BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016, h. 1-2.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PEMBERIAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam rangka

Tinjauan Pemberian Kredit Guna Bhakti (KGB) Dengan Menggunakan Analisis 5c Pada Bank Bjb Kantor Cabang Tamansari Bandung

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Yogyakarta, Darma Bakti Wakaf, 1992, h Karnaen Perwata Atmaja dan Muhamad Syafii Antonio, Apa Dan Bagaimana Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. mikro ini tampil dalam bentuk Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Lembaga ini secara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas. kekeluargaan (Sholahuddin dan Hakim, 2008: 179).

BAB I PENDAHULUAN. Bank pembiayaan rakyat syari ah atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

STAIN Ponorogo Press, 2010, h Agustina Wulansari, "Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada PT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perkembangan dunia yang sangat pesat ini mencakup didalamnya. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini didukung oleh mulai bermunculnya bank bank syariah ataupun

BAB I PENDAHULUAN. pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

Pelaksanaan Transaksi Kliring Dalam Kegiatan Oprasional PT. BANK BRI Syariah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan. jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai lembaga yang dapat. pembangunan nasional mengakibatkan perlu adanya pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syari ah pada era reformasi ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. disertai oleh kebutuhan manusia yang semakin meningkat,sehingga. Nasional merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh dengan pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kredit kepada para nasabahnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan dan dunia usaha maupun jasa lainnya. demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian.

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. jasa perbankan atau keuangan. Dalam hal ini, perbankan merupakan inti dari

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. agama serta etika dalam bermuamalah, yang memberikan nilai keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya bank konvensional juga berfungsi sebagai suatu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. memang bidang utama usahanya adalah menyediakan fasilitas pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : pembiayaan dan rekening koran yang memiliki fungsi yang berbeda yakni

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perdagangan serta pembangunan nasional hingga internasional. Pada

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kembali dalam rangka meningkatkan tarif. yaitu riba. Riba tidak sama dengan jual beli dan hukumnya haram sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. muslim dihadapkan pada sutu pilihan, yaitu penyimpanan dananya di bank

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT AGUNAN RUMAH PADA BANK TABUNGAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm.3

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan nasional, dan penyediaan lapangan kerja. Usaha mikro, kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan sebaik-baiknya dari perencanaan jumlah kredit, pengorganisasian,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. xii 2 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah, Februari 2017, h. 4.

BAB I PENDAHULUAN. bank sebagai tambahan dana untuk modal usaha dengan pinjaman dana tersebut, maka

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lembaga Keuangan Syariah secara informal dimulai sebelum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan layanan jasa perbankan berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Prinsip ini menggantikan prinsip bunga yang terdapat dalam perbankan konvensional. Konsekuensi hukum dari penggunaan prinsip syariah dalam operasional perbankan adalah bahwa produk perbankan syariah lebih bervariasi dibanding produk perbankan konvesional. Bahwa produk perbankan konvensional, khususnya produk penghimpunan dana hanya mendasarkan pada sistem bunga sebagai bentuk prestasi dan kontraprestasi atas penggunaan dana, sedangkan pada perbankan syariah mendasarkan akad-akad tradisional Islam yang mana keberadaannya sangat tergantung pada kebutuhan riil nasabah 1 Bank merupakan lembaga yang bertugas menghimpun dan menyalurkan dana dari pihak yang memiliki dana berlebih kepada pihak yang membutuhkan dana. Dalam kegiatan penghimpunan dana bank memberikan layanan berupa simpanan dan dalam penyaluran dana bank memberikan layanan kredit atau dalam Perbankan Syariah menggunakan layanan pembiayaan. Dalam pemberian pembiayaan Bank Syariah menerapkan prinsip kehati-hatian untuk mencegah resiko terjadinya kerugian di pihak bank. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Sebagaimana Telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang tercantum dalam pasal 2 yang berbunyi: 1 Khotibul Umam, Perbankan Syariah Dasar-dasar dan Dinamika Perkembangan di Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016, h. 1-2. 1

