Macam macam mikroba pada biogas

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KEPUSTAKAAN. ciri-ciri sapi pedaging adalah tubuh besar, berbentuk persegi empat atau balok,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hewani yang sangat dibutuhkan untuk tubuh. Hasil dari usaha peternakan terdiri

PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu gas yang sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

Pembuatan Biogas dari Sampah Sayur Kubis dan Kotoran Sapi Making Biogas from Waste Vegetable Cabbage and Cow Manure

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

BAB II LANDASAN TEORI

BIOGAS. KP4 UGM Th. 2012

Pertumbuhan Total Bakteri Anaerob

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan

Adelia Zelika ( ) Lulu Mahmuda ( )

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Biogas

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan

Energi Alternatif. Digester anaerob. Penambahan Bahan Aditif. Tetes Tebu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Muhammad Ilham Kurniawan 1, M. Ramdlan Kirom 2, Asep Suhendi 3 Prodi S1 Teknik Fisika, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

ANALISIS PERAN LIMBAH CAIR TAHU DALAM PRODUKSI BIOGAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jenis Gas Volume (%)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flamable) yang dihasilkan dari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah

TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Situasi energi di Indonesia tidak lepas dari situasi energi dunia. Konsumsi energi

PENDAHULUAN. masyarakat terhadap pentingnya protein hewani, maka permintaan masyarakat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2

TINJAUAN LITERATUR. Biogas adalah dekomposisi bahan organik secara anaerob (tertutup dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN BIOGAS

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik dan Klasifikasi Bakteri Metanotrof Metanotrof sebagai Bakteri Pengoksidasi Metan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

PROSIDING SNTK TOPI 2013 ISSN Pekanbaru, 27 November 2013

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengolahan tinja rumah tangga setempat (on site system) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam negeri sehingga untuk menutupinya pemerintah mengimpor BBM

PEMBUATAN BIOGAS dari LIMBAH PETERNAKAN

PENGARUH PERLAKUAN BAHAN BAKU, JENIS MIKROBA, JUMLAH MIKROBA RELATIF, RASIO AIR TERHADAP BAHAN BAKU, DAN WAKTU FERMENTASI PADA FERMENTASI BIOGAS

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pabrik Kelapa Sawit dan Pencemarannya Proses Pengolahan Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. zat kimia lain seperti etanol, aseton, dan asam-asam organik sehingga. memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi (Gunam et al., 2004).

I. PENDAHULUAN. sebagai salah satu matapencaharian masyarakat pedesaan. Sapi biasanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. tersebut serta tidak memiliki atau sedikit sekali nilai ekonominya (Sudiarto,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bos indicus (zebu)

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

PENGGUNAAN STARTER ENVIROSOLVE DAN BIODEKSTRAN UNTUK MEMPRODUKSI BIOGAS DARI BAHAN BAKU AMPAS TAHU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH atau

PENGARUH EM4 (EFFECTIVE MICROORGANISME) TERHADAP PRODUKSI BIOGAS MENGGUNAKAN BAHAN BAKU KOTORAN SAPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. berupa karbohidrat, protein, lemak dan minyak (Sirait et al., 2008).

PENENTUAN NILAI KALORIFIK YANG DIHASILKAN DARI PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas

SNTMUT ISBN:

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR PABRIK TAHU DENGAN TINJA SAPI. Dewi Ayu Trisno Wati **) dan Sugito *).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bel akang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIOGAS DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN (JERAMI PADI)

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. kotoran manusia, dan tumbuhan) oleh bakteri metanogen. Untuk menghasilkan

Transkripsi:

Pembuatan Biogas F I T R I A M I L A N D A ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 6 ) A N J U RORO N A I S Y A ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 7 ) D I N D A F E N I D W I P U T R I F E R I ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 9 ) S A L S A B I L L A U S I R A H A D H I K A ( 1 5 0 0 0 2 0 0 4 0 )

Macam macam mikroba

Macam macam mikroba pada biogas Kelompok bakteri fermentatif, yaitu Streptococci, Bacteriodes. Kelompok bakteri asetogenik, yaitu Kethanobacillus dan Desulfovibrio. Kelompok bakteri metana, yaitu Methanobacterium, Methanobacillus, dan Methanococcus Ketiga kelompok bakteri tersebut bekerja sama dalam pembentukan biogas, walaupun yang mendominasi fermentasi metana adalah jenis Methanobacterium.

Streptococci Streptococcus Streptococci Streptococcus adalah salah satu genus dari bakteri nonmotil yang mengandung sel gram positif, berbentuk buat, oval dan membentuk rantai pendek, panjang atau berpasangan.bakteri ini tidak membentuk spora. Bakteri ini dapat ditemukan di bagian mulut, usus manusia dan hewan. Ada juga jenis yang digunakan untuk fermentasi makanan dan minuman. Beberapa jenis ada yang bersifat patogen.

Bacteroides Bacteroides adalah genus dari bakteri Gram Negatif, berbentuk tongkat. Spesies Bacteroides tidak membentuk endospora, anaerob dan bergerak ataupun tidak dapat bergerak, tergantung spesiesnya.komposisi dasar DNA adalah 40-48% GC. Tidak biasa pada organisme bakteri, membran Bacteroides mengandung sphingolipid.

Bakteri pembentuk asam dan Bakteri Pembentuk Asetat Bakteri Pembentuk Asam (Acidogenic Bacteria) yang merombak senyawa organic menjadi senyawa yang lebih sederhana yaitu berupa asam organic. Bakteri Pembentuk Asetat (Acetogenic bacteri) yang merubah asam organik dan senyawa netral yang lebih besar dari methanol menjadi asetat dan hydrogen. Bakteri penghasil metan (metanogens) yang berperan dalam merubah asam asam lemak dan alkohol menjadi metan dan karbondioksida. Bakteri pembentuk metan antara lain Methanococcus, Methanobacterium dan methanosarcina.

Reaksi Biogas

Reaksi pembuatan Biogas Reaksi kimia Pembuatan Biogas (gas metana) ada 3 tahap, yaitu : 1. Reaksi Hidrolisa 2. Reaksi Asidogeik/ Tahap pengasaman 3. Reaksi Metanogenik

1. Reaksi Hidrolisa / Tahap Pelarutan Pada tahap ini bahan yang tidak larut seperti selulosa,polisakarida dan lemak diubah menjadi bahan yang larut dalam air seperti karbohidrat dan asam lemak Tahap pelarutan berlangsung pada suhu 25 C di digester (C 6 H 10 O 5 ) n (S) + nh 2 O (l) nc 6 H 12 O 6 selulosa air glukosa

2. Reaksi Asidogeik/ Tahap Pengasaman Pada tahap ini,bakteri asam menghasilkan asam asetat dalam suasana anaerob. Tahap ini berlangsung pada suhu 25 C di digester Reaksi : n (C 6 H 12 O 6 ) 2 n (C 2 H 5 OH) + 2 n CO 2(g) + kalor Glukosa etanol karbondioksida 2 n (C 2 H 5 OH) (ag) + n CO 2 2 n (CH 3 COOH) + n CH 4 Etanol karbondioksida as.asetat metana

3. Reaksi Metanogenik/ Tahap Gasifikasi Pada tahap ini bakteri metana membentuk gas metana secara perlahan secara anaerob Proses ini berlangsung selama 14 hari dengan suhu 25 C di dalam digester Pada proses ini akan dihasilkan 70% CH 4 30% CO 2 Sedikit H 2 dan H 2 S 2n(CH 3 COOH) 2 n CH 4(g) + 2 n CO 2(g) as.asetat gas metana gas karbondioksia

Proses Produksi Biogas

Proses Penguraian Proses penguraian oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik terjadi secara anaerob. Proses anaerob adalah proses biologi yang berlangsung pada kondisi tanpa oksigen oleh mikroorganisme tertentu yang mampu mengubah senyawa organik menjadi metana. Proses ini banyak dikembangkan untuk mengelola kotoran hewan dan manusia air atau limbah yg kandungan bahan organik tinggi.sisa pengolahan nya digunakan untuk kompos.

Proses pembentukan Biogas a. Tahap Hidrolisis Bahan Organik yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein yang terdapat pada material organik terhidrolisis. Materi organik kompleks dipecah oleh enzim extraseluler yang dihasilkan bakteri hidrolitik menjadi materi organik yang lebih sederhana. Produk yang dihasilkan larut di dalam air yang selanjutnya digunakan oleh bakteri pembentuk asam.

Lanjutan b. Tahap Pembentukan Asam Molekul monomer glukosa yang merupakan hasil dari tahap hidrolisis difermentasikan dalam keadaan anaerob menjadi beberapa benuk asam dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh bakteri pembentuk asam. Monomer glukosa yang terdiri dari 6 atom diubah menjadi molekul-molekul yang mempunyai atom karbon sedikit (bersifat asam) yaitu antara lain molekul asam asetat (CH3COOH) dan etanol (CH3CH2OH).

Lanjutan c. Tahap Methanogenik Pada tahap methanogenik, asam-asam organik selanjutnya dirombak oleh bakteri Methanogen menjadi gas metana, karbondioksida dan beberapa gas dalam jumlah rendah. Beberapa referensi menyebutkan bahwa bakteri yang berperan dalam proses degradasi bahan organik secara anaerob, yaitu: a. Kelompok bakteri Fermentatif : Streptococoi, Bacterioides dan beberapa jenis bakteri sejenis Enterobacterriaceae. b. Kelompok bakteri Asetogenik : Desulfovibrio. c. Kelompok bakteri Methanogenesis : Methanobacterium, Methanococcus

Proses Anaerob Proses anaerob dikendalikan oleh dua mikroorganisme (hidrolik dan metanogen). Bakteri hidrolik memecah senyawa organik kompleks menjadi senyawa yg lebih sederhana. Senyawa sederhana diuraikan oleh bakteri penghasil asam menjadi asam lemak dgn BM rendah. Bakteri metanogenik mengubah asam-asam tersebut menjadi metana.

