BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TINJAUAN UMUM Kuat tarik-belah beton benda uji silinder beton ialah nilai kuat tarik tidak langsung dari benda uji beton berbentuk silinder yang diperoleh dari hasil pembebanan benda uji tersebut yang diletakkan mendatar sejajar dengan permukaan meja penekan mesin uji. Kuat tarik belah seperti inilah yang diperoleh melalui metode pengujian kuat tarik-belah dengan Universal Testing Machine (UTM). Penelitian menggunakan dilakukan dengan menggunakan sampel beton berbentuk silinder dengan mutu beton yang sudah direncanakan, sehingga dapat diperoleh besaran-besaran yang akan diteliti. Adapun besaran yang dipakai sebagai acuan untuk mengetahui kuat tarik beton adalah nilai kuat tarik yang didapatkan dari hasil splitting test dengan alat UTM (Universal Testing Machine). 3.2 BENDA UJI Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel beton yang berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.. Sampel tersebut kemudian dikelompokkan dalam empat kelompok, yaitu: 1. Kelompok I, merupakan sampel yang tidak dibakar (normal) dan pembuatan sampel pada hari pertama yaitu sebanyak 14 buah. 2. Kelompok II, merupakan sampel yang tidak dibakar (normal) dan pembuatan sampel pada hari kedua yaitu sebanyak 16 buah. 3. Kelompok III, merupakan sampel yang dibakar dan pembuatan sampel pada hari pertama yaitu sebanyak 14 buah. 4. Kelompok IV, merupakan sampel yang dibakar dan pembuatan sampel pada hari kedua yaitu sebanyak 16 buah. 31

2 Benda uji silinder Ø 15 cm, t = Normal Terbakar Hari pertama Hari kedua Hari pertama Hari kedua 14 buah 16 buah silinder 14 buah silinder 16 buah silinder Pengujian Belah (Splitting Test) Gambar 3.1 Benda uji penelitian kuat tarik belah beton. 32

3 3.3 TAHAP DAN PROSEDUR PENELITIAN Adapun tahap dan prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tahap I Pada tahap ini dilakukan persiapan baik bahan maupun peralatan yang akan digunakan dalam pembuatan benda uji beton. Hal tersebut dilakukan agar penelitian dapat berjalan dengan lancar mengingat jumlah benda uji yang dibuat cukup banyak. Tahap II Pada tahap ini dilakukan pengujian material, meliputi agregat kasar, agregat halus dan semen. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari jenis material yang digunakan dalam campuran beton yang dibuat apakah material tersebut masuk dalam persyaratan untuk pembuatan rancangan beton berdasarkan standard yang berlaku. Tahap III Pada tahap ini dilakukan pembuatan benda uji. Adapun dalam pembuatan benda uji adalah sebagai berikut : a. Pembuatan campuran beton (mixing) b. Pemeriksaan nilai slump c. Pembuatan benda uji silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm Tahap IV Pada tahap ini benda uji dilakukan perawatan (curing), dengan cara dilakukan perendaman dalam air benda uji selama 28 hari. Tahap V Pada tahap ini benda uji dilakukan pembakaran, sebelum dibakar benda uji beton ditimbang beratnya terlebih dahulu., pembakaran dilakukan di Krematorium Kedung Mundu Semarang dengan temperatur pembakaran 350 C selama 3 jam. Tahap VI Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap kuat tarik beton. Sebelum dilakukan pengujian terhadap benda uji, terlebih dahulu benda uji ditimbang beratnya kemudian dilanjutkan dengan pembuatan garis diametric pada 33

4 permukaan silinder yang merupakan garis acuan penempatan benda uji pada alat UTM. Tahap VII Pada tahap ini dilakukan analisisa data. Data yang diperoleh diuji dengan metode statistik, sehingga dapat diperoleh hubungan antara variabelvariabel yang ada dalam penelitian ini. Tahap-tahap penelitian tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar 3.2 yang merupakan bagan alir tahapan pelaksanaan penelitian. 34

5 Mulai Tahap I Persiapan bahan dan peralatan Pengujian bahan beton Agregat halus Agregat kasar Semen Pengujian Pengujian Pengujian Analisa saringan Kadar lumpur Kotoran organik Berat jenis Analisa saringan Kadar lumpur Berat jenis Penyerapan air Berat jenis Konsistensi normal Pengikatan awal Tahap II Penyerapan air Memenuhi syarat Tidak Bahan lain Ya Pembuatan campuran beton Pemeriksaan nilai slump Tahap III Pembuatan benda uji A 35

6 A Perawatan Tahap IV Penimbangan berat benda uji Tahap V Tidak dibakar Dibakar Penimbangan berat benda uji Pembuatan garis dimetris Pembuatan garis dimetris Tahap VI Pengujian dengan alat UTM Pengujian dengan alat UTM Perhitungan % Agregat Pecah Perhitungan % Agregat Pecah Analisa data Tahap VII Selesai Gambar 3.2 Bagan Alir Tahapan Penelitian Kuat Tarik Belah Beton. 36

