BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari pelayanan kesehatan. Organisasi pelayanan keperawatan mengemban

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di Era moderen ini perkembangan profesi keperawatan di Indonesia menuju

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dan penyempurnaan guna

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan tatanan pemberi jasa layanan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup aspek promotif,

BAB I. pasien selama 24 jam. Gillies (1994), menyatakan bahwa 60-70% sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan program pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan pada

SKRIPSI. Disusun Oleh : Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. NAMA : Yusstanto NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SUPERVISI KEPERAWATAN ENI WIDIASTUTI

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

LAMPIRAN I. Instrumen Penelitian. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

BAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dapat dipastikan akan dapat

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Dalam mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. mudah, terjangkau dan terukur kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait.

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberlakuan zona ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 nanti. ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pendapat bagi warga negaranya, termasuk dalam masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan bisnis saat ini begitu pesat, kondisi ini

1. Nama : 2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 3. Umur : Tahun. No Item Pernyataan STS TS KS S SS

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Mathis (2001) faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: kemampuan, motivasi,

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 2

PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan pula kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

ABSTRAK. Kata kunci : gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, disiplin kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan di

UMIYATI A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

tugas sehari-hari (Arwani, 2005).

BAB II ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang

PEDOMAN PELAKSANAAN MENAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kepercayaan, norma, nilai-nilai, filosofi, tradisi dan pengorbanan.

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA YANKESTIS DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SYECH YUSUF KAB.

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang pesat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tugas yang dikerjakan sehingga tujuan organisasi tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. struktur dan tujuan yang jelas dalam mencapai tujuan di suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei tipe explanatory research

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan disisi lain

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa kelak di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat di

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Tenaga perawat yang merupakan The Caring Profession

PENGARUH KOMPETENSI PETUGAS TERHADAP KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DIPUSKESMAS PEUREUMEUEKABUPATEN ACEH BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik penilaian yang sesuai. Desain organisasi PAUD didalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tertentu. Menurut Robbins (2006) bahwa kinerja pegawai adalah. untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Diyono Hening Sasmilo, Bapak Subiyono, dan

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin dalam menerapkan teori kepemimpinan dalam organisasi. tujuan, serta mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara akan menjadi kawasan perdagangan bebas dan tahun-tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai aspek tatanan dan sumber daya layanan sebagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan masyarakat. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) termaktub dalam UUD 1945 (Depkes RI, 1993).

BAB 1 PENDAHULUAN. memelihara dan meningkatkan kesehatan klien, dimana pemberian layanan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan diarahkan kepada pengembangan. SDM yang bermutu tinggi, guna memenuhi kebutuhan dan menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan. Organisasi pelayanan keperawatan mengemban misi mengatur sumber daya manusia yang terbesar jumlahnya di rumah sakit.administrasi perawatan memerlukan perhatian khusus karena menyangkut pekerjaan dan kegiatan rumah sakit yang langsung berkaitan dengan pasien.pelayanan keperawatan mempunyai tujuan yang ingin dicapai dengan mendayagunakan seluruh staf perawatan, dan kegiatan itu harus dibimbing serta diawasi (Depkes RI, 1994). Praktik keperawatan profesional memiliki standar yang disusun berdasarkan wewenang, kebiasaan, atau kesepakatan mengenai apa yang memadai dan sesuai, dapat diterima, dan layak (Nursalam, 2011).Untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan yang optimal dibutuhkan pula seorang pemimpin yang dapat mendayagunakan seluruh staf perawatan yang bisa bekerja secara profesional. Kesadaran memberi asuhan keperawatan profesionalmemandu perawat untuk mempraktikkan cara menghormati, menghargai, dan bertanggung jawab terhadap pasien (Basford & Slevin, 2006). Seorangmanajer keperawatan dalam melaksanakan praktik keperawatan profesional harus memiliki kemampuan untuk melatih, mendukung, mendelegasikan dan mengarahkanstaf keperawatandalam memberikan asuhan keperawatan.perawat manajerharus dapat mengontrol staf dan waktu yang digunakan oleh staf dalam meningkatkan produktivitas perusahaan.sering ditemukan terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seseorang dengan waktu yang hanya sedikit.pada situasi

