BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Kasus manajemen rantai pasok pada komoditas gabah atau beras di

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. Di sektor produksi barang-barang dan jasa dihasilkan sedangkan di sektor

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman semusim yang tergolong rumput-rumputan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uji perbandingan. Komparasi juga merupakan salah satu metode penelitian yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia dan merupakan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada. Penelitian tentang tata niaga gabah/ beras ini berusaha menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Agronomi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA Terminologi Pasca Panen Padi. A. Kualitas Fisik Gabah

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka

TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa akan terdistribusi dengan jumlah, waktu, serta lokasi yang

ANALISIS TATANIAGA BERAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1984 Indonesia telah dapat berswaswembada beras. Namun, akhir-akhir ini

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tersebar dari Sabang dari Merauke dengan bermacam-macam jenis pangan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. komoditas pertanian tersebut karena belum berjalan secara efisien. Suatu sistem

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih Pengertian 2.2. Klasifikasi Umum Tanaman Padi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ALAT DAN MESIN PANEN PADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan

Pertemuan ke-14. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan pada subsistem budidaya (on farm) di Indonesia

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

UNJUK KERJA MESIN PENGGILING PADI TIPE SINGLE PASS 1

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Komoditas Bawang Merah

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN. Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari

METODOLOGI PENELITIAN

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN

BEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Pengolahan Padi 1.2. Penggilingan Padi

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional.

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

BAB IV METODE PENELITIAN

Permasalahan bila padi tidak segera dikeringkan ialah : 1. Secara teknis apabila gabah tidak segera dikeringkan akan terjadi kerusakan pada butir

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjadi daerah asal padi adalah India Utara bagian timur, Bangladesh Utara dan daerah

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

Transkripsi:

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Kasus manajemen rantai pasok pada komoditas gabah atau beras di Di Pabrik Beras Sukoreno Makmur Kecamatan Kalisat oleh Shetira Marsela dkk (2014), menyimpulkan bahwa : 1. Pabrik Beras Sukoreno Makmur telah melakukan sistem kegiatan manajemen rantai pasok padi pasca panen. Terdapat tiga aliran dalam manajemen rantai pasok, aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi padi pasca panen di Pabrik Beras Sukoreno Makmur adalah sebagai berikut: a) Aliran produk gabah mengalir dari petani ke pedagang pengumpul kemudian ke Pabrik Beras Sukoreno Makmur dan juga dari petani ke Pabrik Beras Sukoreno Makmur. Aliran keuangan gabah mengalir dari Pabrik Beras Sukoreno Makmur ke pedagang pengumpul dan dari pedagang pengumpul ke petani berupa pembayaran uang secara tunai, aliran keuangan juga mengalir dari Pabrik Beras Sukoreno Makmur langsung ke petani berupa pembayaran tunai. Aliran informasi terjadi antara petani dan pedagang pengumpul berupa informasi mengenai harga gabah dan permintaan gabah, kemudian aliran informasi antara pedagang pengumpul gabah dan Pabrik Beras Sukoreno Makmur berupa harga gabah kualitas gabah dan permintaan gabah. b) Aliran produk beras mengalir dari pedagang besar kemudian ke pedagang pengecer hingga pada konsumen akhir serta aliran produk beras mengalir dari pedagang pengecer langsung ke konsumen. Aliran Keuangan beras mengalir dari konsumen beras ke pedagang pengecer kemudian ke Pabrik Beras Sukoreno 7

8 Makmur berupa pembayaran beras secara tunai. Aliran informasi terjadi antara Pabrik Beras Sukoreno Makmur dan pedagang besar, pedagang besar dan pedagang pengecer, pedagang pengecer dan konsumen serta Pabrik Beras Sukoreno Makmur dan pedagang pengecer, informasi yang terjadi yaitu berupa informasi harga beras, permintaan beras, serta kualitas beras yang baik. 2. Pemasaran padi pasca panen di Pabrik Beras Sukoreno Makmur terbagi menjadi 4 berdasarkan produk yang berkaitan yaitu : a) Saluran pemasaran gabah terdiri dari 2 saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran 0 tingkat (petani Pabrik Beras Sukoreno Makmur) dengan efisiensi saluran pemasaran sebesar 0% dan saluran pemasaran 1 tingkat (petani pedagang pengumpul Pabrik Beras Sukoreno Makmur) dengan efisiensi saluran pemasaran sebesar 0,87% dimana saluran pemasaran 0 tingkat lebih efisien dibandingkan 1 tingkat karena tidak membutuhkan lembaga pemasaran didalamnya. b) Saluran pemasaran beras terdiri dari 2 saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran 1 tingkat (Pabrik Beras Sukoreno Makmur pedagang pengecer konsumen) dengan efisiensi saluran pemasaran sebesar 0,60 % dan saluran pemasaran 2 tingkat (Pabrik Beras Sukoreno Makmur pedagang besar pedagang pengecer konsumen) dengan efisiensi saluran pemasaran sebesar 0,96% dimana saluran pemasaran 1 tingkat lebih efisien dibandingkan saluran pemasaran 2 tingkat karena nilai efisiensi pemasaran yang lebih besar, share dan distribusi marjin yang efisien. 3. Pengolahan gabah menjadi beras, sekam dan dedak secara keseluruhan mampu memberikan nilai tambah yang positif. Nilai tambah gabah menjadi beras, sekam

9 dan dedak secara keseluruhan adalah sebesar Rp 1.104/kg. Nilai tambah parsial setiap produk pengolahan gabah memberikan nilai positif. Nilai tambah pengolahan gabah menjadi beras, sekam dan dedak berturut-urut adalah Rp 735/kg, Rp 81/kg dan Rp 288,-/kg. Berdasarkan penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa saluran pemasaran pada gabah yaitu saluran pemasaran 0 tingkat (petani Pabrik Beras Sukoreno Makmur) dengan efisiensi saluran pemasaran sebesar 0% saluran pemasaran 0 tingkat lebih efisien dibandingkan 1 tingkat karena tidak membutuhkan lembaga pemasaran didalamnya. Dan beras terdiri dari 2 saluran pemasaran, 1 tingkat (Pabrik Beras Sukoreno Makmur pedagang pengecer konsumen) dengan efisiensi saluran pemasaran sebesar 0,60 %, dimana saluran pemasaran 1 tingkat lebih efisien dibandingkan saluran pemasaran 2 tingkat karena nilai efisiensi pemasaran yang lebih besar, share dan distribusi marjin yang efisien. Sehingga dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran yang pendek adalah saluran yang efisien dalam pemasaran. 2.2 Padi Padi adalah komoditas utama yang berperan sebagai pemenuh kebutuhan pokok karbohidrat bagi penduduk. Komoditas padi memiliki peranan pokok sebagai pemenuhan kebutuhan pangan utama yang setiap tahunnya meningkat sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk yang besar, serta berkembangnya industri pangan dan pakan (Yusuf, 2010). Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang dapat hidup dalam genangan air. Tanaman pangan lain seperti gandum, jagung kentang dan ketela rambat akan mati kalau digenangi air secara terus menerus.yang membuat padi

10 mampu hidup dalam genangan adalah adanya tabung dalam batang dan akar. Padi juga dapat ditanam dilahan darat sebagai padi gogo beberapa varietas padi juga dapat hidup dirawa-rawa yang memiliki ketinggian air sampai beberapa meter. Berdasarkan literatur Grist (1960) dalam Usman (2012) tanaman padi merupakan tanaman semusim yang berupa rumput-rumputan yang diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Sub Divisi: Angiospermae Class: monocotyledone Ordo : Poales Famili : Graminae Genus: Oryza Spesies: Oriza Sativa L Tanaman padi yang mempunyai nama botani Oryza sativa dan dapat dibedakan dalam dua tipe, yaitu padi kering yang tumbuh di lahan kering dan padi sawah yang memerlukan air menggenang dalam pertumbuhan dan perkembangannya Genus Oryza L. meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar di daerah tropik dan sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika, dan Australia. Tanaman padi sawah tersusun oleh akar, batang, daun, bunga, dan buah. a. Akar Akar merupakan bagian tanaman yang tumbuh didalam tanah yang berfungsi untuk memperkuat berdirinya tanaman dan berperan dalam penyerapan unsur hara dalam tanah. Akar tanaman padi akar serabut. Akar pertama yang timbul dari radikula tidak lah lama hidupnya, dalam beberapa hari akar pertama

11 itu akan mati dan fungsinya sebagai penyerap air untuk kebutuhan kecambah, diambil alih oleh akar-akar yang bermunculan pada buku-buku batang kecambah yang terbawah dari batang kecambah, Sugeng (2001). b. Batang Batang tanaman padi berongga yang tersusun dari buku - buku. Pada setiap buku nampaklah satu mata atau sukma. Letak mata itu pada batang tanaman padi adalah silih berganti. Fungsi mata ini adalah penting karena setiap mata yang tampak pada batang akan menghasilkan satu anakan. Anakan muncul pada batang u tama dalam urutan yang bergantian. Anakan ini pada giliranya akan menghasilkan anakan tersier, Siregar (1981). c. Malai Malai adalah sekumpulan bunga padi dan keluar dari buku yang paling atas. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan kedua serta sumbu utamanya adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas yang ditanam. Panjang malai dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu malai pendek kurang dari20 cm, malai sedang 20-30 cm dan malai panjang lebih dari 30 cm, jumlah cabang berkisar 15-20 buah yang terendah 7 buah cabang dan yang terbanyak mencapai 30 buah cabang (Hasanah, 2007). 2.3 Penggilingan Padi Penanganan pascapanen adalah tindakan yang dilakukan atau disiapkan agar hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen atau dapat diolah lebih lanjut melalui kegiatan produksi. Penanganan pascapanen padi meliputi semua kegiatan perlakuan dan pengolahan yang meliputi proses pemotongan, perontokan, pengangkutan, perawatan dan pengeringan, penyimpanan,

12 penggilingan, penyosohan, pengemasan, penyimpanan, dan pengolahan. Teknologi penggilingan sangat menentukan kuantitas dan kualitas beras yang dihasilkan. Untuk itu penanganan proses penggilingan padi perlu diperhatikan secara kontinu agar permintaan konsumen dapat dipenuhi (Setyono, 1994). Sistem penggilingan padi merupakan rangkaian mesin-mesin yang berfungsi melakukan proses giling gabah, yaitu dari bentuk gabah kering giling sampai menjadi beras siap dikonsumsi (Partiwi, 2006). Menurut Tharir (2008), penggilingan padi merupakan industri padi tertua dan tergolong paling besar di Indonesia, yang mampu menyerap lebih dari sepuluh juta tenaga kerja, menangani lebih dari empat puluh juta ton gabah menjadi beras giling per tahun. Penggilingan padi merupakan titik sentral agroindustri padi, karena disinilah diperoleh produk utama berupa beras dan bahan baku untuk pengolahan lanjutan produk pangan dan industri. Penggilingan dalam pascapanen padi merupakan kegiatan pemisahan beras dari kulit yang membungkusnya. Ada dua cara pemisahan tersebut, yaitu secara tradisional dan modern. a. Cara tradisional Pemisahan secara tradisional menggunakan alat sederhana, yaitu lesung dan alu. Gabah yang ditumbuk dengan alu dan lesung ini akan menghasilkan beras dan kulit. Beras yang dihasilkan tersebut dinamakan beras pecah kulit. Penampilan beras pecah kulit tidak putih bersih, melainkan agak kecoklatan. Untuk mendapatkan beras putih bersih, beras pecah kulit harus ditumbuk ulang.

13 b. Cara modern Pemisahan beras dari kulitnya dapat dilakukan dengan cara modern atau dengan alat penggiling. Alat yang sering digunakan berupa huller. Hasil yang diperoleh pada penggilingan dengan alat penggiling gabah ini sama dengan tradisional, yaitu pada tahap pertama diperoleh beras pecah kulit. Pada penggilingan tahap kedua, beras akan menjadi putih bersih (Andoko, 2002) Menurut Hardjosentono (2000) ada beberapa model dan tipe mesin penggiling padi. Besarnya kapasitas penggunaan sangat bervariasi; ada yang kecil, sedang, dan besar. Dalam penggilingan padi terdapat alat-alat yang digunakan dalam penggilingan padi, alat-alat itu adalah sebagai berikut: a. Pocket elevator Alat ini untuk mengangkut gabah ke atas dan memasukkannya ke mesin pengupas penyosoh, atau alat lain. Elevator dilengkapi alat seperti mangkok sehingga dapat menghemat tenaga manusia untuk mengangkut gabah ke atas. b. Saringan atau ayakan bergetar/bergoyang. Ayakan untuk memisahkan kotoran dan benda asing, seperti kayu dan paku agar tidak ikut masuk ke mesin pengupas sehingga kerusakan mesin pengupas dapat dihindari. c. Mesin pengupas. Dulu, mesin pengupas gabah menggunakan batu pengupas berbentuk meja bulat, tetapi sekarang jarang digunakan. Sekarang ini banyak digunakan rubber roll Rubber roll ini terdiri atas dua buah roll karet yang perputarannya berlawanan arah. Jarak kedua roll tersebut dapat diatur sehingga beras tidak mudah retak.

14 d. Mesin penyosoh. Untuk mendapatkan beras dengan derajat sosoh seperti yang dikehendaki dapat dilakukan dengan mengatur berat beban pada bandul penyosoh beras. Untuk mendapatkan beras yang bermutu baik dengan derajat sosoh 90-100%, biasanya dilakukan penyosohan secara bertahap dengan menggunakan dua buah mesin penyosoh. e. Mesin pemoles. Mesin pemoles digunakan untuk membersihkan bekatul yang masih menempel pada butir -butir beras sehingga diperoleh butir beras yang bersih, putih dan mengkilat. Mesin pemoles ini dilengkapi alat berupa sikat halus. f. Mesin grader. Beras sosoh yang bersih masuk ke mesin grader untuk memisahkan beras yang patah, beras yang pecah, dan beras yang utuh. 2.4 Saluran dan Lembaga Pemasaran Suatu sistem pemasaran, untuk menyampaikan barang dari produsen ke konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga pemasaran yang membentuk berbagai saluran pemasaran sebagai saluran yang digunakan produsen untuk menyalurkan produknya kepada konsumen dari titik produsen. Lembaga pemasaran adalah lembagalembaga yang melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran mulai dari titik produsen ke titik konsumen. Terdapat beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan seorang produsen bila hendak memilih pola penyalur (Limbong dan Sitorus, 1987). Pertimbangan tersebut adalah :

15 Pertimbangan pasar : siapa konsumen rumah tangga atau industri, besarnya potensi pembelian, bagaimana konsentrasi pasar secara geografis, berapa jumlah pesanan dan bagaimana kebiasaan konsumen dalam membeli. Pertimbangan barang meliputi : berapa besar nilai per unit barang tersebut, besar dan berat barang (mudah rusak atau tidak), sifat teknis (berupa barang standar atau pesanan) dan bagaimana luas produk perusahaan yang bersangkutan. Pertimbangan dari segi perusahaan meliputi : sumber permodalan, kemampuan dan pengalaman manajerial, pengawasan penyaluran dan pelayanan yang diberikan penjual. Pertimbangan terhadap lembaga perantara meliputi : pelayanan yang dapat diberikan oleh lembaga perantara, kegunaan perantara, sikap perantara terhadap kebijakan produsen, volume penjualan dan pertimbangan biaya. Produsen adalah golongan yang menghasilkan produk, disamping sebagai pelaku penjualan yang merupakan salah satu fungsi dari pemasaran. Salah satu bagian dari fungsi pemasaran adalah pedagang perantara yang merupakan badanbadan yang berusaha dalam bidang pemasaran, menggerakkan barang dari produsen ke konsumen melalui aktivitas jual-beli. Mereka yang memberikan jasa atau fasilitas yang memperlancar fungsi pemasaran yang dilakukan produsen atau pedagang perantara adalah pihak bank, usaha pengangkutan, dan sebagainya yang dikategorikan ke dalam lembaga pemberi jasa Menurut Saefuddin dan Hanafiah (1983) panjang pendeknya saluran pemasaran tergantung pada :

16 Jarak antara produsen dan konsumen Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen maka makin panjang pola saluran yang terjadi Skala produksi Semakin kecil skala produksi, saluran yang terjadi cenderung panjang karena memerlukan pedagang perantara dalam penyalurannya. Cepat tidaknya produk rusak Produk yang mudah rusak menghendaki saluran pemasaran yang pendek karena harus segera diterima konsumen. Keadaan keuangan pengusaha Pedagang dengan posisi keuangannya kuat cenderung dapat melakukan lebih banyak fungsi pemasaran dan memperpendek saluran pemasaran. Mengetahui saluran pemasaran suatu komoditas maka dapat diketahui jalur mana yang lebih efisien dari semua kemungkinan jalur-jalur yang dapat ditempuh, serta dapat mempermudah mencari besarnya marjin yang diterima setiap lembaga yang terlibat. Sektor produksi barang -barang dan jasa dihasilkan sedangkan di sektor konsumsi barang- barang dan jasa dikonsumsi oleh para konsumen. Jarak antara kedua sektor tersebut sangat relatif, ada yang jauh dan ada yang dekat. Pada umumnya jarak fisik produksi dan konsumsi hasil pertanian/ usahatani relatif cukup jauh karena usahatani berada dipelosok desa yang membutuhkan areal yang cukup luas. Sebaliknya barang- barang industri justru diproduksi pertanian seperti pupuk, pestisida, alat -alat dan mesin pertanian. Oleh sebab itu jarak itu harus dijembatani oleh sektor distribusi yang merupakan penghubung agar barang -

17 barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen memenuhi azas yaitu tempat, jumlah, waktu, mutu, jenis dan pada tingkat harga yang layak dibayar konsumen. Sektor distribusi inilah tataniaga berperan, yang bertanggungjawab, memindahkan, mengalokasikan, mendayagunakan, menganekaragamkan barangbarang yang dihasilkan di sektor produksi (Sihombing, 2011). Pemasaran komoditi pertanian terdapat pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, dengan cara fungsi-fungsi pemasaran. Komoditi-komoditi yang dipasarkan melaksanakan juga bervariasi kualitas dengan harga yang beragam pula. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga-lembaga pemasaran juga bervariasi (Sudiyono, 2004). Sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang secara langsung dan tidak langsung terlibat dalam kegiatan pemasaran barang dan jasa, yang saling mempengaruhi dengan tujuan mengalokasikan sumber daya langkah secara efisien guna meme nuhi kebutuhan manusia sebanyak- banyaknya. Komponen-komponen sistem tata niaga tersebut adalah para produsen, penyalur, dan lembaga-lembaga lainnya yang secara langsung ataupun tidak langsung terlibat dalam proses pertukaran barang dan jasa (Radiosunu, 1995). 2.5 Margin Pemasaran Marjin pemasaran merupakan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, maka lebih lanjut dapat dianalisa sebagai berikut: harga dibayarkan konsumen merupakan harga di tingkat pengecer, yaitumerupakan perpotongan antra kurva primer (primary demand curve) dengankurva penawaran turunan (derive supply curve). Sedangkan harga di tingkat petanimerupakan potongan antra kurva permintaan turunan (derived

18 demand curve)dengan kurva penawaran primer (primary supply curve) (Sudiyono 2004). Selanjutnya menurut Beierlenidan Michael (1991:330) dalam Rahim dan Hastuti ( 2007) marjin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayar konsumen untuk sebuah produk dan harga diterima produsen untuk bahan baku. Marjin pemasaran merupakanselisi antra dua pengembalian atau hasil produk pada dua tingkatan dalam saluranpemasaran. (Downy dan Erickson, 1992:504) dalam (Rahim dan Hastuti,2007). Marjin pemasaran merupakan konsep konsep penting dalam kajian efisiensi yang kemudian dapat menentukan apakah efisien atau tidak. Menurut Tomek dan Ribinson (1972) dalam Purnama (2004) marjin pemasaran terdiri atas dua bagian, bagian pertama merupakan perbedaan antara harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen. Bagian kedua marjin pemasaran merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran tersebut. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran (pedagang) dalam kegiatan menyalurkan hasil pertanian dari produsen hingga ke konsumen. Lembaga pemasaran yang terlibat dapat lebih dari satu. Besarnya biaya pemasaran berbeda satu sama lainnya, tergantung pada macam komoditas yang dipasarkan lokasi atau daerah produsen dan macamserta peranan lembaga tataniaga (Daniel, 2002). Margin adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan perbedaan harga yang dibayar kepada penjual pertama dan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir. Sedangkan price spread untuk menyata kan perbedaan dua tingkat harga dan menunjukkan jumlah uang yang diperlukan untuk menutupi biaya barang - barang di dua tingkat pasar (Hanafiah, 1986).

19 Beberapa masalah pemasaran/tataniaga komoditi pertanian yang banyak ditemukan di negara-negara sedang berkembang pada umumnya dan Indonesia pada khususnya antara lain sebagai berikut : 1. Tidak tersedianya komoditi pertanian dalam jumlah yang kontiniu. 2. Harga komoditi yang sering berfluktuasi secara tajam dan bukan saja berpengaruh terhadap kestabilan pendapatan produsen dan tingkat konsumsi masyarakat, akan tetapi juga akan memperbesar resiko pemasaram. 3. Tidak efisiensinya para pelaku pasar dalam melakukn kegiatan. 4. Tidak mema dainya fasilitas misalnya sistem transportasi, gudang, tempat komoditi pertanian di pasarkan dan lain -lain. 5. Lokasi produsen dan konsumen yang terpencar juga merupakan masalah karena menyulitkan dalam penyampaian barang dari produsen ke konsumen. 6. Kurang lengkapnya informasi pasar. 7. Kurang pengetahuan terhadap pemasaran. 8. Kurangnya modal. 9. Tidak memadainya peraturan -peraturan yang ada. (Soekartawi, 1999). Sistem pemasaran dianggap efisien apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya yang semurah-murahnya. 2.Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir pada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang tersebut (Soekartawi, 2002)

20 2.6 Keuntungan (Profit) Menurut Harahap (2009), laba merupakan kelebihan penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi. Sementara pengertian laba yang diamati oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Menurut Suwardjono (2008) pengertian laba adalah: laba dimaknai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang atau jasa). Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa laba adalah perkiraan antara pendapatan dan beban-beban yang terjadi pada suatu periode tertentu dalam suatu perusahaan. Laba merupakan empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Menurut Stice, dkk (2004) definisi dari elemen-elemen laba tersebut sebagai berikut: 1. Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha pertama yang sedang dilakukan entitas tersebut. 2. Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha pertama yang sedang dilakukan entitas tersebut 3. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas atau (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu

21 entitas dan dari semua transaksi. Kejadian dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. 4. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi. Kejadian dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. 2.7 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang teori yang akan dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan, adalah teori mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Variabel-variabel yang akan diteliti pada penelitian analisis saluran distribusi beras terdiri dari pola saluran distribusi, lembaga pemasaran, serta margin untuk menilai efisiensi harga. Pabrik penggilingan padi UD Putra Temu Rejeki terlibat dengan petani dan lembaga penyalur gabah. Petani menjual langsung gabah kering panen melalui pengepul gabah dan menjual langsung ke pabrik penggilingan padi, lalu di pabrik penggilingan padi gabah tersebut diproses menjadi beras dengan beberapa langkah. Setelah menjadi beras pabrik penggilingan padi UD. Putra Temu Rejeki menjual beras ke beberapa lembaga, yaitu langsung ke konsumen akhir, pengecer dan pedagang besar beras. Pabrik penggilingan padi UD. Putra Temu Rejeki merupakan titik center dalam penelitian distribusi beras. UD. Putra Temu Rejeki memiliki beberapa saluran distribusi gabah dan beras, dimana pertama petani dapat langsung menjual

22 gabah kepada pabrik tanpa perantara, kedua petani melewati pedagang pengepul gabah lalu ke pabrik penggilingan padi. Saluran distribusi beras terdapat beberapa pertama pabrik menjual langsung ke konsumen, kedua pabrik menyalurkan ke pengecer lalu ke konsumen, ketiga melewati pedagang besar beras lalu ke pengecer dan terakhir sampai ke konsumen. Berdasarkan alur tersebut didapat saluran distribusi, margin pemasaran serta keuntungan pada setiap lembaga yang terlibat. PETANI PEDAGANG PENGEPUL GABAH PABRIK PENGGILINGAN PADI PEDAGANG BESAR SALURAN DISTRIBUSI MARGIN PEMASARAN KEUNTUNGAN -PEDAGANG PENGECER Gambar Bagan 2.1 Kerangka KONSUMEN Pemikiran Keterangan : Alur Gabah Alur Beras

23 2.8 Hipotesis Penelitian Hipotesis dari rumusan masalah diatas adalah : 1. Diduga saluran distribusi beras pada Penggilingan Padi UD. Putra Temu Rejeki di Desa Belung, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang Jawa Timur adalah efisien. 2. Diduga margin pemasaran beras di Pabrik Penggilingan Padi Putra Temu Rejeki yang paling efisien adalah saluran I