PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005 Heru Umbara, Heny Suseno, Chevy Cahyana, Budi Hari, Wahyu P Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005. Telah dilakukan pemantauan radioekologi kelautan di perairan Semenanjung Lemahabang. Data dan informasi ini sangat diperlukan dalam pengkajian kecenderungan dan tingkat keselamatan lingkungan laut khususnya di Semenanjung Lemahabang yang akan dijadikan calon lokasi tapak PLTN pertama di Indonesia. Pemantuan ini bertujuan untuk mendapatkan base-line data radioaktivitas kelautan, informasi dan sumber pencemar khususnya lingkungan kelautan. serta melindungi lingkungan dan segala isi yang ada di dalamnya dari bahaya kontaminasi dan akumulasi zat radioaktif agar tidak melampaui Baku Mutu Lingkungan yang diberlakukan. Pemantauan dilaksanakan di perairan Semenanjung Lemahabang dalam radius 5 km dari calon tapak pembangunan PLTN. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat radioaktivitas dalam komponen lingkungan kelautan yang dipantau masih di bawah baku mutu lingkungan. ABSTRACT MARINE RADIOECOLOGY MONITORING AT LEMAHABANG PENINSULA, JEPARA YEAR 2005. Marine radioecology monitoring at Lemahabang peninsula has been carried-out. These data and information are needed in learning the trend and the level of the sea environmental safety, especially at Lemahabang peninsula as a candidate site of first NPP in Indonesia. The objectives of the monitoring are to provide the baseline data of marine radioactivity, information and sources of pollutant especially in marine environment as well as to protect the environment from impact and accumulation of radioactive materials not overshoot the environmental National Regulation in Indonesia. Monitoring take place in Lemahabang peninsula at 5 km radius from candidate site of NPP. The result is the concentration levels of natural radionuclides and heavy metal still below the environmental national regulatory. PENDAHULUAN Berbagai jenis polutan dan kontaminan limbah non-nuklir dan nuklir yang masuk dan berada di perairan Indonesia perlu diketahui asal-usulnya, tingkat konsentrasi/ aktivitasnya, distribusi dan penyebarannya (perpindahan/migrasi) serta faktor pemekatannya dalam berbagai komponen ekosistem laut. Data dan informasi ini sangat diperlukan dalam pengkajian kecenderungan dan tingkat keselamatan lingkungan laut yang digunakan untuk pengambilan kebijakan dalam pengelolaan laut Indonesia baik secara lokal maupun nasional. Pantai Semenanjung Lemahabang merupakan wilayah dengan 74 % merupakan laut yang sebagian besar digunakan untuk tambak ikan dan udang
disamping juga sebagai tempat rekreasi. Kondisi perairan daerah pantai tersebut pada umumnya sangat menunjang kehidupan perairan daerah tersebut terutama di daerah yang lokasinya cukup jauh dengan daratan Pulau Jawa, seperti di Kepulauan Karimunjawa. Di daerah pantai yang berdekatan dengan daratan seperti pantai Bandengan dan Bondo kondisi ekosistemnya tidak begitu baik. Hal ini erat hubungannya dengan aktivitas manusia dalam mengolah tanah di daerah daratan, misalnya pertanian, penggundulan hutan yang menyebabkan erosi di daerah tersebut sangat tinggi dan diperparah dengan adanya aktivitas penambangan pasir laut, sehingga mengakibatkan kondisi di daerah muara sungai (estuaria) dan di ekosistem terumbu karang dan padang lamun sangat keruh dan sedimentasinya tinggi terutama pada saat musim hujan. Sejalan dengan rencana pembangunan PLTN pertama di Indonesia, telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara di daerah Tanjung Jati yang terletak di kawasan Semenanjung Lemahabang. Jarak antara Tanjung Jati dengan calon lokasi pembangunan PLTN adalah ± 10 km, sehingga harus diantisipasi dampak radiologis yang berasal dari pengoperasian PLTU tersebut (Gambar 1). Gambar 1. Peta lokasi calon pembangunan PLTN dan PLTU di Semenanjung Lemahabang, Jepara. Berdasarkan kondisi yang dapat terjadi di perairan laut Indonesia khususnya di perairan Semenanjung Lemahabang Jepara sebagai calon lokasi pembangunan PLTN 317
maka subbidang Radioekologi dan Lingkungan Kelautan (RLK) sesuai dengan tugas pokoknya yang tertuang dalam SK Kepala BATAN No. 077/KA/II/2003 dipandang perlu untuk melaksanakan program Pemantauan Radioekologi dan Lingkungan Kelautan (PRLK). Program PRLK ini digunakan untuk mendapatkan base-line data radioaktivitas kelautan, informasi dan sumber pencemar serta untuk pemanfaatan teknik nukir (a.l. highly sensitive techniques dan isotopic techniques) dalam memecahkan pencemaran lingkungan khususnya lingkungan kelautan. Tujuan umum dari PRLK ini adalah untuk melindungi lingkungan dan segala isi yang ada di dalamnya dari bahaya kontaminasi dan akumulasi zat-zat radioaktif agar tidak melampaui Baku Mutu Lingkungan yang diberlakukan baik secara nasional maupun internasional. Program PRLK dilaksanakan di daerah perairan Semenanjung Lemahabang dalam radius 5 km dari calon tapak pembangunan PLTN. TATA KERJA Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian terdiri dari : - Bahan untuk pengambilan sampel : jerigen plastik 2 l dan kantong plastik 5 kg - Bahan untuk preparasi sampel : kolodion 5-10 %, asam nitrat, asam klorida, planchet. Peralatan yang digunakan terdiri dari alat pencuplik sampel baik untuk air dan sedimen, radiameter FAG, water quality checker, GPS dan γ-spektrometer. Metode Kegiatan pemantauan dilaksanakan dalam dua daerah yaitu di sepanjang pantai (muara sungai) dan di laut. Pemantauan dilakukan baik secara langsung (insitu) maupun tidak langsung. Kegiatan yang dilakukan secara langsung adalah pengukuran tingkat radiasi di udara, pengukuran kualitas air dan pengambilan contoh lingkungan yang terdiri dari air laut dan sedimen. Daerah pemantauan dan lokasi pengambilan sampel contoh lingkungan yang diambil disajikan dalam Gambar 2 dengan koordinat sebagai berikut : a. Daerah pantai : P01 : 110 45 21,06 BT, 06 26 29,16 LS P02 : 110 45 36,04 BT, 06 26 21,06 LS P03 : 110 46 24,30 BT, 06 25 59,36 LS P04 : 110 46 42,12 BT, 06 25 48,02 LS 318
P05 : 110 48 00,00 BT, 06 25 39,28 LS P06 : 110 48 58,07 BT, 06 25 30,20 LS P07 : 110 49 26,32 BT, 06 25 09,14 LS P08 : 110 50 10,12 BT, 06 24 32,40 LS b. Daerah laut : L01 : 110 45 00 BT, 06 25 48,30 LS L02 : 110 46 00 BT, 06 23 37,26 LS L03 : 110 47 00 BT, 06 23 06,48 LS L04 : 110 48 00 BT, 06 23 01,62 LS L05 : 110 49 00 BT, 06 23 19,44 LS L06 : 110 50 00 BT, 06 24 13,36 LS L01 L02 P03 L03 L05 LAUT JAWA P05 P04 P06 L05 P07 L06 P08 P01 P02 Gambar 2. Lokasi pengambilan contoh lingkungan di daerah Semenanjung Lemahabang Objek, parameter, frekuensi pengamatan, peralatan dan metode sampling disajikan dalam Tabel 1 dan Tabel 2. Jenis dan jumlah sampel serta pengukuran/analisis contoh lingkungan ditampilkan dalam Tabel 3. 319
Pengukuran sifat fisika dan kimia dilakukan langsung di lapangan sedangkan preparasi contoh dan analisis radioaktivitas alam dalam komponen lingkungan kelautan dilakukan dengan alat γ spektrometri dengan metode baku berdasarkan Prosedur Analisis Radioaktivitas Lingkungan, BATAN. Data hasil pemantauan diolah untuk mendapatkan informasi tentang jenis dan tingkat radioaktivitasnya. Data ini selanjutnya dibandingkan dengan nilai batas dosis dan baku mutu lingkungan dan kecenderungannya dari waktu ke waktu. Evaluasi data dilakukan dengan cara statistik dan membandingkan dengan baku mutu radioaktivitas lingkungan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran laju dosis di udara di daerah pantai dan laut ditunjukan dalam Gambar 3 dan Gambar 4. Nilai rata-rata laju dosis di udara untuk kedua daerah tersebut masing-masing 0,13 ± 0,01 µsv/jam dan 0,14 ± 0,007 Sv/jam. Apabila dibandingkan dengan nilai baku mutu radioaktivitas di lingkungan menurut Keputusan Ka. BAPETEN No. 02/Ka.BAPETEN/V-99 maka mempunyai kualitas baik. 0.25 0.20 µsv/j 0.15 0.10 0.05 0.00 P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 P08 Stasiun Gambar 3. Laju dosis di udara daerah pantai di Semenanjung Lemahabang tahun 2005 320
0.25 0.20 µsv/j 0.15 0.10 0.05 0.00 L01 L02 L03 L04 L05 L06 Stasiun Gambar 4. Laju dosis di udara daerah laut di Semenanjung Lemahabang tahun 2005 Kandungan radioaktivitas γ dalam air yang teramati umumnya adalah radionuklida alam seperti K-40, Ra-226 dan Th-228 dengan konsentrasi masingmasing adalah 42,42 ± 13,80; 11,52 ± 4,52; 2,37 ± 1,49 Bq/l. dalam air muara sungai dan 42,16 ± 10,85; 10,12 ± 3,03; 1,77 ± 0,87 Bq/l dalam air laut seperti ditunjukan dalam Gambar 5 dan 6. 100 K-40 Ra-226 Th-228 Bq/l 50 0 P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 P08 Stasiun Gambar 5. Aktivitas jenis radionuklida γ dalam air muara sungai tahun 2005 321
100 K-40 Ra-226 Th-228 Bq/l 50 0 L01 L02 L03 L04 L05 L06 Stasiun Gambar 6. Aktivitas jenis radionuklida γ dalam air laut tahun 2005 Kandungan radioaktivitas γ dalam sedimen yang teramati umumnya adalah radionuklida alam seperti K-40, Ra-226, Ac-228 dan Th-228 yang masing-masing aktivitasnya adalah 268,60 ± 67,09; 148,29 ± 38,77; 110,97 ± 23,33; 205,98 ± 23,70 Bq/kg dalam sedimen muara sungai dan 357,58 ± 55,53; 202,15 ± 29,08; 99,03 ± 18,47; 229,78 ± 47,03 Bq/kg dalam sedimen laut seperti ditunjukan dalam Gambar 7 dan 8. 700 600 K-40 Ra-226 Ac-228 Th-228 500 Bq/kg 400 300 200 100 0 Stasiun Gambar 7. Aktivitas jenis radionuklida γ dalam sedimen muara sungai tahun 2005 322
700 600 500 K-40 Ra-226 Ac-228 Th-228 Bq/kg 400 300 200 100 0 L01 L02 L03 L04 L05 L06 Stasiun Gambar 8. Aktivitas jenis radionuklida γ dalam sedimen laut tahun 2005 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pemantauan radioekologi dan lingkungan kelautan di Semenanjung Lemahabang pada tahun 2005 diperoleh bahwa : 1. Laju dosis di udara daerah pantai dan daerah laut masing-masing 0,13 ± 0,01 µsv/jam dan 0,14 ± 0,007 µsv/jam sehingga dapat disimpulkan bahwa laju dosis di udara di daerah Semenanjung Lemahabang di bawah baku mutu lingkungan (Keputusan Ka. BAPETEN No. 02/Ka.BAPETEN/V-99) 2. Radioaktivitas γ dalam air muara sungai dan air laut yang teramati umumnya adalah radionuklida alam seperti K-40, Ra-226 dan Th-228 yang masingmasing aktivitasnya adalah 42,42 ± 13,80; 11,52 ± 4,52; 2,37 ± 1,49 Bq/l. dan 42,16 ± 10,85; 10,12 ± 3,03; 1,77 ± 0,87 Bq/l sedangkan radioaktivitas γ dalam sedimen muara sungai dan laut adalah K-40, Ra-226, Ac-228 dan Th-228 yang masing-masing aktivitasnya adalah 268,60 ± 67,09; 148,29 ± 38,77; 110,97 ± 23,33; 205,98 ± 23,70 dan 357,58 ± 55,53; 202,15 ± 29,08; 99,03 ± 18,47; 229,78 ± 47,03 Bq/kg. Konsentrasi radionuklida ini lebih kecil dibandingkan data yang dilaporkan dalam CRC Handbook of Environmental Radiation tahun 1982. 323
DAFTAR PUSTAKA 1. Keputusan Kepala BAPETEN No. 02/Ka.BAPETEN/V-99, Baku Mutu Radioaktivitas di Lingkungan, 1999. 2. Lampiran Peraturan Pemerintah RI. No.20 Tahun 1990, Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan, 1990. 3. Alfred W. Klement, Jr., CRC Handbook of Environmental Radiation, Florida, 1980. 4. UNSCEAR, Ionizing radiation source and biology effects, Report to the general ass., United Nation, New York, 1982. 324
Tabel 1. Program Pemantauan Radioekologi dan Lingkungan Kelautan (PRLK) daerah pantai Semenanjung Lemahabang, Jepara. OBYEK YANG DIAMATI PARAMETER YANG DIAMATI FREKUENSI PENGAMATAN PERALATAN DAN METODE JUMLAH STASIUN PENGAMATAN Udara Laju dosis 6 bulan Radiameter-FAG 8 Stasiun Dosis kumulatif 6 bulan Dosimeter Thermoluminisensi (TLD), TLD reader 1 Stasiun Air permukaa n Parameter fisika-kimia (ph, Temperatur, DO, Konduktivitas, Salinitas) 6 bulan Pengukuran in-situ dengan water quality checker 8 Stasiun Radioaktivititas 6 bulan Pengambilan contoh, preparasi dan pengukuran dengan alat gross α/β counter dan spektrometer γ 8 Stasiun Sedimen Radioaktivitas 6 bulan Pengambilan contoh, preparasi dan pengukuran dengan alat gross α/β counter dan spektrometer γ 8 Stasiun 325
Tabel 2. Program Pemantauan Radioekologi dan Lingkungan Kelautan (PRLK) daerah laut Semenanjung Lemahabang, Jepara. OBYEK YANG DIAMATI PARAMETER YANG DIAMATI FREKUENSI PENGAMATAN PERALATAN DAN METODE JUMLAH STASIUN PENGAMATAN Udara Laju dosis 6 bulan Radiameter- FAG 6 Stasiun Air permukaan Parameter fisika-kimia (ph, Temperatur, DO, Konduktivitas, Salinitas) 6 bulan Pengukuran in-situ dengan water quality checker 6 Stasiun Radioaktivititas 6 bulan Pengambilan contoh, preparasi dan pengukuran dengan alat gross α/β counter dan spektrometer γ 6 Stasiun Sedimen Radioaktivitas 6 bulan Pengambilan contoh, preparasi dan pengukuran dengan alat gross α/β counter dan spektrometer γ 6 Stasiun 326
Tabel 3. Jenis dan jumlah sampel serta pengukuran/analisis contoh lingkungan di Semenanjung Lemahabang Objek yang diamati Parameter yang diamati Jumlah/Jenis pengukuran Jumlah analisis Udara Laju dosis ; - Sesaat (FAG) - Dosis kumulatif (TLD) Air permukaan Radioaktivitas dalam - air permukaan (muara sungai) - air laut 14 2 8 6-2 16 12 Sedimen Radioaktivitas dalam - sedimen muara sungai 8 16 - sedimen laut 6 12 327