7 3.4 PELAKSANAAN PENELITIAN Pemeriksaan Material Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat atau karakterisitik dari masing-masing bahan penyusun beton. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap material penyusun beton yaitu agregat halus, agregat kasar dan semen, sedangkan air yang digunakan sesuai dengan spesifikasi standard untuk air dalam PBI Pengujian Agregat halus ( Pasir ) Pada pemeriksaan agregat halus ini dilaksanakan berdasarkan standard ASTM dan PBI Standard yang digunakan dalam pengujian agregat halus ini adalah : ASTM C 40, standard penelitian untuk pengujian kotoran organik, ASTM C 128, standard penelitian untuk menentukan specific grafity dari agregat halus. ASTM C 136, standard penelitian untuk analisa saringan agregat halus. Syarat-syarat agregat halus sesuai dengan PBI 1971 (N.I. 2) yaitu : Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butirbutir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari atau hujan. Kandungan Lumpur dalam agregat halus tidak boleh lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat harus dicuci. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams- Harder (dengan larutan NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini juga dapat dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95 % dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci dengan larutan 3 % 37

8 NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada umur yang sama. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan, harus memenuhi syarat-syarat berikut : - sisa di atas ayakan 4 mm, harus minimum 2 % berat; - sisa di atas ayakan 1 mm, harus minimum 10 % berat; - sisa di atas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80 % - 95 % berat. Agregat halis yang digunakan untuk sample uji : Pasir Muntilan Hasil pengujian : a) Kadar Air Asli : 3,7 % b) Berat Isi Asli - Gembur : 1,389 Kg/dm3 - Padat : 1,714 Kg/dm3 c) Berat Isi SSD - Gembur : 1,546 Kg/dm3 - Padat : 1,761 Kg/dm3 d) Berat Jenis Asli : 2,608 gr/cm3 e) Berat Jenis SSD : 2,674 gr/cm3 f) Berat Jenis Kering : 2,634 gr/cm3 g) Kadar Air SSD (Absorbsion) : 1,5 % h) Kadar Lumpur - Sistim Kocokan : 1,908 % - Kandungan Organik : 1,154 % - Warna NaOH : No.5 (Kuning Jernih) i) Analisa Saringan 38

9 Tabel 3.1 Hasil Analisa Saringan Agregat Halus DIAMETER SARINGAN (mm) JUMLAH SISA KOMULATIF (%) JUMLAH YANG LOLOS (%) 9, ,75 4,525 95,475 2,36 14,429 85,571 1,18 30,995 69,005 0,6 54,399 45,601 0,25 80,918 19,482 0,15 90,196 9,804 0,074 95,953 4, Dari analisa saringan diperoleh hasil : modulus kehalusan butir = 2,751 prosentase agregat lolos diatas saringan Ø 4 mm adalah 4,525 % lebih besar 2 % berat agregat lolos minimal. prosentase agregat lolos diatas saringan Ø 1 mm adalah 14,429 % lebih besar 10 % berat agregat lolos minimal. prosentase agregat lolos diatas saringan Ø 0,25 mm adalah 80,518 % terletak di antara % Berdasar Tabel 2.2 (Hal : II-9), diketahui bahwa agregat halus yang diuji nasukl dalam zona 2 yaitu termasuk pasir agak kasar. Berdasarkan hasil pengujian maka agregat halus dapat digunakan untuk campuran beton karena sesuai dengan persyaratan untuk pembuatan campuran beton Pengujian Agregat Kasar (Split) Pengujian agregat kasar ini dilaksanakan berdasarkan standard ASTM dan PBI 1971, yaitu : ASTM C 127, standard penelitian untuk menentukan specific grafity dari agregat kasar. ASTM C - 136, standard penelitian untuk analisa saringan agregat kasar. 39

10 Syarat-syarat agregat kasar sesuai dengan PBI 1971 (N.I. 2) adalah sebagai berikut : Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20 % dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan dari berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 1 %, maka agregat kasar harus dicuci. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : - sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; - sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % - 98 % berat; - selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas du ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 %. Agregat kasar yang digunakan untuk sample uji : Batu Pecah Hasil pengujian : a) Kadar Air Asli : 1,73 % b) Berat Isi Asli - Gembur : 1,386 Kg/dm3 - Padat : 1,559 Kg/dm3 c) Berat Isi SSD - Gembur : 1,399 Kg/dm3 - Padat : 1,595 Kg/dm3 40

11 d) Berat Jenis Asli : 2,710 gr/cm3 e) Berat Jenis SSD : 2,801 gr/cm3 f) Berat Jenis Kering : 2,750 gr/cm3 g) Kadar Air SSD ( Absorbsion ) : 2 % h) Kadar Lumpur : 8 % i) Analisa Saringan Tabel 3.2 Hasil Analisa Saringan Agregat Kasar DIAMETER SARINGAN (mm) JUMLAH SISA KOMULATIF (%) JUMLAH YANG LOLOS (%) 38, ,4 14,24 85,76 12,7 99,804 0,196 4,75 99,804 0,196 2,36 99,804 0,196 1,18 99,804 0,196 0,6 99,804 0,196 0,25 99,804 0,196 0,15 99,804 0,196 0,075 99,804 0, Dari analisa saringan didapat : modulus kehalusan butir = 7,129 prosentase agregat lolos diatas saringan Ø 31,5 mm adalah 0 % memenuhi syarat 0 % (PBI 1971) prosentase agregat lolos diatas saringan Ø 4 mm adalah 99,804 % tidak memenuhi syarat % (PBI 1971) selisih sisa komulatif 2 saringan berurutan 85,562 % dan 0,196 % tidak memenuhi syarat maksimal 60 % dan minimal 10 % Dari hasi pengujian pada agregat kasar, selisih sisa komulatif saringan berurutan tidak memenuhi dalam persyaratan, akan tetapi agregat ini dapat digunakan sebagai campuran pembuatan beton. Dengan kadar lumpur yang terlalu 41

12 tinggi, maka agregat kasar tersebut harus dicuci terlebih dulu sebelum digunakan dalam campuran beton Pengujian Semen Portland ( PC ) Pada pengujian semen ini hanya dilakukan pengujian untuk mengetahui berat jenis semen, konsistensi normal dan waktu ikat awal semen. Pengujian tersebut dilaksanakan berdasarkan standard ASTM dan PBI Standard yang digunakan dalam pengujian semen ini adalah : ASTM C-188, standard penelitian untuk pengujian berat jenis semen dengan cara Le Chatelier, ASTM C 190, standard penelitian untuk menentukan konsistensi normal semen. ASTM C 191, standard untuk menentukan waktu ikat awal semen dengan cara vikat. Dalam N.I-8 disebutkan bahwa syarat dan ketentuan semen adalah sebagai berikut : Waktu pengikatan awal untuk segala jenis semen tidak boleh kurang dari 1 jam Pengikatan awal semen normal adalah menit Suhu ruang C Air yang digunakan harus bebas dari kotoran organik, minyak, garam dan sebagainya menurut syarat air minum. Hasil pengujian : Berat Jenis Semen : 3,188 gr/cm3 Konsistensi Normal : 26,776 % Waktu Ikat Awal : 114,286 menit Angka angka tersebut dapatr dilihat pada gambar 3.3 dan 3.4 di bawah ini : 42

13 Konsistensi Normal Semen y = x x x Kadar air (%) Penurunan jarum (mm) Gambar 3.3 Grafik konsistensi Normal Portland Cement 43

14 Pengikatan Awal Semen Penurunan Jarum (mm) Waktu penurunan (menit) Gambar 3.4 Grafik hubungan antara penurunan jarum (mm) dengan waktu penurunan (menit) Berdasarkan hasil pengujian maka dapat semen tersebut dapat digunakan untuk campuran beton karena sesuai dengan standard persyaratan yang ada. 44

15 3.4.2 Pembuatan Benda Uji Benda uji ini dibuat berdasarkan hasil mix design. Benda uji yang dibuat adalah berupa silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan benda uji antara lain : 1. Pembuatan campuran adukan beton 2. Pemeriksaan nilai slump Menyiapkan kerucut Abrams, lalu dimasukkan adukan beton sebanyak tiga kali, dengan tiap pengisian setinggi 1/3 bagian dari tinggi kerucut Abrams, lalu dipadatkan dengan alat penumbuk sebanyak 10 kali, hal ini dilakukan sampai kerucut Abrams terisi penuh. Kemudian didiamkan selama setengah menit kemudian kerucut Abram diangkat vertikal ke atas pelan-pelan dan diukur besarnya penurunan yang terjadi. Pengukuran slump dilakukan dengan membalikkan posisi kerucut Abrams di sisi adukan kemudian diukur dengan menggunakan mistar pengukur. Gambar 3.5 Pemerikasaan nilai slump 3. Pembuatan benda uji Menyiapkan cetakan silinder beton yang telah diolesi oli pada bagian dalam cetakan. 45

16 Memasukkan adukan beton ke dalam cetakan silinder setinggi 1/3 bagian kemudian ditumbuk dengan alat penumbuk sebanyak 25 kali, pada saat melakukan pemadatan lapisan ini, tongkat pemadat tidak boleh mengenai dasar cetakan, kemudian diketuk-ketuk dengan palu karet pada bagian luar cetakan dengan tujuan untuk menghilangkan gelembung-gelembung udara yang ada dalam adukan beton keluar. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali sampai cetakan terisi penuh. Setelah cetakan terisi penuh kemudian ditumbuk sebanyak 25 kali dilajutkan dengan mengetuk-ketuk bagian luar cetakan silinder kemudian permukaannya diratakan dengan cetok. Gambar 3.6 Pembuatan benda uji silinder beton Perawatan Benda Uji ( Curing ) Curing ini mempunyai tujuan yaitu untuk menjaga permukaan beton agar selalu lembab. Curing adalah langkah agar beton tidak berhubungan langsung dengan udara. Kondisi curing yang ideal yaitu beton benar-benar jenuh. Pada curing, salah satu hal yang penting adalah suhu. Suhu ideal dari curing untuk semen biasa berkisar 10 C, suhu yang tinggi dapat menyebabkan hidrasi semen lebih cepat. Suhu optimum dari cepat hidrasi semen adalah rendah yaitu berkisar 5 C. Pada suhu rendah pertumbuhan kuat tekan beton adalah lambat, hal tersebut disebabkan oleh tingkat hidrasi. Curing sebaiknya berkelanjutan sampai benda uji cukup kuat untuk menahan retak akibat penyusutan (Longman, G.D. Taylor., 2002). 46