2 tersebut pendelegasian dan pembagian pekerjaan diperlukan.pendelegasian dapat diartikan sebagai pelimpahansuatu tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi (Marquis & Huston, 2010).Tetapi disisi lain, pendelegasian/pelimpahan asuhan keperawatan kepada staf oleh manajer tidak mudah dilakukan karena menyangkut pemberian suatu perintah kepada orang lain untuk menyelesaikan tugas yang diemban (Nursalam, 2011). Pendelegasian dalam praktik keperawatan profesional sering ditemukan mengalami masalah, dimana proses pendelegasian tidak dilaksanakan secara efektif. Kesalahan yang sering dilakukan oleh manajer dalam mendelegasikan tugas antara lain, yaitu kurangnya pendelegasian sering terjadi karena kurangnya kepercayaan manajer kepada pegawai,terlalu banyak mendelegasikan bisa membebani pegawai, dan melakukan delegasi yang tidak tepat antara lain mendelegasikan pada saat yang salah, kepada orang yang salah, atau untuk alasan yang salah, hal ini juga termasuk mendelegasikan tugas yang melebihi kemampuan orang yang didelegasikan. Pegawai yang tidak didelegasikan tanggung jawab yang sesuai dapat menjadi bosan, tidak produktif dan tidak efektif (Marquis dan Huston, 2010). Oleh karena itu pendelegasian sangat perlu diperhatikan dalam suatu organisasi. Penelitian Asrima (2010) menunjukkan 25,1% efektivitas kerja dipengaruhi oleh pendelegasian wewenang. Penelitian Habe (2008) diketahui bahwa 76,67% responden menyatakan pendelegasian berpengaruh sangat baik/tinggi dalam meningkat efektivitas kerja. Penelitian Kesumanjaya (2009) menunjukkan 90,5% prestasi kerja karyawan dipengaruhi oleh pendelegasian wewenang dan komitmen. Perawat manajer merupakan orang yang dapat mengubah lingkungan kerja. Perawat manajer yang profesional memiliki kualifikasi tinggi dalam hal pengetahuan dan keterampilan serta pembuat keputusan dalam proses keperawatan. Pendelegasian

3 yang tepat oleh seorang manajer dalam suatu organisasi akan lebih mudah untuk menggerakkan sumber daya manusia dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Proses menggerakkan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui kegiatan supervisi pimpinan/manajer kepada pelaksana dibawahnya. Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk menyelesaikan tugas-tugas keperawatan (Swansburg, 2000). Supervisi dalam keperawatan ditujukan untuk mengarahkan perawat pada kegiatan, mengorientasikan staf dan pelaksanaan keperawatan, memberikan arahan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai upaya untuk menimbulkan kesadaran dan mengerti akan peran dan fungsi sebagai staf dan difokuskan pada kemampuan staf dan pelaksanaan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi adalah kegiatan yang terencana seorang manajer melalui aktifitas bimbingan, pengarahan,motivasi, dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari (Arwani, 2006). Supervisor yang baik harus memiliki kompetensi dalam menjalankan kegiatan supervisi tersebut, supervisor harus bisa menentukan apa yang perlu disupervisi, kapan dilakukan, dan bantuan apa yang dapat diberikan (Nursalam, 2011). Penelitian Fakhrizal (2010) menunjukkan supervisi kepala ruang berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana, 46,55% perawat yang mendapatkan supervisi memiliki kinerja baik. Penelitian Nainggolan (2010) menunjukkan 77,03% perawat pelaksana yang disupervisi oleh kepala ruang memiliki kinerja yang baik.kompetensi supervisor diantaranya yaitumampu memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi dan evaluasikepada pegawainya. Motivasi yang kurang dari seorang manajer akan menyebabkan staf keperawatan kurangbersemangat, sering mangkir bekerja, tidak disiplin, datang terlambat dan pulang lebih cepat. Sebaliknya dengan memberikan

4 motivasi yang baik akanmeningkatkan semangat kerja staf dan pelaksana keperawatan (Suyanto, 2009). Menurut Moekijat (2002), bahwa semangat kerja menggambarkanperasaan berhubungan dengan jiwa, semangat kelompok, kegembiraan dankegiatan. Apabila pekerja nampak merasa senang, optimis mengenai kegiatan dantugas serta ramah satu sama lain, maka karyawan itu dikatakan mempunyaisemangat yang tinggi. Sebaliknya, apabila karyawan nampak tidak puas, lekasmarah, sering sakit, suka membantah, gelisah, dan pesimis, maka reaksi inidikatakan sebagai bukti semangat yang rendah. Flippo (2010) menggambarkan semangat kerja yang tinggi ditandai dengan gairah karyawan dalam menjalankan tugas sesuai dengan perintah dan peraturan, kesetiaan pada organisasi, minat yang tinggi pada pekerjaan, dan kemauan bekerja sama dengan karyawan lain dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil lokasi penelitian di Rumah Sakit X dengan populasi 97 perawat.berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 29 April 4 Mei 2013 kepada 10 perawatpelaksana.untuk pendelegasian dan supervisi,100% perawat mengatakan pernah diberikan delegasi,10% perawat menyatakan bahwa kepala ruang tidak pernah memberikan motivasi, 50%perawat menyatakan bahwa supervisi yang dilakukan kepala ruang cukup baik, 10% perawat masih belum mengerti apa itu supervisi. Hal ini menunjukkan bahwa ada permasalahandalam pendelegasian dan supervisi di Rumah Sakit X.Menurut Nursalam (2011) supervisi berlebihan dari atasan akan merusak pendelegasian yang diberikan karena staf tidak dapat memikul tanggung jawabnya dengan baik, supervisi yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap pendelegasian, dimana staf menjadi tidak produktif dalam melaksanakan tugas dan berdampak secara signifikan terhadap hasil yang diharapkan.

5 Dalam pelaksanaan pendelegasian dan supervisi peneliti juga melakukan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada 10 perawat di Rumah Sakit X, dan diketahui60% perawat menyatakan bahwa pendelegasian tugas memberikan dampak yang positif dalam melaksanakan pekerjaan, yaitu sebagai tambahan pengalaman/pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan dalam bekerja. 80% perawat juga menyatakan bahwa dengan pelaksanaan supervisi, perawat dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan juga perawat merasakan manfaat supervisi dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien.hal ini menunjukkan bahwa pendelegasian dan supervisi dari pimpinan sangat dibutuhkan perawat dalam melaksanakan pekerjaannya agar mendapatkan hasil yang optimal. Kemudian peneliti juga melakukan studi pendahuluan tentang semangat kerja kepada 10 perawat di Rumah Sakit X dan didapatkan 30% perawat menyatakan tidak selalu bersemangat ketika berangkat bekerja, 50% perawat menyatakan pernah berpikir untuk pindah kerja, 10% perawat menyatakan tidak begitu menyenangi pekerjaannya sebagai perawat dan 20% perawat menyatakan sama sekali tidak menyenangi pekerjaannya sebagai perawat. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat permasalahan dalam semangat kerja perawat yang bisa berdampak pada pemberian asuhan keperawatan kepada pasien dan akan berpengaruh pada mutu pelayanan asuhan keperawatan di rumah sakit. Produktivitas kerja karyawan dapat ditingkatkan dengan memperbaikisemangat kerjanya.untuk itu pimpinan perlu mencari cara dan solusi gunamenimbulkan semangat kerja para karyawan agar menjadi lebih tinggi. Sebab,semangat dan kegairahan kerja mencerminkan kesenangan yang mendalamterhadap pekerjaan yang

6 dilakukan, sehingga pekerjaan akan lebih cepat dapatdiselesaikan dan memberikan hasil yang lebih baik (Nitisemito, 2000). Pemimpin yang memiliki keterampilan mendelegasikan dan melakukan supervisi dengan baik, dapat memberikan dorongan positif kepada perawat pelaksana agar lebih bersemangat dan mau meningkatkan kemampuan profesionalnya. Seorang pemimpin harus peka dengan kemampuan dan kebutuhan pegawai, mampu berkomunikasi secara jelas dan langsung, selalu ingin mendukung dan mendorong pegawai dalam menjalankan tugas yang didelegasikan, dan visi untuk melihat bagaimana pendelegasian dapat meningkatkan perkembangan diri pegawai dan meningkatkan produktivitas unit (Marquis & Huston, 2010). Disisi lain pemimpin sebagai supervisor keperawatan akan dapat menempatkan diri sebagai pembimbing yang siap mendengarkan dan berdiskusi untuk mengatasi masalah-masalah keperawatan yang muncul (Suyanto, 2009). Dari hasil studi pendahulan tersebut, ada beberapa pernyataan dari perawat yang menarik untuk diteliti berhubungan dengan pendelegasian, supervisi dan semangat kerja. Jadi peneliti akan meneliti tentang pengaruh pendelegasian dan supervisi terhadap semangat kerja perawat di Rumah Sakit X. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah nya adalah: 1) Bagaimana gambaran pendelegasian keperawatan di Rumah Sakit X? 2) Bagaimana gambaran supervisi keperawatan di Rumah Sakit X? 3) Bagaimana gambaran semangat kerja perawat di RSI Rumah Sakit X? 4) Adakah pengaruh pendelegasian terhadap semangat kerja perawat di Rumah Sakit X?

7 5) Adakah pengaruh supervisi terhadap semangat kerja perawat di Rumah Sakit X? 6) Adakah pengaruh kombinasi antara pendelegasian dan supervisi terhadap semangat kerja perawat di Rumah Sakit X? 7) Berapakah daya pengaruh faktor pendelegasian dan supervisi terhadap semangat kerja perawat di Rumah Sakit X? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui apakah adapengaruh antara pendelagasian dan supervisi terhadap semangat kerja perawat di Rumah Sakit X. 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Mendeskripsikan pendelegasian perawat di Rumah Sakit X 2) Mendeskripsikan supervisi perawat di Rumah Sakit X 3) Mendeskripsikan semangat kerja perawat di Rumah Sakit X 4) Menganalisis pengaruh pendelegasian terhadap semangat kerja perawat di Rumah Sakit X 5) Menganalisis pengaruh supervisi terhadap semangat kerja perawat di Rumah Sakit X 6) Menganalisis pengaruh kombinasi antara pendelegasian dan supervisi terhadap semangat kerja perawat di Rumah Sakit X 7) Menganalisis daya pengaruh faktor pendelegasian dan supervisi terhadap semangat kerja perawat di Rumah Sakit X

8 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Rumah Sakit Sebagai tambahan informasi dan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan manajemen keperawatan di Rumah Sakit X khususnya pelaksanaan pendelegasian dan supervisi yang bermanfaat dalam peningkatan semangat kerja perawat. 1.4.2 Bagi Institusi Sebagai masukan yang dapat dijadikan informasi di bagian akademi/pendidikan untuk kegiatan penelitian dibidang manajemen keperawatan khususnya dalam penelitian pendelegasian, supervisi dan semangat kerja perawat. 1.4.3 Bagi Peneliti Sebagai pengalaman belajar dalam menambah pemahaman, melatih menulis dan berpikir ilmiah,serta memperdalam kajian tentang pengaruh pendelegasian dan supervisi terhadap semangat kerja perawat. 1.5 Keaslian Penelitian 1) Penelitian olehsatria (2012) yang berjudul Pengaruh Lingkungan Fisik (Suhu, Pencahayaan, Suara, Penghawaan Ruangan, Kebersihan dan Sikap Kerja) Terhadap Semangat Kerja Perawat Di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini merupakan explanatory survey yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan fisik (suhu, pencahayaan, suara, penghawaan ruangan, kebersihan dan sikap kerja) terhadap semangat kerja perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas di RSUD Dr. Pirngadi Medan yang berjumlah 596 orang. Sampel penelitian berjumlah 240 orang yang diambil dengan simple random sampling. Data diperoleh melalui pengisisan kuesioner

9 angket dan pengamatan, dianalisis dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan lingkungan fisik yang meliputi pencahayaan, dan sikap kerja mempunyai pengaruh yang signifikan dengan semangat kerja perawat. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah terdapat pada variabel independen yang digunakan, pada penelitian ini menggunakan variabel independen Lingkungan Fisik (Suhu, Pencahayaan, Suara, Penghawaan Ruangan, Kebersihan dan Sikap Kerja), sedangkan pada penelitian saya menggunakan variabel independen Pendelegasian dan Supervisi. 2) Penelitian oleh Fakhrizal (2010) yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelatihan dan supervisi terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Aceh. Jenis penelitian adalah explanatory research. Populasi penelitian sebanyak 68 orang. Sampel didapatkan sebanyak 58 orang perawat pelaksana. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dianalisis dengan uji regresi linear berganda pada α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan variabel pelatihan dan supervisi memengaruhi kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Aceh. Perbedaan dengan penelitian saya adalah terdapat pada salah satu variabel independen nya dan variabel dependennya. Pada penelitian ini menggunakan variabel independen Pelatihan dan Supervisi dan variabeldependen Kinerja Perawat, sedangkan pada penelitian saya

10 menggunakan variabel independen Pendelegasian dan Supervisi dan variabel dependen Semangat Kerja Perawat. 1.6 Batasan Penelitian 1.6.1 Pendelegasian Pendelegasian secara umum yaitu pemberian wewenang dan tanggung jawab kepada staf perawat pelaksana dalam melaksanakan tugas secara profesional (Sugiharto, 2012).Ada empat faktor yang menentukan keberhasilan dalam pendelegasian, yaitu komunikasi jelas dan lengkap, ketersediaan sumber dan sarana, monitoring, dan pelaporan kemajuan tugas limpah(nursalam, 2011). 1.6.2 Supervisi Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yang meliputi segala bantuan dari pemimpin/penanggung jawab kepada perawat yang ditujukan untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan (Suyanto, 2009), supervisi mencakup 4 hal, yaitu bimbingan, pengarahan, motivasi dan evaluasi. 1.6.3 Semangat Kerja Westra (1980, dalam Satria 2012) menyatakan bahwa semangat kerja merupakan sikap dari individu ataupun sekelompok orang terhadap kesukarelaannya untuk bekerjasama agar dapat mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh, untuk mengetahui tinggi rendahnya semangat kerja karyawan suatu organisasi adalah melalui presensi, kerjasama, tanggungjawab, kegairahan, dan hubungan yang harmonis.

11 1.6.4 Fokus Penelitian Malang. Fokus penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Rumah Sakit Islam Aisyiyah