PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KOTO XI TARUSAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI MENGGUNAKAN MEDIA LAGU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I GUNUNG TALANG

Analisis Penggunaan Majas dalam Kumpulan Puisi Beri Aku Malam Karya Iyut Fitra

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM PUISI KARANGAN SISWA KELAS IX MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRACT

KATEGORI DAN FUNGSI MAJAS DALAM LIRIK LAGU ALBUM BINTANG LIMA DEWA 19

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar.

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School

PENGGUNAAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG KARYA AHMAD TOHARI DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI PEREMPUAN WALIKOTA JILID 2 KARYA SURYATATI A. MANAN

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN SAAT CINTA DATANG BELUM PADA WAKTUNYA KARYA ARI PUSPARINI

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

HASMI NOVIANTI STKIP Ahlusunnah Bukittingi

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

ANALISIS MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI SELEMBAR CATATAN LAWAS KARYA B IRAWAN MASSIE ARTIKEL ILMIAH NANA IRWANTI NPM

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang bersifat estetik. Hasil ciptaan itu menjadi sebuah karya sastra

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

BAHASA BERMAJAS DALAM KUMPULAN PUISI BAROMBAN KARYA IYUT FITRA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI SETIAP BARIS HUJAN KARYA ISBEDY STIAWAN ZS ARTIKEL ILMIAH RANI FUJIATI NINDRI NPM

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini

ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA BAHASA DALAM MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 LAMASI KABUPATEN LUWU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

K ATA - K ATA K I A S A N D A L A M K H O T B A H Y E S U S & A L K I TA B

KETERAMPILAN MENULIS PUISI DITINJAU DARI ASPEK KOSAKATA DAN DIKSI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO

GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nur Innayatunnisa, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sastra atau karya sastra

ANALISIS PENGGUNAAN MAJAS PADA IKLAN PRODUK KESEHATAN DI MAJALAH AYAH BUNDA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

GAYA BAHASA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG GAYA BAHASA DI SMA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN MATAHARI DI RUMAHKU

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI DERU CAMPUR DEBU KARYA CHAIRIL ANWAR

PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA OBJEK LANGSUNG DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL SISWA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan cabang seni yaitu hasil cipta dan ekspresi manusia yang

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM LIRIK LAGU ADA BAND PADA ALBUM ROMANTIC RHAPSODY SKRIPSI. Oleh : Diansyah Rifky Sabila NIM

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

MAJAS DALAM LIRIK LAGU MISRAMOLAI ALBUM TIGO BULAN CINTO TAJALIN

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk skripsi di

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 PARIAMAN

Transkripsi:

PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KOTO XI TARUSAN Ermayenti SMP Negeri 3 Koto XI Tarusan ermayenti1962@yahoo.co.id Naskah diterima: 18 Oktober 2017; direvisi: 17 November 2017; disetujui: 20 November 2017 ABSTRACT This research has purpose to get description about use of majas in poetry of student of class VIII SMP Negeri 3 Koto XI Tarusan. This research is type of qualitative research using content analysis method. The data in this study is a collection of poems written by students of class VIII SMP Negeri 3 Koto XI Tarusan, while the focus of research is the utilization of the majas contained in the poem. Data collection is done by inventorying all poems written by students. Furthermore, the data were analyzed according to the content analysis method and studied based on the theory of the masters used. Based on the results of the discussion can be concluded that the majas used in the student's poetry among them; (1) Parable, (2) hyperbole, (3) repetition, (4) personification, (5) metaphors, (6) ellipsis, and (7) allegory. Majus found in total amounted to 73 majas. For the dominant masters used in student poems the personification majas, amounting to 25 types of usage of 73 types of the found masters. Abstrak Keywords: majas, poetry, students ABSTRAK Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh deskripsi tentang penggunaan majas dalam puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Koto XI Tarusan. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif yang menggunakan metode analisis isi. Data dalam penelitian ini adalah kumpulan puisi yang ditulis oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Koto XI Tarusan, sedangkan fokus penelitian yakni pemanfaatan majas yang terdapat dalam puisi tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menginventarisasi seluruh puisi yang ditulis oleh siswa. Selanjutnya, data dianalisis sesuai dengan metode analisis isi dan dikaji berdasarkan teori majas yang digunakan. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa majas yang digunakan dalam puisi siswa tersebut di antaranya; (1) Perumpamaan, (2) hiperbola, (3) repetisi, (4) personifikasi, (5) metafora, (6) elipsis, dan (7) alegori. Majas yang ditemukan secara keseluruhan berjumlah 73 majas. Untuk majas yang dominan digunakan dalam puisi siswa yakni majas personifikasi yang berjumlah 25 jenis pemakaian dari 73 jenis majas yang ditemukan tersebut. Kata kunci: majas, puisi, siswa 120