17 Curing atau perawatan beton mempunyai maksud untuk menjamin proses hidrasi semen dapat berlangsung dengan sempurna, sehingga retak-retak pada permukaan beton dapat dihindari serta mutu beton yang diinginkan dapat dicapai. Proses perawatan benda uji ini yaitu merendam benda uji dalam bak perendam berisi air pada temperatur 25 C selama waktu yang dikehendaki (SK SNI M F) Pada penelitian ini benda uji direndam dalam bak perendam berisi air selam 28 hari. Gambar 3.7 Perendaman benda uji silinder beton di dalam bak air Pembakaran Benda Uji Setelah beton mencapai usia 33 hari dan 34 hari maka dilakukan proses pembakaran. Proses pembakaran ini dilakukan di Krematorium Kedung Mundu Semarang dengan durasi pembakaran 3 jam. Temperatur rencana pada tungku adalah 350 C, namun temperatur pada tungku tidak dapat diukur secara lebih akurat karena keterbatasan alat pengukur suhu. Pada penelitian ini pengukuran suhu menggunakan thermometer air raksa dengan suhu maksimal yang dapat terukur 350 C. Adapun letak atau susunan dari benda uji silinder beton dalam tungku seperti pada gambar 3.8 sebagai berikut : 47

18 Arah Api Gambar 3.8 Denah posisi benda uji pada waktu pembakaran di krematorium Keterangan : 1. BTS 1 D 1 2. BCS 1 D 1 3. BCS 6 D 1 4. BCS 20 D 2 5. BTS 10 D 1 6. BCS 26 D 2 7. BCS 30 D 2 8. BCS 19 D 2 9. BCS 10 D BCS 12 D BTS 14 D BTS 3 D BCS 3 D BCS 27 D BTS 20 D BCS 5 D BCS 7 D BCS 14 D BCS 24 D BCS 11 D BCS 9 D BCS 4 D BTS 12 D BCS 13 D BTS 22 D BTS 23 D BTS 6 D BCS 2 D BTS 2 D BTS 9 D BCS 29 D BCS 8 D BTS 19 D BTS 8 D BCS 21 D BCS 18 D BTS 21 D BCS 28 D BTS 7 D BTS 13 D BTS 27 D BCS 22 D BTS 29 D BTS 17 D BTS 15 D BCS 17 D BCS 25 D BTS 4 D BTS 28 D BCS 15 D BTS 5 D BCS 16 D BCS 23 D BTS 16 D BCS 24 D BTS 11 D BTS 26 D BTS 30 D BTS 18 D BTS 25 D 2 Keterangan notasi notasi : BTSn D 1 : Burn Tension Sample Day 1 (fc 30 MPa) BTSn D 2 : Burn Tension Sample Day 2 (fc 40 MPa) BCSnD 1 : Burn Compression Sample Day 1 (fc 30 MPa) BCSn D 2 : Burn Compression Sample Day 2 (fc 40 Mpa) n : Nomor sampel 48

19 Gambar 3.9 Pelaksanaan Pembakaran Benda Uji Pengujian Benda Uji Pengujian belah (splitting test) ini mengacu pada pedoman : SK SNI M dan ASTM C 496. Peralatan pengujian Plat baja Dalam pengujian, diatas di bawah dari benda uji diletakkan plat sehingga gaya yang diberikan tidak langsung berkerja pada benda uji melainkan ditransfer oleh plat baja tersebut kemudian ditranfer ke benda uji. Plywood Ukuran plywood yang diperlukan yaitu panjang 300 mm, lebar 25 mm dan tebal 3 mm. Persiapan pengujian Pembuatan garis diameter pada benda uji Pembuatan garis diameter ini bertujuan untuk menempatkan benda uji agar pada saat pemberian gaya posisi benda uji berada dalam keadaan sentris. Posisi benda uji yang tidak sentris akan mengakibatkan gaya yang diberikan kepada benda uji tidak merata, sehingga pembacaan gaya pada dial tidak bisa memberikan informasi yang valid tentang kekuatan beton 49