2 Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. 2 Seiring dengan berkembangnya perbankan di Indonesia, secara tidak langsung telah menciptakan persaingan antar lembaga perbankan baik milik pemerintah maupun swasta. Lembaga perbankan saling berlomba-lomba untuk mendapatkan kepercayaan dari nasabah, sehingga nasabah tersebut menempatkan dananya di lembaga yang diinginkannya. Dengan adanya banyak persaingan pasti juga terdapat masalah yang di alami oleh internal bank seperti halnya terjadinya kredit bermasalah. Pemberian pembiayaan memiliki suatu efek yaitu adanya kredit bermasalah. Kredit bermasalah memberikan dampak yang tidak baik bagi negara dan lembaga perbankan di Indonesia. Risiko yang ditanggung bank sangat besar apabila adanya kerentanan waktu pengembalian pinjaman karena adanya ketidakpastian dari pihak shohibul mall. Munculnya sebuah kredit bermasalah dapat menyebabkan kesulitan dari bank tersebut untuk memenuhi kewajibannya kepada para shohibbul mall. Dalam lembaga keuangan syariah kegiatan pembiayaan menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi bank, selain memiliki pendapatan lain melalui pendanaan jasa pada sektor perbankan. Dana yang berhasil diperoleh dari masyarakat kembali disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Dalam proses pemberian pembiayaan, sebagian dana yang dipergunakan merupakan hasil dari pendanaan masyarakat berupa tabungan, deposito, giro yang mayoritas berbentuk jangka pendek. Sedangkan pembiayaan yang dikeluarkan bank sebagian besar merupakan pinjaman yang berbentuk jangka panjang. Oleh sebab itu, dengan adanya perbedaan waktu, maka muncul ketidakpastian atas pembiayaan yang diberikan. Pemberian pembiayaan merupakan salah satu usaha bank yang paling penting, oleh sebab itu, maka suatu lembaga keuangan perlu memberikan adanya penilaian yang ketat terhadap nasabah yang 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Pasal 2.

3 mengajukan pembiayan pinjaman, agar pada kemudian hari tidak ada risiko berupa kredit bermasalah. Tujuan dalam memperketat pemberian pembiayaan ini tidak lain adalah untuk menghilangkan risiko atau memperkecil risiko yang mungkin akan terjadi. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya bila pihak bank perlu meningkatkan pengamanan untuk setiap pembiayaaan agar dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya kredit bermasalah. Pada era modern seperti sekarang ini telah banyak lembaga keuangan syariah yang telah berdiri, maka banyak pula yang menyediakan pinjaman modal usaha bagi nasabah yang kekurangan dana, salah satunya adalah PT. BPD Bank Jateng Syariah, yang memiliki misi salah satunya yaitu membangun budaya bank dan mempertahankan bank sehat serta mendukung pertumbuhan ekonomi regional dengan mengutamakan kegiatan retail banking. Bank Jateng Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang memberikan kemudahan layanan dalam pinjaman pembiayaan modal usaha. Untuk meminimalisir kredit bermasalah, Bank Jateng Syariah menerapkan strategi pemberian pembiayaan dengan nominal minimal Rp. 10.000.000 sebagai antisipasi untuk mengurangi terjadinya kredit bermasalah. Strategi tersebut diterapkan sebagai salah satu cara untuk menerapkan prinsip kehati-hatian. Bank Jateng Syariah juga memberikan layanan kepada debitur dengan memberikan angsuran pinjaman maksimal selama 10 tahun bagi pekerja swasta dan 15 tahun bagi pekerja PNS. Berdasarkan pemaparan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam, mengenai strategi dalam pemberian pembiayaan yang diterapkan oleh PT. BPD. Bank Jateng Syariah. Bagaimanakah prosedur pemberian pembiayaan Bank Jateng Syariah, sehingga dapat meminimalisir terjadinya kredit bermasalah atau wanprestasi. Selanjutnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian, penulis tertarik untuk membahas dan mengambil judul: PROSEDUR