PENDAHULUAN Sebagai seorang guru bahasa dan Sastra Indonesia, haruslah mengetahui hakikat bahasa dan sastra sebagai sarana komunikasi dan pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kurikulum SMP/MTs (Depdiknas, 2006:23) mengatakan bahwa tujuan utama pengajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku baik secara lisan maupun tulisan. Pengajaran bahasa Indonesia meliputi empat aspek keterampilan di antaranya, menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat aspek keterampilan tersebut saling berhubungan dan saling mendukung untuk mewujudkan keterampilan berbahasa pada diri siswa. Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal dirinya, budaya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Salah satu pengungkapan emosi dan ekspresi siswa adalah melalui puisi. Menurut Pradopo (1997:7) puisi adalah pengekspresian pemikiran yang membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.oleh sebab itu, dalam kurikulum yang berlaku sesuai yang dijelaskan sebelumnya, telah dirumuskan kompetensikompetensi dasar dalam pembelajaran apresiasi puisi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengapresiasi puisi baik dalam bentuk mendengarkan, membicarakan, membaca maupun menulis puisi merupakan kemampuan yang penting. Bahasa bermajas adalah salah satu aspek bahasa puisi yang ikut membangun keindahan dan penonjolan dalam puisi. Perrine (dalam Badrun, 1989:26) mengungkapkan bahwa majas dalam puisi dapat mengungkapkan makna secara efektif karena mampu memberikan kenikmatan imajinatif bagi pembaca, serta mampu membangkitkan sesuatu yang bersifat abstrak. Pengarang dapat menggunakan jenis majas apapun untuk menuangkan ide-idenya. Dengan adanya pemakaian majas akan mampu menarik emosi pembaca ketika membaca sebuah puisi. Majas merupakan salah satu ciri khas puisi. Sesuai dengan pendapat Keraf (2004:112) yang menyebutkan bahwa majas tidak sama dengan gaya bahasa. Gaya bahasa meliputi semua hirarki kebahasaan, pilihan kata, secara individual, frasa, klausa dan kalimat, serta mencakup pula sebuah wacana secara keseluruhan. Bahkan ada yang tersirat di balik sebuah wacana termasuk persoalan gaya bahasa pula. Gaya bahasa atau style dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis/pemakai bahasa. Dengan majas, siswa (yang selanjutnya disebut dengan pengarang) dapat mengungkapkan emosi dengan menggunakan bahasa yang kreatif sehingga dapat diserap secara indrawi oleh pembaca atau pendengar. Jadi, majas yang digunakan pengarang merupakan karakteristik personalnya dalam mengungkapkan emosi serta visi melalui puisi. Saat ini fenomena yang terjadi di lapangan, kebanyakan siswa belum mampu menggunakan majas secara maksimal dalam puisi-puisi yang diciptakannya. Padahal, unsur kepuitisan dapat tercipta apabila penyair dapat menggunakan bahasa yang bermajas. Menurut Sudjiman (dalam Hasanuddin, 2002:133) bahasa bermajas adalah bahasa yang mempergunakan katakata yang susunan dan artinya sengaja disimpangkan dari susunan dan artinya yang biasa, dengan maksud mendapat kesegaran dan kekuatan ekspresi. Di samping untuk memperindah bahasa, majas juga berfungsi untuk memberikan efek makna yang kuat, memperjelas atau Ermayenti : Penggunaan Majas dalam Puisi Siswa Kelas VIII 121