20 Pengukuran dimensi benda uji Dimensi dari benda uji yang dicatat antara yaitu diameter dan panjang sample. Pengukuran dimensi benda uji ini digunakan untuk menghitung besarnya kuat tarik benda uji. Besarnya gaya yang diperoleh dari pembacaan dial pada saat pengujian kemudian diubah menjadi kuat tarik dengan membagi gaya pada pembacaan dial dengan luas. Urutan pengujian Langkah pengujian adalah sebagai berikut : Menyiapkan plat tambahan yang diletakkan diatas dan dibawah benda uji. Menyisipkan plywood dengan ukuran; lebar 25 mm, panjang 300 mm, dan tebal 3 mm di antara plat dan benda uji. Meletakkan benda uji di alat UTM dengan posisi garis diametris tegak lurus dengan garis vertikal bantalan penekan, plat tambahan, dan plywood, dimana posisi benda uji terletak diantara plywood dan kemudian letakkan plat. Pemberian beban pada benda uji hingga terjadi kehancuran pada benda uji. Mencatat angka yang ditunjukkan oleh jarum pengukur. Angka ini merupakan besar beban maksimum yang mampu ditahan oleh benda uji. Nilai kuat tarik beton dihitung dengan rumus : 2P f sp = ( 3.1 ) π LD Pencatatan hasil pengujian Data-data yang dicatat merupakan data yang digunakan untuk perhitungan kuat tarik beton maupun data yang digunakan analisis. Data yang digunakan untuk perhitungan antara lain gaya yang diperoleh dari pembacaan dial. Dari data-data tersebut maka akan diperoleh besarnya kuat tarik beton. Sedangkan data yang digunakan untuk analisis diantaranya penurunan berat benda uji sebelum dan sesudah kebakaran, 50

21 besarnya prosentase agregat pecah yang terjadi pada sample setelah pengujian. Garis Diametris Gambar 3.10 Pemenpatam Benda Uji Pada Alat UTM. 3.5 ANALISA HASIL PENELITIAN Pengertian Statistik Statistik dapat didefinisikan sebagai suatu metode yang digunakan dalam pengumpulan dan analisis data yang berupa angka sehingga dapat diperoleh informasi yang berguna. Dalam penelitian statistik dapat berfungsi anatara lain sebagai berikut : Metode untuk menghitung besarnya jumlah sample yang diambil dari suatu populasi, sehingga jumlah sample yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Metode untuk menguji validitas dan reliabilitas data sebelum hasil penelitian digunakan. Hasil penelitian yang berupa data-data kuantitatif (numeris) akan dianalisa menggunakan metoda-metoda statistik yang berkaitan, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensi. Output yang diharapkan dari analisa ini adalah kesimpulan kuantitatif dan kesimpulan kualitatif. Metoda statistika deskriptif adalah suatu metoda statistik yang mencakup pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penganalisaan data sehingga 51

22 dapat memberikan gambaran yang sistematis mengenai penelitian. Dalam analisa ini digunakan pendekatan secara deduktif yaitu dari hal-hal yang bersifat umum menuju yang bersifat khusus. Sedangkan metoda statistika inferensi merupakan pengolahan lebih lanjut terhadap data yang telah dianalisa untuk penafsiran dalam penarikan kesimpulan Analisa Deskriptif Data hasil penelitian dikelompokkan menjadi beberapa populasi untuk selanjutnya diolah sehingga didapatkan parameternya. Parameter adalah nilai yang menjadi ciri-ciri dari sebuah populasi. Dari parameter inilah dapat diambil kesimpulan yang menggambarkan hasil akhir dari penelitian. Parameter yang akan diambil pada analisa ini adalah sebagai berikut : 1. Rata-rata atau mean, dihitung menggunakan rumus : µ = n i = 1 n X i ( 3.2 ) 2. Simpangan baku atau standar deviasi, dihitung dengan rumus : ( Xi µ ) n 2 σ = ( 3.3 ) i= 1 n Analisa Regresi dan Korelasi Menurut definisi, regresi sesungguhnya Y terhadap X terdiri atas nilai tengah populasi Y, yang setiap populasinya ditentukan oleh nilai X. Garis regresi adalah garis tempat menggerombolnya pasangan-pasangan nilai pengamatan, bukan garis tempat jatuhnya semua titik. Sebuah titik pada garis regresi merupakan nilai dugaan bagi nilai tengah populasi Y, yaitu populasi nilai Y untuk nilai X tertentu tersebut. (G.D. Robert, H.T. James, 1991) Koefisien korelasi adalah nilai yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel X dan Y, didefinisikan sebagai : 52

23 ( X X)( Y Y) ( n 1) r = ( 3.4 ) 2 ( X X) ( Y Y) dimana : r = koefisien korelasi, 2 X n i = X i = 1 ( 3.5 ) dan n n i = 1 Y i Y = ( 3.6 ) n Nilai r akan berada pada rentang -1 r 1, tanda negatif menyatakan korelasi sejajar berlawanan arah sedangkan positif berarti searah. Semakin nilai r mendekati 1, maka semakin erat korelasi kedua variable yang ditinjau Koefisien Variasi Berdasar percobaan yang dilakuakn US Bureau of Reclamation, ACI Committee 214 mendefinisikan beberapa standard control kua;itas untu\k kekuatan beton normal.standard control itu diperoleh dari membagi nilai standard deviasi dengan nilai rata-rata percobaan, hasil bagi tersebut kemudian dinamakan koefisien variasi. Koefisien variasi dapat dirunuskan sebagai berikut : V = S / x ( 3. 7 ) Koefisien variasi yang merupakan standar kontrol ini, dibagi menjadi 3 (Mc Gregor, J.G. 1997), yaitu : 1. V > 20 % : menunjukkan tingkat kontrol yang rendah. 2. V = 15 % : menunjukkan tingkat kontrol rata rata. 3. V < 10 % : menunjukkan tingkat control yang baik Pengujian Hipotesa Hipotesa adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hasil dari suatu penelitian. Setiap hipotesa bisa benar atau salah, oleh karena itu perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak (Buku ajar Statistik, 2004). Hipotesa yang dirumuskan harus memenuhi beberapa persyaratan : 53

24 1. Harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas. 2. Harus menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih. 3. Harus didukung oleh teori yang diberikan para ahli atau penelitian slain yang relevan. Untuk membuktikan kebenarannya, sebuah hipotesa harus diuji. Ada dua jenis hipotesa yang dikenal dalam pengujian : Hipotesa kerja atau alternatif (Ha), menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Hipotesa nol (Ho), menyatakan tidak adanya pengaruh variabel X terhadap Y, atau tidak adanya perbedaan antara dua variabel (Arikunto Suharsimi, 1998) 54

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu dengan melakukan percobaan untuk mendapatkan hasil yang menunjukkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TAHAP DAN PROSEDUR PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan kerja seperti yang tercantum dalam bagan alir di bawah ini : T Persiapan Bahan dan Peralatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Variabel bebas yaitu variasi perbandingan agregat kasar, antara lain : Variasi I (1/1 : 1/2 : 2/3 = 3 : 1 : 2) Variasi II (1/1 : 1/2 : 2/3 = 5 : 1 : 3) Variasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB I PENDAHULUAN I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Beton mempunyai beberapa keunggulan dibanding bahan lain. Keunggulan itu antara lain beton mudah dibentuk sesuai keinginan, menggunakan bahan bahan lokal yang tersedia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN MULAI PERSIAPAN ALAT & BAHAN PENYUSUN BETON ANALISA BAHAN PENYUSUN BETON

BAB III METODE PENELITIAN MULAI PERSIAPAN ALAT & BAHAN PENYUSUN BETON ANALISA BAHAN PENYUSUN BETON BAB III METODE PENELITIAN 3.1. URAIAN UMUM Langkah-langkah yang mengawali penelitian dilaksanakan berdasarkan peraturan dan standart yang berlaku, dalam hal ini digunakan acuan SK SNI T 15 1990 03 dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian Pengaruh Substitusi Pasir Dengan Bottom Ash Terhadap Kuat Tekan, dilakukan di Laboratorium Material dan Struktur DPTS FPTK UPI,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Umum Penelitian ini adalah menggunakan metode studi eksperimental yaitu dengan melakukan langsung percobaan di laboratorium. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengauh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. TINJAUAN UMUM Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variasi persentase limbah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di 26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland Composite Cement) Merek Holcim, didapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN III.1. TAHAPAN PENELITIAN Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan metode penelitian dari mulai persiapan sampai dengan pengambilan kesimpulan dan saran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. URAIAN UMUM Langkah langkah yang mengawali penelitian dilaksanakan berdasarkan peraturan atau standar yang berlaku, dalam hal ini digunakan acuan SK SNI serta ASTM. Kriteria

Lebih terperinci

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam penelitian ini yang digunakan adalah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas meliputi prosentase Silica fume dalam campuran beton (5%) dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan suatu percobaan secara langsung untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Alat-alat yang Digunakan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini mulai dari pemeriksaan bahan susun beton, pembuatan benda uji, perawatan benda uji, dan sampai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mortar Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI xvi DAFTAR NOTASI As : Luas penampang benda uji ASTM : American Society for Testing and Materials B : Berat piknometer berisi air (gram) Ba : Berat kerikil dalam air (gram) Bj : Berat Jenis Bk : Berat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Semen Semen adalah bahan pembentuk beton yang berfungsi sebagai pengikat butiran agregat dan mengisi ruang antar

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton

Lebih terperinci

BAB III UJI MATERIAL

BAB III UJI MATERIAL BAB III UJI MATERIAL 3.1. Uraian Umum Eksperimen dalam analisa merupakan suatu langkah eksak dalam pembuktian suatu ketentuan maupun menentukan sesuatu yang baru. Dalam ilmu pengetahuan dibidang teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metoda Pelaksanaan Penelitian Mulai Studi literatur Persiapan alat dan bahan Pengujian material pembentuk mortar (uji pendahuluan) : - Uji berat jenis semen - Uji berat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode penelitian merupakan langkah-langkah penelitian suatu masalah, kasus, gejala atau fenomena tertentu dengan jalan ilmiah untuk menghasilkan jawaban yang rasional

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN Suhu Awal : 25 C Semen : 64 gram Piknometer I A. Berat semen : 64 gram B. Volume I zat cair : 1 ml C. Volume II zat cair : 18,5 ml D. Berat isi air : 1 gr/cm 3 A Berat jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam sebuah penelitian, sehingga dalam pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dalam perancangan beton bertulang dengan variasi panjang sambungan lewatan. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Mortar Mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan komposisi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Metode campuran beton yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yang dilaksanakan di Laboratorium Bahan Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode penelitian merupakan langkah-langkah penelitian suatu masalah, kasus, gejala atau fenomena tertentu dengan jalan ilmiah untuk menghasilkan jawaban yang rasional

