BAB I PENDAHULUAN. Laju pertumbuhan penduduk di berbagai belahan dunia termasuk di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raden Roby Maulidan, 2014 Kesiapan Warga Kampus UPI Menuju ECO-Campus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ketertinggalan akademik, tetapi lengah dalam membangun karakter. Pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia jugalah yang melakukan kerusakan di muka bumi ini dengan berbagai

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Oleh: DWI HARYATI K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. pada peningkatan konsumsi dunia. Pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan. Banyak terjadi penurunan kualitas lingkungan, baik yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Earth Day atau Hari Bumi diperingati secara internasional oleh 192 negara

ECO-PESANTREN; MODEL PENDIDIKAN BERBASIS PELESTARIAN LINGKUNGAN Oleh: Jumarddin La Fua Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Sultan Qaimuddin Kendari

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari lingkungan hidup itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan adalah pengalihan pengetahuan, kebudayaan dan lainlainnya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kekurang-pedulian warga negara terhadap lingkungannya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup

GAMBAR 1.1 PRODUK PT. COCA COLA Sumber :

2016 IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBUD AYA LINGKUNGAN D AN PED ULI LINGKUNGAN WARGA SEKOLAH D I SMA NEGERI 9 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi semua tuntutan kebutuhan setiap makhluk hidup. pembangunan negara itu sendiri muncul, karena dalam dokumen World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prinsipnya mempunyai tiga kegiatan: Pertama menggumpulkan (to collect)semua

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

LRC. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) yang dikatakan selalu berbenturan dengan aspek sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Pertambahan dan kepadatan penduduk dari tahun ke tahun terus meningkat,

PETUNJUK EVALUASI PENCAPAIAN ADIWIYATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. ini menyatakan telah terjadi pemanasan udara secara global. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. alam baik itu berupa sumber daya tanah, air, udara dan sumber daya alam lainnya

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. begitu menggema di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh ulah dan perilaku manusia.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kepedulian serta kesadaran akan lingkungan saat ini telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah populasi manusia semakin hari semakin bertambah sehingga lebih

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tingkat Kebutuhan Hunian dan Kepadatan Penduduk Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERSIAPAN KEGIATAN ADIWIYATA TAHUN 2014 DAN STRATEGI MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA

pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien,

a. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. b. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.

PROGRAM PEMERINTAH PENINGKATAN KEBUTUHAN DAMPAK LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan lingkungan hidup. Afandi (2013) mengatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan suatu perusahaan ada banyak cara untuk

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna,

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sesama manusia, yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan merupakan tantangan serius pada saat ini. Produk-produk berbasis

BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi kesejahteraan masyarakat ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan

BAB I. PENDAHULUAN. ditengarai dengan perilaku guru dan murid sekolah yang tidak berwawasan

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kerusakan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang disebabkan oleh

KEAMANAN LINGKUNGAN DAN COMMUNITY DEVELOPMENT

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

BAB V PENUTUP. peduli lingkungan siswa SMAN 4 Kendari. Pihak sekolah menyadari bahwa

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG IZIN AIR TANAH BUPATI KUDUS,

BAB I PENDAHULUAN. dicetuskan oleh adanya kekhawatiran terjadinya bencana yang mengancam

KEBIJAKAN DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Cisolok Kabupaten Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup merupakan semua benda, dan kondisi yang terdapat

FAKTOR PENENTU KETERLANJUTAN PEMBANGUNAN : 1. FAKTOR BIOFISIK 2. FAKTOR SOSIAL BUDAYA

Infrastruktur Hijau : Perlu Upaya Bersama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

