektor pelayanan jasa publik yang saat ini semakin berkembang,

BAB IV PENUTUP. ditarik kesimpulan sebagai berikut bahwa: a. Pertimbangan Hukum Hakim terhadap Tanggung Jawab Notaris/PPAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB IV PENUTUP. 1. Peran organisasi profesi Notaris dalam melakukan pengawasan terhadap

a. Kepastian hari, tanggal, bulan, tahun dan pukul menghadap; b. Para pihak (siapa-orang) yang menghadap pada Notaris;

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai tujuan membangun negara yang sejahtera (Welfare State), akan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga notaris memegang peran yang cukup penting dalam setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan dibidang kenotariatan khusunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan tanah dalam rangka pembangunan bagi pemenuhan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam membuat suatu alat bukti tertulis yang bersifat autentik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Negara Indonesia adalah negara hukum. Semua Warga Negara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Notaris adalah profesi yang diperlukan dalam hukum di Indonesia, ditinjau dari segi hukum perbankan, bisnis, perjanjian dan juga segi pertanahan. Notaris diharapkan bisa berkontribusi memberikan kepastian hukum dengan Akta yang dibuatnya terutama pada alat bukti yang menentukan dengan jelas hak dan kewajiban, kekuatan alat bukkti autentik yang dibuat Notaris mempunyai kekuatan hukum yang terkuat dalam hukum di Indonesia. Kebutuhan akan kepastian hukum semakin tahun semakin berkembang dikarenakan berkembangnya globalisasi kehidupan. Segala peraturan dari Jabatan Notaris diatur dalam Undang-undang No.30 Tahun 2004 Jo Undang-undang No. 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris (UUJN) yang menjadi acuan Notaris dalam pelaksanaan jabatannya. UUJN sebagai implementasi Notaris yang terkait dengan hak dan kewajiban atas tugas yang di laksanakannya. Tugas Notaris dapat dilihat dalam Pasal 1 Undangundang No.30 tahun 2004 Jo. Undang-undang No.2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris yang menjelaskan bahwa Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat Akta autentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. 1 Notaris merupakan jabatan yang penting dalam kehidupan 1 Undang-undang No.30 Tahun 2004 Jo Undang-undang No,2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris. 1

masyarakat dan menjadi elemen penting dalam pembangunan bangsa mengingat perannya yang diperlukan sekali dalam lalu lintas masyarakat. Notaris sebagai pelaksana pembuat Akta yang banyak berpengaruh terhadap hak dan kewajiban para pihak yang menghadap kepadanya. Kedudukan Notaris menjadi sangat dibutuhkan dalam masyarakat tersebut menjadikan seseorang yang menghadap kepadanya menjadi hal penting. Lembaga Kenotariatan adalah salah satu lembaga kemasyarakatan yang ada di Indonesia, lembaga ini timbul dari kebutuhan dalam pergaulan sesama manusia yang menghendaki adanya suatu alat bukti mengenai hubungan hukum keperdataan yang ada dan atau terjadi diantara mereka. 2 Mochtar Kusumaatdja yang dikutip dalam buku Darji Darmodihardjo dan Shidarta dalam hal ini menegaskan bahwa suatu pendidikan profesional tanpa pendidikan tanggung jawab dan etika profesional tidaklah lengkap. Dalam bidang hukum ketrampilan teknis yang mengabaikan segi yang menyangkut tanggungjawab yang dipercayakan kepadanya dan profesinya pada umumnya, serta nilai-nilai dan ukuran etika yang harus menjadi pedoman dalam menjalankan profesinya, hanya akan menjadi tukang-tukang yang terampil belaka di bidang hukum dan profesinya. 3 Tugas yang diemban Notaris tidaklah mudah karena dampak dari segi hukumnya yang artinya bahwa setiap Notaris dalam pembuatan Akta autentik dapat dijadikan alat bukti pada pengadilan apabila terjadi masalah atau sengketa para pihak. 2 G.H.S. Lumban Tombing, Peraturan Jabatan Notaris, (Jakarta: Erlangga, 1999), hlm.2. 3 Darji Darmodihardjo dan Shidarta, 2004, Pokok-pokok Filsafat Hukum, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm.256. 2

