BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus

dokumen-dokumen yang mirip
DAN FORMALDEHID PADA BEBERAPA IKAN SEGAR DI KUB (KELOMPOK USAHA BERSAMA) BELAWAN, KECAMATAN MEDAN BELAWAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyaraka Di sisi lain,

mendirikan pabrik bertujuan untuk membantu kemudahan manusia. Namun, hal

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB 6 PENCEMARAN LOGAM BERAT

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup adalah satu kesatuan ruang dengan kesemua benda, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

BAB I PENDAHULUAN. Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang, Sepanjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia adalah turunnya kualitas

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Wilayah pesisir kota Bandar Lampung merupakan suatu wilayah yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Selain untuk dikonsumsi air juga digunakan hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan industri (Singh, 2001). Hal ini juga menyebabkan limbah

BAB I PENDAHULUAN. rabi, dan kale. Jenis kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TPA sampah terletak di Kelurahan Tanjung Kramat Kec. Kota Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

KAJIAN LOGAM BERAT Pb, Cu, Hg DAN Cd YANG TERKANDUNG PADA BEBERAPA JENIS IKAN DI WILAYAH PESISIR KOTA BANDAR LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan pencemaran air, tanah, dan. h:1). Aktivitas dari manusia dengan adanya kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. oksigen, dan karbon (ACC, 2011). Formalin juga dikenal sebagai formaldehyde,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDA HULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lautan merupakan daerah terluas yang menutupi permukaan bumi, sekitar

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

PENDAHULUAN. Kemajuan sektor perindustrian di Indonesia yang semakin meningkat

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

BAB I PENDAHULUAN. fosfor 40 mg; dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

INTISARI ANALISIS KUALITATIF FORMALIN DALAM TAHU MENTAH DI PASAR ANTASARI KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan industri pertambangan yang berasaskan manfaat serta kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beberapa waktu yang lalu kita mendengar berita dari koran ataupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan oleh Timah Hitam (Pb) yang ditimbulkan dari asap kendaraan

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

ANALISIS KADAR LOGAM BERAT PADA SUNGAI DI JAWA TENGAH

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung adalah ibukota dari Provinsi Lampung yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan mengancam pemukiman dan lingkungan, sehingga pemerintah membuat

Pencemaran Teluk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh menurunkan kualitas lingkungan atau menurunkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negar

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan (UU No. 45 tahun 2009). Kandungan lemak tidak jenuhnya dapat meningkatkan kecerdasan dan mencegah kolesterol. Ikan juga merupakan bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh, di samping itu nilai biologisnya mencapai 90% dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna dan harganya juga jauh lebih murah dibandingkan dengan sumber protein lain. Disamping itu, ikan juga dijadikan sebagai bahan obat-obatan, pakan ternak, dan lainnya (Adawyah, 2008). Masalah pencemaran mulai menjadi topik utama di dunia yaitu berkisar pada tahun lima puluhan dan mulai terangkat ke permukaan. Hal ini bermula ketika ditemukannya suatu penyakit mental dan kelainan pada syaraf (penyakit Minamata) yang diderita oleh penduduk yang hidup di sekitar teluk Minamata di Jepang. Pada akhir tahun 1930-an, Chisso Corporation di Jepang mendirikan pabrik di pantai teluk Minamata yang bertujuan untuk memproduksi klorida vinil dan farmaldehid. Proses pembuatan produk tersebut, menimbulkan hasil samping yang mengandung merkuri (Hg) yang dibuang ke dalam perairan teluk. Melalui proses biomagnifikasi, ikan-ikan laut dan kerang mengakumulasi senyawa majemuk khlorida metil-merkuri yang sangat beracun dalam konsentrasi tinggi. 1

