Tata Tertib setiap pekerja ISH yang berada di layanan mengacu kepada Standard Operationg Procedure (SOP) yang dibuat oleh Div. Operation & ER ISH.

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR MUTU SANKSI TINDAKAN INDISIPLINER

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU Nomor :...

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

Peraturan Rektor. Nomor : 01 Tahun Tentang. Peraturan Disiplin Mahasiswa

SUB POKOK BAHASAN PENGERTIAN ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN PROSES PEMBERHENTIAN PASAL 153, UU PERBURUHAN NO

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (1)

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GIANYAR,

Pemutusan Hubungan Kerja

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. 1) Setiap bentuk usaha milik swasta yang memperkerjakan pekerjaan dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-02/MEN/ 1993 TAHUN 1993 TENTANG KESEPAKATAN KERJA WAKTU TERTENTU

PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) PERTEMUAN 14

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam pembangunan

P T G l o b a l T i k e t N e t w o r k Jl. Kawi No. 45, Setiabudi Jakarta Selatan 12980, Indonesia

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI POLITEKNIK KOTA MALANG

SURAT PERJANJIAN KERJA

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

PERATURAN DISIPLIN MAHASISWA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep / Men / 2000 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep / Men / 2000 TENTANG

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (Termination of Employment Relationship) Amalia, MT

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep / Men / 2000 TENTANG

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB III UPAYA HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK SEBELUM MASA KONTRAK BERAKHIR

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP-150/MEN/2000 TENTANG

BUPATI MUSI BANYUASIN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR: 2>2> TAHUN 2008 TENTANG

c. bahwa unluk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 1595/UN4/05.10/2013 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA NOMOR : 1891/KEP/II.3-AU/UMSU/A/2012 TENTANG PERATURAN DISIPLIN MAHASISWA

Employee Handbook Employee Relation Department

1. Pelanggaran pertama dikenakan

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

Penerapan Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Kusumahadi Santosa Alfinia Palupi Hidayah D

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI NOMOR 04/YSR/2004 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI YAYASAN SLAMET RIJADI. Pengurus Yayasan Slamet Rijadi

VII. KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : 1128/J04/P/2006 TENTANG KETENTUAN KETERTIBAN MAHASISWA DALAM KAMPUS

Mengingat : 1 Undang-Undang RI Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2 MEMUTUSKAN:

PERATURAN PERUSAHAAN CV.PLANET-WEBHOST

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

Perjanjian Kerja PK 000/SDP DIR/III/2008

BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS DAN KASUS POSISI. pekerja diikat oleh suatu perjanjian yang disebut perjanjian kerja.

PEDOMAN ETIKA KARYAWAN ( CODE OF CONDUCT )

KETENTUAN DAN PROSEDUR MAGANG PT KOKOH SEMESTA DENGAN STT PLN No. 036/A.12/III 2013

Lex Administratum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016. Kata kunci: jamsostek, pemutusan hubungan kerja

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. HOKLOKSIU SANJOYO (AJBS GROUP) DENGAN PT. SUKSESINDO Nomer: 638 / I / HRD.DX /L SS / IX / 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

DISIPLIN DAN TATA TERTIB MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Universitas Nusa Cendana

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DEKAN FAKULKTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR : 4426/UN26/I/KP/2016 TENTANG TATA PERGAULAN MAHASISWA DI FEB UNILA

PERATURAN KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK NOMOR 5/PKPAP/2014 TENTANG TATA KERJA BANDING KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 111 TAHUN 2016 TENT ANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG Nomor: 3414/KEP/H32/HK/2008. Tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN)

BAB VI PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MEDAN AREA Nomor: 006/FT/07.5/I/2017. Tentang

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PEMBERIAN SANKSI PADA PEGAWAI

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PEMBERHENTIAN PEGAWAI

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

PHK BOY BUCHORI ALKHOMENI HASIBUAN DITINJAU MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum tentang Hukum Ketenagakerjaan. Menurut Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) Tentang

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 1595/UN4/05.10/2013 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Pasal 1 Angka 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

STIE-MURA LUBUKLINGGAU

UD. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN KEPALA PERUSAHAAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN PERUSAHAAN DAN TATA TERTIB KARYAWAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 024/PR/UNISNU/IX/2013 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Freight Forwader, Shipping Line, Stevedoring, Offshore Marine Service, Shipping Consultant PERNYATAAN KETERBUKAAN INFORMASI

TATA TERTIB PENGAJARAN

SURAT KEPUTUSAN Nomor 300/II/SK-603/05/2006 Tentang TATA TERTIB KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG

KEPUTUSAN REKTOR UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK DOSEN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB KERJA PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen berperan dalam mengkombinasikan faktor-faktor

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 077/KEP/UDN-01/IV/2009. tentang PENYELENGGARAAN PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENGERTIAN Pasal 1

(KepMen ini pada 25 Maret 2003 telah dinyatakan tidak berlaku per UU No. 13/2003. Pencantumn dalam pustronik ini untuk maksud studi)

PERATURAN PESERTA DAN OBSERVER PNMHII XXV UNIVERSITAS INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR: 828/H27/KM/2007 TENTANG TATA TERTIB KEHIDUPAN MAHASISWA DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Transkripsi:

A. Rujukan 1. Klausul 4.2.3 ISO 9001:2008 Pengendalian Dokumen 2. Klausul 4.2.4 ISO 9001:2008 Pengendalian Rekaman 3. Klausul 6.1 ISO 9001:2008 Pengelolaan Sumber Daya 4. Klausul 6.2 ISO 9001:2008 Sumber Daya Manusia 5. ISH.OPR.02.09 Sanksi Pekerja B. Uraian 1. Tata Tertib Pekerja Tata Tertib setiap pekerja ISH yang berada di layanan mengacu kepada Standard Operationg Procedure (SOP) yang dibuat oleh Div. Operation & ER ISH. 2. Pembinaan Pekerja Pembinaan Pekerja merupakan bentuk aktivitas pengembangan Pekerja untuk mendorong pencapaian kinerja pekerja yang optimal. Pembinaan pekerja dilakukan dalam beberapa bentuk, yaitu: a. Pemberian Penghargaan Penghargaan diberikan atas pencapaian kinerja pekerja berdasarkan hasil evaluasi kinerjanya. Diberikan dalam bentuk: 1) Tunjangan Prestasi, Besar kecilnya Tunjangan Prestasi pekerja dipengaruhi oleh pencapaian kinerja bulanan 2) Reward Penghargaan berupa gift /perjalanan untuk pekerja terbaik (mendapatkan hasil penilaian kinerja tertinggi) yang menjadi tanggungan Perusahaan sebagai penghargaan terhadap prestasinya. b. Peningkatan Kinerja Pekerja, terdiri dari: 1) Pelatihan adalah suatu proses sistematis untuk mengubah atau menambah pengetahuan, keterampilan, sikap, tingkah laku pekerja dalam usaha mencapai hasil kerja yang lebih baik dan optimal. Hal 1 dari 8

2) Coaching adalah memberikan bimbingan dan masukan yang tepat waktu untuk membantu pekerja dalam memperkuat keterampilan atau pengetahuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan dalam suatu tugas atau masalah dengan baik. Coaching terdiri atas : a) Coaching for success; yang dilakukan sebelumnya untuk meningkatkan peluang seseorang dalam menerapkan suatu pengetahuan atau keterampilan baru. Coaching dilakukan dalam bentuk briefing, sharing session dan pelatihan. b) Coaching for Improvement; ditujukan untuk me-review kinerja atau menentukan sebabsebab kegagalan atau hal-hal yang tidak diinginkan serta memberikan umpan balik untuk kesempatan perbaikan. Adapun pelaksanaan coaching for improvement diatur sebagai berikut: i) Dilakukan oleh atasan langsung dan ditandatangani oleh atasan dan yang bersangkutan yang tertuang dalam Form Coaching. ii) Form Coaching didokumentasikan oleh Div. Operasional sebagai bukti (ISH.OPR.03.27 Rev.01). iii) Coaching maksimal dilakukan sebanyak 3 kali untuk kesalahan yang sama atau berbeda. 3) Konseling adalah proses pemberian dukungan oleh atasan untuk membantu pekerja dalam mengatasi masalah pribadinya atau perubahan dalam organisasi yang mempengaruhi kinerjanya. Konseling dilakukan apabila pekerja melakukan ketidaksesuaian kinerja setelah pelaksanaan coaching sebanyak 3 kali. a) Konseling diberikan oleh atasan langsung dan ditandatangani oleh atasan dan yang bersangkutan yang tertuang dalam Berita Acara Konseling (BAK). b) Berita Acara Konseling (BAK) didokumentasikan oleh Div. Operasional sebagai bukti (ISH.OPR.03.25). c) Berita Acara Konseling maksimal dilakukan sebanyak 3 kali untuk kesalahan yang sama atau berbeda dan masing-masing BAK memiliki masa selama 6 bulan 1. c. Pemberian sanksi, Pemberian sanksi diberikan kepada pekerja karena adanya pelanggaran atau tindakan atas kedisiplinan. Pemberian sanksi mengikuti ketentuan sebagai berikut : Hal 2 dari 8

1) Teguran Lisan dengan Bukti Tertulis a) Teguran ini diberikan oleh atasan langsung dan ditandatangani oleh atasan dan yang bersangkutan yang tertuang dalam Berita Acara Teguran Lisan (BATL). Teguran ini bertujuan untuk menyadarkan dan mengingatkan pekerja untuk mentaati tata tertib dan disiplin kerja. b) Berita Acara Teguran Lisan (BATL) didokumentasikan oleh Div. Operasional sebagai ` bukti (ISH.OPR.03.24). c) Teguran Lisan maksimal dilakukan sebanyak 3 kali untuk kesalahan yang sama atau berbeda dan masing-masing BATL memiliki masa selama 6 bulan 1. 2) Surat Peringatan a) Surat Peringatan diberikan kepada pekerja oleh Operasional/PIC ISH, berdasarkan datadata dari Manajer Operasional layanan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan masih belum dapat dibina meskipun telah diberikan Teguran Lisan sebanyak maksimal 3 (tiga) kali oleh atasan (Dept. Operasional). b) Surat Peringatan terdiri dari Surat Peringatan 1, Surat Peringatan 2, dan Surat Peringatan 3 dimana masing-masing memiliki masa selama 6 bulan 1. c) Manajer Operasional berwenang untuk mengeluarkan permohonan Surat Peringatan secara langsung kepada pihak Operasional ISH. d) Permohonan penerbitan Surat Peringatan harus melampirkan bukti-bukti konseling dan bukti pelanggaran lainnya sehingga Surat Peringatan memiliki dasar yang cukup kuat untuk diterbitkan. e) Apabila pekerja melakukan kesalahan dalam masa nya Surat Peringatan, maka dapat dikenakan sanksi Surat Peringatan berikutnya (N+1). Apabila pelanggaran dilakukan setelah berakhirnya masa Surat Peringatan, maka Surat Peringatan sebelumnya dianggap sudah tidak lagi. 3) Pengembalian Pekerja a) Manajer Operasional dapat mengajukan pengembalian pekerja / merekomendasikan pekerja untuk tidak dipekerjakan lagi dengan alasan termasuk pada pelanggaran berat 1 Dalam masa Pembinaan, dan berakumulasi dengan Ketidaksesuaian berikutnya, maka akan dikenai Pembinaan satu tingkat diatas Pembinaan yang sedang. Hal 3 dari 8

yang menimbulkan kerugian materi bagi perusahaan dan/atau merusak image perusahaan maupun klien. b) Pengembalian pekerja dapat dilakukan oleh Manager Operasional atas rekomendasi dan pemberitahuan resmi dari Pimpinan langsung pekerja /User kepada ISH. 4) Pemberian Sanksi tidak selalu harus berurutan. Dalam pemberian sanksi dapat saja tidak berurutan dengan melihat faktor : a) Jenis Pelanggaran yang dilakukan (terutama mengenai berat ringannya pelanggaran yang dilakukan) b) Akibat yang ditimbulkan dengan dilakukannya pelanggaran dimaksud c) Situasi & kondisi pada saat melakukan pelanggaran d) Hasil pembuktian dari bukti (dokumen) atau saksi-saksi yang ada d. Jenis Pelanggaran 1) Pelanggaran kategori Surat Peringatan 1 a) Semua pelanggaran ringan/batl yang dilakukan berulang setelah 2 kali berturut-turut atau 3 kali untuk pelanggaran yang berbeda. b) Datang terlambat/pulang cepat atau meninggalkan tempat kerja tanpa ijin yang sah sebanyak 3 (tiga) kali dalam kurun waktu 1 (satu) bulan. c) Tidak masuk kerja selama 1 hari tanpa keterangan. d) Bersikap dan bertingkah laku tidak sopan baik terhadap atasan, bawahan, rekan kerja dan customer. e) Menciptakan suasana kerja yang tidak baik sehingga dapat merusak kenyamanan kerja f) Tidak melaksanakan perintah atasan sebagaimana mestinya. g) Melalaikan kewajiban dan prosedur kerja. h) Pekerja tidak memenuhi target kinerja atau job requirement selama 3 bulan berturut-turut sedangkan untuk pekerja baru merujuk pada perjanjian kerja. i) Melakukan kegiatan perniagaan pribadi dalam waktu kerja dan di lokasi kerja sehingga dapat merugikan Perusahaan baik secara materil maupun waktu kerja. Hal 4 dari 8

2) Pelanggaran kategori Surat Peringatan 2 a) Melakukan pelanggaran baik pelanggaran yang sama maupun berbeda dalam masa nya Surat Peringatan 1. b) Berdagang atau membungakan uang untuk kepentingan pribadi dalam jam dan ruang kerja. c) Tidak masuk kerja sebanyak 2 (dua) hari berturut-turut tanpa ijin yang sah dari atasan. d) Bersikap/ tidak pantas/tidak sopan serta melakukan tindakan yang bersifat negatif, baik kepada atasan, bawahan, sesama rekan kerja dan customer. e) Pekerja pada posisi TL, SPV, Koordinator dan jabatan di atasnya melakukan pelanggaran dalam kategori SP2 dapat dilakukan demosi. f) Melakukan pelanggaran lain yang dapat dipertimbangkan untuk diberikan peringatan 2. g) Menolak perintah kerja ketika diminta untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab yang baru, termasuk jika menolak untuk promosi jabatan 3) Pelanggaran kategori Surat Peringatan 3 Hal 5 dari 8

a) Melakukan pelanggaran baik pelanggaran yang sama maupun berbeda dalam masa nya Surat Peringatan 2. b) Tidak masuk kerja selama lebih dari 3 (tiga) hari berturut-turut tanpa ijin yg sah dari atasan dalam kurun waktu 1 (satu) bulan. c) Terlibat mogok kerja terhadap perusahaan yang mengakibatkan kerugian perusahaan. d) Meminjamkan atau mempergunakan barang/uang milik perusahaan atau menyalahgunakan fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi atau orang lain. e) Mengerjakan pekerjaan/tugas orang lain tanpa ijin dari atasannya. f) Menitipkan maupun menerima permintaan untuk melakukan kewajiban presensi kehadiran dari dan ke pihak lain. g) Apabila pekerja tetap tidak mentaati perintah atau penugasan yang layak dan telah di ingatkan 3 (tiga) kali berturut-turut. h) Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun sudah dicoba di bidang tugas yang ada, dengan melakukan pelanggaran yang memberikan kontribusi terhadap penurunan Service Level Agreement (SLA) yang telah disepakati perusahaan. i) Merusak barang milik perusahaan baik sengaja maupun karena kecerobohan. j) Melakukan hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan misalnya: Sabotase, menghilangkan data perusahaan dan atau kesalahan lain yang dampak besar kerugian perusahaan. 4) Pelanggaran yang dapat mengakibatkan timbulnya tindakan Pengembalian Langsung pekerja kepada ISH : a) Terbukti memprovokasi terjadinya mogok kerja terhadap perusahaan yang mengakibatkan penurunan Service Level Agreement (SLA) dan kerugian perusahaan b) Penipuan, pencurian dan penggelapan barang/uang milik perusahaan maupun pemberi kerja atau milik rekan kerja. c) Memberikan keterangan palsu termasuk melakukan pemalsuan dokumen dan melakukan konspirasi sehingga merugikan perusahaan atau kepentingan negara. d) Mabuk, meminum-minuman keras yang memabukan, memakai, memnyimpan dan/atau mengedarkan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja dan lingkungan yang di tetapkan oleh perusahaan. Hal 6 dari 8

e) Membawa, menyimpan, menggunakan senjata tajam dan senjata api dapat dimasukkan ke dalam kategori pelanggaran berat. f) Melakukan perbuatan asusila atau melakukan perjudian di tempat kerja. g) Menyerang, mengintimidasi atau menipu pimpinan perusahaan, atau teman sekerja dan memperdagangkan barang terlarang baik dalam lingkungan Perusahaan maupun di luar lingkungan Perusahaan. h) Menganiaya, mengancam secara fisik atau mental, menghina secara kasar pimpinan perusahaan atau keluarga pimpinan perusahaan, atau rekan kerja. i) Membujuk pimpinan, atau rekan kerja untuk melakukan sesuatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan serta peraturan perundangan yang. j) Dengan ceroboh atau sengaja merusak, merugikan dan membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik Perusahaan. k) Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan diri atau teman sekerjanya dalam keadaan bahaya l) Membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan atau pemberi kerja atau mencemarkan nama baik pimpinan atau keluarga pimpinan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara. m) Pekerja tidak masuk selama 5 hari berturut-turut tanpa keterangan tertulis yang dilengkapi bukti-bukti yang sah meskipun telah dipanggil 2 kali secara patut dan tertulis oleh perusahaan n) Mencemarkan nama baik perusahaan dan pemberi kerja. o) Melakukan tindakan yang termasuk ke dalam kategori pelanggaran berat lainnya. 3. PROSEDUR PEMBINAAN PEKERJA : a. Pada saat pekerja melakukan ketidaksesuaian kinerja, maka atasan berhak melakukan coaching (Form Coaching), Konseling (Form Berita Acara Konseling). b. Pada saat pekerja melakukan pelanggaran, maka atasan berhak menegur secara lisan dengan bukti tertulis (Form Berita Acara Teguran Lisan) dan ditembuskan Manager Operasional atau pekerja melakukan pelanggaran yang dapat dipertimbangkan untuk mendapat Surat Peringatan, maka Manajer Operasional dapat mengirimkan permohonan penerbitan surat Hal 7 dari 8

peringatan pekerja kepada ISH untuk ditindaklanjuti dengan pemberian Surat Peringatan kepada pekerja tersebut. c. Pengajuan tersebut harus disertai dengan bukti pendukung berupa Berita Acara Teguran Lisan dengan dilampirkan Kronologis Pelanggaran. Tanpa bukti, ISH berhak untuk menolak pemberian surat peringatan. d. Apabila tidak terjadi perbaikan pada pekerja tersebut, maka Pimpinan langsung Dept. Operasional berhak mengembalikan pekerja tersebut kepada ISH. Hal 8 dari 8