Modul II: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan

dokumen-dokumen yang mirip
Kerangka Acuan Kerja. Penyusunan AMDAL Pelabuhan Penyeberangan Desa Ketam Putih

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL)

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

PIL (Penyajian Informasi Lingkungan)

A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN)

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan

Prosedur Pelaksanaan ANDAL

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Paket Pelebaran Jalan RTA Milono Palangkaraya

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL)

Investasi. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Jenis Investasi. Pengertian Studi Kelayakan. Alam Santosa. Pendahuluan. Investasi Nyata (Real)

LAPORAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) PEMBANGUNAN INDUSTRI PT ULTRA JAYA BANDUNG

PERATURAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP. Pembangunan Jalan Lingkar Pulau Simeulue Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP. Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005

I. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRINSIP DAN KRITERIA ISPO

KERANGKA ACUAN ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)

BAB 3 TINJAUAN LINGKUNGAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

AMDAL PERTAMBANGAN I. UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

REKLAMASI BENTUK LAIN PADA LAHAN BEKAS TAMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

VII. TATA LETAK PABRIK

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2013 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2013 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

pertambangan. Seperti contohnya perubahan lahan menjadi lahan pertambangan. Berdasarkan hasil penelitian Hermansyah (1999), tanah bekas tambang emas

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

TELAAH STUDI AMDAL PADA TAHAP PRAKONSTRUKSI PABRIK PELEBURAN TIMAH (SMELTER) PT. LABA-LABA MULTINDO PANGKALPINANG PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

PRAKIRAAN DAMPAK TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage

BAB III LANDASAN TEORI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 1994 Tentang : Pedoman Umum Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan

BAB 7. ASPEK EKONOMI & SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

I. PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi negara yang sedang berkembang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2015 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MADIUN,

PB 4. AMDAL, UKL dan UPL. AMDAL, UKL dan UPL

Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membangun bendungan; d. bahwa untuk membangun bendungan sebagaimana dimaksud pada huruf c, yang

BAB V. Skoring. Pengaruh Pundong. akan pengembangan. kendaraan roda. empat. Skor Jenis. Besaran / Skor. Positif Negatif

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

VII. TATA LETAK PABRIK

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendahuluan 1. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) Eko Sugiharto PSLH UGM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung sebagai kota pesisir, terletak pada posisi 5º20-5º31 LS

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pencemaran Lingkungan

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kita pasti ada sebab akibatnya. Seperti fenomena yang sekarang ini terjadi tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN, NOMOR : 09 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

Pengertian. Istilah bahasa inggris ; Mining law.

Tabun 1990/ Tahun 1990/

VII. TATA LETAK PABRIK

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAB GVBEUUR LAIIPl1BG NOMOR: G/:J.{;() /11.05/HK/2015 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Total permintaan umat manusia sejagat raya terhadap sumberdaya alam dan jasajasa

-1- QANUN ACEH NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BAB III METODOLOGI. Studi pustaka terhadap materi desain. Mendata nara sumber dari instansi terkait

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Pertambangan PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGN

Transkripsi:

Modul II: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan Modul ini akan berisi prtunjuk tentang bagaimana cara menganalisa dampak sosial dan lingkungan yang akan terjadi akibat dari proses bisnis perusahaan yang telah didesain pada modulmodul sebelumnya

2.1 Penentuan Komponen Lingkungan yang Ditelaah Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menganalisa dampak sosial dan lingkungan adalah menentukan komponen lingkungan apa saja yang akan ditelaah. Secara umum komponen ini dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu aspek fisik dan aspek sosial ekonomi budaya. Aspek fisik dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian misalnya tata ruang, sarana dan prasarana, atau keadaan air, udara dan tanah. Sedangkan aspek ekonomi, sosial dan budaya lebih mengarah kepada dampak yang dirasakan oleh masyarakat yang berada di sekitar tempat proyek dilaksananakan, misalnya dampak terhadap kesehatan, ketenangan daerah atau kesempatan kerja. Komponen-komponen ini dapat berbeda-beda tergantung pada jenis dan skala proyek yang akan dilaksanakan, akan tetapi untuk referensi dapat dilihat pada petunjuk penyusunan Kerangka Acuan Analisa Dampak Lingkungan (KA-ANDAL) yang dikeluarkan oleh menteri lingkungan hidup. Berikut adalah contoh penentuan komponen yang akan ditelaah pada proyek pembangunan jalan tol Tangerang JORR pada tahun 1997. Pada proyek ini ditentukan bahwa komponen lingkungan hidup yang akan ditelaah dampaknya adalah 1. Lingkungan Fisik Kimia a. Iklim b. Fisiografi c. Hidrologi d. Ruang Lahan dan Tanah 2. Lingkungan Sosial Ekonomi Budaya a. Demografi b. Ekonomi c. Budaya d. Kesehatan Masyarakat e. Sarana dan Prasarana Umum Daftar petunjuk dibawah ini akan membantu anda dalam langkah penentuan komponen lingkungan yang akan ditelaah 1. Cari referensi penentuan komponen lingkungan dari berbagai sumber (peraturan pemerintah dan contoh laporan) 2. Analisa macam-macam dampak lingkungan dan sosial yang dapat timbul akibat seluruh proses yang dilakukan di perusahaan anda, baik kegiatan pra-kostruksi, saat konstruksi maupun saat perusahaan sudah berjalan 3. Sesuaikan antara perkiraan dampak akibat kegiatan dengan referensi yang anda peroleh Tabel pengerjaan dapat dilihat pada lampiran 2.1 2.2 Penentuan Batas Wilayah Dampak Penentuan batas wilayah dampak yang dikaji menentukan sebaran dan luasan area yang harus diperhatikan perubahannya akibat dampak dari proyek. Penentuan batas ini sangat penting dilakukan mengingat perusahaan besar yang melakukan ekspor dan impor apabila

tidak dibatasi maka bisa jadi daerah dampaknya adalah seluruh dunia. Penentuan daerah dampak ini bisa dilakukan berdasarkan perkiraan besar kecilnya dampak pada suatu daerah tertentu (apabila terlalu kecil dampaknya maka area tersebut dapat diabaikan), peraturan pemerintah yang berlaku, batas administratif maupun professional judgement. Batas yang terbentuk dapat meliputi (Peraturan MenLH 08/2006): a. Batas Proyek Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana usaha dan/atau kegiatan akan melakukan kegiatan pra-konstruksi, konstruksi dan operasi. Dari ruang rencana usaha dan/atau kegiatan inilah bersumber dampak terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, termasuk dalam hal ini alternatif lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan. Posisi batas proyek ini agar dinyatakan juga dalam koordinat. b. Batas Ekologi Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan menurut media transportasi limbah (air, udara), dimana proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Termasuk dalam ruang ini adalah ruang di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktivitas usaha dan/atau kegiatan c. Batas Administratif Batas administrasi adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku di dalam ruang tersebut. d. Batas Sosial Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Daftar petunjuk dibawah ini akan membantu anda dalam langkah penentuan batas wilayah dampak yang akan ditelaah 1. Dari lokasi proyek yang telah ditentukan pada modul 5 PSI, tentukan batas-batas perusahaan dan kemudian batas administratif yang dapat ditentukan berdasarkan kelurahan, kecamatan dan kota yang terkena dampak dari pembuatan perusahaan (pembuatan dan operasional) yang anda gagaskan 2. Pada sub-bab 2.1 telah ditentukan kegiatan-kegiatan yang diperkirakan akan dapat menimbulkan dampak pada lingkungan. Analisa dampak tersebut, kemudian kelompokan apakah termasuk aspek fisik atau sosial, setelah itu perkirakan sebaran dampaknya. Sebaran dampak fisik dapat digunakan untuk menentukan batas ekologi, sedangkan sebaran dampak sosial dapat digunakan untuk menentukan dampak sosial. Tentukan batas-batas analisa dampak dan jelaskan alasan penetapannya

3. Buat gambar peta tempat proyek dilaksanakan, gambarkan batas proyek, batas administratif, batas sosial dan batas ekologi pada peta tersebut Contoh pengerjaan dapat dilihat pada lampiran 2.2 2.3 Penentuan Kegiatan yang Diperkirakan akan Menimbukan Dampak pada Lingkungan Langkah berikutnya yang harus dilakukan dalam melakukan analisa dampak sosial dan lingkungan adalah memperkirakan kegiatan perusahaan apa saja yang dapat mengakibatkan dampak pada lingkungan baik dampak positif maupun negatif. Sebagai acuan dapat digunakan justifikasi logis, data historis dari kegiatan yang serupa maupun professional judgement. Langkah ini merupakan langkah awal yang masih berupa perkiraan yang dasar, nantinya akan dikembangkan dalam tahap penilaian dampak. Sebagai contoh berikut ini adalah perkiraan kegiatan proyek yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan dalam proyek rencana peningkatan dan pelebaran jalan Suakbuluh-Lasikin-Maudil di Simeuleue Nangroe Aceh Darussalam tahun 2007 1. Lingkungan a. Pengambilan material untuk bahan membuat jalan dapat mengakibatkan emisi berupa debu dan kebisingan (dari ledakan) b. Kemungkinan terjadinya ceceran pada saat pembawaan material c. Potensi terjadinya pencemaran air akibat penambangan sirtu d. Luas habitat flora dan fauna yang berkurang akibat pelebaran jalan 2. Transportasi a. Dampak pengangkutan material melalui jalan raya dengan truk : kemacetan, kecelakaan ceceran bahan b. Peningkatan kelancaran arus lalu lintas setelah jalan jadi 3. Tata Ruang dan Pengembangan Ekonomi Wilayah a. Pengembangan ekonomi lokal dan regional b. Rehabilitasi bekas area penambangan pasir dan batu 4. Sosial Ekonomi Budaya a. Penggunaan tenaga kerja sekitar daerah jalan b. Potensi adanya kesenjangan sosial antara tenaga kerja dan pendatang Daftar petunjuk dibawah ini akan membantu anda dalam langkah penentuan komponen lingkungan yang akan ditelaah 1. Cari referensi penentuan perkiraan kegiatan yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan dari berbagai sumber (peraturan pemerintah dan contoh laporan) 2. Tuliskan semua kegiatan proyek anda baik mulai saat pra-konstruksi, konstruksi maupun saat pabrik sudah berjalan. Untuk kegiatan ketika pabrik telah berjalan bagi kegiatan menjadi input (transfer raw material ke pabrik), process (proses-proses yang digunakan untuk membuat produk) dan output (transfer menuju retailer maupun warehouse dan outlet)

3. Dari semua kegiatan yang telah dituliskan, tentukan kegiatan mana yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak bagi lingkungan, dan sebutkan dampak seperti apa yang diperkirakan akan terjadi Tabel untuk pengerjaan sub-modul dapat dilihat pada lampiran 2.3 2.4 Matrix Penilaian Dampak Pada sub-bab ini yang harus dilakukan adalah memplotkan hasil dari sub-modul 2.1 dan 2.3 dengan batas yang diperoleh di sub-modul 2.2 pada matrix dampak. Hal ini dilakukan untuk mempermudah analisa hal apa yang harus dilakukan sebagai penanggulangan terhadap dampak apa saja yang dapat terjadi akibat proyek. Selain itu yang harus dilakukan adalah memperkirakan tingkat dampak yang terjadi. Daftar petunjuk dibawah ini akan membantu anda dalam penyusunan matrix penilaian dampak. 1. Beri tanda pada matrix yang menunjukkan komponen lingkungan apa yang terkena dampak dan kegiatan apa yang menyebabkan dampaknya 2. Cari referensi penilaian dampak pada lingkungan dari berbagai sumber (peraturan pemerintah dan contoh laporan) 3. Nilai besar dampak diperkirakan terjadi, gunakan skala (+) dan (-) serta penilaian rendah, sedang dan tinggi 4. Tuliskan pada matrix penilaian yang telah dilakukan Tabel untuk pengerjaan sub-modul dapat dilihat pada lampiran 2.4 2.5 Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Pengelolaan Dampak Tahap terakhir yang harus dilakukan pada modul ini adalah merumuskan rencana pengelolaan terhadap dampak yang diperkirakan timbul beserta penentuan target dan pemantauan target dari kegiatan pengelolaan tersebut. Sub-bab ini merupakan inti dari modul 2 ini, biaya yang timbul akibat kegiatan pengelolaan dampak harus juga dimasukkan dalam analisa finansial, karena bisa saja komponen ini menimbulkan biaya yang sangat besar sehingga proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Daftar petunjuk dibawah ini akan membantu anda 1. Cari referensi kegiatan pengelolaan dampak pada lingkungan dan pemantauannya dari berbagai sumber (peraturan pemerintah dan contoh laporan) 2. Lihat matrix yang dihasilkan pada sub-modul sebelumnya, tulis ulang dampak yang memiliki nilai sedang dan tinggi pada tabel yang tersedia 3. Tentukan kegiatan pengelolaan dampak yang akan dilakukan 4. Tentukan target dan rencana pemantauan dampak 5. Tentukan perkiraan biaya yang terjadi akibat kegiatan pengelolaan dampak Tabel untuk pengerjaan sub-modul dapat dilihat pada lampiran 2.4

Lampiran 2.1 Tabel Penentuan Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak No Komponen Lingkungan Sub-Komponen Lingkungan Keterangan Dampak yang timbul akibat Demografi karyawan pendatang, kompleks perumahan industri dll 1 2 Sosial Ekonomi Budaya Ekonomi Seberapa besar sistem ekonomi mayarakat akan terkena dampak (peluang usaha, lowongan pekerjaan, sistem perdagangan dll) Budaya Kesehatan Masyarakat Sarana Prasarana Lampiran 2.2 Contoh Penentuan Batas Wilayah Dampak --- Batas Proyek --- Batas Ekologi --- Batas Administrasi --- Batas Sosial Fokus ke proses bisnis perusahaan, pra konstruksi dan konstruksi additional.

Lampiran 2.3 Tabel Kegiatan yang Diperkirakan Menimbulkan Dampak pada Lingkungan No Kegiatan Proyek Sub-Kegiatan Keterangan 1 Pra Konstruksi 2 Konstruksi Pembersihan lahan Transportasi Debu dan suara bising dapat mengganggu masyarakat sekitar Truk pembawa material dapat mengakibatkan kemacetan Debu dan suara bising dapat Pembangunan Pabrik mengganggu masyarakat sekitar Tenaga Kerja Masyarakat sekitar dapat bekerja menjadi tukang bangunan 3 Prose Bisnis Pabrik Transportasi Produksi Truk pembawa material dapat mengakibatkan kemacetan Limbah pabrik dapat mencemari lingkungan sekitar

Lampiran 2.4 Matrix penilaian dampak yang terjadi akibat kegiatan proyek terhadap masing-masing komponen lingkungan yang ditelaah Kegiatan Proyek Penggalian Pasir dan Batu Pembuatan jalan C D E F G H I J Komponen Lingkungan Habitat flora dan fauna (-) sedang (-) rendah Potensi erosi pantai (-) tinggi Tingkat kemacetan (+) sedang 4 5 6 7 8 9 10

Lampiran 2.5 Tabel Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan Proyek Terkait Dampak yang Ditimbulkan Rencana Pengelolaan Lingkungan Pihak Terkait Kerjasama Program Pengelolaan Badan Evaluasi Terkait Target dan Pemantauan Pengelolaan Perkiraan Biaya Pengambilan pasir pantai Erosi pantai Penanaman Hutan Mangrove PT. Tanam Menanam Perhutani, KLH Setelah 5 tahun hutan mangrove telah dapat menahan erosi pantai Rp. 200.000.000,00