Dalam beberapa kasus yang melibatkan Notaris menjadi tersangka maupun terdakwa dalam suatu perkara di pengadilan mengenai jabatannya. Akta yang dibuat Notaris yang diberi kewenangan oleh undang-undang merupakan alat pembuktian yang mutlak, yaitu apa yang dibuat Notaris dalam Akta autentiknya adalan benar isinya. Dalam membuat Akta Notaris sangat berperan dalam keaslinya Aktanya. Jasa Notaris dalam pembuatan Akta menjadi perlindungan hukum kepada para pihak maupun yang berkepentingan terhadap Akta dalam perbuatan hukum. Pembuatan Akta tidak semata-mata dihadapan Notaris saja, tetapi harus sesuai dengan peraturannya yaitu dengan ketentuan UUJN. Notaris dalam pembuatan Akta ada yang diragukan kepastian hukumnya karena ulah Notaris itu sendiri yang tidak sesuai dengan Jabatannya, yang tidak bertanggung jawab terhadap pembuatan Aktanya. Di dalam tugas Notaris sebagai pejabat umum, banyak sekali disorot masyarakat karena berurusan dengan proses hukum yang Notaris harus menjelaskan keterangan dan kesaksian dari Akta yang dibuatnya, kadang Notaris bisa menjadi tersangka dalam peradilan perdata maupun pidana, walaupun dalam Aktanya tindakan Notaris dibuat secara kelalaian yang disengaja maupun tidak disengaja. Kesalahan Notaris yang disebabkan oleh kelalaian sangatlah banyak, walaupun yang disebabkan atas bujukan honorarium yang tinggi sudah jarang terjadi karena hal tersebut sudah tidak menjujung nilai etika. Oleh karena itu Notaris dalam menjalankan etika dalam pelaksanaan tugas sebagai pejabat umum dapat berjalan sesuai peraturan maka diperlukan pengawasan. 3

Segala hak dan kewenangan maupun kewajiban yang diberikan kepada Notaris dalam menjalankan tugas senantiasa dilakukan dijalur yang telah ditentukan bukan hanya jalur hukum tetapi juga atas dasar moral dan etika profesi demi terjaminnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat, demikian adalah tugas pokok pengawasan Notaris. Pengawasan Notaris yang dilakukan oleh menteri dengan membentuk beberapa majelis pengawasan dibeberapa tingkat yang terdiri dari Majelis Pengawas Daerah (MPD) yang berada di Kabupaten/Kota, Majelis Pengawas Wilayah (MPW) yang berada di tingkat Provinsi dan Majelis Pengawas Pusat (MPP) yang berada di Ibukota. Pelanggaran yang terjadi terhadap Notaris dalam menjalankan tugasnya menjadi perhatian khusus dari Majelis Pengawas Notaris. Oleh karena itu selain pengawasan dan pemeriksaan Majelis Pengawasan Notaris juga berkewajiban untuk memberikan pembinaan. Mencermati dari latar belakang tersebut, maka dalam hal ini penulis tertarik melakukan penelitian dalam bentuk tesis yang berjudul PERANAN MAJELIS PENGAWAS DAERAH DALAM MENGAWASI PELAKSANAAN TUGAS DAN JABATAN NOTARIS DI KABUPATEN BANTUL. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana peran Majelis Pengawas Daerah dalam mengawasi Notaris di Kabupaten Bantul? 2. Pelanggaran apa saja yang dilakukan oleh Notaris di Kabupaten Bantul? 4