SUPLEMEN 1 BUKU PANDUAN ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN SEKOLAH ADIWIYATA

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sebagai bentuk kebersamaan antara dunia pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi dan. yang memiliki kompetensi, pengembangan kurikulum harus mampu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laju pertumbuhan penduduk di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia terus menerus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari berbagai sumber, penduduk di dunia meningkat sebanyak 1,1 persen setiap tahunnya. Di Indonesia pertambahan penduduk meningkat sebanyak 1,49 persen setiap tahunnya, lebih tinggi 0,39 persen dari laju pertumbuhan penduduk dunia. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan manusia akan eksploitasi alam terus meningkat. Tanpa disadari pemakaian sumber daya alam (SDA) yang terus menerus tanpa adanya pertanggung jawaban dari manusia yang memakainya dapat menyebabkan kerusakan yang fatal pada ekosistem yang telah ada. Di Indonesia sendiri kerusakan hutan yang tercatat oleh Menteri Kehutanan sebanyak 1,17 juta hektar per tahun. Permasalahan lingkungan seperti banjir, pemanasan global, kerusakan hutan, pencemaran air, penyebaran virus dan penyakit masih terus mewarnai kehidupan manusia hingga saat ini. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, beberapa pihak berusaha untuk mencegah masalah-masalah lingkungan yang akan terjadi maupun memperbaiki masalah lingkungan yang sedang berlangsung. Berbagai cara diupayakan oleh pemerintah, lembagalembaga sosial maupun perorangan seperti penetapan kebijakan mengenai lingkungan, gerakan-gerakan sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan Wida Widaningsih, 2012 Pengaruh Pola Koomunikasi Pengurus OPPM terhadap Perubahan Sikap Santri dalam Menciptakan Pesantren Berbudaya Lingkungan (eco pontren) Studi Deskriptif pada organisasi Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 bahkan usaha persuasif untuk mengajak orang lain agar mau peduli terhadap lingkungan. Namun, upaya-upaya tersebut tidak sepenuhnya berjalan mulus bahkan dapat dikatakan tidak berhasil dikarenakan tidak adanya kesamaan makna dan tujuan antara pihak yang mengupayakan solusi mengenai masalah lingkungan dengan pihak yang diharapkan memiliki kontribusi paling besar terhadap pemulihan ketidakseimbangan lingkungan (masyarakat). Sebagian masyarakat terlihat kurang peduli akan pemulihan kondisi lingkungan dikarenakan mereka kurang merasa perlu untuk menjaga keseimbangan lingkungan tersebut. Hal tersebut dapat disebabkan oleh sosialisasi kebijakan lingkungan yang tidak bertahap dan tidak merata, cara pendekatan yang kurang tepat dan lain sebagainya sehingga perubahan sikap dan perilaku untuk tidak mengeksploitasi alam tidak terwujud. Jika perilaku eksploitatif manusia terus dibiarkan dan tidak ditindaklanjuti, maka SDA akan terus menerus rusak, berkurang bahkan habis. Lingkungan pun menjadi tidak bersahabat dan menyebabkan banyak bencana. Jika hal tersebut telah terjadi maka seluruh umat manusia akan mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Padahal, dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa dengan asas tanggung jawab, berkelanjutan dan manfaat, maka pengelolaan lingkungan hidup ditujukan mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Oleh karena itu dalam pembangunan lingkungan hidup, yang dituju pada dasarnya

3 adalah terwujudnya perubahan perilaku dari tiap anggota masyarakat mulai dari anak-anak hingga dewasa, agar memiliki pola tindak dan pola laku yang seimbang dengan daya dukung lingkungan. Salah satu upaya pengambil kebijakan untuk mengubah sikap atau perilaku masyarakat mengenai lingkungan yaitu dengan penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di berbagai tingkat dan satuan pendidikan seperti di sekolah-sekolah formal (eco school), di pesantren (eco pontren) dan di tingkat universitas (eco campus). Hal tersebut dimaksudkan agar penanaman sikap dan perilaku peduli terhadap lingkungan dilakukan secara intensif pada generasi muda yang diharapkan memberikan efek bola salju (snow ball effect) terhadap lingkungan di sekitarnya dan dapat mengurangi perilaku eksploitatif terhadap lingkungan. Perubahan perilaku tersebut tidak terjadi begitu saja, namun ada faktor-faktor yang mempengaruhinya misalnya sebuah komunikasi yang persuasif. Seperti yang di ungkapkan oleh Hovland, Janis dan Kelley (1953) dalam Mar at (1981:26) melalui teori stimulus-respon dan reinforcement mengatakan bahwa perubahan sikap dititik beratkan pada kualitas rangsang yang diberikan oleh komunikator terhadap komunikan, mereka juga mengatakan bahwa proses perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar. Pendapat tersebut didukung oleh Sherif dalam Gerungan (2004:168) bahwa salah satu faktor yang dapat membentuk sikap adalah karena komunikasi dimana dalam proses komunikasi tersebut terdapat pengaruh-pengaruh (hubungan) langsung dari satu pihak saja. Dalam penelitian yang dilakukan di

4 Universitas Yale pada tahun 1975 pendapat Hovland dan kawan-kawan yang dikutip dalam buku Azwar (2011:62), mengatakan bahwa komunikasi sebagai suatu proses yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan stimuli (yang biasanya dalam bentuk lisan) guna mengubah perilaku orang. Pesantren merupakan lembaga pendidikan nonformal yang sangat dekat dengan masyarakat bahkan menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri. Lembaga ini telah lama menjadi rujukan, baik dalam pengembangan pendidikan, sosial dan budaya masyarakat setempat. Besarnya peranan pesantren dalam kehidupan masyarakat, terbukti efektif sebagai agen perubahan (agent of change) dalam menyukseskan berbagai program pembangunan. Selain itu pesntren juga dapat dikatakan sebagai lembaga sosial karena pesantren dianggap mampu memberikan perubahan sosial terhadap masyarakat di sekitar lingkungannya. Salah satu pondok pesantren yang telah memulai menerapkan pesantren berbudaya lingkungan (eco pontren) adalah Pondok Pesantren Al-Ihsan yang berlokasi di Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Di dalam pondok pesantren tersebut terdapat sebuah organisasi yang memiliki kegiatan-kegiatan untuk menciptakan eco pontren yang diberi nama Organisasi Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan (OPPM). Sebelum dibentuknya OPPM Al-Ihsan santri cenderung kurang perhatian terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitarnya, namun setelah adanya OPPM santri menjadi lebih peka terhadap kebersihan dan kelestarian akan lingkungan di sekitarnya. Hal tersebut yang membuat peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana OPPM tersebut dapat

