BELAJAR DI ERA DIGITAL: BAHASA INGGRIS BERBASIS LOKALITAS MELALUI MEDIA SOSIAL SEBAGAI LANGKAH ANTISIPATIF MENYONGSONG 0 KM JAWA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Putri Hidayati, 2013

Strategi Blended Learning untuk Peningkatan Kemandirian Belajar dan Kemampuan Critical Thinking Mahasiswa di Era Digital

Pementasan Drama secara Live sebagai Capaian Awal Pembentukan Desa Inggris Kota Magelang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

PERANAN DIALOG DALAM SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH. Titi Chandrawati 1 dan Suryo Prabowo 2

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kelemahan pendidikan saat ini adalah pada proses pembelajaran

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

MENGUASAI SPEAKING SKILL BAHASA INGGRIS DENGAN KONSEP ENGLISH DAY BAGI GURU DAN KARYAWAN DI SMA ISLAM TERPADU FADHILAH PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

2015 KEEFEKTIFAN TEKNIK EXAMPLE NON EXAMPLE BERMEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

[DEFINISI DAN RUANG LINGKUP INTERNET MARKETING] BAB 1 DEFINISI DAN RUANG LINGKUP INTERNET MARKETING

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kualitas pendidikan bagi pembangunan bangsa di masa datang. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

PEMBELAJARAN TEMATIK (LEARNING BY DOING) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TEMA PEKERJAAN MENGHASILKAN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. karena pembelajarannya mengandung unsur-unsur ilmiah yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. mempersatukan keberagaman bahasa, adat-istiadat, suku, dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

NILAI-NILAI KEJUANGAN DAN KEPEMIMPINAN DALAM LINTAS BUDAYA

INOVASI MODEL PARTISIPASI SOLUSI (PARTISOL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Manajemen Pendidikan Life Skills Santri di Pondok Pesantren Darul

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi dan komunikasi telah menjadikan penguasaan bahasa. asing (khususnya bahasa Inggris) sebagai syarat utama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Agnesa, 2014

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

MODEL PEMBELAJARAN PBL ( PROBLEM BASED LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang disahkan pada tanggal 8 Juli 2003

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

Wholistic Thinking METODE DAN PENDEKATAN BERFIKIR SECARA UTUH DAN MENYELURUH. Prof. Richardus Eko Indrajit Prof. Chan Kah Chee. Richardus Eko Indrajit

BAB I PENDAHULUAN. cepat seseorang menguasai bahasa tersebut. Pengertian bahasa itu sendiri, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,

Chat Commerce: Terobosan Masa Kini Untuk Bisnis Online Anda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keberadaan bahasa daerah merupakan salah satu kebanggaan Bangsa

2014 PENYELENGGARAAN PROGRAM PARENTING BERBASIS E-LEARNING D ALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEND ID IK ANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

We touch one, we touch all

MEMANFAATKAN KOMPUTER UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

KERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

PENTINGNYA MENCERMATI SELF-INSTRUCTION DAN SELF- ESTEEM DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING: STUDI KASUS PENGAJARAN MENYIMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

I. PENDAHULUAN. sangat berperan adalah lembaga pendidikan. Dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PROGRAM KERJA FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

LAPORAN PPM KOMPETENSI FAKULTAS PENGEMBANGAN PARTIAL IMMERSION PROGRAM SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN BERBAHASA INGGRIS DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) KERJASAMA DAN KEMITRAAN MASYARAKAT ILMUWAN DAN TEKNOLOG INDONESIA (MITI) KLASTER MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan pernyataan Nurgiantoro (Ambarita, 2008: 39) bahwa, tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

Kurikulum Berbasis TIK

Format 1: Evaluasi Diri Guru untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transformasi Masyarakat Informasi di Indonesia Ditinjau dari Aspek Budaya, Teknologi, Sosial dan Ekonomi Nurintan Cynthia Tyasmara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

Kantor maya mengatasi kendala fisik dari tempat kerja sehingga menghasilkan beberapa keuntungan sebagai berikut:

Transkripsi:

BELAJAR DI ERA DIGITAL: BAHASA INGGRIS BERBASIS LOKALITAS MELALUI MEDIA SOSIAL SEBAGAI LANGKAH ANTISIPATIF MENYONGSONG 0 KM JAWA Winda Candra Hantari, Ali Imron Abstrak Perubahan kecil dalam sebuah konteks budaya memiliki potensi perubahan keseluruhan. Berasal dari dalam wilayah dengan permasalahan domestik wilayah tersebut maupun adanya kontak dengan pihak di luar yang pada akhirnya mengubah struktur elementer wilayah tersebut. Pembukaan akses sebuah wilayah dengan tujuan pembangunan memiliki dua sisi yang berbeda dan dapat diinterpretasikan secara positif maupun negatif. Hal tersebut seyogyanya mampu diantisipasi dengan sistematis sehingga proses penyesuaian dapat berlangsung dengan lancar. Utamanya dalam aspek kebahasaan. MEA yang telah dimulai menjadi salah satu pertimbangan dalam mengkaji efektivitas dan keberterimaan pendampingan aspek kebahasaan sebuah konteks budaya yang membangun kesadaran lokalitas yang berkelanjutan. Hal ini dipandang sebagai titik awal kesempatan para generasi muda untuk menumbuhkan kesadaran lokalitas. Lokalitas dianggap sebagai sebuah hal yang vital dalam konteks ini karena erat kaitannya dengan identitas dan kepercayaan diri yang merupakan penciri daya saing di era lintas kultural. Meskipun terjadi lalu lintas pertukaran nilai dan budaya, masyarakat yang memiliki identitas dan kepercayaan diri pada nilai-nilai lokal dengan tidak menampik universalitas bagian dari komunitas yang lebih luas akan memiliki basis yang kokoh. Hal ini akan memberi kontribusi yang positif dalam artian bagi proses penyesuaian situasi sosial yang terjadi di wilayah tersebut. Indikatornya proses pembelajaran yang aplikatif, inovatif dan memiliki karakteristik progresif dan kreatif. Media sosial sebagai wahana luas dan multi dimensi menawarkan lebih dari cukup sebagai sumber pembelajaran yang resourceful.dengan fasilitas menarik yang mendukung pembelajaran. Terkenal atau viral, trendy dan kekinian menjadi nilai plus bagi media sosial. Keywords: Digital, Locality, English, Learning Language, whatssapp Pembukaan akses sebuah wilayah dengan tujuan pembangunan serupa koin mata uang yang memiliki dua sisi yang berbeda dan dapat diinterpretasikan secara positif maupun negatif. Namun demikian, hal tersebut seyogyanya mampu diantisipasi dengan sistematis sehingga proses penyesuaian dapat berlangsung dengan lancar. Utamanya dalam aspek kebahasaan karena hal tersebut sangat vital yang dibutuhkan oleh generasi muda Desa Balesari. Tulisan ini adalah refleksi dari hasil tindak lanjut yang dilakukan oleh penulis pada sebuah desa berbasis kultur tradisional yang sedang melakukan pembukaan wilayah dan mengemban misi untuk mencapai visinya sebagai desa 0 KM Jawa dengan sektor pariwisata sebagai muatan utama. Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah dimulai menjadi salah satu pertimbangan dalam mengkaji efektivitas dan keberterimaan pendampingan aspek kebahasaan sebuah konteks budaya yang membangun kesadaran lokalitas yang berkelanjutan. Hal ini dipandang sebagai titik awal kesempatan para generasi muda untuk menumbuhkan kesadaran lokalitas. Lokalitas dianggap sebagai sebuah hal yang vital dalam konteks ini karena erat kaitannya dengan identitas dan kepercayaan diri yang merupakan penciri daya saing di era lintas kultural. Meskipun terjadi lalu lintas pertukaran nilai dan budaya, masyarakat yang memiliki identitas dan kepercayaan diri pada nilai-nilai lokal dengan tidak menampik universalitas bahwa dirinya adalah bagian dari komunitas yang lebih luas yang selaras dan harus dipertahankan harmoninya, akan memiliki basis yang kokoh. Hal ini akan 335

memberi kontribusi yang positif dalam artian bagi proses penyesuaian situasi sosial yang terjadi di wilayah tersebut. Ada berbagai metode yang dapat ditempuh dalam pengelolaan pendampingan yang berkualitas ditunjukkan dengan, salah satunya, indikator proses pembelajaran yang aplikatif, inovatif dan memiliki karakteristik progresif dan kreatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi misal dengan pemanfaatan teknologi internet. Generasi muda Desa Balesari berasal dari kultur Jawa dengan tingkat latar pendidikan dan sosial yang relatif beragam. Sebanyak 60 persen anggota Karang Taruna adalah anak usia sekolah yang memiliki akses pada gawai cerdas serta koneksi internet yang memadai sehingga relatif terekspos pada dunia luar, namun demikian kemampuan berbahasa asing dari Karang Taruna masih membutuhkan pendampingan yang mampu mengajak mereka untuk mendalami aspek kebahasaan Inggris dengan cara yang tidak konvensional. Pembelajaran yang menekankan pada aktivitas konvensional, khususnya yang tidak melibatkan teknologi yang inovatif akan membentuk pola keterampilan berbahasa yang kurang sesuai dengan kebutuhan jaman. Kemungkinan mitra pendampingan akan lekas bosan lebih besar sehingga pembelajaran tampak tidak menarik sehingga fokus dan keasyikan untuk menekuni aspek aspek kebahasaan Inggris akan semakin berkurang. Internet sebagai wahana yang sangat luas dan multi dimensi menawarkan lebih dari cukup sebagai sumber pembelajaran yang resourceful dan menarik. Berbagai platform yang bertebaranmenjadi banyak pilihan bagi mitra untuk dapat mengembangkan proses pembelajaran. Media sosial adalah situs berbasis dalam jaringan yang tepat guna karena memberi berbagai macam fasilitas menarik yang mendukung pembelajaran. Terkenal atau viral, trendy dan kekinian menjadi nilai plus bagi media sosial. Bahasa populer untuk platform semacam ini adalah e-learning atau kelas virtual. Dengan mengintegrasikan tampilan media sosial dalam performa visualnya maka mitra program pendampingan yang mengikuti kelas virtual ini merasa seperti sedang berinteraksi dengan santai namun serius. MEA juga tak ditampik telah memunculkan warna baru dalam perspektif pembelajaran, termasuk pembelajaran di luar institusi formal. Aspek globalisasi, inovasi dan teknologi mutakhir seharusnya menjadi perhatian yang spesifik bagi proses pembelajaran yang memiliki tujuan khusus. Proses pembelajaran seyogyanya mampu mengakomodasi kebutuhan mitra untuk menghadapi tantangan era yang baru. Penguasaan keterampilan berbahasa aktif, aplikatif dan inovatif adalah tujuan dari pembelajaran yang bervisi pada inovasi. Berdasarkan analisis terhadap penelitian mengenai penggunaan teknologi dalam pembelajaran aktif bahasa Inggris, didukung dengan observasi serta diskusi dengan Kepala Desa serta Ketua Kelompok Karang Taruna Desa Balesari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang teridentifikasi 3 (tiga) masalah pokok mengenai kualitas penguasaan pemerolehan bahasa Inggris di kalangan pemuda-pemudi Desa Balesari yaitu: Belum adanya kelompok berlatih bahasa Inggris aktif yang memiliki konsep integratif dengan teknologi serta berbasis lokalitas sehingga pemahaman serta aplikasi bahasa Inggris di kalangan pemuda dan pemudi Desa Balesari ini masih sangat umum, konvensional dan belum terarah. Pengelolaan kelompok berlatih bahasa Inggris yang keberlanjutan dengan menggunakan cara yang kreatif dan aplikatif yang mendukung konsep 0 KM JAWA belum terbentuk Pendamping adalah para profesional yang memiliki kemampuan terukur, kompetensi serta 336

pengalaman terjun dan bersentuhan dalam beberapa kegiatan pembimbingan guru-guru dan dosen-dosen dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dengan melibatkan pemanfaatan teknologi internet. Setelah dilaksanakan program pendampingan pada mitra pemuda dan pemudi desa Balesari mitra tersebut memiliki tingkat kompetensi yang lebih unggul dalam hal pemanfaatan teknologi dalam rangka mengembangkan dan mengaplikasikan dengan terus menerus. Kompetensi tersebut sejalan dengan pemahaman akan konsep lokalitas yang menekankan pada menjadi tuan rumah di desa sendiri. Dengan demikian mitra yang mengikuti proses pendampingan menjadi melek teknologi, mampu berpikir kreatif dan aplikatif dengan metode inovatif serta memiliki tingkat keterampilan teknologi yang lebih tinggi untuk selanjutnya dapat ditularkan pada generasi berikutnya. Setelah proses observasi yang dilakukan maka penulis formulasikan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan pemerolehan bahasa Inggris bagi Pemuda dan Pemudi di Desa Balesari, yaitu program pendampingan untuk menularkan cara belajar yang efektif dan mengikuti perkembangan teknologi untuk selanjutnya dapat diterapkan pada keseharian dalam konteks menjadi desa yang global. Kompetensi generasi muda dalam berbahasa serta pemanfaatan atau pengintegrasian teknologi internet guna mendukung proses belajar pemerolehan bahasa yang lebih terfokus dan terarah dianggap efektif dan sangat dibutuhkan. Satu aspek yang penting dalam pembangunan sebuah generasi yang diharapkan dapat menginisiasi generasi selanjutnya adalah konsep yang matang. Pendampingan ini selain menyasar penguasaan bahasa Inggris aktif dari generasi muda desa Balesari juga membentuk konsep lokalitas yang vital. Dengan memahami konsep lokalitas, para pemuda dan pemudi desa Balesari diharapkan mampu menggali keunikan dan kekhasan desa mereka sehingga mampu menjadi tuan rumah yang berkonsep jelas. melalui program pendampingan ini melibatkan pembelajaran yang integratif dan berkonsep jelas sehingga mampu menghasilkan luaran yang tampak dan terukur. Mengingat latar belakang pemuda dan pemudi desa yang beragam, perlu diperjelas fokus dan lokus model pendampingan. Pendampingan pemerolehan bahasa asing, khususnya Inggris yang mengedepankan critical and analytical thinking yang tidak meninggalkan inovasi dan kreativitas menjadi satu pilihan yang tepat sehingga mitra yang mengikuti proses pendampingan mampu berpikir dalam kerangka kritis, analitis, inovatif, kreatif dan melek teknologi. Kegiatan pendampingan ini menjadi solusi yang tepat untuk merespon permasalahan yang dihadapi pemuda dan pemudi desa Balesari dalam rangka menyongsong 0 KM Jawa. Target jangka pendeknya adalah membentuk kelompok berlatih pemuda pemudi Desa Balesari yang memiliki kemampuan berbicara aktif berbahasa Inggris, mengintegrasikan dengan teknologi media sosial dan mampu memposisikan diri sebagai tuan rumah di desanya sendiri. munculnya kesadaran atau inisiatif di kalangan pemuda dan pemudi Desa Balesari untuk mengembangkan dan menerapkan konsep berlatih berbahasa Inggris aktif kelompok yang menitikberatkan pada lokalitas serta integrasi dengan teknologi. Dengan demikian pada tahap selanjutnya terjadi 337 Figure 1 Contoh percakapan grup Bahasa Inggris

regenerasi dan keberlangsungan program kelompok pemuda- pemudi Desa Balesari. Sebagai hasilnya, para pemuda-pemudi Desa Balesari menjadi terbiasa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris aktif serta tidak canggung mengekspresikan dalam fitur-fitur teknologi yang langsung dapat diakses oleh dunia luar. Pendampingan yang menularkan cara belajar yang efektif dan mengikuti perkembangan teknologi untuk selanjutnya dapat diterapkan pada keseharian dalam konteks menjadi desa yang global. Pelaksanaan pendampingan dilakukan secara kolaboratif (bermitra) dengan Kepala Desa Balesari dan para pemuda dan pemudi Desa Balesari yang tergabung dalam kelompok karang taruna. Peran Mitra adalah memberikan data yang riil, atau sesuai dengan pengalaman mengenai keadaan yang dialami oleh para pemuda dan pemudi Desa Balesari utamanya yang terkait dengan pemanfaatan teknologi dalam proses pemerolehan pengetahuan bahasa asing untuk dapat ditindaklanjuti dengan pemberian ijin untuk melakukan pengabdian pada masyarakat di wilayah administratif Desa Balesari. adalah sebagai mitra uji coba sekaligus memberi masukan dari sisi peserta proses pendampingan. Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, serta Refleksi matang dilakukan Figure 2. Anggota Kelompok Belajar Whatsapp Bahasa Inggris Pembentukan kelompok. Media Sosial Whatsapp menjadi akun yang mudah diakses oleh seluruh peserta. Speaking menjadi satu skill yang diunggulkan dan dibutuhkan dalam waktu dekat karena semakin banyak turis yang masuk ke daerah wisata Balesari. Konsep Lokalitas yang digaungkan oleh program pendampingan mencapai sasaran yang sesuai dengan yang dibayangkan. Para pemuda mulai berpikir bahwa turis adalah tamu sedangkan mereka adalah tuan rumah yang memuliakan tamu tanpa mengurangi eksistensi mereka sebagai orang lokal. Setelah dilaksanakan program pendampingan pada mitra pemuda dan pemudi desa Balesari, mitra tersebut memiliki tingkat kompetensi yang lebih unggul dalam hal pemanfaatan teknologi dalam rangka mengembangkan dan mengaplikasikan bahasa yang diperoleh dengan terus menerus. Kompetensi tersebut sejalan dengan pemahaman akan konsep lokalitas yang menekankan pada menjadi tuan rumah di desa sendiri. Dengan demikian mitra yang telah mengikuti proses pendampingan menjadi melek teknologi, mampu berpikir kreatif dan aplikatif dengan metode inovatif serta memiliki tingkat keterampilan teknologi yang lebih tinggi untuk selanjutnya dapat ditularkan pada generasi berikutnya. Setelah dilakukan serangkaian treatment baik penulis menyimpulkan bahwa solusi menggunakan media digital dalam berinteraksi dengan bahasa asing cukup menarik. Natural bahasa yang terus selalu dipakai dan diaplikasikan keseharian diakomodasi dengan baik oleh platform online semacam Whatsapp dan mampu menjadi tonggak awal dalam konteks mengasah potensi yang telah dimiliki oleh mitra. 338

REFERENSI Brown, H. Douglas. (2000). Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey: Printice Hall. Brown, H. Douglas. (2000). Teaching by Principles. Longman. A Person Education Company. 339