menegaskan suatu maksud tertentu, menyembunyikan maksud, memperhalus, mempertajam pemahaman, menyindir manusia, memancing daya pikir serta untuk menghormati mitra bicara. Majas-majas yang digunakan oleh siswa rata-rata masih majas yang standar, yang sering didengar dan diucapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa belum optimal memanfaatkan majas-majas yang telah dipelajarinya selama proses belajar mengajar berlangsung. Oleh sebab itu, lebih lanjut penggunaan majas yang bervariasi perlu dikembangkan siswa dalam puisi-puisi yang mereka tulis agar tercipta puisi-puisi yang memiliki nilai estetis yang tinggi. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penting dilakukan penelitian untuk mengetahui penggunaan majas dalam puisi yang ditulis oleh siswa-siswa kelas VIII SMP Negeri 3 koto X1 Tarusan. Dengan mengetahui penggunaan majas tersebut, akan diperoleh gambaran sejauh mana kemampuan siswa menulis puisi sehingga dapat dirancang dan dilaksanakan langkah-langkah pembinaan dan pengembangan kemampuan apresiasi puisi siswa. Disamping itu, dengan mengetahui penggunaan majas dalam puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 koto XI Tarusan, juga dapat diperoleh gambaran karakteristik umum puisi-puisi yang ditulis siswa tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian ini, yakni bagaimanakah penggunaan majas dalam puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Koto XI Tarusan? Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini, yakni untuk mendapatkan hasil deskripsi tentang penggunaan majas dalam puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Koto XI Tarusan. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2002:2) penelitian kualitatif menunjukkan pada segi alamiah yang dipertentangkan dengan kuatum atau jumlah. Penelitian kualitatif juga diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Selanjutnya dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi (Content Analysis). Menurut Bungin (2003:84) bahwa content analysis adalah yang paling abstrak untuk menganalisis data kualitatif. Di samping itu, analisis isi dianggap sebagai teknik analisis data yang umum dan paling sering digunakan serta cocok dalam strategi verifikasi kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah puisi-puisi yang ditulis oleh kelas VIII SMP Negeri 3 Koto XI Tarusan. Fokus penelitian ini adalah majas-majas yang terdapat dalam puisi siswa tersebut. Dalam mengumpulkan data nantinya, peneliti dibatu dengan format inventarisasi data. Teknik pengumpulan data adalah dengan mengumpulkan dokumen-dokumen puisi yang ditulis oleh siswa-siswa kelas VIII. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengumpulan data ini sebagai berikut. (1) membaca puisi-puisi yang telah ditulis oleh siswa, (2) menandai bagian-bagian yang berkaitan dengan aspek penelitian, (3) menginventarisasi data yang telah ditandai. Setelah data penelitian terkumpul, langkah selanjutnya adalah penganalisisan data. Data yang dianalisis berdasarkan teori tentang majas. Penganalisisan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut. (1) mengidentifikasi data yang telah diinventaris. Pengidentifikasian dilakukan untuk mengetahui apakah siswa menggunakan majas dalam puisi yang ditulisnya atau tidak. (2) Pengklasifikasian data, (3) analisis data, dan (4) penyimpulan HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam melakukan pembahasan terhadap data ini terdapat dua pokok bahasan yang akan dipaparkan tentang jenis-jenis majas yang digunakan siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Koto XI Tarusan. Jenis-jenis majas yang digunakan siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Koto XI Tarusan dikategorikan menjadi empat golongan besar, yakni majas perbandingan, pertentangan, pertautan, perulangan. 122