2 Ikan-ikan dan kerang-kerangan tersebut kemudian dikonsumsi oleh penduduk di sekitar teluk. Kira-kira 15 tahun sejak pembuangan merkuri di perairan teluk tersebut dimulai, keanehan mental dan cacat syaraf secara permanen terlihat muncul di antara penduduk setempat terutama pada anak-anak. Melalui diagnosis medis, diketahui bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh keracunan logam merkuri. Kenyataan inilah yang kemudian menjadi pemicu dari masalah-masalah pencemaran lingkungan ke permukaan dunia Internasional (Palar, 2008). Sifat logam-logam berat yang tidak dapat terurai dan mudah diabsorpsi oleh biota laut dan terakumulasi dalam tubuh, menyebabkan pencemaran. Selain menyebabkan pencemaran ekosistem, unsur logam berat secara tidak langsung juga merusak perikanan dan kesehatan manusia. Di daerah perairan Pelabuhan Belawan yang merupakan pertemuan Sungai Deli dan Sungai Belawan, menurut laporan PT (Persero) Pelindo I tahun 2004, kualitas air lautnya telah mengalami pencemaran oleh logam timbal, kadmium, kromium, merkuri, selenium, seng, timah, perak, arsen, nikel, dan tembaga (Lubis, 2008). Seperti kasus yang pertama kali terjadi di Jepang yaitu penyakit Itai-itai (1974) yang dinyatakan akibat kadmium, serta di Beijing China dimana terdapat 24 anak-anak berusia 9 bulan hingga 16 tahun harus dirawat di rumah sakit karena keracunan timbal yang disebabkan oleh pabrik-pabrik baterai di desa mereka China Timur (Kompas, 2011). Di dalam tubuh manusia, Pb bisa menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb) dan sebagian kecil Pb diekskresikan lewat urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein, sedangkan sebagian lagi

3 terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut. Pb dapat merusak jaringan saraf, fungsi ginjal, menurunnya kemampuan belajar, dan membuat anak-anak bersifat hiperaktif. Selain itu, Pb juga memengaruhi organorgan tubuh, antara lain sistem saraf, ginjal, sistem reproduksi dan jantung, serta gangguan pada otak sehingga anak mengalami gangguan kecerdasan dan mental (Wahyu dkk, 2008). Keracunan yang disebabkan oleh Cd dapat bersifat akut dan keracunan kronis. Keracunan akut yaitu seperti timbul rasa sakit dan panas pada bagian dada yang dapat menimbulkan penyakit paru-paru yang akut, sedangkan keracunan yang bersifat kronis pada umumnya berupa kerusakan-kerusakan pada banyak sistem fisiologis tubuh. Sistem-sistem tubuh yang dapat dirusak oleh keracunan kronis logam Cd ini adalah pada sistem urinaria (ginjal), sistem respirasi (pernafasan/paru-paru), sistem sirkulasi (darah), dan jantung. Selain itu juga dapat merusak kelenjar reproduksi, sistem penciuman dan bahkan dapat mengakibatkan kerapuhan pada tulang (Palar, 2008). Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di TPI Belawan mengungkapkan bahwa beberapa biota laut seperti ikan dan kerang positif telah tercemar merkuri, meskipun kadar kandungan merkuri masih di bawah ambang batas yang telah ditetapkan pemerintah yaitu sebesar 0,5 ppm. Kandungan merkuri tertinggi ditemukan pada ikan mujair yaitu sebesar 0,0001408 sedangkan yang terendah pada kerang sebesar 0,0000493 ppm (Simanjuntak, 2004). Penelitian Uly (2011) pada ikan sembilang dan ikan kepala batu di perairan Belawan ditemukan bahwa kadar logam timbal pada ikan sembilang dan ikan

