POTENSI IKAN KAKAP PUTIH

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR

PENDUGAAN STOK IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) PADA LAUT FLORES (KAB. BULUKUMBA, BANTAENG, JENEPONTO DAN TAKALAR) ABSTRACT

3. METODE PENELITIAN

FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) DI PERAIRAN DUMAI, PROVINSI RIAU

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

Potensi Lestari Ikan Kakap di Perairan Kabupaten Sambas

Pendugaan Stok Ikan dengan Metode Surplus Production

PENDUGAAN KELOMPOK UMUR DAN OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) DI KABUPATEN BOALEMO, PROVINSI GORONTALO

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2 Peta lokasi penelitian PETA LOKASI PENELITIAN

4 HASIL. Gambar 4 Produksi tahunan hasil tangkapan ikan lemuru tahun

3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta Selat Bali dan daerah penangkapan ikan lemuru.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragaan dan alokasi optimum alat penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Selat Makassar

Universitas Sumatera Utara. Pertanian, Universitas Sumatera Utara

1.2. Latar Belakang Masalah 1.3. Perumusan Masalah

Sriati Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor UBR

3. METODOLOGI PENELITIAN

EKSPLORASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PENANGKAPAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) DI KABUPATEN MIMIKA

3.1. Waktu dan Tempat

Study Programme Aquatic Resources Management Faculty of Marine Science and Fisheries, University Maritime Raja Ali Haji

Gambar 7. Peta kawasan perairan Teluk Banten dan letak fishing ground rajungan oleh nelayan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: ISSN :

Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung

POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DI SELATAN JAWA TIMUR

KAJIAN STOK IKAN PELAGIS KECIL DENGAN ALAT TANGKAP MINI PURSE SEINE DI PERAIRAN LEMPASING, LAMPUNG. Riena F. Telussa

POTENSI LESTARI DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN KURISI (Nemipterus sp.) YANG DIDARATKAN PADA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SUNGAILIAT

3 METODOLOGI. Gambar 3 Peta lokasi penelitian.

POTENSI LESTARI IKAN LAYANG (Decapterus spp) BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN DI PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan 3.3 Metode Penelitian

PENDUGAAN POTENSI LESTARI KEMBUNG (Rastrelliger spp.) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN SUMATERA UTARA ABSTRACT

Produksi (Ton) Trip Produksi (Ton) Pukat Cincin ,

ABSTRACT 1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

6 STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT CIREBON

Moch. Prihatna Sobari 2, Diniah 2, dan Danang Indro Widiarso 2 PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

ANALISIS CPUE (CATCH PER UNIT EFFORT) DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN LEMURU (Sardinella lemuru) DI PERAIRAN SELAT BALI

Ex-situ observation & analysis: catch effort data survey for stock assessment -SCHAEFER AND FOX-

TINGKAT PEMANFAATAN DAN POLA MUSIM PENANGKAPAN IKAN LEMURU DI PERAIRAN SELAT BALI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN STOCK. Analisis Bio-ekonomi Model Gordon Schaefer

ANALISIS KAPASITAS PENANGKAPAN (FISHING CAPACITY) PADA PERIKANAN PURSE SEINE DI KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Y U S T O M

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

5 POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DEMERSAL

Universitas Bung Hatta, **) Staf Pengejar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Bung Hatta ABSTRACT

Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 18. No. 2, April 2013 ISSN

ABSTRACT. Keywords: Malacca Strait, Potential, Utilization, Sustainability, Sardinella spp.

VI. ANALISIS BIOEKONOMI

JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN

ANALISIS KECENDERUNGAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN LAUT HALMAHERA TAHUN Adrian A. Boleu & Darius Arkwright

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

spesies yaitu ikan kembung lelaki atau banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)(sujastani 1974).

KELAYAKAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN JARING PAYANG DI PALABUHANRATU MENGGUNAKAN MODEL BIOEKONOMI GORDON- SCHAEFER

PENDAHULUAN. Sumberdaya tersebut diolah dan digunakan sepuasnya. Tidak satupun pihak yang

Laju tangkap dan musim penangkapan madidihang (Thunnus albacares) dengan tuna hand line yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN

5 EVALUASI UPAYA PENANGKAPAN DAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN

Randy Aditya, Paulus Taru dan Adnan

PENDAHULUAN. Sumberdaya ikan merupakan salah satu jenis sumberdaya alam yang

ANALISIS BIOEKONOMI RAJUNGAN (Portunus pelagicus) MENGGUNAKAN PENDEKATAN SWEPT AREA DAN GORDON-SCHAEFER DI PERAIRAN DEMAK

Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KOTA DUMAI

3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS MUSIM PENANGKAPAN DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN LAYUR (TRICHIURUS SP) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.

(TCT) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA KWANDANG - GORONTALO ARTIKEL RUSTAM ABDULLAH NPM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

Ex-situ observation & analysis: catch effort data survey for stock assessment

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT SARANA ALAT TANGKAP TERHADAP USAHA PENANGKAPAN IKAN DI WADUK WADASLINTANG

Jurnal Harpodon Borneo Vol.10. No.1. April ISSN : X

Analisis Tangkapan Lestari dan Pola Musim Penangkapan Cumi-Cumi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat-Bangka

Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology

Gambar 5 Peta daerah penangkapan ikan kurisi (Sumber: Dikutip dari Dinas Hidro Oseanografi 2004).

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Ikan kuniran (Upeneus moluccensis).

3. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

C E =... 8 FPI =... 9 P

Analisis Bioekonomi Dan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) Di Waduk Cirata, Jawa Barat

3. METODE. penelitian dilakukan dengan beberapa tahap : pertama, pada bulan Februari. posisi koordinat LS dan BT.

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

.A lecy. lkan PELAGIS PANTAI Dl TELUK LAMPUNG. STUD1 TENTANG KELlMPAHABil MUSIMAN. FAKULTAS PERIKANAN INSTITUT PERTANiAN BOGOR

.A lecy. lkan PELAGIS PANTAI Dl TELUK LAMPUNG. STUD1 TENTANG KELlMPAHABil MUSIMAN. FAKULTAS PERIKANAN INSTITUT PERTANiAN BOGOR

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Pengumpulan Data

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

ANALISIS BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI KOTA MAKASSAR Hartati Tamti dan Hasriyani Hafid ABSTRAK

POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN LAYANG (Decapterus sp) DI PERAIRAN PULAU TERNATE

3. METODE PENELITIAN

ANALISIS BIOEKONOMI(MAXIMUM SUSTAINABLE YIELD DAN MAXIMUM ECONOMIC YIELD) MULTI SPESIES PERIKANAN LAUT DI PPI KOTA DUMAI PROVINSI RIAU

POTENSI, TINGKAT PEMANFAATAN DAN KEBERLANJUTAN IKAN TEMBANG (Sardinella sp.) DI PERAIRAN SELAT MALAKA, KABUPATEN SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA

PERHITUNGAN BIAYA KERUGIAN AKIBAT TUMPAHAN MINYAK MONTARA DI PESISIR NUSA TENGGARA TIMUR

3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS BIO EKONOMI TUNA MADIDIHANG ( Thunnus albacares Bonnaterre 1788) DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (WPPNRI) 573

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN JEMBER UTILIZATION RATE OF FISH RESOURCES IN JEMBER WATER. Ariesia A.