4 PENGAJUAN PEMBIAYAAN DI BANK JATENG SYARIAH CAPEM SEMARANG BARAT B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dilihat masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah prosedur pemberian pembiayaan yang berlaku di PT. BPD Bank Jateng Syariah Capem Semarang Barat? 2. Bagaimana strategi yang di gunakan Bank Jateng Syariah supaya terhindar dari kredit bermasalah? C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian Melihat berdasarkan perumusan masalah diatas, ada beberapa tujuan dan manfaat yang ingin dicapai oleh penulis, antara lain : Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana sistem dan prosedur pemberian pembiayaan yang diterapkan di PT. BPD Bank Jateng Syariah. 2. Untuk mengetahui pengaplikasian prosedur yang di lakukan Bank Jateng dalam proses pemberian pembiayaan. 3. Untuk mengetahui bagaimana cara penyeselesaian pembiayaan yang didapati adanya kredit bermasalah. 4. Untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor penyebab terjadinya permasalahan serta memberikan jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut. Manfaat 1. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman terutama mengenai prosedur pemberian pembiayaan dalam upaya mengurangi kredit macet, dan dapat mengetahui cara mengatasi kredit bermasalah khususnya. 2. Bagi PT. BPD Bank Jateng Syariah Hasil penilitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat bagi lembaga keuangan syariah dalam pemberian pembiayaan, serta

5 menjadi acuan agar di kemudian hari dapat menjadi lembaga keuangan yang lebih baik. 3. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapakan mampu memberikan manfaat bagi penulis lainnya yang akan melakukan atau melanjutkan penelitian ini, serta dapat memberikan manfaat bagi pembaca. D. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan penelitian terdahulu dari berbagai kajian penelitian yang berkaitan dengan judul yang penulis ambil yaitu: Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Nashikatur Rofi ah dalam tugas akhir yang berjudul Analisis Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Mikro 500 ib di BRI Syariah KCP. Ungaran. Penelitian ini membahas tentang penanganan pembiayaan bermasalah dan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa di BRI Syariah KCP. Ungaran, yang pertama faktor-faktor penyebab pembiayaan bermasalah, selanjutnya bagaimana menangani pembiayaan bermasalah yaitu dengan menganalisis pembiayaan yang bermasalah terlebih dahulu, yang perlu dianalisis adalah sebab kemacetan, pendekatan kekeluargaan, negoisasi, recheduling dan recondition. Bentuk pencegahan pembiayaan bermasalahnya yaitu ketika nasabah mengajukan pembiayaan, maka pihak dari BRI Syariah akan terlebih dahulu menilai kepada calon nasabah. Dari penelitian ini yang nantinya menjadi dasar bagi bank untuk memutuskan apakah pembiayaan yang diajukan layak untuk di realisasikan atau tidak. Jaminan yang diberikan nasabah kepada bank hanya dijadikan untuk berjaga-jaga apabila pembiayaan yang diberikan macet. Adapun prinsip-prinsip penilaiannya yang dilakukan oleh BRI Syariah adalah dengan menggunakan analisis 5C yaitu: (Character, Capacity, Capital, Condition, Collater). 3 3 Nashikatur Rofi ah, Analisis Penanganan Pembiayaan Bermasalah pada Produk Mikro 500 ib Di BRI Syariah KCP. Ungaran, Tugas Akhir, Semarang: FEBI UIN Walisongo, 2016, h. Vii.

6 Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Puji Rahayu dalam tugas akhir yang berjudul Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Akad Al-Ijarah Di KJKS Binama Tlogosari Semarang. Penelitian ini membahas tentang strategi penanganan pembiayaan bermasalah dan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penyebab pembiayaan ijarah bermasalah di KJKS Binama Semarang yaitu anggota terkena PHK, usaha anggota colaps dan konflik rumah tangga. Apabila angsuran mulai bermasalah, maka pihak KJKS perlu menempuh langkah-langkah untuk menangani pembiayaan dengan cara penyelamatkan pembiayaan melalui R3 (Rhecheduling, Reconditioning, Restructuring). Apabila pembiayaan itu sudah tidak dapat diharapkan lagi, maka dari pihak KJKS Binama akan melakukan penyitaan jaminan karena ini merupakan jalan terakhir anggota sudah benar-benar tidak punya etikat baik ataupun sudah tidak mampu membayar semua hutang-hutangnyadi KJKS Binama Semarang. 4 Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Vivi Novi Aturokhmah dalam tugas akhir yang berjudul Pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian Dalam Pemberiaan Pembiayaan Mudharabah Pada KSPPS Arthamadina Banyuputih. Penelitian ini membahas tentang prosedur pembiayaan mudharabah yang berada di KSPPS Arthamadina Banyuputih kurang sudah sesuai dengan SOP, akan tetapi pembiayaan mudharabah yang berada di KSPPS Arthamadina Banyuputih kurang sesuai dengan fatwa DSN NO: 07/DSN-MUI/IV/2000, karena di KSPPS Arthamadina tidak menggunakan ketentuan nisbah bagi hasil akan tetapi menggunakan besaran persen seperti yang ada di Bank Konvensional pada lainnya. Pelaksanaan prinsip kehati-hatian yang dilaksanakan oleh KSPPS Arthamadina yakni dengan cara menganalisis pembiayaan berdasarkan rumus 5C. Tujuan diterapkannya analisis prinsip kehati-hatian pada pembiayaan adalah untuk menekan kemungkinan terjadinya pembiayaan 4 Puji Rahayu, Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Akad Al-Ijarah Di KJKS Binama Tlogosari Semarang, Tugas Akhir, Semarang: FEBI UIN Walisongo, 2016, h. Vi-Vii