4 kepala batu masing-masing adalah 0,4676 ± 0,0205 mcg/g dan 0,6331 ± 0,0283 mcg/g. Sedangkan kadar logam kadmium pada ikan sembilang dan ikan kepala batu masing-masing adalah 0,0405 ± 0,0033 mcg/g dan 0,0608 ± 0,0043 mcg/g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar cemaran logam berat timbal pada ikan sembilang dan ikan kepala batu, yang merupakan ikan yang hidup di daerah pesisir dan laut dangkal perairan Belawan, telah melewati ambang batas maksimum yang diizinkan berdasarkan SNI-7387-2009, yaitu lebih besar dari 0,3 mcg/g. Sedangkan untuk cemaran logam berat kadmium, baik pada ikan sembilang maupun pada ikan kepala batu, kadarnya masih di bawah ambang batas maksimum yang diizinkan yaitu tidak lebih dari 0,1 mcg/g. Ikan memiliki kandungan air yang cukup tinggi, sehingga ikan adalah media yang cocok untuk kehidupan bakteri pembusuk atau mikroorganisme lain. Hal ini menyebabkan ikan sangat cepat mengalami proses pembusukan. Keadaan ini sangat merugikan terutama ketika produksi ikan melimpah, disebabkan karena akan banyak ikan yang tidak dapat dimanfaatkan dan terpaksa harus dibuang. Oleh karena itu, untuk mencegah proses pembusukan perlu dilakukan pengawetan serta untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang mengharapkan ikan segar (Afrianto dan Evi, 1989). Pada umumnya cara yang digunakan untuk mencegah kerusakan yaitu pengawetan dengan menggunakan es balok. Tetapi ada beberapa kendala yang ditemui apabila menggunakan es balok, seperti jumlah es yang dibutuhkan cukup banyak sehingga tidak praktis dan harganya relatif mahal. Hal tersebut menyebabkan nelayan dan penjual yang curang menggunakan zat kimia

5 berbahaya seperti formalin sebagai pengganti es balok. Larangan penggunaan formalin sebagai bahan tambahan makanan telah tercantum dalam Permenkes RI No.033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, pada Lampiran II tentang bahan yang dilarang digunakan sebagai BTP (Suryadi dkk, 2010). Formaldehid dalam dosis rendah, jika tertelan akan menyebabkan iritasi lambung, sakit perut, disertai muntah-muntah, menimbulkan depresi susunan saraf, serta kegagalan peredaran darah. Selain itu formalin juga dapat menyebabkan alergi, kanker (bersifat karsinogenik), mutagen (mutagenik). Dalam dosis tinggi, formalin yang tertelan dapat menyebabkan kejang-kejang, kencing darah, muntah darah, dan akhirnya menyebabkan kematian. Belawan adalah suatu kawasan industri dan sarana pelabuhan bertaraf Internasional terbesar di kota Medan serta terdapat pemukiman penduduk dan beberapa fasilitas umum. Perairan Belawan menjadi tempat bermuaranya Sungai Deli yang telah tercemar oleh logam berat berbahaya. Kondisi ini disebabkan karena di daerah aliran sungai tersebut terdapat beberapa industri yang dalam proses produksinya menggunakan bahan-bahan yang mengandung logam berat seperti industri pembuatan barang dari logam, industri plastik dan industri karet. Namun, walupun demikian perairan ini masih tetap menjadi daerah penangkapan ikan yang intensif, baik jenis ikan demersal maupun pelagis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata logam berat pada lokasi pengamatan dekat dengan kawasan industri seperti logam Cd berkisar antara 0,02-0,04 mg/l, Cr berkisar antara 0,48-0,59 mg/l, Cu berkisar antara 1,24-1,36 mg/l dan Pb berkisar antara 1,14-0,72 mg/l (Hudaya, 2010). Bahan-bahan cemaran selain

