PENATAAN KORIDOR RIMBA

dokumen-dokumen yang mirip
disampaikan oleh: Direktur Perencanaan Kawasan Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, 29 Juli 2011

RENCANA KEHUTANAN TINGKAT NASIONAL (RKTN)

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

KRITERIA CALON AREAL IUPHHK-RE DALAM HUTAN PRODUKSI

Edisi 1 No. 1, Jan Mar 2014, p Resensi Buku

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

Disampaikan Pada Acara :

KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P.36/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

PERHUTANAN SOSIAL SEBAGAI SALAH SATU INSTRUMEN PENYELESAIAN KONFLIK KAWASAN HUTAN

Disampaikan oleh: DIREKTUR PERENCANAAN KAWASAN HUTAN DALAM SEMINAR PEMBANGUNAN KEHUTANAN BERKELANJUTAN DALAM PERSPEKTIF TATA RUANG

PERSIAPAN DUKUNGAN BAHAN BAKU INDUSTRI BERBASIS KEHUTANAN. Oleh : Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.49/Menhut-II/2011 TENTANG RENCANA KEHUTANAN TINGKAT NASIONAL (RKTN) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Hampir separuh wilayah daratnya berupa hutan. Untuk itu pemerintah

Policy Brief. Skema Pendanaan Perhutanan Sosial FORUM INDONESIA UNTUK TRANSPARANSI ANGGARAN PROVINSI RIAU. Fitra Riau

2014, No menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang Tata Cara Penetapan Peta Indikatif Arahan Pemanfaatan Kawasan Hutan Produksi Yang Tidak

NOTA DINAS Nomor: ND. /II-PHM/2012

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

: Ketentuan Umum : Pemberian & Permohonan Hak atau Izin & Pelaksanaan Kemitraan Kehutanan Bab III : Pemanfaatan Areal PS Bab IV : Jangka Waktu dan

Definisi menurut FAO: Forest tenure detemines who can use what resources, for how long and under what conditions. Forest tenure is abroad concept

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Lampiran 1. Daftar Amanat UU yang dijadikan acuan penilaian tingkat respon pemerintah daerah terhadap UU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS

Nomor : S. /PHM-1/2011 Januari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu IV & V Bulan Desember 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RESTORASI EKOSISTEM

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. /Menhut-II/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan.

KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI OLEH DIREKTUR JENDERAL BUK SEMINAR RESTORASI EKOSISTEM DIPTEROKARPA DL RANGKA PENINGKATAN PRODUKTIFITAS HUTAN

KONDISI TUTUPAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN EKOREGION KALIMANTAN

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sedang Membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Daerah Provinsi Jambi Tahun /10/2014 2

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN

Tantangan Implementasi Peraturan Presiden No. 13/2012 tentang. RTR Pulau Sumatera dalam Upaya Penyelamatan Ekosistem Sumatera

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

I. INVESTOR SWASTA. BISNIS: Adalah Semua Aktifitas Dan Usaha Untuk Mencari Keuntungan Dengan

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OLEH: LALU ISKANDAR,SP DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

(KPH) Peraturan terkait Kesatuan Pengelolaan Hutan

REVITALISASI KEHUTANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN

Deregulasi Perizinan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Nomor : S. /PHM-1/2012 Februari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu IV Bulan Januari 2012

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 34/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

Nomor : S. /PHM-1/2012 Februari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu III Bulan Januari 2012

PROGRAM/KEGIATAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DIY KHUSUS URUSAN KEHUTANAN TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.49/Menhut-II/2014 TENTANG

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

Nomor : S. /PHM-1/2012 Januari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu I Bulan Januari 2012

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera dalam Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Sumatera

SUMATERA BARAT, SEBAGAI JANTUNG SUMATERA UNTUK PERLINDUNGAN HUTAN MELALUI SKEMA HUTAN NAGARI DAN HKM, DAN KAITANNYA DENGAN SKEMA PENDANAAN KARBON

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN A. Urgensi Rencana Makro Pemantapan Kawasan Hutan.

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

A. Bidang. No Nama Bidang Nama Seksi. 1. Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan. - Seksi Perencanaan dan Penatagunaan Hutan

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2. Dinamika ekosistem kawasan terus berubah (cenderung semakin terdegradasi),

REPETA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2004

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PROYEKSI PERKEMBANGAN PERHUTANAN SOSIAL DI SUMATERA SELATAN

BIRO HUKUM DAN ORGANISASI - KEMENTERIAN KEHUTANAN Pemerintah dapat menetapkan kawasan hutan tertentu untuk tujuan khusus.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 32/Menhut-II/2013 TENTANG

-1- QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KEHUTANAN ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.63/Menhut-II/2011

Kesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

Kebijakan Bioenergi, Lingkungan Hidup dan Kehutanan

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Data tentang luas tutupan lahan pada setiap periode waktu penelitian disajikan pada

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ekologi Hidupan Liar HUTAN. Mengapa Mempelajari Hidupan Liar? PENGERTIAN 3/25/2014. Hidupan liar?

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

MAKALAH ULASAN KRITERIA PENENTUAN LOKASI STRATEGIS IUPHHK-RE. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB

DIREKTORAT PJLKKHL-DITJEN PHKA KEMENTERIAN KEHUTANAN R.I.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SERBA SERBI HUTAN DESA (HD)

Transkripsi:

PENATAAN KORIDOR RIMBA Disampaikan Oleh: Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Dalam acara Peluncuran Sustainable Rural and Regional Development-Forum Indonesia DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN 2013 1

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN (1) I. UMUM A. Pemerintah telah menetapkan Kawasan Hutan dan menatagunanya berdasarkan fungsi pokok Konservasi, Lindung dan Produksi menjadi Hutan Konservasi, Hutan Produksi dan Hutan Lindung. B. Penetapan Fungsi Kawasan Hutan didasarkan jenis tanah, kelas lereng dan intensitas curah hujan sebagaimana diatur dalam PP 44 tahun 2004 Tentang Perencanaan Kehutanan dan PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. C. Pemanfatan hutan ditujukan untuk memperoleh manfaat hasil dan jasa hutan secara optimal, adil, dan lestari bagi kesejahteraan masyarakat pada setiap fungsi Pokok Kawasan Hutan (HK, HL dan HP) melalui kegiatan: a) Pemanfaatan Kawasan b) Pemanfaatan jasa lingkungan c) Pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta d) Pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu D. Penggunaan Kawasan Hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan pada Hutan Produksi dan Hutan lindung. Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan pola penambangan terbuka. 2

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN (2) E. Untuk Arahan Pemanfaatan Dan Penggunaan Kawasan Hutan 20 Tahun Ke Depan, Kementerian Kehutanan Telah Menetapkan RENCANA KEHUTANAN TINGKAT NASIONAL (P.49/MENHUT-II/2011) : 1) Luas Kawasan Hutan meliputi Kawasan Hutan Daratan dan Perairan (berdasarkan Statistik Kehutanan Tahun 2012) adalah 133.418.985 Ha. 2) Rasionalisasi KH selama 20 tahun ke depan, diperkirakan Luas Kawasan Hutan tersisa seluas 112,34 juta ha (+ 80 % dari Luas yang ada saat ini), untuk mengakomodasi : a) Pembangunan Sektor di Luar Kehutanan dan Pengembangan Wilayah/Daerah b) Resolusi Konflik tenurial 2) Arahan Pokok Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan : a) Kawasan untuk Konservasi b) Kawasan untuk Perlindungan Hutan Alam dan Lahan Gambut c) Kawasan untuk Rehabilitasi d) Kawasan untuk Pengusahaan Hutan Skala Besar e) Kawasan untuk Pengusahaan Hutan Skala Kecil f) Kawasan untuk Non Kehutanan

ARAHAN PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN SESUAI DENGAN RKTN 2011-2030 Arahan Indikatif RKTN 2011-2030 1 2 Kawasan Untuk Konservasi Kawasan Untuk Hutan Alam dan Lahan Gambut 3 4 Kawasan Untuk Rehabilitasi Kawasan Untuk Pengusahaan Hutan Skala Besar 5 Kawasan Untuk Pengusahaan Hutan Skala Kecil 6 Kawasan untuk Non Kehutanan

ARAHAN MAKRO, KEBIJAKAN DAN TARGET PEMANFAATAN RUANG KAWASAN HUTAN (RKTN 2011-2030) Arahan Kawasan untuk Konservasi Kawasan untuk Perlindungan Hutan Alam dan Lahan Gambut Kawasan untuk Rehabilitasi Kawasan untuk Pengusahaan Hutan Skala Besar Kawasan untuk Pengusahaan Hutan Skala Kecil Kawasan untuk Non Kehutanan Pemanfaatan Kawasan ini tujuan utamanya diarahkan untuk konservasi sumber daya hutan. Dalam pengelolaannya tetap mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dan mempertimbangkan aspek pemanfaatan, perlindungan dan pengawetan Kawasan ini tujuan utamanya diarahkan untuk melindungi ekosistem hutan alam dan gambut serta penyediaan karbon. Pemanfaatan kedepan dapat dilakukan dengan tanpa meninggalkan tujuan utamanya. Skema-skema perdagangan karbon dapat diarahkan dalam pemanfaatan kawasan ini. Kawasan hutan ini penekanannya diarahkan untuk percepatan rehabilitasi karena kondisinya berada dalam wilayah DAS kritis dan areal bekas pertambangan. Apabila proses rehabilitasinya telah selesai dapat dilakukan pemanfaatan sesuai fungsi dan arahan pemanfaatannya. Kawasan hutan ini tujuan utamanya diarahkan untuk pengusahaan hutan skala besar (korporasi) dengan berbagai skema, a.l. IUPHHK-HA/HT/RE. Kawasan Hutan ini tujuan utamanya diarahkan untuk pengusahaan hutan skala kecil (masyarakat) dengan berbagai skema (HTR, HKm, HD). Pada kawasan ini diharapkan peran serta dan akses masyarakat terhadap SDH menjadi terbuka. Kawasan ini merupakan kawasan yang disiapkan untuk hutan rakyat dan untuk memenuhi kebutuhan sektor non kehutanan. Prosesnya tetap melalui prosedur perundangan yang berlaku. 5

Peta Arahan Indikatif Pemanfaatan Kawasan Hutan (RKTN 2011-2030)

KEBIJAKAN KEHUTANAN INDONESIA 2011-2030 1. Pembaharuan sistem. 2. Pemantapan dan Optimalisasi Kawasan Hutan. 3. Pengembangan sistem insentif dan disinsentif. 4. Peningkatan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. 5. Penguatan desentralisasi dalam pengelolaan hutan. 6. Peningkatan Koordinasi lintas sektor/kementerian. 7. Penguatan Kelembagaan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan. 8. Peningkatan Peran Sektor Kehutanan Indonesia di tingkat regional dan global. 9. Komitmen dan Konsistensi Penegakan Hukum Bidang Kehutanan 10. Penguatan Pemanfaatan SDA untuk tujuan Perlindungan dan Pelestarian Alam. 11. Penguatan pemanfaatan SDA untuk keseimbangan lingkungan global 12. Percepatan rehabilitasi kawasan hutan. 13. Peningkatan produk hasil hutan. 14. Peningkatan akses dan peran masyarakat dalam pengelolaan hutan. 15. Optimalisasi distribusi fungsi dan manfaat kawasan hutan

KAWASAN KORIDOR EKOSISTEM PENTING RIMBA (RIAU-JAMBI-SUMATERA BARAT) Kesepakatan 10 Gubernur se Sumatera tentang Penyelamatan Ekosistem Sumatera (18 September 2008) Kawasan koridor RIMBA ini terdiri dari 1. kawasan hutan konservasi (TN Kerinci Seblat (Sumbar,Jambi, Bengkulu, Sumsel), TN Berbak (Jambi), CA Maninjau Utara (Sumbar), CA Pangean (Sumbar), CA Bukit Bungkuk (Riau), CA Cempaka (Jambi), SM Bukit Rimbang Baling (Riau), TWA Sungai Bengkal(Jambi), TAHURA Taha Saiffudin(Jambi), seluas 1,2 jt Ha 2. Hutan lindung, dan koridor penghubungnya: HL= 0,61 juta Ha, HP = 1,3 juta, Budidaya lainnya = 0,85 juta hektar

ARAHAN PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN DENGAN KORIDOR EKONOMI SUMATERA (MP3EI) Peran Sektor Kehutanan Arahan pengusahaan hutan tanaman skala besar dan skala kecil (HTR, HKm dan HD). Arahan pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam berbasis Taman Nasional antara lain TNBBS, TNL dan TNKS. Dukungan penyediaan lahan berbasis tata ruang untuk sektor non kehutanan. Koridor Ekonomi Fokus sektor : Minyak Kelapa Sawit, Karet dan Batubara Infrasturuktur : Pelabuhan, Rel kereta api/jalan dan Pembangkit Listrik

PENGELOLAAN KORIDOR RIMBA (1) A. KAWASAN KONSERVASI 1. Penataan bentuk zonasi-zonasi (zonasi Inti; Zonasi Rimba; Zonasi Pemanfaatan) 2. Pemanfaatan KSA/KPA dilakukan, kecuali Zona Inti TN dan Cagar Alam melalui kegiatan yangtidak merusak bentang alam dan merubah fungsi pokok. a) Taman Wisata Alam dapat dimanfaatkan untuk kegiatan : Penyimpanan dan atau penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alam; b) Taman Nasional dapat dimanfaatkan untuk kegiatan: Penyimpanan dan atau Penyerapan karbon, Pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alam; c) Taman Hutan Raya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan: Penyimpanan dan atau penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alam; 3. Penanganan dan pengendalian hutan : Pembinaan habitat; Pemulihan ekosistem serta Pengayaan tumbuhan/tanaman;

PENGELOLAAN KORIDOR RIMBA (2) B. KAWASAN HUTAN PRODUKSI DAN HUTAN LINDUNG 1. Pemanfaatan Hutan Produksi dapat dilaksanakan melalui : a) Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK ); b) Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK) c) Izin Usaha Pemanfaatan Kayu (IUPK) d) Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan (IUPJL) e) Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu (IPHHK) f) Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (IPHHBK) 2. Kegiatan pemanfaatan yang mendapat dukungan pendanaan dari Pemerintah adalah : Hutan Tanaman Rakyat (HTR) 3. Pemberdayaan pemberdayaan masyarakat : a) Hutan Kemansarakatan (HKm), b) Hutan Desa, c) Pola Kemitraan / Pembangunan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) 4. Khusus untuk hutan alam primer dan lahan gambut diarahkan untuk penyimpanan dan penyerapan karbon, namun saat ini dilakukan penundaan pemberian izin baru sebagaimana Inpres No.6/2013 Perpanjangan Penundaan Izin Baru Pengelolaan Hutan

TERIMA KASIH