7 bermasalah, serta agar koperasi yakin bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar aman. 5 E. Metodologi Penelitian Penelitian dan pengembangan merupakan jembatan antara penelitian dasar (basic research) dengan penelitian terapan (applied research), dimana penelitian dasar bertujuan untuk to discover new knowledge about fundamental phenomena dan applied research bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis dapat diaplikasikan. Walaupun ada kalanya penelitian terapan juga untuk mengembangkan produk. Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan memvasilidasi suatu produk. 6 Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu pemecahan solusi langsung bagi permasalahan yang dihadapi, karena penelitian merupakan bagian dari usaha pemecahan masalah yang besar. Fungsi penelitian adalah mencairkan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Hal ini bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, objektf dan terkendali. Dalam penyusunan Tugas Akhir (TA) ini, penulis melakukan penelitian dari data-data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan di proses. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Dalam hal ini penulis menggunakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara 5 Vivi Novi Aturokhmah, Pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian Dalam Pemberian Pembiayaan Mudharabah Pada KSPPS Arthamadina Banyuputih, Semarang, Tugas Akhir, Semarang: FEBI UIN Walisongo, h. Vii. 6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung; ALFABETA, 2013, cetakan ke-17, h. 10-11

8 purposive dan snowbeal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 7 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di kantor Bank Jateng syariah cabang pembantu Semarang Barat yang beralamat di Jl. Prof. Dr. Hamka No. 100 E Kel. Tambakaji Kec. Ngaliyan. 3. Sumber Data Sumber data yang digunakan peneliti ada 2 macam yaitu: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang diteliti, dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap masalah yang dihadapi, seperti memperoleh informasi melalui dokumentasi, observasi dan wawancara dari objek penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian secara langsung maupun melakukan wawancara secara langsung kepada pihak Bank Jateng Syariah, yang bertanggungjawab di Bank Jateng tersebut beserta anggotanya. Dengan data ini penulis mendapat gambaran umum tentang Bank Jateng Syariah Cabang Pembantu Semarang Barat. b. Data Sekunder Merupakan sumber data yang didapatkan penulis secara tidak langsung melalui media perantara. Dalam hal ini data yang diperoleh yaitu melalui buku-buku referensi serta data dari internet. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan..., h. 15

9 melengkapi informasi terkait objek penelitian baik yang berbentuk buku, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang berhubungan dengan objek penelitian. 4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Wawancara Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif lebih menekankan pada jenis teknik wawancara, khususnya wawancara mendalam (deep interview). Guba dan Linchon (1981:78) menyatakan bahwa teknik ini memang merupakan teknik pengumpulan data yang khas bagi penelitian kualitatif. Hal ini senada dengan pendapat Patton (1980:29) bahwa cara utama yang dilakukan oleh para ahli metodologi kualitatif untuk memahami persepsi, perasaan, dan pengetahuan orang-orang adalah wawancara mendalam dan intensif (Patton, 1980: 29). Oleh sebab itu, wawancara mendalam merupakan teknik utama yang digunakan dalam penelitian kualitatif. 8 Dalam metode ini penulis melakukan wawancara langsung kepada analis pembiayaan dan admin pembiayaan, selaku penanggungjawab dalam urusan pemberian pembiayaan di Bank Jateng Syariah. b. Metode Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian apapun, termasuk penelitian kualitatif, dan digunakan untuk memperoleh informasi atau data sebagaimana tujuan penelitian. Istilah observasi, dimana sebagaian besar ilmuwan sosial memaknakan observasi partisipan, telah menjadi sinonim dengan penelitian lapangan (Williamson, Karp, dan Dalpin, 1977: 199), kerja lapangan, atau observasi ke-3, h. 119. 8 Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, cetakan