6 yang berasal dari pabrik dan industri di sekitar Belawan, juga berasal dari tumpahan minyak dari kapal dan limbah rumah tangga serta limbah pabrik yang ada di Kota Medan yang dibawa oleh aliran sungai tersebut. Muara sungai Deli paling dekat dengan muara di Kelurahan Bagan Deli yang dikenal sebagai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) (Hayati, 2009). Selain TPI terdapat juga tempat penjualan ikan di Belawan, yaitu KUB Belawan. KUB (Kelompok Usaha Bersama) adalah badan usaha non badan hukum ataupun yang sudah berbadan hukum yang berupa kelompok yang dibentuk oleh nelayan berdasarkan hasil kesepakatan/musyawarah seluruh anggota yang dilandasi oleh keinginan bersama untuk berusaha bersama dan dipertanggungjawabkan secara bersama guna meningkatkan pendapatan anggota. Perbedaannya dengan TPI adalah di TPI ikan dijual dalam jumlah besar dan didistribusikan ke pasar-pasar di Kota Medan, sedangkan di KUB ikan dapat dibeli dalam skala kecil. Menurut penelitian, selain perairan Laut Belawan beberapa perairan lain yang juga dikatakan tercemar yaitu Teluk Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian Tim Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB, diketahui bahwa kandungan logam berat timbal (Pb), kadmium (Cd), kuprum (Cu), dan merkuri (Hg) di perairan Teluk Jakarta, yaitu di Perairan Ancol dan Perairan Dadap telah melampaui nilai ambang batas. Pencemaran ini terjadi di Teluk Jakarta yang diakibatkan oleh pembuangan limbah industri kertas, minyak goreng, limbah rumah tangga, industri pengolahan logam di kawasan Pantai Marunda, dan industri dari 13 sungai yang ada di DKI Jakarta, serta pembuangan minyak secara rutin dari kapal dan perahu kecil di kawasan Teluk Jakarta.

7 Di pesisir Timur Surabaya (Pamurbaya), ditemukan kandungan logam berat di badan air dan di muara-muara sungai dalam konsentrasi tinggi. Hal itu dikarenakan Pamurbaya adalah tempat bermuara lebih dari 18 anak sungai. Lumpur Pamurbaya tercemar oleh logam berat Cu, Hg, Cd, Fe dan Pb sehingga hewan yang hidup dalam bentos, seperti kupang dan kerang, rawan untuk dikonsumsi karena kandungan logam berat dalam dagingnya sangat tinggi. Badan air kali Surabaya telah terkontaminasi logam berat Hg, Cd, Pb, Zn, dan Fe. Kandungan Hg dalam air telah mencapai 100 kali lipat dari baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah dalam PP 82/2001, yaitu sebesar 0,001 mg/l. Hal itu disebabkan oleh limbah dari industri PT Timur Mega Steel (electroplating), PT Wings Surya (detergent), PT Wimcycle (sepeda), dan PT Madulingga Perka (industri penghasil earthbleaching), industri keramik dan industri kertas PT Adiprima Suraprint PT Surabaya Agung Pulp & Paper Tbk, serta Suparma dan PT Mekabox (Wahyu dkk, 2008). 1.2.Rumusan Masalah Perairan Belawan menjadi tempat bermuaranya Sungai Deli yang telah tercemar oleh logam berat berbahaya. Di daerah aliran sungai dan disekitar kawasan Belawan ini terdapat beberapa industri yang menggunakan bahan-bahan yang mengandung logam berat dalam proses produksinya seperti industri pembuatan barang dari logam, industri plastik, industri karet, dll. Menurut laporan PT (Persero) Pelindo I tahun 2004, kualitas air Laut Belawan telah mengalami pencemaran oleh logam timbal, kadmium, kromium, merkuri, selenium, seng,

8 timah, perak, arsen, nikel, dan tembaga, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan kadmium (Cd), timbal (Pb) dan formaldehid pada beberapa ikan segar di KUB Belawan, Kecamatan Medan Belawan. 1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui kandungan kadmium, timbal dan formaldehid pada beberapa ikan segar di KUB Belawan tahun 2015. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui kandungan kadmium (Cd) pada beberapa ikan segar di KUB Belawan. 2. Untuk mengetahui kandungan timbal (Pb) pada beberapa ikan segar di KUB Belawan. 3. Untuk mengetahui kandungan formaldehid pada beberapa ikan segar di KUB Belawan. 4. Untuk mengetahui kadar kandungan kadmium (Cd) dan timbal (Pb) apakah memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat sesuai dengan Keputusan Ditjend POM No.03725/B/SK/VII/1989 tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan.

9 1.4.Manfaat Penelitian 1. Sebagai informasi bagi konsumen untuk mengetahui keamanan dari ikan segar yang akan dikonsumsi. 2. Sebagai informasi bagi masyarakat tentang dampak pencemaran laut Belawan dengan menggunakan ikan segar. 3. Dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan pencegahan dan penanggulangan pencemaran logam berat pada makanan hasil laut.