Diniatul Hidayani Sipahutar 1, Dinda Kartika Prodi Pendidikan Matematika Unimed Medan.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA DI KOTA BENGKULU

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN CONNETED MATHEMATICS PROJECT (CMP)

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2011

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA GAYA BELAJAR VISUAL DALAM MEMECAHKAN MASALAH PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH OPEN-ENDED

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI SERTAI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

KEEFEKTIFAN METODE GUIDEDDISCOVERY LEARNING BERNUANSA MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PRISMA 1 (2018)

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa di Madrasah Tsanawiyah Kota Tangerang Selatan

JURNAL. APPLICATION PROBLEM POSING LERNING MODEL TO IMPROVE MATHEMATICAL UNDERSTANDING OF 8 th GRADE UPTD SMPN 1 MOJO IN THE ACADEMIC YEAR 2016/2017

JURNAL. Oleh: LILIK MUHAIDAH NPM: Dibimbing oleh : 1. Dr. Suryo Widodo, M.Pd. 2. Nurita Primasatya, M.Pd.

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Problem Posing untuk Menilai Hasil Belajar Matematika

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK. Info Artikel. Abstra

Restu Cahyaningsih 1, M.Asikin 2 Jurusan Matematika, FMIPA 1,2 Universitas Negeri Semarang. Abstract. Abstrak

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Pengaruh Pembelajaran Matematika Menggunakan Strategi Inkuiri Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

PROSIDING ISSN:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENERAPAN MODEL TREFFINGER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA LOGIKA

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA POKOK BAHASAN BALOK KELAS VIII SMP N 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2014/2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI BANGUN DATAR

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

ABSTRAK. Kata kunci: pohon matematika, kreativitas mahasiswa

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING TIPE POST SOLUTION POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X SMAN 2 PARIAMAN.

PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM

PEMBELAJARAN TPS BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MTs SE KECAMATAN SUTERA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

KATEGORI BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SURAKARTA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POKOK HIMPUNAN

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Oleh: MAULIDIANA HIDAYATI NIM: E1M

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

Penerapan Scaffolding Untuk Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan Vol.2 No.2 April 2016 ISSN :

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 1-5

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 53-59

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol. 1, Desember 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POHON MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII E SMP TAMANSISWA MALANG

PENERAPAN STRATEGI PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW

PENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT-OREOVOCZ DAN PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA SMP

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015

ARTIKEL ILMIAH OLEH PINTA ULY SIMATUPANG NIM.RRA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2017

ARTIKEL ILMIAH OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014

Perbedaan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Menggunakan Pembelajaran Tipe NHT dan Tipe TPS Pada Materi Pecahan

[JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA] ISSN

1,2 STKIP Garut.

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

Unnes Physics Education Journal PENERAPAN MODEL DISCOVERY TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI TEKNIK QUICK ON THE DRAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 25 PADANG

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT

Rizki Wahyu Prismayuda Universitas Negeri Malang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DISERTAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG

MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN:

Transkripsi:

ISBN:98-602-1980-9-6 Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa yang Diberi Pendekatan Problem Posing dengan Siswa yang Diberi Pendekatan Creative Problem Solving Diniatul Hidayani Sipahutar 1, Dinda Kartika 2 1 Prodi Pendidikan Matematika PPs Unimed Medan Email: dhsipahutar@gmail.com 2 Prodi Pendidikan Matematika Unimed Medan E-mail: dkartikanda@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui yang diberi creative problem solving lebih baik dibandingkan siswa yang diberi problem posing berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif matematis (kelancaran, keluwesan dan kebaruan). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah pretest postest control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 0 orang siswa untuk kelas kontrol dan 0 orang siswa untuk kelas eksperimen. Pengambilan data menggunakan instrumen tes kemampuan berpikir kreatif berbentuk uraian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diberi creative problem solving lebih baik dibandingkan dengan siswa pendekatan problem posing. Analisis data menggunakan uji t. Data hasil perhitungan perbedaan nilai rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif kedua kelas diperoleh nilai t hitung sebesar 1,94, sedangkan t tabel dengan signifikan 5% adalah 1,62. Maka dapat dikatakan bahwa t hitung > t tabel. Hal tersebut menunjukkan hipotesis alternatif (H a ) diterima dan hipotesis nol ( ) ditolak. Dengan demikian, kemampuan berpikir pembelajaran matematika dengan pendekatan creative problem solving lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberi problem posing. Kata kunci: Problem Posing, Creative Problem Solving, Berpikir Kreatif I. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan dalam setiap jenjang satuan pendidikan karena menjadi dasar bagi perkembangan ilmu yang lain. Selain itu menurut Permendiknas No 22 tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 45) pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Salah satu hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika yaitu menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa seperti yang ditekankan oleh Piaget (Anwar & Rasool, 2012) Yang menyatakan bahwa tujuan terpenting dalam pendidikan bukanlah bagaimana menciptakan generasi yang sama seperti sekarang, tapi bagaimana menciptakan generasi yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan menjadi kreatif. Menurut Fatah, dkk (2016) dalam konteks Indonesia, kreativitas juga menjadi fokus 56

ISBN:98-602-1980-9-6 pembelajaran terapan di semua mata pelajaran, termasuk matematika. Kemampuan berpikir kreatif matematis dapat diartikan sebagai kemampuan menyelesaikan masalah matematika dengan lebih dari satu penyelesaian dan siswa berpikir lancar, luwes, melakukan elaborasi, dan memiliki orisinalitas dalam jawabannya. Berpikir kreatif matematis dapat bermanfaat untuk melatih kemampuan berpikir divergen pada matematika. Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa terutama pada pembelajaran matematika, salah satunya adalah ketidaktepatan atau kurangnya variasi dalam pendekatan pembelajaran. Selain itu pembelajaran matematika di kelas belum bermakna, bersusun dan tidak menekankan pada pemahaman siswa, sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran masih rendah. Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi guru (Trianto, 2010:6). Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa di SMP Negeri 2 Medan membutuhkan adanya inovasi dalam pembelajaran matematika, salah satunya dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat. Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa adalah model pembelajaran pendekatan pembelajaran problem posing dan creative problem solving. Silver dan Cai (dalam Siswono, 2004:5) memberikan istilah problem posing diaplikasikan pada tiga bentuk aktivitas kognitif matematika yang berbeda, yaitu: (1) Presolution posing, yaitu seorang siswa membuat soal dari informasi yang ada; (2) Within-solution posing, yaitu seorang siswa merumuskan ulang soal seperti yang telah diselesaikan dan () Post solution posing, yaitu seorang siswa memodifikasi tujuan atau kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal yang baru. Dalam penelitian ini dilaksanakan menggunakan pendekatan problem posing tipe presolution posing, yaitu siswa mengajukan soal berdasarkan informasi yang diberikan guru. Di sisi lain, creative problem solving adalah suatu pendekatan pembelajaran untuk menyelesaikan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan kreatif (Suryosubroto, 2009:188). Ketika dihadapkan dengan situasi pertanyaan, siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah dengan memperluas proses berpikir. Berdasarkan latar belakang penelitian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diberi pembelajaran matematika dengan pendekatan creative problem solving lebih baik dibandingkan siswa pendekatan problem posing posing berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif matematis (kelancaran, keluwesan dan kebaruan). II. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan pretest-posttest control group design. Sampel terdiri dari dua kelomok yang mana kelompok pertama yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan dan kelompok kedua yaitu kelas kontrol tidak diberi perlakuan. Pretest diberikan kepada kedua kelompok untuk mengetahui keadaan awal, dan posttest diberikan kepada kedua kelompok untuk melihat perbedaan kedua kelas tersebut setelah kelas eksperimen diberi perlakuan. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Medan yang berjumlah 11 kelas.. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling acak berkelompok (cluster random sampling). Sampel dari penelitian ini terdiri dari dua kelas. Satu kelas sebagai kelas kontrol, yaitu kelas VIII-9 berjumlah 0 orang (pembelajaran dengan pendekatan problem posing). Dan satu kelas sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas VIII-10 berjumlah 0 orang (pembelajaran dengan creative problem solving). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar soal tes. Lembar soal tes untuk memperoleh data kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil tes dianalisis 5

