1. SNI Metoda Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi LA. 2. ASTM C Resistance & Degradasi Small-Size Coarse Aggregate.

dokumen-dokumen yang mirip
Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

BAB 1 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Keausan Agregat dengan Alat Abrasi Los Angeles (Los Angeles Abrassion Test)

BAB IV METODE PENELITIAN

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Umum 3.2 Tahapan Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Percobaan Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat dan modulus. kehalusan. Data distribusi butiran pada agregat serta modulus kehalusan

BAB IV METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Struktrur Dan Bahan Kontruksi

BAB IV METODE PENELITIAN

Berat Tertahan (gram)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

BAB IV METODE PENELITIAN

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN A.

DAFTAR PUSTAKA. 1. Bina Marga Petunjuk Pelaksanaan Lapis Tipis Aspal Beton. Saringan Agregat Halus Dan Kasar, SNI ;SK SNI M-08-

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB IV METODE PENELITIAN

: Pengujian Bahan Perekat Hidrolis. Materi : Uji Berat Jenis SSD dan Penyerapan Air Agregat Halus dan Kasar REFERENSI

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Semakin besar nilai MHB, semakin menunjukan butir butir agregatnya. 2. Pengujian Zat Organik Agregat Halus. agregat halus dapat dilihat pada tabel 5.

BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

ANALISIS KEAUSAN AGREGAT BATU ANDESIT BANYUMAS DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGELES

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

METODE PENGUJIAN JUMLAH BAHAN DALAM AGREGAT YANG LOLOS SARINGAN NO. 200 (0,075 MM)

BAB IV METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Uji Agregat Kasar Dengan Mesin Impact Test

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan selama penelitian di laboratorium adalah sebagai berikut:

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO.200

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah urutan-urutan kegiatan penelitian, meliputi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DARI MERAK DAN AGREGAT KASAR DARI BATU GADUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU NORMAL

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

Transkripsi:

I. REFERENSI LAPORAN REKAYASA BETON II. 1. SNI 03-2417-1991. Metoda Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi LA. 2. ASTM C.131-2001. Resistance & Degradasi Small-Size Coarse Aggregate. TUJUAN Dapat menentukan nilai abrasi dari agregat kasar sesuai dengan prosedur standar pengujian. III. DASAR TEORI Abrasi adalah kemampuan agregat untuk menahan gesekan yang diterimanya hingga agregat tesebut hancur. Akan mengalami gesekan ketika dalam proses pengadukan saat akan membuat beton, dan akan mengalami tekanan ketika pencetakan beton. Ketahanan terhadap abrasi seringkali dipakai sebagai indicator kualitas dalam pembuatan beton di lapangan.rendahnya ketahanan agregat kasar terhadap abrasi menyebabkan hancurnya agregat, sehingga menambah presentase agregat halus. Untuk menghitung nilai abrasi dapat menggunakan Rumus : W1 W 2 X100% W1 W1 = jumlah berat benda uji (gram) W2 = berat benda uji tertahan ayakan no.12,setelah abrasi (gram) Agregat dengan nilai keausan yang besar,mudah pecah selama pemadatan atau akibat pengaruh beban lalu lintas atau hal lainnya tidak diijinkan karena beberapa sebab : 1. Gradasi akan berubah karena agregat yang kasar akan menjadi butiran yang halus, dengan demikian agregat mempunyai gradasi yang tidak memadai. 2. Agregat yang lemah tidak akan menghasilkan lapisan yang kuat karena bidang pengunci yang bersudut mudah pecah. Mesin Los Angeles merupakan salah satu mesin untuk pengujian keausan/ abrasi agregat kasar, fungsinya adalah kemampuan agregat untuk menahan gesekan, dihitung berdasarkan kehancuran agregat tersebut yaitu dengan cara mengayak agregat dalam 73

ayakan no.12 (1.70 mm). Sebelum melakukan pengujian keausan/ abrasi harus melakukan analisa ayak terlebih dahulu untuk mengetahui gradasi agregat yang paling banyak, apakah masuk pada tipe A, B, C, atau D dan dapat menentukan banyaknya bola baja yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel Grading of Test Sample. Tabel Grading Of Test Sample : Ukuran ayakan (mm) Gradasi dan berat untuk setiap ukuran ( gram ) Lolos Tertahan A B C D 37,5 25,0 1250 - - - 25,0 19,0 1250 - - - 19,0 12,5 1250 2500 - - 12,5 9,5 1250 2500 - - 9,5 6,3 - - 2500-6,3 4,75 - - 2500-4,75 2,36 - - - 5000 Total berat bendauji (gram) 5000 ± 10 5000 ± 10 5000 ± 10 5000 ± 10 Jumlah Bola Baja (buah) 12 11 8 6 Total Berat Bola baja (gram) 5000 ± 25 4584 ± 25 3300 ± 25 2500 ± 25 Jumlah Putaran 500 500 500 500 Jumlahputaran (r/m) 30-33 30-33 30-33 30-33 Syarat abrasi 1. Pemeriksaan abrasi agregat kasar dilakukan minimal dalam 2 kali percobaan, dan nilai abrasi agregat kasar diambil rata-ratanya. 2. Menurut ASTM C.33-1996, nilai abrasi agregat kasar maksimum 50 %. 3. Menurut ASTM C.131-1996, berat benda uji untuk setiap gradasi harus didasarkan pada Grading of Test Sample. Presentase dari agregat kasar yang lolos ayakan no.12 (1.70 mm) dari hasil pemeriksaan abrasi agregat kasar yang menggunakan LA machine untuk beton yang digunakan sebagai struktur, maksimum 50 %. Oleh karena itu nilai abrasi LA agregat kasar untuk beton semen berdasarkan SK SNI S-04-1989-F, Nilai abrasi LA untuk beton mutu B0 B1 disyaratkan 40%-50%, K125 K225 disyaratkan 27%-40% dan mutu> K- 225 disyaratkan<27%. 74

IV. PERALATAN DAN BAHAN PERALATAN No. Nama Alat Gambar / FotoAlat Keterangan dan Spesifikasi 1. Timbangan Ketelitian 0,001 gram, kapasitas> 2000 gram 2. Ember Wadah untuk mengambil sample dari lapangan 3. Sekop Untuk mengambil agregat dari wadah 4. Oven Pengering Dapat diatur pada suhu (110±5)ºC (untuk mengeringkan agregat supaya mendapatkan kering oven) 75

5. Cawan Wadah untuk menampung Agregat pada saat dilakukan pengujian 6. Ayakan Standar Ukuran lubang Ayakan 7. Satu Set Alat Abrasi (Mesin Los Angeles dan Bola Baja) Sesuai dengan ASTM C.131-1996,ر711 mm, Panjang 508 mm. BAHAN No. Nama Bahan Gambar / Foto Bahan Keterangan dan Spesifikasi 1. Agregat lolos ayakan 19 dan tertahan 12,5 Agregat kasar dalam keadaan kering yaitu dihasilkan dari pengeringan oven padasuhu (110 ± 5)ºC sampai berat tetap. 76

2. Agregat lolos ayakan 12.5 dan tertahan 9.5 Gradasi B lolos ayakan 19 mm tertahan ayakan 12.5 mm = 2500 gram dan lolos ayakan 12.5 mm tertahan 9.5 mm = 2500 gram. V. PROSEDUR PENGUJIAN 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Ayak agregat menggunakan saringan 19,0 mm, 12,5 mm dan 9,5 mm 3. Timbang agregat yang tertahan pada ayakan 12.5 mm dan 9.5 mm masing-masing 2500 gr 4. Masukkan benda uji yaitu agregat yang tertahan pada ayakan 12.5 dan 9.5 dan bola baja sebanyak 11 buah kedalam mesin Los Angeles Abrasion Machine 77

5. Nyalakan mesin Los Angeles sebanyak 500 putaran 6. Keluarkan benda uji dari mesin dan taruh bola baja ke tempatnya 7. Ayaklah agregat dengan ayakan no. 12 (1.70 mm ) lalu Cuci agregat menggunakan air bersih kemudian keringkan di oven pada suhu 110º ± 5ºC sampai berat tetap 8. Timbang benda uji yang telah dikeringkan tersebut (W2) 9. Lalu, Hitung persentase benda uji yang lolos ayakan no 12 78

VI. DATA DAN PERHITUNGAN 6.1 Data Data terlampir dalam form. 6.2 Perhitungan Data 1 : W 1 = 5000,8 gram W 2 = 4093,6 gram Nilai Abrasi Benda Uji = [( 5000,8 4093,6 ) / 5000,8 ] x 100% = 18,14 % Data 2 : W 1 = 5000,3 gram W 2 = 4084,3 gram Nilai Abrasi Benda Uji = [( 5000,3 4084,3 ) / 5000,3 ] x 100% = 18,32 % Rata - rata : Rata - rata = ( 18,14 % + 18,32% ) / 2 = 18,23 Dari data yang didapat rata-rata % nilai tersebut memenuhi nilai yang disyaratkan <27%, itu berarti agregat kasar dapat dipakai untuk membuat beton semen dengan mutu beton >K-225. 79

VII. Kesimpulan Agregat kasar yang kami uji memiliki nilai abrasi rata-rata % dan dapat digunakan sebagai bahan campuran beton dengan mutu beton >K-225. ABRASI AGREGAT MENGGUNAKAN LA MACHINE (ASTM C.131-1996/ SNI 03-2417-1990) Contoh : Batu Pecah Dikerjakan : Kelompok 2 Asal : Laboratorium Bahan Diperika : Nursyafril.ST,SP1 Tanggal uji : Tanggal : GRADASI NOMOR CONTOH LOLOS TERTAHAN I II 37,5 mm (11/2 in) 25,0 mm (1 in) 25,0 mm (1 in) 19,0 mm (3/4 in) 19,0 mm (3/4 in) 12,5 mm (1/2 in) 12,5 mm (1/2 in) 9,5 mm (3/8 in) 2500 2500 9,5 mm (3/8 in) 6,3 mm (1/4 in) 2500 2500 6,3 mm (1/4 in) 4,75 mm (no.4) 4,75 mm (no.4) 2,36 mm (no.8) Jumlah Berat Benda Uji (gram) W 1 5000,8 5000,3 Berat Benda Uji Tertahan Ayakan no.12, setelah abrasi (gram) W 2 4093,6 4084,3 Nilai Abrasi Benda Uji (%) W 1 W 2 W 1 x 100 18,14 18,32 18,23 Pemeriksa Penanggung Jawab 80

Nursyafril,ST,SP1 Kelompok 3 (KS-2B) 81