Mengacu pada pendapat Tarigan, (1990:113-152) jenis majas secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: (a) majas perbandingan yang terdiri atas perumpamaan, metafora, personifkasi, alegori dan antitesis, (b) majas pertentangan yang terdiri atas hiperbola, litotes, ironi, oksimoron, paronomasia, paralipsis, inversi dan gradasi, (d) majas perulangan yang terdiri atas aliterasi, antanaklisis, kiasmus dan repetisi. Analisis data dilakukan dengan mengutip penggalan-penggalan larik yang mengandung majas yang ada dalam puisi siswa. Majas tersebut akan diperinci dan dibahas lebih mendalam dalam uraian berikut. 1. Penggunaan Majas Perbandingan dalam Puisi Siswa Majas perbandingan yang digunakan siswa dalam puisinya terdiri dari: (1) majas perumpamaan, (2) metafora, (3) personifikasi, (4) alegori. Berikut ini akan diuraikan penggunaan majas perbandingan dalam puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 XI Tarusan. a. Perumpamaan Majas perbandingan merupakan majas yang melakukan perbandingan terhadap dua hal yang pada prinsipnya berlainan tetapi dianggap sama. Perbandingan tersebut secara eksplisit dijelaskan dengan pemakaian kata-kata seperti, umpama, sebagai, bak, laksana, dan lainnya. Contoh: umpama memadu minyak dengan air. Penggunaan majas perumpamaan ini dapat digambarkan pada puisi siswa sebagai berikut. (2) Ibu Kau bagaikan bidadari dalam hidupku (A) Majas perumpamaan pada penggalan larik di atas ditandai dengan adanya kata bagaikan yang merupakan ciri khas dari majas perumpamaan. Kata kau di sini dimaksudkan pengarang (siswa) adalah sosok seorang ibu. Pengarang di sini menyamakan kau (ibu) dengan seorang bidadari. Maksudnya, pengarang mengungkapkan begitu besarnya jasa seorang ibu yang telah menyayanginya. Pengarang mengatakan bahwa seorang ibu seperti bidadari yang baik dan penuh dengan kasih sayang. Artinya segala sifat bidadari yang baik melekat pada sosok ibu. Bandingkan dengan kutipan berikut. (26) Ya Allah Hidupku terbelenggu dengan dosa Dosa tak terhitung bagai debu yang bertebaran (H) Penggalan larik tersebut, yang menandakan majas perumpamaan ditandai dengan kata bagai yang juga merupakan ciri dari majas perumpamaan. Pengarang di sini mengibaratkan dosanya yang banyak dengan debu yang berterbangan. Maksudnya, seseorang yang akan bertobat dan minta ampun kepada Allah itu harus menyadari kesalahan-kesalahan yang telah ia lakukan selama ini dan berjanji tidak akan mengulanginya untuk yang akan datang. Perhatikan lagi kutipan di bawah ini. (39) Sahabat Kau dan aku bagaikan bulan dan bintang Yang selalu setia menemani satu dan yang Lain walau hanya tampak di malam hari (K) Penggalan tersebut merupakan majas perumpamaan yang di tandai dengan kata bagaikan. Pengarang menyamakan ia (aku) dan sahabatnya dengan bulan dan bintang. Maksudnya, persahabatan itu harus setia sekata. Artinya seorang sahabat yang sejati itu harus bersama-sama di saat suka maupun duka bersama sahabat-sahabatnya yang lain. Ermayenti : Penggunaan Majas dalam Puisi Siswa Kelas VIII 123

b. Metafora Majas metafora merupakan majas yang di dalamnya terlihat dua ide. Pertama adalah suatu kenyataan, yakni sesuatu yang dipikirkan yang menjadi objek dan yang kedua merupakan pembanding terhadap kenyataan tersebut, dan kita menggantikan yang belakangan ini menjadi yang terdahulu tadi. Contoh: tentara kita menjadi tulang punggung kemerdekaan negara. Adapun contoh penggunaan majas metafora ini dalam puisi siswa sebagai berikut. (17) Dan aku berharap jadikan Aku sebagai bantal untuk tidurmu (F) Penggunaan majas metafora pada penggalan larik tersebut ditandai dengan adanya dua ide. Ide yang berupa kenyataan terlihat dari aku yang selalu setia berada di samping kekasihnya, sedangkan ide sebagai pembandingnya terlihat dari aku sebagai bantal untuk tidur sang kekasihnya. Maksudnya yakni, seorang kekasih itu harus ada dan setia selalu menjaga orang yang dicintainya. Selanjutnya perhatikan kutipan berikut. (24) Tetapi mengapa mengapa Malam ini berubah menjadi malam kehampaan Malam ini berubah menjadi malam yang sangat aku sedihkan (G) Dari majas metafora yang terdapat dalam penggalan lirik tersebut, terlihat adanya dua ide yang dibandingkan. Ide yang berupa kenyataan adalah kesedihan di malam hari, sedangkan sebagai pembandingnya terdapat pada frase malam kehampaan. Maksud dari majas tersebut yakni, dikala kesedihan melanda apapun yang terlihat oleh mata pasti tidak akan menyenangkan. Kemudian bandingkan majas tersebut dengan penggalan larik di bawah ini. (61) Engkau teman sejatiku Selalu menemaniku Dalam bahagia maupun sedih Ku tulis dalam lembaranmu (P) Penggalan larik tersebut menyatakan adanya dua hal yang dibandingkan, yakni antara kenyataan dengan sesuatu yang dibandingkan. Ide yang pertama yakni dia yang sebagai alat tulis dengan hal pembandingnya adalah diari sebagai teman sejati. Maksudnya, buku diari merupakan tempat untuk mencurahkan dan menuliskan segala kegiatan dan aktivitas yang dilakukan dalam sehari-hari, baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. c. Personifikasi Majas personifikasi merupakan tipe majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang atau benda-benda yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Contoh: Tanah air tercinta ini merindukan kesejahteraan social yang merata bagi seluruh penduduk yang dipangkunya. Penggunaan majas personifikasi dalam puisi siswa sebagai berikut. (8) Malam Mengapa kau sembunyikan bintang Yang indah menerangi Yang bisa melihat hatiku hancur Padahal aku sangat menyukainya (C) Dari majas yang terkandung dalam penggalan larik tersebut terlihat adanya sifat-sifat insaniah yang dilekatkan pada benda-benda yang tak bernyawa (benda mati). Benda mati yang mempunyai sifat insaniah menyembunyikan yang dimaksudkan adalah malam. Pengarang membuat malam seolah-olah bergerak menyembunyikan bintang. Maksud dari majas ini adalah situasi atau kondisi yang membuat seseorang berpisah dengan ke- 124

kasihnya tanpa ia harapkan. Si aku di sini merasa tidak percaya bahwa sang kekasih telah meninggalkannya. Bandingkan dengan penggalan larik berikut. (55) Esok harinya kau bangun dan tak bertanya lagi Tapi, mengapa engkau bangun? Tanya jendela (N) Terlihat bahwa sifat insaniah melekat pada kutipan larik tersebut. Pengarang membuat benda mati jendela seolah-olah bergerak. Sifat insaniah yang dilekatkan yakni bertanya. Maksudnya majas tersebut, setiap hari sebelum memulai aktivitas dalam pendidikan harus diawali dengan perencanaan yang matang agar berhasil dalam memperoleh ilmu. Selanjutnya perhatikan lagi kutipan di bawah ini. (72) Pada semua ini Dunia ini seakan menertawakan penyesalanku Mengapa penyesalanku selalu terjadi (T) Penggalan kutipan larik tersebut terdapat sifat-sifat insaniah yang dilekatkan kepada benda mati yang menandakan majas personifikasi. Benda yang dilekatkan pengarang sifat insaniah adalah dunia. Untuk sifat insaniahnya adalah menertawakan. Maksud dari majas ini yaitu, bahwa penyesalan merupakan kegiatan yang mubazir. Segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya. Artinya, tidak ada gunanya menyesali terhadap apa yang telah terjadi. d. Alegori Majas alegori mempunyai ciri khas terhadap pemakaian beberapa kiasan secara beruntun. Semua sifat yang ada pada benda itu dikiaskan. Contoh: bunga kuncup belum lagi mekar, badai melanda kembang berguguran. Adapun majas alegori yang terdapat dalam puisi siswa akan diuraikan berikut ini. (34) Seorang pengemis tua Pakaiannya compang-camping Badannya kurus kering Mukanya pucat paci (J) Berdasarkan penggalan larik di atas, pengarang menggunakan kiasan secara beruntun yang menandakan ciri sebuah majas alegori. Benda yang dijadikan objek dalam majas ini adalah pengemis. Sifatsifat yang melekat sebagai seorang pengemis dikiaskan pengarang secara detail. Bagian dari pengemis yang dikiaskan yakni, pakaian, badan, dan muka. Maksudnya, keadaan fisik seorang pengemis yang cukup menyedihkan, kumal, bau, perut yang lapar, serta badannya yang kurus karena makan tidak teratur. 2. Penggunaan Majas Pertentangan dalam Puisi Siswa Majas pertentangan yang terdapat dalam puisi siswa hanya satu jenis saja, yakni hiperbola saja. Berikut ini akan dipaparkan penggunaan majas pertentangan dalam puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 XI Tarusan. a. Hiperbola Hiperbola tergolong pada jenis majas yang mengandung pernyataan berlebihan jumlah, ukuran atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Adapun majas hiperbola yang terdapat dalam puisi siswa sebagai berikut. (10) Bintang Walau badai lautan menghalangi cintaku Aku akan terus mencarimu Walau aku mati (C) Majas hiperbola yang terdapat dalam kutipan larik di atas mengandung pernyataan yang melebih-lebihkan. Hal itu di tandai dengan kalimat walau badai Ermayenti : Penggunaan Majas dalam Puisi Siswa Kelas VIII 125

lautan menghalangi cintaku. Secara logika tidak ada hubungannya antara badai lautan dengan perasaan cinta. Di sini secara jelas pengarang melebih-lebihkan pernyataan tentang perasaan cintanya. Maksud dari kutipan ini yakni, perasaan cinta seseorang yang sangat dalam pada kekasihnya. Perhatikan kutipan di bawah ini. (25) Ya Allah Hidupku terbelenggu dengan dosa Tak terhitung bagai debu yang bertebaran (H) Penggalan kutipan larik tersebut terlihat adanya majas hiperbola. Hal itu terdapat pada kalimat hidupku terbelenggu dengan dosa. Pernyataan ini sudah jelas mengandung maksud yang melebihlebihkan. Secara logika tidak mungkin dosa akan membelenggu hidup. Maksudnya di sini adalah bahwa di dalam hidup ini harus disadari berapa banyak dosa yang telah dilakukan. Oleh sebab itu segeralah bertaubat agar dosa tidak bertambah banyak. Perbanyaklah berbuat amal kebajikan agar dosa yang telah lalu dapat diampuni oleh Allah. Kemudian bandingkan dengan kutipan berikut. (37) Oh pengemis tua Kau tak pernah mengeluh Walau banyak cobaan Yang menghantammu (J) Dari penggalan larik tersebut, jelas terdapat penyataan yang berlebih yang merupakan penanda dari majas hiperbola. Pernyataan itu adalah banyak cobaan yang menghantam. Maksud sebenarnya dari pernyataan ini bahwa dalam kehidupan ini terkadang Tuhan menguji keimanan umatnya dengan berbagai cobaan dan rintangan yang datang. Seberapa besar mereka tahan akan cobaan tersebut tergantung dari tingkat keimanan dan ketaqwaan mereka. 3. Penggunaan Majas Pertautan dalam Puisi Siswa Majas pertautan yang digunakan dalam puisi siswa hanya satu, yakni elipsis. Penggunaan majas pertautan dalam puisi siswa akan dijabarkan berikut ini. a. Elipsis Elipsis termasuk salah satu majas yang di dalamnya terjadi pembuangan atau penghilangan kata-kata yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tata bahasa. Penggunaan majas elipsis ini dirinci sebagai berikut. (27) Ya Allah Aku bersujud di atas sajadahmu Memohon keridhaan darimu (H) Penggalan larik tersebut mengandung unsur elipsis karena terjadi penghilangan unsur pembentuk kalimat sempurna. Unsur yang dihilangkan yakni unsur subjek. Yang menempati posisi subjek seharusnya adalah aku (si pengarang). Pada penggalan di atas pengarang tidak menyatakan siapa yang memohon keridhaan darimu itu, apakah si aku sendiri atau orang lain. Bedakan dengan penggalan berikut. (32) kau duduk termenung Menyelimuti bumi ini dengan cahayamu (I) Berdasarkan kutipan tersebut tergambar adanya unsur pembentuk kalimat sempurna yang dihilangkan. Unsur yang dihilangkan masih unusur subjek. Bedanya adalah unsur subjek yang ditempati seharusnya adalah kau (bulan). Pengarang tidak menjelaskan siapa yang menyelimuti bumi dengan cahaya tersebut. Perhatikan lagi kutipan di bawah ini. (65) Dan aku berjanji! Akan mengikuti pelajaran (R) 126

Penggalan larik puisi di atas merupakan majas elipsis karena terdapat unsur pembentuk kalimat yang dielipskan. Pengarang menghilangkan unsur subjek kalimat. Pengarang tidak menjelaskan siapa yang akan mengikuti pelajaran tersebut. 4. Penggunaan Majas Perulangan dalam Puisi Siswa Jenis majas perulangan yang digunakan siswa dalam puisinya hanya repetisi saja. Penggunaan majas perulangan ini akan dijelaskan berikut ini. a. repetisi Repetisi adalah majas yang mengandung perulangan berkali-kali kata atau sekelompok kata yang sama. Majas repetisi yang terdapat dalam puisi siswa sebagai berikut (29) Ampuni aku ya Allah Ampuni aku ya Allah (H) Penggalan larik tersebut dikatakan sebagai majas repetisi karena terdapat pengulangan sekelompok kata yang sama. Kata yang diulang adalah ampuni aku ya Allah. Selanjutnya bandingkan dengan penggalang di bawah ini. (40) Tak indah langit tanpa bintang Tak indah hari tanpa sahabatku (K) Bentuk pengulangan kata atau sekelompok kata yang merupakan ciri khas majas repetisi terdapat pada frase tak indah. Pengarang memberikan tekanan pada kata tak indah untuk mempertegas pesan yang akan disampaikan. Perhatikan lagi kutipan berikut. (71) Mengapa semuanya harus terjadi Aku benci! Aku benci! Pada semua ini (T) Penggalan larik pada puisi di atas menggambarkan bentuk pengulangan yang terjadi pada klausa aku benci. Pengarang sengaja mengulangi klausa aku benci untuk mempertegas ungkapan perasaannya. Tujuan penggunaan majas yang bervariasi ini adalah untuk memberikan kemudahan kepada penikmat puisi agar bisa memahami larik-larik puisi yang ditulis oleh pengarang. Selain itu, diksi dan sarana retorik termasuk dalam unsur sebuah larik puisi khususnya. (Badrun, 1998:15) mengatakan bahwa saran retorik merupakan keteraturan dalam penyusunan kata-kata pada sebuah larik puisi agar pesan yang disampaikan pengarang dengan mudah dipahami oleh pembaca. Penggunaan majas yang bervariasi merupakan salah satu cara untuk memperindah bahasa. Selain itu majas berfungsi untuk memberikan efek makna yang kuat, memperjelas atau menegaskan suatu maksud, mempertajam pemahaman, dan memancing daya pikir. Dalam lariklarik yang terdapat dalam puisi siswa diketahui dari majas yang digunakan siswa terlihat bahwa kebanyakan siswa menggunakan majas-majas yang standar, seperti hiperbola, personifikasi, perumpamaan, dan lainnya. Pengarang (siswa) menggunakan majs tersebut dalam puisi mereka bertujuan untuk memunculkan efek tertentu terhadap makna. Efek penggunaan majas terhadap larik puisi yakni untuk membuat makna larik puisi yang ditulis pengarang sangat berkesan dan menyentuh bagi pembaca, sehingga pembaca seakan-akan ikut merasakan apa yang dirasakan pengarang sewaktu menulis puisi tersebut. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpilkan sebagai berikut. Jenis majas yang ditemukan dalam puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Koto XI Tarusan diantaranya: (1) Perumpamaan, (2) hiperbola, (3) repetisi, (4) personifikasi, (5) metafora, (6) elipsis, dan (7) alegori. Adapun jumlah majas yang ditemukan secara keseluruhan yakni berjumlah 73 majas. Majas yang dominan digunakan Ermayenti : Penggunaan Majas dalam Puisi Siswa Kelas VIII 127