dengan menghitung rata-rata dan menghitung peningkatan kemampuan berikir kreatif siswa pada kedua kelas. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel.1. tes kemampuan awal kelas kontrol dan kelas eksperimen Eksperimen Kelancaran 2 28, Keluwesan 51, 50 Kebaruan, 2, Keseluruhan 4,40 2,2 Berdasarkan tabel.1 dapat dilihat bahwa rata-rata tes kemampuan awal siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda untuk setiap indikator berpikir kreatif. aspek kelancaran untuk kelas kontrol adalah 2 dan kelas eksperimen adalah 28,. keluwesan untuk kelas kontrol adalah 51, dan kelas eksperimen adalah 50. kebaruan untuk kelas kontrol adalah, dan kelas eksperimen adalah 2,. Sementara secara keseluruhan aspek kelas kontrol adalah 4,40 dan kelas eksperimen adalah 2,2. yaitu 0. Nilai total yang diperoleh dari keseluruhan siswa 850 dengan nilai rata-rata adalah 28, dan simpangan bakunya 21,6. Tabel.2 Presentase tingkat berpikir kreatif siswa berdasarkan tes kemampuan berpikir kreatif Penggolongan Eksperim Tingkat en Berpikir N % N % Kreatif Sangat tinggi 0 0 0 0 Tinggi 0 0 0 0 Cukup 2 6,6 0 0 Kurang 10 2 6,6 Sangat Kurang 25 8, 28 9, Berdasarkan tabel.2, penggolongan tingkat berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen beragam. Dari 0 siswa pada kelas kontrol diperoleh hasil bahwa 8,% siswa masuk dalam kategori sangat kurang, 10% kategori kurang, dan 6,6% kategori cukup. Sedangkan dari 0 siswa pada kelas eksperimen diperoleh hasil bahwa 9,% siswa masuk dalam kategori sangat rendah dan 6,6% kategori rendah. Tabel. Ringkasan rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol dan kelas eksperimen Penggolongan Eksperimen Tingkat Berpikir N % N % Kreatif Sangat tinggi 0 0 1, Tinggi 6 20 9 0 Cukup 8 26,6 10, Kurang 1 4, 8 26,6 Sangat Kurang 10 2 6,6 Dari tabel. dapat dilihat bahwa rata-rata tes kemampuan awal siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda untuk setiap indikator berpikir kreatif. aspek kelancaran untuk kelas kontrol adalah 65,6 dan kelas eksperimen adalah 5. keluwesan untuk kelas kontrol adalah 2,6 dan kelas eksperimen adalah 8. kebaruan untuk kelas kontrol adalah 0,6 dan kelas eksperimen adalah 0,. Sementara secara keseluruhan aspek kelas kontrol adalah 69,0 dan kelas eksperimen adalah,. Tabel.4 Presentase tingkat berpikir kreatif siswa berdasarkan tes kemampuan berpikir kreatif Eksperimen Kelancaran 65,6 5 Keluwesan 2,6 8 Kebaruan 0,6 0, Keseluruhan 69,0, 58

ISBN:98-602-1980-9-6 Berdasarkan tabel.4, penggolongan tingkat berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen beragam. Dari 0 siswa pada kelas kontrol diperoleh hasil bahwa 10% siswa masuk dalam kategori sangat kurang, 4,% kategori kurang, 26,6% kategori cukup, dan 20% kategori tinggi. Sedangkan dari 0 siswa pada kelas eksperimen diperoleh hasil bahwa 6,6% siswa masuk dalam kategori sangat rendah, 26,6% kategori kurang,,% kategori cukup, 0% kategori tinggi, dan,% kategori sangat tinggi. Tabel.5. Hasil uji hipotesis tes kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol dan kelas eksperimen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Stat isti k Kelanc aran Keluwe san Kebarua n Seluruh K E K E K E K E N 0 0 0 0 0 0 0 0 65,6 S 2 19 0, 92 t hitun g 5 2,6 2 9, 66 48 2, 0 8 0, 6 4 8, 62 151,26 0, 16 1, 95 69, 0 81, 58 2,46 0,942 0,10 1,94 t tabel 1,62 1,62 1,62 Ket ditolak diterim a diterima 1,62, 91, 24 ditolak Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis tes kemampuan berpikir kreatif pada aspek kelancaran diperoleh t hitung = 2,46, sedangkan t tabel pada taraf nyata 0,05 untuk db 58 adalah 1,62. Hal ini berarti t hitung t tabel sehingga ditolak dan H a diterima. Kemudian uji hipotesis tes kemampuan berpikir kreatif pada aspek keluwesan diperoleh t hitung = 0,942, sedangkan t tabel pada taraf nyata 0,05 untuk db 58 adalah 1,62. Hal ini berarti t hitung < t tabel sehingga diterima. Selanjutnya, uji hipotesis tes kemampuan berpikir kreatif pada aspek kebaruan diperoleh t hitung = 0,10, sedangkan t tabel pada taraf nyata 0,05 untuk db 58 adalah 1,62. Hal ini berarti t hitung < t tabel sehingga diterimaterakhir, uji hipotesis tes kemampuan berpikir kreatif pada keseluruhan aspek diperoleh t hitung = 1,94, sedangkan t tabel pada taraf nyata 0,05 untuk db 58 adalah 1,62. Hal ini berarti t hitung t tabel sehingga ditolak dan H a diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir creative problem solving pembelajaran lebih baik dibanding dengan kemampuan berpikir problem posing. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan aspek kemampuan berpikir lebih baik dibanding dengan kemampuan berpikir problem posing. Hasil penelitian ini juga di dukung oleh beberapa hasil penelitian terdahulu antara lain Ahmad Shokheh (2009) memperoleh rata-rata hasil belajar dengan model creative problem solving adalah 9,95 sedangkan rata-rata hasil belajar dengan model problem posing adalah 5,85. Ini menunjukkan hasil belajar yang diberi pendekatan creative problem solving lebih baik dibandingkan dengan yang diberi pendekatan problem posing. Selain itu, Fajariah, dkk (2012) memperoleh rata-rata kelas eksperimen II (model creative problem solving) lebih baik dari rata-rata kelas kontrol (model biasa), yaitu 80,21 > 0,12. Hal ini berarti bahwa kemampuan pemecahan masalah peserta didik di kelas eksperimen II lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah di kelas kontrol. Selain itu, diperoleh juga ratarata kelas eksperimen II (model creative problem solving) baik dari rata-rata kelas eksperimen I (model problem posing), yaitu 80,21 > 6,4. Hal ini berarti bahwa kemampuan pemecahan masalah peserta didik di kelas eksperimen II lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah di kelas eksperimen I. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pada aspek kelancaran kemampuan 59

berpikir problem lebih baik dibanding dengan Pada aspek keluwesan, kemampuan berpikir problem lebih rendah atau sama dengan Pada aspek kebaruan, kemampuan berpikir problem lebih rendah atau dengan kemampuan berpikir posing tipe presolution posing. Sedangkan pada keseluruhan aspek, kemampuan berpikir problem lebih baik dibanding dengan Siswono, T.Y.E., (2004), Mendorong Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah (Problem Posing), Konferensi Nasional Matematika XII, Universitas Udayana, Denpasar, Bali, hal 1-14 Shokheh, A., (2009), Uji Kesamaan Hasil Belajar Matematika pada Siswa SMP VII dalam Pembelajaran Menggunakan Model Creative Problem Solving dan Problem Posing, Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung Suryosubroto, B., (2009), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Trianto., (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta DAFTAR PUSTAKA Anwar, N. M.Rasool, Sahibzada, Shamin. 2012. A Comparison of Creative Thinking Abilities of High and Low Achievers Secondary School Student. International Interdeciplinary Journal of Education, Volume 1, Issue 1. Fajariah, N.I., dkk (2012), Keefektifan Implementasi Model Pembelajaran Problem Posing dan Creative Problem Solving Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik di SMP N 1 Tengarang, Jurnal Matematika, Nomor 1 (2), Agustus 2012 Fatah, A. Suryadi, dkk, 2016. Open-Ended Approach: An Effort In Cultivating Students Mathematical Creative Thinking Ability and Self-Esteem in Mathematics. Journal on Mathematics Education. Volume, No. 1, Halaman 11-20. Silver, E.A. 199. Fostering Creativity through Instruction Rich in Mathematical Problem Solving and Thinking in Problem Posing. ZDM. Vol.29, No.. 60