5 mempengaruhi perubahan sikap santri dalam menciptakan eco pontren. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian dengan judul Pengaruh pola komunikasi pengurus OPPM terhadap perubahan sikap santri dalam menciptakan pesantren berbudaya lingkungan (eco pontren). B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dari penelitian ini adalah: 1. Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan merupakan lingkungan pesantren yang cukup hijau, bersih, tertata dengan rapi serta terpelihara lingkungan fisik bangunannya dengan baik. 2. Pengurus Organisasi Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan (OPPM) memberikan contoh kepada santri untuk merawat dan menjaga lingkungan pesantren seperti memungut sampah yang berserakan, menghemat air dan listrik, menjaga kebersihan kamar, toilet dan halaman pesantren. 3. Sebagian besar santri sudah terlihat saling mengingatkan satu sama lain dalam merawat dan menjaga kebersihan lingkungan. 4. Untuk membina hubungan yang baik dengan santri, pengurus OPPM menggunakan summary book dan mengadakan acara nonton bersama serta forum diskusi yang dilaksanakan secara rutin.. 5. Belum adanya proses pemberdayaan dalam bidang lingkungan seperti daur ulang sampah menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomis,

6 pengomposan, dan lain-lain yang merupakan karakteristik pesantren kategori tiga dalam tingkatan pesantren berbudaya lingkungan (eco pontren) Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan agar penelitian lebih terarah dan terfokus pada masalah yang diteliti, maka peneliti membatasi masalah pada pola komunikasi pengurus OPPM dan perubahan sikap santri. Sehingga dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat variabilitas pola komunikasi yang terjadi di dalam OPPM Al-Ihsan Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung? 2. Apakah terdapat variabilitas perubahan sikap santri dalam menciptakan eco pontren setelah dibina oleh pengurus OPPM Al-Ihsan Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung? 3. Apakah pola komunikasi pengurus OPPM berpengaruh terhadap perubahan sikap santri dalam menciptakan pesantren berbudaya lingkungan (eco pontren) di Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan dan batasan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis: 1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis variabilitas pola komunikasi yang terjadi di dalam OPPM Al-Ihsan Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.

7 2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis variabilitas perubahan sikap santri dalam menciptakan eco pontren setelah dibina oleh pengurus OPPM Al-Ihsan Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. 3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh pola komunikasi pengurus OPPM terhadap perubahan sikap santri dalam menciptakan eco pontren di Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. D. Manfaat Penelitian 1. Dari segi teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan memberi gambaran mengenai pengaruh pola komunikasi pengurus OPPM terhadap perubahan sikap santri dalam menciptakan eco pontren. 2. Dari segi kebijakan Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk pengambil kebijakan agar lebih menekankan perbaikan dan pemulihan kondisi lingkungan melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, pesantren, universitas, dan lainlain. 3. Dari segi praktis Penelitian ini dapat menjadi masukan dan rujukan bagi pamong pesantren agar lebih memperhatikan dan membina pengurus OPPM sehingga dapat

8 berinteraksi menggunakan pola komunikasi yang lebih bervariatif lagi dengan santri lainnya sehingga perubahan sikap santri dalam menciptakan eco pontren dapat tercapai secara optimal. 4. Dari segi isu serta aksi sosial Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi awal untuk mengurangi isuisu lingkungan yang berkembang saat ini karena dengan perubahan sikap satu orang saja dalam kepeduliannya terhadap lingkungan dapat menularkan sikap tersebut kepada orang lain dan begitu seterusnya. Penularan sikap positif yang terus menerus mendukung usaha perbaikan dan pemulihan lingkungan yang rusak serta pemeliharaan dan penciptaan lingkungan yang lebih baik dari lingkup pendidikan hingga ke lingkup yang lebih luas yaitu lingkup sosial. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab, yakni bab I pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian dan terakhir sistematika penulisan. Bab II kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian yang berisi tentang kajian mengenai konsep komunikasi sosial, pola komunikasi, konsep perubahan sikap, pesantren sebagai satuan pendidikan non formal, penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti serta kerangka penelitian dan hipotesis penelitian.

9 Bab III metode penelitian yang membahas tentang populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian yang digunakan, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta analisis data. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan membahas tentang bagaimana hasil penelitian di lapangan dan pembahasannya mengenai penelitian serta Bab V yang berisi tentang kesimpulan dan saran.