dalam puisi siswa yakni majas personifikasi yang berjumlah 25 jenis pemakaian dari 73 jenis majas yang ditemukan tersebut. Dominannya penggunaan majas personifikasi ini bertujuan untuk memperindah dan memperjelas bahasa yang ada pada larik puisi siswa. Sedangkan jumlah majas yang paling sedikit adalah majas alegori yang berjumlah 1 jenis pemakaian dari 73 jenis majas tersebut. Adapun saran yang dapat disumbangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, bagi siswa agar lebih meningkatkan penguasaan tentang jenisjenis majas serta dapat mengaplikasikannya dalam karya sastra terutama puisi dengan seoptimal mungkin, sehingga dengan ini akan dapat menjadikan puisi yang ditulis bernilai rasa yang tinggi. Rata-rata kebanyakan siswa masih lemah dalam memanfaatkan majas dalam puisi. Hal tersebut tergambar dari jenis majas yang digunakan masih menoton dan cenderung tidak bervariasi. Kedua, guru sekolah agar dapat meningkatkan mutu dari pengajaran sastra tentang puisi di sekolah, khsusnya mengenai penggunaan majas ini. Di samping itu, guru diharapkan agar menggunakan metode yang bervariasi dalam pengajaran puisi ini, sehingga proses pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih kreatif, inovatif, dan menarik. PERSANTUNAN Artikel ini merupakan inti sari dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinggi kepada pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. Pertama, kepada kepala sekolah SMP Negeri 3 Koto XI Tarusan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah ini. Kedua, Ibu Zuraida Chairani, selaku pembimbing yang telah bersedia membimbing dengan baik sehingga penelitian ini menjadi sempurna. Ketiga, Saudara Harry Andheska, selaku tim editor yang telah bersedia menyempurnakan hasil penelitian ini sehingga hasilnya mejadi baik. Keempat, siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 3 Koto XI Tarusan yang telah bersedia menyumbangkan puisi yang merupakan hasil karyanya untuk penulis jadikan sebagai objek penelitian. Kelima, serta pihak lainnya yang tidak bias dituliskan satu persatu yang ikut berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi. Jakarta: Depdikbud Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja. Grafindo Persada Depdiknas. 2006. Lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP/MTs. Jakarta: Depdiknas. Hasanuddin. 2002. Membaca dan Menilai Sajak. Bandung: Angkasa. Keraf, Gorys. 2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. remaja Rosdakarya. Pradopo, R. Djoko.1997. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Tarigan, Hendri Guntur. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa. 128