BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar sasaran mereka, alat-alat tersebut dinamakan bauran pemasaran (marketing

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan topik penelitian mengenai analisis faktor bauran pemasaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

LANDASAN TEORI. merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan. penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler dan Keller (2011:9) pemasaran adalah suatu proses sosial yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengembangkan sebuah program untuk mencapai pasar yang diinginkan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II. LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

DEFINISI PEMASARAN DAN BAURAN PEMASARAN. Tugas Individu I Manajemen Pemasaran (MP) Dosen : Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Apriantoro (2006) dengan judul Analisis Positioning

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan pemasaran sebagaimana telah diketahui bersama adalah suatu usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Dalam kegiatan bisnis selalu ada kompetisi. Perusahaan akan terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan faktor yang penting dalam siklus yang bermula dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI. semakin menariknya pemasaran bagi setiap perusahaan. Masalah pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkosumsi, menghabiskan barang

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi

KEBIJAKAN PEMASARAN PRODUK PIPA WAVIN PADA TOKO GUNUNG KAWI DI BATAM YANG DITINJAU DARI SUDUT BAURAN PEMASARAN TIBRANI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. di mana kita semua hidup dengan menukarkan sesuatu serta menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk, jasa dan

Definisi Marketing Mix

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 3. Model Perilaku Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori A. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Para pemasar dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas pemasaran menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka, alat-alat tersebut dinamakan bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasaran (Kotler 2000:17). McCarthy dalam Kotler dan Keller (2009:24) mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas ini sebagai sarana (alat-alat) bauran pemasaran dari empat jenis yang luas yang disebut dengan 4P dari pemasaran, yaitu: produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan tempat/distribusi (place/distribution). Variabelvariabel pemasaran pada tiap P tersebut ditunjukkan pada gambar 2.1

7 Variabel Bauran Pemasaran Bauran Pasar Produk Keragaman produk Kualitas Design Ciri Nama merek Kemasan Ukuran Pelayanan Garansi Imbalan Harga Daftar harga Rabat/diskon Potongan harga khusus Periode pembayaran Syarat khusus Promosi Promosi penjualan Periklanan Tenaga penjualan Kehumasan/public relation Pemasaran langsung Tempat Saluran pemasaran Cakupan pasar Pengelompokan Lokasi Persediaan Transportasi Gambar 2.1 Sumber : Kotler dan Keller (2009:24) Bauran pemasaran melambangkan pandangan penjual terhadap perangkat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Sedangkan dari sudut pandang pembeli setiap perangkat pemasaran dirancang untuk memberikan manfaat bagi pelanggan (Kotler dan Keller, 2009:24). Dengan demikian pemasar harus membuat keputusan bauran pemasaran yang dapat mempengaruhi saluran perdagangan mereka dan juga memuaskan kebutuhan pelanggan dan melampaui harapan mereka dengan komunikasi yang efektif agar dapat mempengaruhi konsumen sebanyak-banyaknya.

8 1. Produk (product) a. Pengertian Produk Selama ini banyak orang yang berfikir bahwa produk merupakan tawaran suatu benda yang berwujud, namun sebenarnya pengertian produk bisa lebih dari itu. Menurut Kotler dan Keller (2007:4) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acaraacara, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan. b. Klasifikasi Produk Menurut Kotler dan Keller (2007:6) pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ciri-cirinya yaitu meliputi daya tahan, wujud, dan penggunaan (konsumen dan industri). Berdasarkan daya tahan dan wujudnya produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu: 1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. 2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-kali. 3. Jasa (services) adalah produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis. Akibatnya produk ini biasanya memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Berdasarkan penggunaannya menurut Kotler dan Keller (2007:6) produk diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

9 1. Barang konsumen Barang konsumen adalah produk yang dibeli konsumen untuk konsumsi pribadi. Produk yang dibeli konsumen berdasarkan kebiasaan belanja dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Barang sehari-hari (convenience goods) adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli pelanggan dengan cepat dan dengan upaya yang sangat sedikit. b. Barang toko (shopping goods) adalah barang-barang yang biasanya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan daya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. c. Barang khusus (specialty goods) adalah barang yang mempunyai ciriciri atau identifikasi merek yang unik dan kerena itulah cukup banyak pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus. d. Barang yang tidak dicari (unsought goods) adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau biasanya mereka tidak terpikir untuk membelinya. Seperti halnya di warung kopi pelayanan terhadap konsumen atau pelanggan sangat diperlukan dan diperhatikan karena berpengaruh terhadap keputusan pembelian kembali. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Intan Ratnasari (2011) memperlihatkan bahwa variabel pelayanan pendukung produk memberikan kontribusi pengaruh terhadap variabel keputusan pembelian konsumen.

10 2. Barang Industri Barang industri adalah barang yang membutuhkan proses produksi lebih lanjut untuk digunakan dalam hal menjalankan usaha. Barang industri dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut: a. Bahan baku dan suku cadang (materials and parts) adalah barangbarang yang seluruhnya masuk ke produk produsen tersebut. Barangbarang tersebut meliputi bahan mentah serta bahan baku dan suku cadang yang diproduksi. b. Barang modal (capital items) adalah barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Barang modal meliputi instalasi dan peralatan. c. Perlengkapan dan layanan bisnis (supplies and business service) adalah barang dan jasa berumur pendek memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Perlengkapan meliputi barang pemeliharaan dan perbaikan dan perlengkapan operasional. Sedangkan layanan bisnis meliputi layanan pemeliharaan dan perbaikan dan layanan konsultasii bisnis.

11 2. Harga (price) a. Pengertian Harga Menurut Pattinasarany (2009:169) Secara sederhana harga diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan aspek lain (non moneter) yang mengandung kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk. Sedangkan arti harga yang lebih luas adalah sejumlah nilai yang bersedia dibayar konsumen untuk memenuhi permintaan suatu produk atau jasa. Harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. b. Tujuan Penetapan Harga Menurut Kotler dan Keller (2007:84) tujuan penetapan harga terbagi beberapa hal antara lain: 1. Kelangsungan hidup, perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utamanya jika terjadi kelebihan kapasitas, persaingan yang sengit, atau keinginan konsumen yang berubah-ubah. 2. Laba maksimum sekarang, perusahaan mencoba untuk menetapkan harga yang akan memaksimalkan laba sekarang yaitu memperkirakan permintaan dan biaya dengan menetapkan harga rendah. 3. Pangsa pasar maksimum, perusahaan ingin memaksimalkan pangsa pasarnya yakni dengan volume penjualan yang lebih tinggi dengan biaya lebih rendah dan laba jangka panjang yang lebih tinggi.

12 4. Kepemimpinan mutu produk, perusahaan bermaksud menjadi pemimpin mutu produk di pasar yaitu produk dengan tingkatan yang tinggi soal mutu, selera, serta harga yang cukup tinggi tapi masih bisa di jangkau konsumen. 5. Tujuan lain, menggunakan tujuan-tujuan penetapan harga lainnya untuk mendapatkan pengembalian sebagian biaya. c. Metode Penetapan Harga Menurut Kotler dan Keller (2007:93) metode penetapan harga yang digunakan perusahaan antara lain: 1. Penetapan harga mark-up (mark-up pricing), metode penetapan harga yang paling sederhana adalah menambahkan mark-up standar pada biaya produk tersebut. 2. Penetapan harga sasaran pengembalian (target return pricing), perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi (ROI-return on investment) yang dibidiknya. 3. Penetapan harga persepsi nilai (perceived value pricing), dimana perusahaan mendasarkan harganya pada persepsi nilai pelanggan. 4. Penetapan harga nilai (value pricing), dimana perusahaan memikat hati pelanggan yang loyal dengan menetapkan harga yang lumayan rendah untuk tawaran yang bermutu tinggi. 5. Penetapan harga umum (going rate pricing), perusahaan mendasarkan harganya terutama pada harga pesaing mungkin akan mengenakan harga yang sama, lebih tinggi, atau lebih rendah dari pada pesaing utamanya.

13 6. Penetapan harga tipe lelang (auction type pricing), penetapan harga dilakukan dengan cara melelang suatu produk yang akan dijual. 3. Promosi (promotion) Kegiatan promosi dapat berperan sangat penting dalam meningkatkan penjualan dan sebagai alat komunikasi pemasaran. Suatu produk betapapun bermanfaat tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Promosi atau komunikasi pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007:204) adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual. Menurut Kotler dan Keller (2007:204) bauran komunikasi pemasaran terdiri atas enam cara komunikasi utama antara lain: 1. Iklan, presentasi yang bukan dilakukan orang dan berupa promosi gagasan, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan. 2. Promosi penjualan, berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa. 3. Acara khusus dan pengalaman, perusahaan mensponsori kegiatan dan program-program yang direncanakan untuk menciptakan interaksi setiap hari atau interaksi yang berkaitan dengan merek. 4. Hubungan masyarakat dan pemberitaan, berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masingmasing produknya.

14 5. Pemasaran langsung, penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan. 6. Penjualan pribadi, interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan memperoleh pemesanan. 4. Tempat/Distribusi (place/distribution) Tempat dalam marketing mix biasa disebut dengan saluran distribusi atau saluran pemasaran, saluran dimana produk tersebut sampai kepada konsumen. Definisi dari Sumarni dan Soeprihanto (2010:288) tentang saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau industri pemakai. Kebanyakan produsen tidak menjual barang-barang mereka secara langsung kepada para pengguna akhir, ada perantara saluran pemasaran (juga disebut saluran perdagangan atau saluran distribusi) yang menyalurkan produk kekonsumen. Menurut Kotler dan Keller (2007:122) saluran pemasaran adalah organisasi-organisasi yang tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran melaksanakan tugas memindahkan barang dari produsen ke konsumen, untuk mengatasi kesenjangan waktu, tempat, dan kepemilikan yang memisahkan barang dari konsumen yang membutuhkan atau

15 menginginkan. Menurut Kotler dan Keller (2007:128) saluran pemasaran melaksanakan sejumlah fungsi utama antara lain: 1. Mengumpulkan informasi mengenai calon pelanggan dan pelanggan sekarang, pesaing, dan pelaku serta kekuatan lainnya dalam lingkungan pemasaran tersebut. 2. Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif untuk merangsang pembelian. 3. Mencapai kesepakatan mengenai harga dan ketentuan-ketentuan lain sehingga peralihan kepemilikan dapat terlaksana. 4. Melakukan pemesanan kepada produsen. 5. Memperoleh dana untuk membiayai persediaan pada tingkat yang berbeda dalam saluran pemasaran. 6. Menanggung risiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi saluran. 7. Mengatur kesinambungan penyimpanan dan perpindahan produkproduk fisik. 8. Mengatur pelunasan tagihan mereka kepada pembeli melalui bank dan lembaga keuangan lainnya. 9. Mengawasi peralihan kepemilikan aktual dari suatu organisasi atau orang kepada organisasi atau orang lainnya. Jenis saluran pemasaran menurut Kotler (2000;563) yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh berdasarkan karakteristik produk ada 5, yaitu : 1. Produk yang mudah rusak, lebih membutuhkan pemasaran langsung.

16 2. Produk berukuran besar, memerlukan saluran yang meminimumkan jarak pengiriman dan jumlah penanganan dalam perpindahan produk dari produsen ke konsumen. 3. Produk khusus yang dibuat sesuai pesanan, biasanya dijual oleh wiraniaga perusahaan. 4. Produk yang membutuhkan jasa pemasangan dan pemeliharaan, biasanya dijual dan dipelihara oleh perusahaan atau penyalur resmi yang eksklusif. 5. Produk dengan harga yang mahal, biasanya dijual melalui wiraniaga perusahaan dan bukan melalui perantara. B. Perilaku Konsumen a. Pengertian Perilaku Konsumen Tujuan utama pemasar adalah melayani dan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu agar para pemasar berhasil dalam menjalankan usahanya dalam menghadapi Konsumen yang semakin selektif dalam memilih barang atau jasa yang akan dibeli, perlu memahami keinginan, persepsi, dan perilaku konsumen dalam berbelanja. Pemasaran yang berhasil mengharuskan perusahaan berhubungan penuh dengan pelanggan mereka. Perilaku konsumen merupakan aspek penting dalam aktivitas pemasaran, perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler dan Keller, 2009:166).

17 Menurut Prasetijo dan John dalam Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. Jadi dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan tentang bagaimana membuat keputusan baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya. b. Model Perilaku Konsumen Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model respons rangsangan yang diperlihatkan dalam gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen Psikologi Konsumen Rangsangan Pemasaran Produk & jasa Harga Distribusi Komunikasi Rangsangan Lain Ekonomi Teknologi Politik Budaya Motivasi Persepsi Pembelajaran Memori Karakteristik Konsumen Proses Keputusan Pembelian Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Perilaku pascapembelian Keputusan Pembelian Pilihan produk Pilihan merek Pilihan penyaluran Jumlah pembelian Waktu pembelian Metode pembayaran Budaya Sosial Pribadi Gambar 2.2 Sumber: Kotler dan Keller (2009:178) Pada model ini keputusan pembelian konsumen dimulai dengan ada rangsangan yang dipengaruhi oleh pemasaran perusahaan yang terdiri dari bauran

18 pemasaran dan juga rangsangan lain dari lingkungan ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Rangsangan-rangsangan ini kemudian diproses sesuai dengan psikologi dan karakteristik konsumen. Apabila rangsangan tersebut mempengaruhi konsumen maka terjadilah proses keputusan pembelian dan berubah menjadi tanggapan untuk melakukan keputusan pembelian. c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009:166) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor budaya memberikan pengaruh yang paling luas dan dalam. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Faktor Budaya Budaya, subbudaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku pembelian, untuk memahami faktor budaya kita perlu memahami peranan dari budaya, subbudaya, dan kelas sosial. 1. Budaya (culture) Budaya adalah penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar, dan perilaku yang dipelajari melalui keluarga dan institusi penting lainnya.

19 2. Subbudaya (subculture) Subbudaya adalah bagian dari budaya yang lebih kecil, atau kelompok orang yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggotanya. 3. Kelas sosial Kelas sosial adalah divisi yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, tersusun secara hierarki dan mempunyai anggota yang berbagai nilai, minat, dan perilaku yang sama. b. Faktor Sosial Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peranan sosial dan status juga mempengaruhi perilaku pembelian. 1. Kelompok referensi (reference group) Kelompok referensi adalah kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang. 2. Keluarga (family) Adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga yang paling berpengaruh. Dalam kehidupan pembeli ada dua keluarga yaitu, keluarga orientasi (family of orientation) terdiri dari orang tua dan saudara kandung, sedangkan keluarga prokreasi (family of procreation) terdiri dari pasangan dan anakanak.

20 3. Peran dan status Peran (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang dimana setiap peran menyandang status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang memilih produk yang mencerminkan dan mengkomunikasikan peran mereka serta setatus dalam masyarakat. c. Faktor Pribadi Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai. 1. Usia dan tahap siklus hidup Orang merubah barang yang mereka beli selama masa hidupnya, selera seringkali berhubungan dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga yang mungkin dilalui keluarga sesuai dengan kedewasaannya. 2. Pekerjaan dan keadaan ekonomi Pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsi selain itu pekerjaan seseorang mempengaruhi barang yang dibelinya. Sedangkan keadaan ekonomi akan mempengaruhi pilihan produk, seperti penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan, dan sikap terhadap kegiatan belanja.

21 3. Kepribadian dan konsep diri Setiap orang mempunya karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembelian, kepribadian (personality) adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (perilaku pembelian). Sedangkan yang dimaksud dengan konsep diri merupakan cara kita memandang diri sendiri. 4. Gaya hidup dan nilai Orang yang berasal dari subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang jauh berbeda. Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Sedangkan nilai (value) merupakan sistem kepercayaan yang mendasari sikap dan perilaku keputusan konsumen. d. Faktor Psikologis Menurut Kotler (2004) menyatakan bahwa pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, memori, serta keyakinan dan sikap. Faktorfaktor psikologis tersebut akan mendorong konsumen dalam bertindak untuk mendayagunakan serta mempersepsikan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk. Konsep tersebut diperkuat oleh Latif (2011) yang

22 menyatakan bahwa keputusan pembelian memiliki hubungan yang positif dengan faktor psikologis dalam diri konsumen yang bersangkutan. 1. Motivasi Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak mencari kepuasan atau kebutuhan. 2. Persepsi Persepsi merupakan proses yang dilalui seseorang dalam memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi untuk menghasilkan makna. Jadi persepsi (perception) adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambar dunia yang berarti. 3. Pembelajaran Pembelajaran (learning) merupakan dorongan perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. 4. Memori Memori merupakan informasi dan pengalaman yang seseorang hadapi ketika menjalani hidup. Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu, dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut. (Tedjakusuma, 2001).

23 d. Proses Keputusan Pembelian Menurut Sujoko (2007:12) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara bauran pemasaran dan perilaku konsumen terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Untuk itu perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang baik dengan mengimplementasikan bauran pemasaran dalam setiap kegiatan pemasarannya dan harus mengetahui perilaku konsumen dalam membuat keputusan untuk membeli suatu produk. Keputusan pembelian merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh konsumen setelah mengevaluasi seluruh alternatif sehingga timbul keinginan untuk membeli. Proses keputusan pembelian dapat disajikan pada gambar 2.3 Model Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian Gambar 2.3 Sumber: Kotler dan Keller (2009:185) 1. Pengenalan masalah: pada tahap pertama proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.

24 2. Pencarian informasi: tahap ini konsumen sering mencari informasi. Konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mencari informasi secara aktif. 3. Evaluasi alternatif: tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen memproses informasi untuk melakukan penilaian dari berbagai pilihan produk. 4. Keputusan pembelian: tahap evaluasi dimana konsumen membentuk preferensi antar produk dalam sekumpulan pilihan, juga memungkinkan konsumen untuk membeli produk yang paling disukai. 5. Perilaku pasca pembelian: pada tahap ini konsumen akan melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian yang didasarkan pada rasa puas atau tidak puas. 2.2 Penelitian Tedahulu Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dilakukan oleh Ivan Stenley (2009) dengan judul : Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Coffeeshop (Warung Kopi) Serta Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran. Tujuan dari penelitian tersebut adalah menganalisis karakteristik konsumen Coffeeshop dan menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap produk Coffeeshop. Hasil analisis karakteristik responden konsumen Coffeeshop paling banyak berkujung yaitu responden yang berdomisili di Kota Bogor, berjenis

25 kelamin laki-laki, usia rata-rata 25-35 tahun, memiliki pendidikan terakhir sarjana, status pernikahan belum menikah, jenis pekerjaan adalah pegawai swasta, pendapatan rata-rata per bulan yaitu Rp 1.000.000-Rp 2.500.000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa target sasaran Coffeeshop adalah golongan menengah keatas. Atribut yang perlu di pertahankan berdasarkan Importance Performance Analysis (IPA) yaitu atribut pada cita rasa, aroma, kehigienisan minuman dan pelengkapnya, kesigapan pramusaji, keramahan dan kesopanan pramusaji dan kecepatan penyajian. Atribut yang harus diperbaiki yaitu atribut kenyamanan tempat minum, kebersihan tempat minum dan lokasi Coffeeshop. Pengukuran mengenai kepuasan konsumen terhadap atribut Coffeeshop sebesar 73,28% melalui analisis Customer Satisfaction Index, berarti kunsumen puas terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh Coffeeshop. Kevin Amin Fatoni (2012) dengan judul : Analisis Kepuasan Konsumen dan Loyalitas Konsumen Coffeeshop (Warung Kopi) di Mall dan Non-Mall di Kota Malang. Tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen Coffeshop di Mall dan Non-Mall di Kota Malang dan untuk mengetahui tingkat loyalitas konsumen Coffeeshop di Mall dan Non-Mall di Kota Malang. Penelitian dilakukan di Coffeeshop yang berada di Mall dan Non-Mall di Kota Malang, dengan metode penelitian lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Coffeeshop yang terletak di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Malang. Data yang digunakan adalah data

26 primer dan sekunder. Data primer menggunakan metode survey dengan dan kuisioner. Analisa data menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode dengan memberikan gambaran, uraian secara mendetail berdasarkan data yang ada. Atribut dalam penelitian ini terdiri dari produk, tempat, promosi, harga, orang, proses, dan bukti fisik. Hasil penelitian bahwa karakteristik responden konsumen Coffeeshop didominasi berjenis kelamin laki-laki, berusia antara 19-24 tahun, berpendidikan Sarjana (S1), berstatus belum menikah, berpendapatan rata-rata Rp 1.500.000-Rp 2.500.000 per bulan untuk konsumen Coffeeshop di Mall dan pendapatan rata-rata Rp 750.000-Rp 1.500.000 per bulan untuk konsumen Coffeeshop di Non-Mall. Kepuasan konsumen Coffeeshop di Non-Mall lebih tinggi dibandingkan Coffeeshop di Mall. Tingkat kepuasan tertinggi konsumen Coffeeshop di Mall ada pada atribut cita rasa, kebersihan tempat, dan alat. Sedangkan kepuasan tertinggi konsumen Coffeeshop di Non-Mall ada pada atribut aroma, harga, kesigapan pramusaji, kesopanan pramusaji, keramahan pramusaji, kecepatan penyajian, kenyamanan tempat dan lokasi. Sedangkan loyalitas konsumen Coffeeshop di Mall lebih tinggi dibandingkan Coffeeshop di Non-Mall, karena konsumen lebih mengutamakan atribut cita rasa dan kebersihan tempat serta alat. Arvinia Herawati (2013) dengan judul penelitian : Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel terhadap Loyalitas Pelanggan melalui Kepuasan

27 Pelanggan Pada Konsumen Alfamart di Kecamatan Tembalang Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran ritel terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pada konsumen Alfamart di Kecamatan Tembalang Semarang. Dimana dalam penelitian ini bauran pemasaran ritel dibagi menjadi tiga variable yaitu merchandising, basic principles, dan services. Tipe penelitian yaitu explanatory. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sejumlah 100 orang dan skala pengukuranya menggunakan Skala Likert. Analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana, uji regresi berganda dengan program SPSS 16.0 dan Path Analysis atau Analisis Jalur. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa variable bauran pemasaran ritel secara simultan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pelanggan yaitu sebesar 62,7%. Sedangkan kepuasan pelanggan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan yaitu sebesar 46,4%. Hal ini berarti semakin baik bauran pemasaran ritel akan menimbulkan kepuasan pelanggan yang tinggi dan sehingga akan meningkatkan tingkat loyalitas pelanggan. 2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran menggambarkan pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen. Dalam hal ini bauran pemasaran adalah produk, harga, promosi dan tempat sehingga dapat juga mengetahui

28 faktor yang paling dominan dari bauran pemasaran tersebut dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini : Kerangka Berfikir Warung Kopi Saring Konsumen Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Product (Produk) Price (Harga) Promotion (Promosi) Place (Tempat) Gambar 2.4 Kerangka Berfikir Keputusan Pembelian Pada kerangka pemikiran diatas terdapat alur konsumen dalam melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk. Adanya produk dan konsumen terjadi suatu proses pengambilan keputusan pembelian dengan melihat dari bauran pemasaran. Bauran pemasaran (Marketing Mix) atau 4P yaitu produk, harga,

29 promosi dan tempat sangat berpengaruh bagi konsumen dalam melakukan suatu keputusan pembelian. Secara tidak langsung dari bauran pemasaran tersebut akan diketahui faktor yang dominan atau alasan konsumen membeli suatu produk di tempat tersebut.