KAWASAN STRATEGISS KOTA BUKITTINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom

BAB 5 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kawasan strategis wilayah kabupaten ditetapkan berdasarkan: 1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Nilai strategis dari aspek-

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

BAB - V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG KAWASAN PERMUKIMAN

5.1. DASAR PERTIMBANGAN PENENTUAN KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab VI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN. 6.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB II KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERANGKA PIKIRAN DAN PERUBAHAN KEBIJAKAN TENTANG HUTAN PASKA MK35/PUU-X/2012: PELUANG DAN TANTANGAN. Andiko, SH. MH Direktur Eksekutif Huma

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 RTRW KABUPATEN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN 2010 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI

Rangkuman tentang Muatan. Rencana Rinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

PENJELASAN A T A S PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TRENGGALEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

KRITERIA TIPOLOGI PENINJAUAN KEMBALI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pembangunan di Kawasan Hijau. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAH

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: /87/KEP/ /2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

5.2 Pengendalian Penggunaan Lahan dan Pengelolaan Lingkungan Langkah-langkah Pengendalian Penggunaan Lahan untuk Perlindungan Lingkungan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

PEDOMAN REVITALISASI KAWASAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 18/PRT/M/2011

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. Tentang PEDOMAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KOTA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

REPUBLIK INDONESIA 47 TAHUN 1997 (47/1997) 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA)

PANDUAN PENGAMATAN LANGSUNG DI LOKASI/KAWASAN WISATA TERPILIH

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

PROGRAM KEGIATAN TEKNIS 2017 BP2LHK MAKASSAR. Makassar, 2017

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA. Keserasian Kawasan. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

2 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SURAKARTA TAHUN

Keterkaitan Rencana Strategis Pesisir dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG:

L E M B A R A N D A E R A H

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

K A W A S A N S T R A T E G I S K O T A B U K I T T I N G G I 5. BAB 5 KAWASAN STRATEGIS Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertanahan dan keamanan, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota merupakan rencana rinci dari rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Penataan ruang kawasan strategis dilakukan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi dan/atau mengoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan dalam mendukung penataan ruang wilayah. Kawasan strategis terdiri atas kawasan yang mempunyai nilai strategis yang meliputi: a. kepentingan pertumbuhan ekonomi; b. kepentingan sosial dan budaya; c. kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan d. kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kriteria kepentingan pertumbuhan ekonomi merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki: a. potensi ekonomi cepat tumbuh; b. sektor unggulann yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi; c. potensi ekspor; d. dukungan kawasan perumahan dan permukiman yang dilengkapi dengan jaringan prasarana dan utilitas, serta sarana pemerintahan penunjang kegiatan ekonomi; KAWASAN STRATEGISS 5-1

e. kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi; f. fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan; atau g. fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energy dalam rangka mewujudkan ketahanan energi. Kriteria kepentingan sosial dan budaya merupakan: a. tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya; b. prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya; c. aset yang harus dilindungi dan dilestarikan; d. tempat perlindungan peninggalan budaya; e. tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau f. tempat yang memilikii potensi kerawanan terhadap konflik sosial. Kriteria kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi: a. tempat perlindungan keanekaragaman hayati; b. kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora, dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan; c. kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian; d. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro; e. kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup; f. kawasan rawan bencana alam; atau g. kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan. Kawasan ini nantinya diharapkan mendapat perhatian khusus sehingga menjadi program prioritas bagi pemerintah daerah sesuai dengan arah perkembangannya. Arahan pengelolaan kawasan ini bisa berupa percepatan pertumbuhan maupun pengendalian pertumbuhan sesuai dengan kondisi yang terjadi. Pertimbangan yang digunakan dalam penetapan kawasan strategis Kota adalah: Bukittinggi, (1) Mengacu kepada penetapan Kawasan strategis provinsi Sumatera Barat, didasarkan atas wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, yaitu Kawasan Pariwisata Bukit Tinggi dan Ngarai Sihanok dan sekitarnya. 5-2 KAWASAN STRATEGIS

(2) Merumuskan criteria kawasan strategis kota dengan mempertimbangkan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, dan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, yaitu: (a) Kawasan Ngarai Sianok dan Sempadan Ngarai Sianok (b) Kawasan Jam Gadang dan sekitarnya (c) Kawasan Kota Lama Di Koridor Jalan Sudirman Dan Sekitarnya (d) Kawasan Pusat Pelayanan Kota (e) Kawasan Panorama Baru Penetapan Kawasan Strategis Kota Bukittinggi berdasarkan kriteria kawasan strategis kota (Permen PU No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota) tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. RENCANA POLA RUANG 5-3

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) Tabel 5.1 Penetapan Kawasan Strategis Perkotaan Bukittinggi No. Lokasi 1. Kawasan Ngarai Sianok dan sekitarnya (Sempadan Ngarai Sianok) 2. Kawasan Jam Gadang dan sekitarnya Kawasan Jam Gadang, Kawasan Pasar Atas dan Pasar Bawah 3. Kawasan Kota Lama Di Koridor Jalan Sudirman Dan Sekitarnya 4. Kawasan Pusat Pelayanan Kota (1) Kawasan Perdagangan dan Jasa Aur Kuning, (2) Kawasan Perdagangan dan Jasa koridor Jl.Soekarno Hatta dan Koridor By Passs (3) Kawasan perkantoran Bancah 5. Kawasan Panorama Baru Karakteristik Lokasi Kawasan rawan bencana alam dengan tingkat kebencanaan tinggi (berada pada garis sesar) Bangunan Cagar Budaya Kaawasan Perdagangan & Jasa dengan pelayanan regional, nasional dan internasional Kawasan bersejarah, militer serta taman kota dengan beberapa situs/bangunan cagar budaya Kawasan Perdagangan dan Jasa utama kota dan kawasan pelayanan umum Gulai Perkantoran pemerintahan skalaa kota (Gedung Walikota) kepentingan pertumbuhan ekonomi; Potensi Wisata dan ekonomis di kawasan sekitar ngarai sianok Tipologi Kawasan Strategis kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup kepentingan sosial dan budaya; kepentingan pertumbuhan ekonomi; kepentingan sosial dan budaya; kepentingan pertumbuhan ekonomi; kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Kriteria Kawasan Strategis a. kawasan rawan bencana alam; atau b. kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan. a. prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya b. aset yang harus dilindungi dan dilestarikan; c. tempat perlindungan peninggalan budaya; sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi; dukungan kawasan perumahan dan permukiman yang dilengkapi dengan jaringan prasarana dan utilitas, serta sarana pemerintahan penunjang kegiatan ekonomi; kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup; Tolok Ukur Tingkat longsoran ngarai Okupasi lahan sempadan Ngarai Sianok Simpul dan orientasi pergerakan regional yang cukup tinggi Penumpukan berbagai fungsi dan kegiatan utama kota Keterbatasan lahan Banyaknya bangunan tua dan bersejarah Adanyaa kawasan hijau utama kota sebagai perwujudan citra kota wisata Kegiatan utama perdagangan dan jasa skala kota dan regional Pelayanan umum utama kota Potensi alam Potensi wisata Pusat pengembangan prasarana wisata Arahan Penanganann Pemantapan kawasan sempadan Ngarai Sianok Pengendalian pembangunan di kawasan kendali Ngarai Sianok Pemanfaatan teknologi Penataan fungsi bangunann dan sistem sirkulasi kendaraann dan pejalan kaki Aturan pembangunan Revitalisasi fungsi wisata dan wajah/citra kota Pemantapan kawasan perekonomian Revitalisasi kawasan koridor jaringan jalan Sudirman Aturan pembangunan koridor jalan Sudirman dan kawasan sekitarnya Pengembangan kawasan perdagangan & jasa Simpang Aur ke arah tenggara Pengembangan koridor perdagangan & jasa Pembangunan pusat pelayanan umum baru Pengembangan rute wisata alam Arahan pemanfaatan ruang kawasan wisata Pengembangan pusat-pusat pelayanan wisata dan obyek wisata Sumber: Hasil Analisis 5-4 KAWASAN STRATEGIS

Penjelasan lebih lanjut tentang Kawasan Strategis Kota Bukittinggi, sebagai berikut: A. Kawasan Ngarai Sianok dan Sempadan Ngarai Sianok Kawasan ini menjadi khusus dan strategis karena rawan bencana longsor dan gempa bumi. Kawasan Ngarai Sianok merupakan kawasan yang memiliki kekhasan tersendiri dan perlu dijaga kelestariannya. Sedangkan Kawasan Sempadan Ngarai Sianok merupakan kawasan dengan kerawanan tertinggi terhadap bahaya longsor dan gempa bumi. Kondisi ini sudah ditunjukkan oleh kejadian gempa beberapa waktu terakhir dimana longsornya Ngarai sangat membahayakan bagi kegiatan budidaya yang ada di sempadannya. Penetapan kawasan ini sebagai kawasan strategis agar pengelolaan dan kebijakan yang diambil untuk kawasan ini dapat menjadi prioritas untuk menghindari terjadinya korban yang tidak diharapkan akibat bencana yang mungkin terjadi. B. Kawasan Jam Gadang dsk sebagai Kawasan Pedestrian City Kawasan Jam Gadang dan sekitarnya merupakan landmark dari Kota Bukittinggi. Menjaga kondisi dan citra kawasan ini merupakan upaya utama mempertahankan fungsi sebagai kota wisata. Dengan merevitalisasi kawasan ini sebagai kawasan pedestrian city maka diharapkan citra Kota Bukittinggi sebagai kota wisata dapat dijaga. Saat in kawasan ini merupakan simpul berbagai kegiatan di Kota Bukittinggi, simpul pergerakan, serta mengemban berbagai fungsi kota utama. Dengan upaya segregasi fungsi kota, dimana beberapa fungsi utama seperti fungsi pusat perdagangan dipindahkan ke pusat primer Simpang Aur, fungsi pusat prasarana wisataa dipindahkan ke Kawasan Panorama Baru, makaa diharapkan citra Kota Wisata dapat diwujudkan di kawasan ini. C. Kawasan Bersejarah di Koridor Jalan Sudirman dan Sekitarnya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya lebih ditekankan pada upaya pelestarian dan pemugaran objek-objek yang dianggap suatu benda mati atau terkait dengan bangunan-bangunan. Upaya pelestarian dan pemugaran kawasan perlu ditangani dan pelaksanaannya perlu memberikan masukan balik untuk diciptakan aturan terhadap kawasan preservasi dan konservasi. Bangunan maupun lingkungan/kawasan bersejarah merupakan salah satu potensi peninggalan sejarah yang mencirikan kota Bukittinggi. Upaya mempertahankann kawasan Kawasan Kota bersejarah di koridor Jalan Sudirman dan KAWASAN STRATEGI 5-5

sekitarnya adalah untuk menjaga citra Kota Bukittinggi yang tetap memiliki nilai sejarah dan kekhasan tersendiri. Hal ini dapat ditampilkan oleh kawasan ini sebagai salah satu citra pendukung Bukittinggi sebagai kota wisata. Kawasan ini dengan kawasan Jam Gadang diharapkan akan tetap menjaga citra Kota Bukittinggi sebagai kawasan wisata yang layak dikunjungin. D. Kawasan Pusat Pelayanan Kota Aur Kuning, Koridor By Pass, Koridor Jalan Soekarno Hatta dan Kawasan Gulai Bancah Pengembangan pusat primer baru di Daerah Simpang Aur dan Pakan Labuah merupakan upaya utama untuk menarik perkembangan kota ke arah tenggara sebagai daerah pengembangan baru perkotaan. Kawasan ini dijadikan sebagai kawasan strategis dalam upaya mendorong pertumbuhannya supaya lebih berperan dalam menarik perkembangan kota. Upaya ini akan sangat berpengaruh secara keseluruhan ke Kota Bukittinggi karena bagian dari upaya memisahkan berbagai fungsi kota yang menumpuk di kawasan Jam Gadang dan sekitarnya, serta berpengaruh pada penyebaran kawasan pemukiman yang semakin padat di kawasan pusat kota. E. Kawasan Panoramaa Baru dan Sekitarnya Sebutan bagi kawasan Panorama Baru merujuk pada kawasan yang difokuskan pengembangannya untuk ruang terbuka hijau dengan taman kota dan kegiatan wisata baik sebagai objek wisata maupun sebagai kawasan sarana dan prasarana penunjang kegiatan wisata. Sebagaimana pengembangan pusat primer Aur Kuning, pengembangann kawasan ini juga dimaksudkan untuk menyebarkan fungsi- itu pada fungsi pusat kota sekitar Jam Gadang yang terlalu menumpuk. Selain dasarnya Kota Bukittinggi perlu pengembangan klaster wisata baru sebagaimana yang diamanatkan dalam RIPPDA Kota Bukittinggi, dan pengembangan kawasan strategis ini merupakan salah satu bentuk perwujudannya. 5-6 KAWASAN STRATEGI

Gambar 5.1 Peta Rencana Kawasan Strategis KAWASAN STRATEGI 5-7