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menganalisis : 1. Untuk mengetahui peran Majelis Pengawas Daerah dalam memberikan pengawasan terhadap Notaris di Kabupaten Bantul. 2. Untuk mengetahui pelanggaran apa saja yang dilakukan oleh Notaris di Kabupaten Bantul. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sesuatu yang berguna bagi pengembangan ilmu hukum terutama dibidang penegakan dibidang hukum. 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan ilmu kenotariatan pada khususnya. 2. Secara Praktis Dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi Notaris dalam meningkatkan profesionalistas yang sesuai dengan jabatannya dalam memberikan jasa pelayanan hukum kepada masyarakat. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran penulis dalam studi pustaka di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, penelitian tentang PERANAN MAJELIS PENGAWAS DAERAH DALAM MENGAWASI TUGAS DAN JABATAN NOTARIS DI 5

KABUPATEN BANTUL, belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Meskipun demikian ada beberapa yang hampir menyerupai dengan penelitian yang penulis lakukan,yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Tesis karya Nurdiana Fitria, 4 2012, dengan judul PENGAWASAN MAJELIS PENGAWAS DAERAH TERHADAP PROFESI JABATAN NOTARIS DI BANJARMASIN. Rumusan masalahnya adalah : a. Bagaimana mekanisme pengawasan oleh Majelis pengawas Daerah terhadap Notaris? b. Bagaimana mplementasi pengawasan oleh Majelis Pengawas Daerah kota Banjarmasin terhadap Notaris? Kesimpulan dari tesis diatas adalah mekanisme dalam pengawasan Notaris oleh Majelis Pengawas Daerah dikota Banjarmasin dilakukan melalui pemeriksaan Protokol Notaris satu kali dalam satu tahun atau setiap waktu apabila diperlukan. Implementasi pengawasan terhadan Notaris selama periode 2010-2012 maka Majelis Pengawas Daerah kota Banjarmasin telah menyatakan bahwa ada 17 Notaris yang melanggar Kode Etik Notrais yang memasang ukuran plang berlebihan dari ketentuan, dan melakukan honorarium yang lebih rendah dari perkumpulan Notaris. 4 Nurdiana Fitria, 2012, Pengawasan Majelis Pengawas Daerah Terhadap Profesi Jabatan Notaris di Banjarmasin, Tesis, Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 6

2. Tesis karya Tri Meitasari Bakhtiar, 5 2013, dengan judul PENGAWASAN MAJELIS PENGAWAS DAERAH TERHADAP NOTARIS DI KABUPATEN INDRAMAYU. Rumusan masalahnya adalah : a. Bagaimananakah pelaksanaan pengawasan oleh Majelis Pengawas Daerah dalam melaksanakan pengawasan terhadap Notaris di Kabupaten Indramayu? b. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Majelis Pengawas Daerah dalam melaksanakan pengawasan terhadap Notaris di Kabupaten Indramayu? c. Bagaimana upaya Majelis Pengawas Daerah untuk meningkatkan pengawasan terhadap Notaris di Kabupaten Indramayu? Kesimpulan diatas menyatakan bahwa pelaksanakan pengawasan oleh Majelis Pengawas Daerah terhadap Notaris di Kabupaten Indramayu belum dilaksanakan menyeluruh dan maksimal. Kendala yang dihadapi oleh Majelis Pengawas Daerah dalam melakukan pengawasan terhadap Notaris diantaranya adalah soal keterbatasan waktu. Kendala dana nasional dan belum tersedianya Sekretaris Majelis Pengawas Daerah. Upaya Majelis Pengawas Daerah untuk meningkatkan pengawasan terhadap Notaris di Kabupaten Indramayu adalah dengan merubah sistem pemeriksaan yang dilakukan pemeriksa, menjadwalkan waktu-waktu tertentu untuk menjalakankan tugas. 5 Tri Meitasari Bakhtiar, 2013, Pengawasan Majelis Pengawas Daerah Terhadap Notaris di Kabupaten Indramayu, Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 7