10 tidak terkontrol, observasi partisipan, dan non partisipan (Gulban dan Lincoln, 1981: 189). Tujuan data observasi adalah untuk mendeskripsikan latar yang diobservasi, kegiatan-kegiatan yang terjadi di latar itu, orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan, dan partisipasi mereka dalam orang-orangnya (Patton, 1980: 124). 9 Dalam metode ini peneliti langsung melakukan pengamatan di Bank Jateng Syariah Capem Semarang Barat dalam rangka mencari data, yang akan dijadikan obyek penelitian. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan-catatan suatu peristiwa yang ditinggalkan, baik tertulis maupun tidak tertulis. Dalam hal ini, penulis mengumpulkan data berupa petunjuk teknis tentang pembiayaan dan simpanan di Bank Jateng Syariah serta mengambil brosur. 5. Analisis data Secara umum, menurut Neuman (2000: 426) analisis data merupakan suatu pencarian pola-pola dalam data, yaitu perilaku yang muncul, objek-objek, atau badan pengetahuan (a body of knowledge). Sekali suatu pola itu diidentifikasi, pola itu diinterprestasi ke dalam istilah-istilah teori sosial atau latar dimana teori itu terjadi. Peneliti kualitatif pindah dari deskripsi peristiwa historis atau latar sosial ke interprestasi maknanya yang lebih umum. Analisis data meliputi mencakup menguji, menyortir, mengategorikan, mengevaluasi, membandingkan, mensintensikan, dan merenungkan data yang direkam juga meninjau kembali data mentah dan terekam. Peneliti kualitatif menggunakan analisis induktif, yang berarti kategori, tema, dan pola berasal dari data. Kategori-kategori 9 Rulam Ahmadi, Metodologi Peneltian Kualitatif..., h. 161

11 yang muncul dari catatan lapangan, dokumen, dan wawancara tidak ditentukan sebelum pengumpulan data (Denzin dan Lincon, 1998: 47) sebagaimana lazimnya pada penelitian kuantitatif. Menurut Patton (1980: 303), analisis kasus (kualitatif) meliputi mengorganisasi data dengan kasus-kasus spesifik yang memungkinkan studi yang mendalam tentang kasus-kasus ini. Kasus-kasus dapat berupa individual, progam, institusi, atau kelompok. 10 Metode diskriptif ini memberikan deskriptif mengenai subyek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti dan bukan untuk pengujian hipotesis. Maka dalam penulisan TA (Tugas Akhir) nanti akan diberikan deskriptif mengenai prosedur pemberian pembiayaan dalam upaya mengurangi kredi macet di Bank Jateng Syariah. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini mempunyai fungsi memberikan kemudahan dalam pemahaman secara garis besar pada masing-masing bab secara sistematis. Sistematis penulisan penelitian ini di bagi menjadi empat bab yaitu sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Pada bab satu ini berisikan suatu pengantar untuk melanjutkan pada bab-bab selanjutnya. Bab satu berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan untuk memperoleh data secara lengkap dan teratur. BAB II: LANDASAN TEORI Bab dua berisi tentang pembahasan teori-teori yang bersangkutan dengan penelitian. 10 Rulam Ahmadi, metodologi Penelitian Kualitatif..., h. 229-230

12 BAB III: GAMBARAN UMUM PT. BPD BANK JATENG SYARIAH CAPEM SEMARANG BARAT Dalam bab tiga ini berisi tentang gambaran umum mengenai PT. BPD BANK JATENG SYARIAH. Pembahasan ini meliputi sejarah, visi dan misi, budaya perusahaan, logo Bank jateng Syariah, profil Bank Jateng, struktur organisasi, uraian tugas, serta produk-produk. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab empat ini berisi pembahasan tentang prosedur pemberian pemberian pembiayaan dalam upaya mengurangi kredit macet di Bank Jateng Syariah Capem Semarang Barat. BAB V: PENUTUP Pada bab lima ini merupakan akhir dari proses penelitian yang berisi tentang kesimpulan, saran dan penutup dari analisis prosedur pemberian pembiayaan dalam upaya mengurangi kredit macet serta memberikan kesimpulan yang benar-benar lengkap dan penutup sebagai akhir bab. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN