BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB III METODE PENELITIAN MULAI PERSIAPAN ALAT & BAHAN PENYUSUN BETON ANALISA BAHAN PENYUSUN BETON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV UJI LABORATORIUM

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

dengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Pelaksanaan Penelitian Proses pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Mulai

Prosedur penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Persiapan : - Studi literatur - Survey ke Ready Mix CV. Jati Kencana Beton

BAB III METODE PENELITIAN

pemecahan masalah. Agar penelitian tersebut berjalan lancar, runtut, dan terarah,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN. diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dan benda uji balok beton dengan panjang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Jurasan Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

STUDI PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND POZOLAN (PPC) UNTUK PERENCANAAN BETON STRUKTURAL DENGAN f c = 25 MPa

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung. Benda uji pada penelitian ini berupa kubus dengan ukuran 5cm x

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

1.2. TUJUAN PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1. URAIAN UMUM Dalam percobaan ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam Percobaan ini yaitu variasi persentase steel slag terhadap berat agregat total, dengan variasi 0% ; 20% dan 40%. Sementara variabel terikat dalam Percobaan ini yaitu berat jenis, kuat tekan dan kuat tarik pada beton, serta workabilitas. Sampel tiap variasi dalam Percobaan ini adalah 18 benda uji silinder (15 untuk uji tekan ; 3 untuk uji tarik) dengan mutu f c 35 MPa.Untuk kuat tekan diuji pada umur beton 3, 7, 14, 21 dan 28 hari. Sedangkan untuk kuat tarik dan pemeriksaan berat jenis diuji pada usia beton 28 hari. 3.2. DIAGRAM ALIR PERCOBAAN Percobaan ini dilakukan dalam beberapa tahapan pekerjaan. Tahapan pekerjaan tersebut meliputi : 1.Tahap I, persiapan dan studi pustaka 2.Tahap II, pengujian bahan dan mix desain 3.Tahap III, pembuatan benda uji 4.Tahap IV, curing 5.Tahap V, pengujian beton 6.Tahap VI, analisis data 7.Tahap VII, penarikan kesimpulan Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan percobaan dapat dilihat pada gambar 3.1 owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 30 preservation:

MULAI STUDI PUSTAKA TAHAP I PENGUJIAN MATERIAL TAHAP II SEMEN AGREGAT AIR STEEL SLAG UJI BAHAN UJI BAHAN UJI BAHAN UJI BAHAN NO NO NO NO OK OK OK OK YES YES YES YES MIX DESIGN PEMBUATAN ADUKAN BETON TAHAP III PENGUJIAN NILAI SLUMP NO YES OK Slump Rencana 60-180 mm A owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 31 preservation:

A PEMBUATAN BENDA UJI PERAWATAN BENDA UJI TAHAP 1V PENGUJIAN SILINDER BETON TAHAP V TAHAP VI ANALISIS DATA KESIMPULAN DAN SARAN TAHAP VII 3.2.1. Tahapan Percobaan Gambar 3.1. Diagram alir tahapan Percobaan 3.2.1.1. Tahap I ( Tahap Persiapan) Tahap ini disebut sebagai tahap persiapan. Pada tahap ini seluruh bahan dan peralatan yang digunakan dipersiapkan terlebih dahulu agar percobaan dapat berjalan dengan lancar, termasuk studi literatur yang dijadikan acuan dan dasar dalam melakukan percobaan.. 3.2.1.2. Tahap II (Tahap Pengujian Bahan) Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap bahan-bahan campuran beton yang akan digunakan, yaitu agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil dan Steel slag) serta semen. Dengan demikian dapat diketahui apakah bahan-bahan tersebut memenuhi syarat mutu yang ditetapkan. owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 32 preservation:

1. Analisis Agregat Halus (Pasir) Analisis yang dilakukan pada pasir sesuai PBI 1971 yaitu analisa saringan, kadar air asli, kadar air Saturated Surface Dry (SSD), kadar lumpur, berat isi asli dan SSD, berat jenis asli dan SSD. 2. Agregat campuran Steel Slag dan kerikil Analisis yang dilakukan sesuai PBI 1971 yaitu analisa saringan, kadar air asli, kadar air Saturated Surface Dry (SSD), kadar lumpur, berat isi asli dan SSD, berat jenis asli dan SSD, Impact test, analisa keausan. 3. Analisis Semen Portland Analisis yang dilakukan terhadap semen portland sesuai ASTM yaitu analisis berat jenis semen, konsistensi normal, dan pengikatan awal. Pada tahap ini juga dilakukan kegiatan perencanaan campuran (mix desain). Metode Pencampuran yang dipakai adalah metode DoE (Departement of Environment). Metode DoE merupakan dasar dan penunjang PBI 1971 (Lihat Lampiran). 3.2.1.3. Tahap III (Tahap Pelaksanaan Pembuatan Beton) Tahap ini disebut sebagai tahap pembuatan benda uji. Pembuatan beton dilakukan untuk 3 variasi selama 3 hari, dengan 1 hari 1 variasi, hal ini dilakukan karena keterbatasan alat cetak. Agar percobaan berjalan dengan baik, maka pembuatan adukan harus memperhatikan hal hal sebagai berikut : 1. Memastikan apakah mesin untuk memutar molen dalam kondisi yang cukup baik dan sudah terisi cukup bahan bakar. 2. Pembuatan adukan beton dilakukan berdasarkan perhitungan mix design yang telah dilakukan. Proporsi takaran campuran beton agar seteliti mungkin dan dipisahkan antara air, agregat kasar, agregat halus dan semen. 3. Menyiapkan alat sesuai kebutuhan. 4. Pada saat penuangan bahan ke dalam molen dilakukan dengan urutan pasir, semen, campuran agregat kasar secara bergantian kemudian dapat dituang air sesuai dengan perhitungan mix design. 5. Untuk cetakan benda uji silinder, perlu diperhatikan kekencangan bautbautnya dan harus diolesi dengan pelumas terlebih dahulu. owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 33 preservation:

Langkah langkah pembuatan adukan beton : 1. Persiapan Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalan tahapan persiapan ini, yaitu : 1. Semua peralatan untuk pengadukan dan pengangkutan beton harus bersih 2. Silinder yang akan diisi dengan beton harus dalam keadaan bebas dari kotoran-kotoran yang mengganggu (lihat gambar 3.2.). 3. Untuk memudahkan pembukaan silinder, permukaan dalam silinder dilapisi dengan lapisan minyak (lihat gambar 3.3.) (a) ( b) Gambar 3.2. (a) Persiapan material (b) Persiapan alat Gambar 3.3. Silinder harus bersih dan diberi minyak owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 34 preservation:

Peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan adukan beton antara lain : a. Ember penakar b. Timbangan c. Stopwatch d. Kabel rol e. Molen dan mesinnya f. Cetok 8 buah, sekop 1 buah g. Penggaris atau meteran h. Besi penumbuk i. Kerucut Abrams j. 18 buah cetakan silinder beton k. 1 buah gerobak pengangkut l. Loyang pengaduk 3 buah m. Papan triplek berukuran 40 cm x 40 cm 2. Pembuatan adukan beton Langkah-langkah pembuatan adukan beton yaitu: a. Menakar seluruh campuran yang dibutuhkan, baik semen, pasir, kerikil dan air sesuai dengan mix design. b. Memasukkan bahan bahan tersebut kedalam molen (lihat gambar 3.4.) dengan urutan sebagai berikut: Memasukkan semen, pasir, agregat kasar secara bergantian. Memutar molen hingga adukan terlihat homogen. Memasukkan air sedikit demi sedikit ke dalam molen. c. Memutar molen selama 10 menit agar campuran merata. Untuk memastikan sudah merata, molen dibolak balik dengan kemiringan tertentu, namun jangan sampai menumpahkan isi molen. d. Menuangkan campuran diatas loyang untuk pengujian nilai slump. e. Menuangkan sisa campuran ke dalam loyang untuk diceta (lihat gambar 3.5.) owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 35 preservation:

Gambar 3.4. Pencampuran material beton Gambar 3.5. Penuangan adukan ke dalam loyang 3. Pengujian Workability Pemeriksaan workability dalam Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan kerucut Abrams. Langkah-langkah pengujian (Standar: metode pengujian slump beton, SKSNI M-12-1989-F) adalah sebagai berikut : 1. Campuran beton tersebut sesegera mungkin dimasukkan kedalam kerucut secara bertahap, sebanyak 3 lapisan dengan ketinggian yang sama. Setiap lapis dipadatkan dengan cara ditusuk dengan menjatuhkan secara bebas tongkat baja berdiameter 16 mm, panjang 60 cm. Dilakukan sebanyak 25 kali untuk tiap lapis (lihat gambar 3.6.(a)). 2. Meratakan adukan pada bidang atas kerucut Abrams dan didiamkan selama 30 detik. owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 36 preservation:

3. Mengangkat kerucut Abrams secara perlahan dengan arah vertikal keatas, diusahakan jangan sampai terjadi singgungan terhadap campuran beton (lihat gambar 3.6.(b)). 4. Pengukuran slump dilakukan dengan memposisikan kerucut Abrams di sebelah adukan. Kemudian dilakukan pengukuran ketinggian penurunan dihitung terhadap bagian atas kerucut Abrams. Dilakukan tiga kali pengukuran dengan mistar pengukur atau meteran, kemudian hasilnya dirata rata (lihat gambar 3.6.(c)). 5. Nilai rata rata menunjukkan nilai slump dari campuran beton. (a) ( b) (c) Gambar 3.6. (a), (b), (c) Pengukuran slump dengan Kerucut Abrams 4. Pembuatan Benda Uji Silinder Untuk setiap adukan beton dibuat 18 buah benda uji. Adapun cara pembuatan benda uji silinder adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan cetakan silinder yang telah diolesi dengan oli b. Memasukkan campuran beton tadi kedalam cetakan silinder dalam 3 lapis (lihat gambar 3.7.(a)). Masing-masing lapis ditumbuk sebanyak 25 kali dengan alat penumbuk (lihat gambar 3.7.(b)). c. Meratakan bagian samping dengan cetok agar rata dan padat. d. Setelah penuh, meratakan dan memadatkan bagian atas cetakan dengan cetok. owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 37 preservation:

(a) ( b) Gambar 3.7. (a) Pemasukan adukan beton ke dalam cetakan (b) Pemadatan adukan dalam cetakan 3.2.1.4 Tahap IV (Perawatan Beton / Curing) Perawatan benda uji dilakukan dengan cara perendaman. Perawatan beton ini bertujuan untuk : a. Menjamin proses hidrasi semen dapat berlangsung dengan sempurna, sehingga retak-retak pada permukaan beton dapat dihindari. b. Mutu beton yang diinginkan dapat tercapai. c. Menghindarkan beton dari kehilangan air semen yang banyak pada saat-saat setting time concrete. d. Menghindarkan perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang terlalu besar. Adapun cara perendamannya adalah sebagai berikut : a. Setelah 24 jam maka cetakan beton silinder dibuka. b. Kemudian silinder beton dimasukan ke dalam bak perendaman. c. Perendaman dilakukan sampai umur beton tertentu (3, 7, 14, 21 dan 28 hari) (lihat gambar 3.8). owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 38 preservation:

Gambar 3.8. Perendaman benda uji 3.2.1.5 Tahap V (Pengujian dan Pengamatan Sampel Beton) 1. Pengujian Berat Jenis Pengujian berat jenis dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Menimbang berat sampel beton untuk uji berat jenis (w 1 ). b. Memasukkan sampel beton kedalam air raksa sampai permukaan air raksa terlihat rata. c. Menimbang air raksa yang tumpah akibat sampel beton yang dimasukkan (w 2 ). d. Menghitung berat jenis benda uji dengan rumus : γ = w w 1 2 13.6 (3 1) Keterangan : γ w 1 w 2 : berat jenis : berat sampel beton (gram) : berat air raksa (gram) 13.6 : berat jenis air raksa owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 39 preservation:

(a) ( b) Gambar 3.9. (a), (b) Pengujian Berat Jenis 2. Pengujian Kuat Tekan Beton Pengujian kuat tekan beton yang dilakukan pada umur beton 3, 7, 14, dan 28 hari, langkah-langkah pengujiannya (Standar: metode pengujian kuat tekan beton, SKSNI M-14-1989-F) adalah : a. Silinder beton diangkat dari rendaman 1 hari sebelum pengujian, kemudian dianginkan atau dilap hingga kering permukaan. b. Setelah dikeringkan selama 1 hari, kemudian sampel beton ditimbang dan dicatat beratnya, kemudian diamati apakah terdapat cacat pada beton sebagai bahan laporan (lihat gambar 3.11.). c. Melakukan caping pada bagian permukaan atas dari silinder yang akan diuji kuat tekan agar permukaannya rata, sehingga hasil kuat tekan lebih akurat (lihat gambar 3.10.). d. Pengujian kuat tekan dengan menggunakan mesin uji tekan beton (lihat gambar 3.12.). e. Meletakkan sampel beton ke dalam alat penguji, lalu menghidupkan mesin dan secara perlahan alat menekan sampel beton hingga tercpai kuat tekan maksimumnya (dibaca dari jarum indikator compression apparatus). f. Mencatat hasil kuat tekan beton untuk tiap sampelnya. owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 40 preservation:

g. Menghitung kuat tekan benda uji dengan rumus : P = F / A ( 3 2 ) Keterangan : P : Kuat tekan (MPa) F : Gaya tekan (N) A : Luas (mm 2 ) Gambar 3.10. Caping Benda Uji Silinder Gambar 3.11. Penimbangan Benda Uji Silinder owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 41 preservation:

(a) ( b) Gambar 3.12. Pengujian Kuat Tekan Beton 3. Pengujian Kuat Tarik Beton Pengujian kuat tarik beton yang dilakukan pada umur beton 28 hari, langkah-langkah pengujiannya adalah : a. Silinder beton diangkat dari rendaman, kemudian dianginkan atau dilap hingga kering permukaan b. Menimbang dan mencatat berat sampel beton, kemudian diamati apakah terdapat cacat pada beton sebagai bahan laporan c. Pengujian kuat tarik dengan menggunakan mesin uji tarik belah beton. d. Meletakkan sampel beton ke dalam alat penguji, lalu menghidupkan mesin dan secara perlahan alat menekan sampel beton hingga sampel beton terbelah (lihat gambar 3.13.). e. Mencatat hasil kuat tarik beton untuk tiap sampelnya. f. Menghitung kuat tarik benda uji dengan rumus : ft = Keterangan : 2Pu ( 3 3 ) µ Ld ft : kuat tarik (MPa) L : tinggi benda uji (mm) d : diameter benda uji (mm) owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 42 preservation:

Pu : gaya (N) µ : phi 4. Pengamatan Pola Retak Gambar 3.13. Uji Belah Silinder Beton Pola retak dari benda uji yang telah diuji kuat tekan maupun uji belah diamati dan diklasifikasikan bentuk pola retaknya. 3.2.1.6. Tahap VI (Analisis data dan pembahasan) Pada tahap ini hal-hal yang dibahas yaitu : 1. Analisis data material 2. Analisis statistik dan pembahasan Data yang diperoleh dari hasil perhitungan & pengujian kuat tekan, kuat tarik, berat, berat jenis, dan workabilitas beton selanjutnya diolah menggunakan analisis statistik dengan program SPSS 12. Setelah semua data tersebut diolah maka dilakukan pembahasan terhadap hasil olah data. Uji statistik dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Uji Normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Metode ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan untuk 1 sampel dari suatu populasi atau uji keselarasan data yang berskala minimal ordinal dan untuk mengetahui apakah data tersebut terdistribusi normal. owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 43 preservation:

Metode Kolmogorov-Smirnov diharapkan dapat menentukan metode pengambilan keputusan selanjutnya. Hipotesis untuk kasus ini : a. H o = F (x) = F o = (x), dengan F (x) sebagai fungsi distribusi populasi yang diwakili oleh sampel, dan F o = (x) adalah fungsi distribusi suatu populasi terdistribusi normal dengan µ = rerata masing-masing kadar limbah padat (Steel Slag) terhadap kerikil dan σ = standar deviasinya. b. H 1 = F (x) F o (x), atau distribusi populasi tidak normal. Batasan pengambilan keputusan : Jika probabilitas > 0,05 : H o diterima Jika probabilitas < 0,05 : H o ditolak 2. Analisis Varian (Anova) Analisis tersebut untuk memisahkan komponen-komponen variasi dalam suatu set hasil Percobaan, yaitu digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata berat, kuat tekan, penyerapan air, dan laju perlindian beton yang signifikan dalam perlakuan variasi kadar limbah padat (Steel Slag) dalam agregat kasar. Dengan uji ini diharapkan dapat mengetahui seberapa jauh nilai pengamatan di sekitar nilai rerata (Arif Pratisto, 2005). Dalam analisis variansi digunakan uji F. Statistik F dicari menggunakan software SPSS dengan persamaan berikut : MS p F = (3-2) MS e Keterangan : MSp = mean square antar perlakuan MSe = mean square error (dalam perlakuan) Untuk mencari mean square diperlukan sumsquare. Dalam desain randomisasi lengkap, sumsquare total (SSt) sumsquare perlakuan (SSp) dan sumsquare error (SSe). Hipotesis untuk kasus ini : H 0 = semua rerata populasi identik owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 44 preservation:

H 1 = semua rerata populasi adalah tidak identik Dasar pengambilan keputusan adalah berdasar perbandingan F hitung dengan F tabel. Dasar pengambilan keputusan sama dengan uji F (ANOVA) : Jika statistik hitung (angka F out) > statistik tabel (tabel F), H 0 ditolak Jika statistik hitung (angka F out)< statistik tabel (tabel F), H 0 diterima Sedangkan statistik tabel bisa dihitung pada tabel F Tingkat signifikasi (α) adalah 5 % Numerator adalah (df1 = jumlah variabel kadar limbah padat (Steel Slag) 1) Denumerator adalah (df2 = jumlah sampel jumlah variabel kadar limbah) Berdasarkan uji di atas dirumuskan kesimpulan, jika hipotesa diterima, berarti ada beda antara rata-rata dari populasi atau sering disebut perbedaan mean tidak signifikan. Jika hipotesa ditolak maka tidak terdapat perbedaan antara ratarata dari populasi, yang digambarkan dalam grafik sebagai berikut : H 0 diterima H 0 ditolak F Tabel F Hitung Gambar 3.14. Kriteria Pengujian (Sumber : Sugiyono, 2006) 3. Post Hoc Test Setelah diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara variasi limbah padat (Steel Slag) yang dipakai, masalah yang akan dibahas adalah mana saja kelompok variasi limbah padat (Steel Slag) yang berbeda dan mana yang tidak berbeda. Masalah ini akan dibahas pada analisis Bonferroni dan Tukey dalam post hoc test. a. Tukey Test dan Bonferroni Test Berdasarkan nilai probabilitas : owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 45 preservation:

Jika probabilitas > 0,05 ; H 0 diterima Jika probabilitas < 0,05 ; H 0 ditolak Keputusan : Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H 0 ditolak atau perbedaan rata-rata produktivitas variasi limbah padat (Steel Slag)benar-benar nyata. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H 0 diterima atau perbedaan rerata produktivitas variasi limbah padat (Steel Slag)tidak nyata b. Homogensi Subset Homogensi subset bertujuan untuk mencari grup mana yang mempunyai perbedaan rerata yang tidak berbeda secara signifikan. Hasil uji Tukey dan Bonferroni dengan homogensi Subset selalu saling melengkapi (Arif Pratisto, 2005). 4. Analisis Regresi Untuk mengetahui persentase limbah padat (Steel Slag)dalam agregat kasar (kerikil) efektif maka digunakan pendekatan secara analisis regresi, dimana persamaan ini menurut Sugiyono (2006) untuk menghitung suatu perkiraan atau persamaan regresi yang akan menjelaskan hubungan antara dua variabel. 5. Koefisien Korelasi (r) Koefisien korelasi yaitu nilai yang menyatakan kuat tidaknya hubungan antar variabel (Sugiyono, 2006). Nilai koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar +1. jadi jika r = koefisien korelasi, maka nilai r dinyatakan sebagai -1 r 1 artinya : r = 1, hubungan x dan y sempurna dan positif (mendekati 1, yaitu hubungan sangat kuat dan positif) r = -1, hubungan x dan y sempurna dan negatif (mendekati -1, yaitu sangat kuat dan negatif) r = 0, hubungan x dan y lemah sekali dan tidak ada hubungan owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 46 preservation:

6. Koefisien Determinasi (R 2 ) Harga koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi variabel bebas (x 1 ;x 2 ) terhadap naik turunnya nilai variabel tidak bebas (y). Harga koefisien determinasi merupakan nilai kuadrat dari koefisien korelasi (R 2 ) (Sugiyono, 2006). 3.2.1.7 Tahap VII ( Penarikan Kesimpulan & saran) Tahap selanjutnya setelah analisis dan pembahasan maka dari keseluruhan Percobaan ditarik kesimpulan serta saran yang dapat diberikan. owner(s) also agree that UNDIP IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back up and 47 preservation: