HUBUNGAN ANTARA SARAPAN PAGI DENGAN SINDROM DISPEPSIA PADA REMAJA DI SMP N 16 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan RATRI PENNY AWIANTI NIM R1115074 PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 i
ii
iii
iv
ABSTRAK Ratri Penny Awianti. R1115074. 2016. Hubungan antara Sarapan Pagi dengan Sindrom Dispepsia pada Remaja SMP N 16 Surakarta. Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar Belakang: Melewatkan sarapan pagi dengan berbagai alasan terutama bagi remaja menyebabkan tidak adanya makanan yang masuk ke lambung untuk dicerna sehingga berakibat iritasi mukosa lambung, berlanjut ke sindrom dispepsia. Tujuan penelitian untuk menjelaskan hubungan antara sarapan pagi dengan sindrom dispepsia pada remaja SMP N 16 Surakarta. Metode: Jenis penelitian observasional analitik secara cross sectional. Teknik sampling menggunakan cluster random sampling. Sampel penelitian 98 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan formulir Food Frequency Questionnaire (FFQ) dan kuesioner dispepsia. Teknik analisis data menggunakan uji Lambda. Hasil: Data hasil penelitian menunjukan 74,5% memiliki kebiasaan sarapan pagi dan 76,5% termasuk dalam katagori tidak mengalami keluhan sindrom dispepsia. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai p=0,01 dan nilai r=0,47. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara sarapan pagi dengan sindrom dispepsia pada remaja SMP N 16 Surakarta dengan kekuatan sedang. Meniadakan sarapan pagi berisiko mengakibatkan peningkatkan asam lambung. Peningkatan sensitivitas mukosa lambung terhadap asam menimbulkan rasa tidak enak pada perut dan menimbulkan iritasi mukosa lambung yang dapat menyebabkan sindrom dispepsia. Simpulan: Remaja yang memiliki kebiasaan sarapan pagi akan menurunkan risiko terjadinya sindrom dispepsia. Kata Kunci : Sarapan pagi, sindrom dispepsia, remaja v
ABSTRACT Ratri Penny Awianti. R1115074. 2016. The Correlation between Breakfast and Adolescents Dyspepsia Syndrome in Junior High School 16 Surakarta. Diploma IV Educator Midwife Program of Medical Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. Background: Many reasons of breakfast skipping in adolescent makes the gastric mucosa irritation due to the food absence into the stomach to digest that stimulates to dyspepsia syndrome. The aim of this study was to clarify the correlation between breakfast and adolescent dyspepsia syndrome in Junior High School 16 Surakarta. Method: This study used cross sectional analytic method with cluster random sampling. The study samples were 98 respondents. The data collection used the form Food Frequency Questionnaire (FFQ) and dyspepsia questionnaire. Data were analyzed by Lambda test. Result: The result of study shows that 74.5% respondents have breakfast habit and 76.5% respondents have not dyspepsia syndrome with p = 0,01 and r = 0,47. Furthermore, there is a correlation between breakfast and dyspepsia syndrome with moderate effect. Breakfast skipping results in the increasing of gastric acid. It makes discomfort in the stomach and it causes gastric mucosa irritation that stimulates dyspepsia syndrome. Conclusion: Adolescent who have breakfast habit will reduce dyspepsia syndrome. Keyword: breakfast, dyspepsia syndrome, adolescent vi
PRAKATA Alhamdulillahirobbil alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia, dan nikmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Hubungan antara Sarapan Pagi dengan Sindrom Dispepsia pada Remaja SMP N 16 Surakarta. Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, baik berupa bimbingan, motivasi, dan nasehat. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Sri Mulyani, S.Kep.Ns., M.Kes, ketua program studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dan sekretaris penguji dalam penyusunan karya tulis ilmiah yang telah memberikan masukan dan saran. 2. Jarot Subandono, dr., M.Kes, pembimbing utama dalam penyusunan karya tulis ilmiah yang selalu membimbing, memberikan motivasi, saran, dan ilmu. 3. Ropitasari, S.SiT, M.Kes, pembimbing pendamping dalam penyusunan karya tulis ilmiah yang selalu membimbing, memberikan motivasi, saran, dan ilmu. 4. Mujahidatul Musfiroh, S.Kep.Ns., M.Si, Med, ketua penguji dalam penyusunan karya tulis ilmiah yang telah memberikan masukan dan saran. 5. Kusmadewi Eka Damayanti, dr., M.Gizi, yang telah memberikan saran dan masukan tentang kuesioner pada penelitian ini. 6. Seluruh dosen, karyawan, dan karyawati DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Sebelas Maret. 7. Siswa siwi SMP N 16 Surakarta selaku responden penelitian. 8. Orang tua dan keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, semangat, dan doa yang tak pernah henti. 9. Teman-teman angkatan 2015 yang selalu mendukung dan memberikan semangat dukungan dalam karya tulis ilmiah ini. vii
10. Teman-teman Kost Tikara yang telah memberikan bantuan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 11. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna. Untuk itu, penulis mengharap kritik ataupun saran yang bersifat membangun dari semua pihak agar menjadi lebih baik. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Surakarta, Juli 2016 Penulis viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN KTI... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka... 6 1. Dispepsia... 6 2. Sarapan pagi... 19 3. Remaja... 21 4. Hubungan antara sarapan pagi dengan sindrom dispepsia... 23 B. Kerangka Pemikiran... 25 C. Hipotesis... 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 26 B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 26 C. Subjek Penelitian... 26 D. Desain Penelitian... 28 ix
E. Variabel Penelitian... 28 F. Definisi Opera0sional Variabel... 28 G. Teknik Pengumpulan Data... 29 H. Intervensi dan Instrumentasi... 29 I. Pengolahan dan Analisis Data... 34 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden... 38 B. Sarapan Pagi dan Sindrom Dispepsia... 39 C. Hubungan antara Sarapan Pagi dengan Sindrom Dispepsia... 40 BAB V PEMBAHASAN... 41 BAB VI PENUTUP A. Simpulan... 47 B. Saran... 47 DAFTAR PUSTAKA... 49 LAMPIRAN x
DAFTAR TABEL Tabel 3. 1. Definisi Operasional Variabel... 28 Tabel 3. 2. Kisi-kisi Kuesioner Dispepsia... 34 Tabel 3. 3. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi... 37 Tabel 4. 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 38 Tabel 4. 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia... 38 Tabel 4. 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Sarapan Pagi... 39 Tabel 4. 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Sindrom Dispepsia... 39 Tabel 4. 5. Tabulasi Silang antara Sarapan Pagi dengan Sindrom Dispepsia... 40 Tabel 4. 6. Hubungan antara Sarapan Pagi dengan Sindrom Dispepsia... 40 xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1. Kerangka Pemikiran... 25 xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Jadwal Penelitian Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan Lampiran 3 : Surat Izin Uji Validitas Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian Lampiran 5 : Surat Pernyataan Persetujuan Responden Lampiran 6 : Lembar Observasi Sarapan Pagi dan Kuesioner Dispepsia Lampiran 7 : Hasil Uji Validitas Lampiran 8 : Master Tabel Penelitian Lampiran 9 : Hasil Analisis SPSS Lampiran 10 : Lembar Konsultasi Pembimbing Utama Lampiran 11 : Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping Lampiran 12 : Dokumentasi Penelitian xiii