Lebih terperinci

BAB IV UJI LABORATORIUM

BAB IV UJI LABORATORIUM IV - 1 BAB IV UJI LABORATORIUM 4.1. Tinjauan Umum Sebelum beton serat polypropylene SikaFibre diaplikasikan pada rigid pavement di lapangan, perlu dilakukan suatu pengujian terlebih dahulu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah guna mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Kegiatan penelitian yang akan dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penilitian ini adalah : 1). Semen Portland jenis I merk Semen Gersik 2). Agregat kasar berupa krikil, berasal dari Sukoharjo

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan Pembuatan Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan penelitian ini yang dilakukan adalah membuat benda uji balok dengan tiga variasi. Pembuatan adukan beton untuk benda uji direncanakan dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian terhadap agregat halus yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian kadar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Persiapan : - Studi literatur - Survey ke Ready Mix CV. Jati Kencana Beton

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Persiapan : - Studi literatur - Survey ke Ready Mix CV. Jati Kencana Beton BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN III.1. TAHAPAN PENELITIAN Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan metode penelitian dari mulai persiapan sampai dengan pengambilan kesimpulan dan saran.

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm) HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) ( menit ) 42 15 32 28 45 24 6 21 Hasil Uji Vicat untuk Pasta Semen

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, JurusanTeknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN BAB III PERENCANAAN PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Penelitian mengenai pengaruh perawatan beton terhadap kuat tekan dan absorpsi beton ini bersifat aplikatif dan simulatif, yang mencoba untuk mendekati

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk 51 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada jam 08.00 sampai dengan 12.00

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN berikut. BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada uraian 1. Agregat halus yang berupa pasir Merapi, 2. Agregat kasar yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Adapun kerangka metode penelitian adalah sebagai berikut : Mulai Penyediaan Dan Pemeriksaan Bahan Agregat Kasar semen air Agregat Halus Mix Design Beton Normal Beton

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kuat tekan awal beton ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Dalam suatu penelitian agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai, maka dilaksanakan suatu metode. Metode penelitian merupakan langkah-langkah penelitian suatu

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboratorium dengan membuat

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboratorium dengan membuat BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.3 Tinjauan Umum Penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboratorium dengan membuat benda uji balok yang dibakar dalam tungku dengan suhu yang tinggi, sehingga didapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat BAB 3 METODOLOGI 3.1 Bagan Alir Penelitian Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat penelitan ini. Dimulai dari mengidentifikasi masalah yang ada sehingga dapat diangkat

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENYELIMUTAN BETON DENGAN LEMKRA FIRE PROOFING TERHADAP KUAT BETON AKIBAT PEMBAKARAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENYELIMUTAN BETON DENGAN LEMKRA FIRE PROOFING TERHADAP KUAT BETON AKIBAT PEMBAKARAN STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENYELIMUTAN BETON DENGAN LEMKRA FIRE PROOFING TERHADAP KUAT BETON AKIBAT PEMBAKARAN Sri Saron Vidya Astuti NRP : 0221042 Pembimbing : Ir. Ginardy Husada, MT. FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1. URAIAN UMUM Dalam percobaan ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam Percobaan ini yaitu variasi persentase steel slag

Lebih terperinci

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air, 22 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. Bahan-bahan tersebut antara lain: 1. Agregat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sifat karakteristik beton yang khas yaitu mempunyai kuat tekan yang sangat tinggi, tetapi nilai kuat tariknya relatif lebih kecil,menyebabkan kekuatan tarik beton cenderung

Lebih terperinci

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram) Lampiran 1 Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI 03-1968-1990) 1. Berat cawan kosong = 131,76 gram 2. Berat pasir = 1000 gram 3. Berat pasir + cawan = 1131,76 gram Ukuran Berat Tertahan Berat

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian-pengujian yang dilakukan terhadap agregat halus dalam penelitian ini meliputi pengujian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1 DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK i ii iii v x xii xiii xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Adapun diagram alir metodologi penelitian adalah sebagai berikut : MULAI PENGUJIAN BAHAN AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS MIX DESIGN BETON NORMAL BETON CAMPURAN KACA 8%

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar Lampung dan pengujian sampel dilaksanakan di laboratorium Analisis Bahan dan

Lebih terperinci

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR Oleh : Garnasih Tunjung Arum 09510134004 ABSTRAK Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PASIR DAN KERIKIL LOKAL DI KABUPTEN SUMENEP SEBAGAI BAHAN MATERIAL BETON DI TINJAU DARI MUTU KUAT BETON

PENGGUNAAN PASIR DAN KERIKIL LOKAL DI KABUPTEN SUMENEP SEBAGAI BAHAN MATERIAL BETON DI TINJAU DARI MUTU KUAT BETON PENGGUNAAN PASIR DAN KERIKIL LOKAL DI KABUPTEN SUMENEP SEBAGAI BAHAN MATERIAL BETON DI TINJAU DARI MUTU KUAT BETON Oleh : Soeparno dan Didiek Purwadi *) Abstrak : Dalam pembangunan fisik infrastruktur

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan III. METODOLOGI PENELITIAN Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan diantaranya adalah : A. Populasi Populasi adalah subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RENCANA PENELITIAN Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penambahan cacahan polypropylene pada beton normal, maka dilakukan beberapa pengujian, antara lain terhadap kuat tekan

Lebih terperinci

dengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar

dengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan penelitian ini yang dilakukam adalah membuat benda uji balok dengan tiga variasi. Pembebanan adukan beton untuk benda uji direncanakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 UMUM Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil dan Laboratorium di P4TK.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Uraian Umum Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari Cisauk, Malingping, Banten, dan untuk Agregat kasar (kerikil) diambil dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di Laboraturium Bahan Konstruksi Teknik Universitas Mercu Buana, kemudian menguji kuat tekan pada umur

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yang dilaksanakan di Laboratorium Bahan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Tahap

Lebih terperinci

Berat Tertahan (gram)

Berat Tertahan (gram) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metodelogi penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium. Pengujian dilakukan untuk menguji perbandingan kuat lekat bambu petung bertakikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variasi persentase limbah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup BAB III METODOLOGI 3.1.Ruang Lingkup Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian beton ringan dengan perbandingan 1 semen : 4 agregat dan menggunakan agregat buatan dari kertas dengan diameter 10-20

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%) BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan obyek berupa paving blok mutu rencana 400 Kg/ dan 500 Kg/ sebanyak masing-masing 64 blok. Untuk setiap percobaan kuat tekan dan tarik belah paving

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian 23 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini, Bahan-bahan tersebut antara lain : 1. Agregat kasar kerikil yang berasal

Lebih terperinci

Viscocrete Kadar 0 %

Viscocrete Kadar 0 % 68 Viscocrete Kadar 0 % T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 3 hari 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Pendahuluan Pengujian pendahuluan merupakan pengujian yang dilaksanakan untuk mengetahui karateristik material yang akan digunakan pada saat penelitian.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Persen Lolos (%) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Agregat Halus (Pasir) 1. Gradasi agregat halus (pasir) Dari hasil pemeriksaan gradasi agregat halus pada gambar 5.1, pasir Merapi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN

BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN 4.1 ANALISIS DATA LABORATORIUM 4.1.1 Agregat Halus Pada penelitian ini, yang pertama kali dilakukan di lab adalah pengujian agregat halus dan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi Lampiran 1 PENGUJIAN PENELITIAN TUGAS AKHIR A. Pemeriksaan Gradasi Butiran Agregat Halus ( Pasir ) Bahan : Pasir Merapi Asal : Merapi, Yogyakarta Jenis Pengujian : Gradasi Butiran Agregat Halus (Pasir)

Lebih terperinci

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN < > NORMAL CONCRETE MIX DESIGN < Soal : Rencanakan campuran beton untuk f c 30MPa pada umur 28 hari berdasarkan SNI 03-2834-2000 dengan data bahan sebagai berikut : 1. Agregat kasar yang dipakai : batu pecah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton adalah campuran bahan yang tersusun dari agregat halus (pasir) dan agregat kasar (split), yang mengalami pengikatan secara kimiawi oleh air dan semen yang membentuk pasta

Lebih terperinci

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BETON SEBAGAI AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Oleh: Mulyati*, Arman A* *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii MOTO... v DEDICATED... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR NOTASI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL

PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL SAFRIN ZURAIDAH 1, HANDO 2, K BUDIHASTONO Jurusan Teknik Sipil-UNITOMO Surabaya Email : safrini@yahoo.com Abstrak Dunia usaha properti

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian pelaksanaan pembuatan beton dilakukan dari bulan Februari- April 2016 di laboratorium dimulai dari jam 08.00 sampai dengan 13.00

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan FakultasTeknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Dalam suatu penelitian agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan adanya suatu metode penelitian. Metode penelitian merupakan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan Penyusun Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Permasalahan Studi Literatur Analisa Propertis Semen Pasir Split Slag Uji Karakteristik Uji Karakteristik Uji Karakteristik Uji Karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental, dimana percobaan dilakukan untuk mendapatkan kumpulan data, yang kemudian akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenai kajian penggunaan beton tanpa pasir berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenai kajian penggunaan beton tanpa pasir berdasarkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini mengenai kajian penggunaan beton tanpa pasir berdasarkan perbandingan agregat persemen yang bervariasi yang akan diteliti nilai kuat tekan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian adalah urutan-urutan kegiatan penelitian, meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sample, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Persen Lolos Agregat (%) A. Hasil Pemeriksaan Bahan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii ABSTRAK iv ABSTRACT v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xv DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xvi BAB

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton BAB IV ANALISA DATA 4.1. Pendahuluan Setelah dilakukan pengujian beton di Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton segar, pengujian

Lebih terperinci