Bahan baku pembuatan Biogas Biogas berasal dari hasil fermentasi bahanbahan organik diantaranya : Limbah tanaman :tebu jagung, gandum Limbah dan hasil produksi : minyak, penggilingan padi, limbah sagu. Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buah-buahan. Limbah perairan : alga laut, tumbuhan air Limbah peternakan : kotoran sapi, kerbau, dll.

Hal hal yang mempengaruhi pembuatan biogas

Hal-hal yang mempengaruhi Proses pembentukan biogas dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a. Temperatur/Suhu, b. Ketersediaan Unsur Hara, c. Derajat Keasaman (ph), d. Rasio Carbon Nitrogen (C/N), e. Kandungan Padatan dan Pencampuran Substrat,

a. Temperatur Suhu Suhu udara maupun suhu di dalam tangki pencerna mempunyai andil besar di dalam memproduksi biogas. Suhu udara secara tidak langsung mempengaruhi suhu di dalam tangki pencerna, artinya penurunan suhu udara akan menurunkan suhu di dalam tangki pencerna. Peranan suhu udara berhubungan dengan proses dekomposisi anaerobik (Yunus, 1991).

b. Kesediaan Unsur hara Bakteri anaerobik membutuhkan nutrisi sebagai sumber energi yang mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, sodium, mangan, kalsium dan kobalt (Space and McCarthy didalam Gunerson and Stuckey, 1986). Level nutrisi harus sekurangnya lebih dari konsentrasi optimum yang dibutuhkan oleh bakteri metanogenik, karena apabila terjadi kekurangan nutrisi akan menjadi penghambat bagi pertumbuhan bakteri. Penambahan nutrisi dengan bahan yang sederhana seperti glukosa, buangan industri, dan sisa sisa tanaman terkadang diberikan dengan tujuan menambah pertumbuhan di dalam digester (Gunerson and Stuckey, 1986).

c. Derajat Keasaman PH Peranan ph berhubungan dengan media untuk aktivitas mikroorganisme. Bakteri-bakteri anaerob membutuhkan ph optimal antara 6,2 7,6, tetapi yang baik adalah 6,6 7,5. Pada awalnya media mempunyai ph ± 6 selanjutnya naik sampai 7,5. Tangki pencerna dapat dikatakan stabil apabila larutannya mempunyai ph 7,5 8,5. Batas bawah ph adalah 6,2, dibawah ph tersebut larutan sudah toxic, maksudnya bakteri pembentuk biogas tidak aktif. Pengontrolan ph secara alamiah dilakukan oleh ion NH4+ dan HCO3-. Ion-ion ini akan menentukan besarnya ph (Yunus, 1991).

d. Rasio Carbon, Nitrogen (C/N) Proses anaerobik akan optimal bila diberikan bahan makanan yang mengandung karbon dan nitrogen secara bersamaan. CN ratio menunjukkan perbandingan jumlah dari kedua elemen tersebut. Pada bahan yang memiliki jumlah karbon 15 kali dari jumlah nitrogen akan memiliki C/N ratio 15 berbanding 1. C/N ratio dengan nilai 30 (C/N = 30/1 atau karbon 30 kali dari jumlah nitrogen) akan menciptakan proses pencernaan pada tingkat yang optimum, bila kondisi yang lain juga mendukung. Bila terlalu banyak karbon, nitrogen akan habis terlebih dahulu. Hal ini akan menyebabkan proses berjalan dengan lambat. Bila nitrogen terlalu banyak (C/N ratio rendah; misalnya 30/15), maka karbon habis lebih dulu dan proses fermentasi berhenti (Anonymous, 1999a).

e. Kandungan padatan dan pencampuran substrat Menurut Anonymous (1999a), walaupun tidak ada informasi yang pasti, mobilitas bakteri metanogen di dalam bahan secara berangsur angsur dihalangi oleh peningkatan kandungan padatan yang berakibat terhambatnya pembentukan biogas. Selain itu yang terpenting untuk proses fermentasi yang baik diperlukan pencampuran bahan yang baik akan menjamin proses fermentasi yang stabil di dalam pencerna. Hal yang paling penting dalam pencampuran bahan adalah menghilangkan unsur unsur hasil metabolisme berupa gas (metabolites) yang dihasilkan oleh bakteri metanogen, mencampurkan bahan segar dengan populasi bakteri agar proses fermentasi merata, menyeragamkan temperatur di seluruh bagian pencerna, menyeragamkan kerapatan sebaran populasi bakteri, dan mencegah ruang kosong pada campuran bahan.