PRODUKTIVITAS ARMADA PENANGKAPAN DAN POTENSI PRODUKSI PERIKANAN UDANG DI LAUT ARAFURA

Effectiveness of fishing gear of lemuru fish in Kotabaru District, South Kalimantan

MANAJEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI KABUPATEN BULUNGAN

Transkripsi:

Agricola, Vol 6 (1), Maret 2016, 31-39 p-issn : 2088-1673., e-issn 2354-7731 POTENSI IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer Bloch, 1790) DI SUNGAI KUMBE DISTRIK MALIND KABUPATEN MERAUKE Mohamad Hari Widodo 1, Edy HP. Melmambessy 2, Siti Masiyah 2 2) Surel: edymelmambessy@yahoo.co.id 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FAPERTA UNMUS 2) Staf Pengajar Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FAPERTA UNMUS ABSTRACT Research objectives is to examine the potential white snapper (Lates calcarifer, Bloch, 1790 ) in a kumbe river malind district kabupaten merauke.of research in the kumbe river malind district, start october 2014 up to january 2015. A method of the sample collection done by using the method purposive random sampling, namely the sample adapted to the purposes research. Data analysis includes: catch per unit effort (CPUE), maximum sustainable yield (MSY) and efforts sustainable (Fopt). The results of the study: value CPUE for a unit arrestgill nets fixed (set gill net during the month of oktober-januari the lowest in november at station 1 with value CPUE 0.4285 kg/unit, while value CPUE for a unit arrest is highest in station III in october with the cpue 5.2272 kg/unit.the maximum sustainable yield (MSY) based on model fox in the Kumbe River District Malind of 212,763 kg, Fopt = 33,783 hauling. Potential white snapper on the Kumbe River is still quite good and fishing white snapper should be encouraged, however it is important to ensure that does not exceed MSY value. Keywords: potential, white snapper, Kumbe River. PENDAHULUAN Kabupaten Merauke terletak di wilayah paling Timur Indonesia. Secara geografis wilayah Kabupaten Merauke terletak antara koordinat 137 0 30-141 0 00 Bujur Timur dan 5 0 00-9 0 00 Lintang Selatan dengan luas wilayah 46.791,63 Km 2 terletak dibagian Selatan Provinsi Papua, memiliki panjang garis pantai 677,96 Km dan panjang sungai 770 Km serta memiliki rawa seluas 1.425.000 ha. (Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Merauke, 2013). Data jumlah potensi ikan konsumsi lokal/kg menurut jenis per Distrik Kabupaten Merauke sebanyak 7.841.987 kg (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Merauke, 2013). Sedang untuk wilayah Distrik Malind jumlah ikan komsumsi sebanyak 532.545 kg. Sumberdaya alam hayati yang berlimpah sangat didukung oleh banyaknya sungai yang bermuara di Sungai Kumbe. Sungai Kumbe merupakan salah satu Sungai di Merauke yang memiliki sumberdaya perikanan diantaranya adalah ikan kakap putih, sebagai sumberdaya yang dapat pulih. Dengan demikian tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berlebihan dapat menimbulkan permasalahan yang kompleks (Malanesia et al., 2007). 31

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian ini dilakukan di Sungai Kumbe kawasan Distrik Malind, Kabupaten Merauke, berlangsung selama 4 (empat) bulan yaitu bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015. Peta lokasi penelitian dapat di lihat pada Gambar 1. di bawah ini : Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu jaring insang hanyut (gill net) ukuran (mesh size 4,7 dan 10 inch) perahu semang, timbangan gantung, alat ukur (meteran) kamera, alat tulis dan buku tulis. Selanjutnya bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan kakap putih yang tertangkap dalam jaring insang di Sungai Kumbe Distrik Malind. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode survey. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik observasi dan wawancara. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Purposive random sampling, yaitu pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ikan kakap putih yang tertangkap pada jaring insang tetap, kemudian diukur dan ditimbang, Pengambilan sampel dimulai pada pagi hari pukul 07.00-09.30 WIT dan pada sore hari pukul 15.00-16.30 32

WIT. Sampel dalam penelitian ini adalah ikan kakap putih yang tertangkap pada jaring insang tetap yang ada di tiga stasiun yang telah di tentukan. 1) Stasiun I Stasiun penelitian ini merupakan daerah yang dekat dari pemukiman penduduk. Stasiun ini merupakan bagian hilir Sungai yang dekat dari muara Sungai Kumbe. 2) Stasiun II Stasiun ini merupakan daerah yang berada jauh dari pemukiman penduduk, adapun yang membedakan stasiun I dan stasiun II adalah di karena di stasiun II lebih banyak terdapat mangrove di sekitat perairan Sungai. 3) Stasiun III Stasiun ini merupakan bagian terjauh dari pemukiman penduduk, di stasiun ini yang membedakan dari stasiun yang lain adalah di stasiun ini terdapat mangrove dan sungai sungai kecil. Analisis Data Analisis Hasil Tangkapan per Upaya Penangkapan (Catch per Unit Effort) menurut Gulland (1983) dalam Trihapsari, (2010) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: CPUE = Catch Effort Dimana: Catch = total hasil tangkapan (kg) Effort = total upaya penangkapan (hauling) CPUE = hasil tangkapan per upaya penangkapan (kg/hauling) Tangkapan lestari (MSY) dan upaya lestari (Fopt) menggunakan model Fox (Sparre dan Venema 1999) dimana: MSY = -(1/d)*exp (c-1) ; Fopt = -(-1/d) Dimana persamaan a dan b diperoleh persamaan model Schaefer dan fox tersebut di peroleh dari persamaan berikut: a atau c = yi b xi n 33

b atau d = Keterangan: n xiyi xiyi n x 2 i ( xi) 2 x: Upaya penangkapan pada periode-i y: Hasil tangkapan per satuan upaya pada periode-i a : intersep model Schaefer b : slope model Schaefer c: intersep model fox d: slope model fox HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perairan Sungai Kumbe Sungai Kumbe Distrik Malind pada bulan Oktober 2014 memiliki ketinggian air terendah 1.3 m dan titik tertinggi 5.3 m. Pada bulan November 2014, titik terendah 1,1 m dan titik tertinggi 5,4 m. Sedangkan pada bulan Desember 2014 titik terendah 1,4 m dan titik tertinggi 5,4 m. Lebar Sungai Kumbe 100 m, dan sepanjang pesisir Sungai Kumbe terdapat beberapa jenis mangrove yang merupakan faktor utama dalam produktifitas primer dan juga sebagai daerah penyangga potensi sumberdaya ikan (PT. Pelabuhan Indonesia 1V PERSERO Cabang Merauke, 2014). Potensi Sumberdaya Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) 1. Hasil Tangkapan per Upaya tangkapan (CPUE) Jumlah hasil tangkapan per upaya tangkapan (CPUE) ikan kakap Putih diperoleh dari hasil tangkapan jaring insang tetap. Rata rata hasil tangkapan per upaya penangkapan ikan kakap putih (Lates calcarifer) di perairan Sungai Kumbe Distrik Malind pada ketiga stasiun selama Oktober 2014 Januari 2015 dapat dilihat pada Tabel 1. 34

Tabel 1. Hasil Tangkapan per upaya tangkapan (CPUE) untuk ketiga stasiun di perairan Sungai Kumbe.STASIUN Bulan Catch Effort CPUE LN CPUE (kg) Standar (F) I Oktober 5.5 11 0.5-0.6931 November 9 21 0.4285-0.8472 Desember 24.5 26 0.9423-0.0594 Januari 4.5 4 1.1250 0.1177 II Oktober 8.5 11 0.7727-0.2578 November 53 21 2.5238 0.9257 Desember 73.5 26 2.8269 1.0392 Januari 15.5 4 3.8750 1.3545 III Oktober 57.5 11 5.2272 1.6538 November 66.5 21 3.1667 1.1526 Desember 83 26 3.1923 1.1607 Januari 16 4 4 1.3863 Sumber: data primer (2015) Nilai CPUE untuk unit penangkapan jaring insang tetap (set gill net) selama bulan Oktober 2014 - Januari 2015, terendah pada bulan November di stasiun I dengan nilai CPUE 0,428571429 kg/hauling, sedangkan nilai CPUE tertinggi pada bulan Oktober terdapat di stasiun III dengan nilai CPUE 5,2272 kg/unit. Hal ini dikarenakan pada stasiun III cocok dengan habitat yang dikehendaki ikan kakap putih yaitu adanya kondisi mangrove yang masih baik, dengan banyaknya sungai-sungai kecil yang bermuara ke Sungai Kumbe. Menurut Simbolon (2008) bahwa kondisi perairan yang sesuai dengan habitat yang dikehendaki oleh ikan, akan berpengaruh terhadap siklus hidup dan recruitment ikan, dan akibatnya akan berdampak positif terhadap besarnya potensi ikan. Hasil tangkapan ikan kakap putih selama penelitian bulan Oktober 2014 Januari 2015 pada ketiga stasiun adalah 417 kg. Perkembangan CPUE ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) di perairan Sungai Kumbe Distrik Malind Kabupaten Merauke bulan Oktober 2014 Januari 2015 seperti pada Gambar 2. 35

CPUE (kg/unit) 6 5 4 3 2 1 0 y = -0,0296x + 2,8402 R² = 0,0274 0 5 10 15 20 25 30 Effort standar (F) Gambar 2. Perkembangan CPUE ikan kakap putih (Lates calcarifer) di perairan Sungai Kumbe Distrik Malind Kabupaten Merauke pada ketiga Stasiun Penelitian Perkembangan CPUE ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) di perairan Sungai Kumbe Distrik Malind Kabupaten Merauke bulan Oktober 2014 Januari 2015, nilai CPUE selama penelitian adalah berfluktuasi menurun dengan nilai R 2 = 0,0274, yang menunjukan bahwa hasil tangkapan ikan kakap putih sedikit (02,74%) dipengaruhi oleh penambahan upaya penangkapan, dan fluktuasi hasil tangkapan ikan di perairan Sungai Kumbe tidak selalu disebabkan oleh penangkapan dengan jaring insang tetap (set gill net), tetapi oleh perubahan lingkungan. Pengaruh perubahan kondisi lingkungan bisa bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap suatu jenis ikan. Hal ini sesuai dengan Leavastu dan Favorite, (1988) dalam Suhaisti, (2002) bahwa fluktuasi hasil tangkapan ikan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keberadaan ikan, jumlah upaya penangkpan, dan tingkat keberhasilan operasi penangkapan. 1. Hubungan Upaya Penangkapan dengan CPUE Cacth per Unit Effort (CPUE) adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan hasil jumlah produksi perikanan laut yang dirata-ratakan dalam Produksi perikanan di suatu daerah mengalami kenaikan atau penurunan produksi dapat diketahui dari hasil CPUE (Gulland, 1983). Data hasil tangkapan dan upaya penangkapan yang diperoleh dibuat dalam bentuk tabel, lalu dihitung nilai hasil tangkapan per upaya penangkapannya (Catch per Unit Effort). Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai CPUE berdasarkan Gulland, (1983). Hasil tangkapan per unit upaya ikan kakap putih (Lates calcarifer) di perairan Sungai Kumbe seperti pada Gambar 3. 36

chatch (kg) Catch (kg) 64 16 4 57,5 8,5 5,5 66,5 83 73,5 53 24,5 9 16 15,5 4,5 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 1 11 21 26 4 Effort standar (F) Gambar 3. Hasil tangkapan per unit upaya ikan kakap putih (Lates calcarifer) di perairan Sungai Kumbe 250 MSY = 212,763 kg 200 150 100 50 0 Eopt= 33,783 hauling 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 Effort (hauling) Gambar 4. Estimasi MSY dengan Model Fox pada penangkapan ikan kakap putih (Lates calcarifer) di perairan Sungai Kumbe Distrik Malind. Nilai MSY untuk ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) di perairan Sungai Kumbe Distrik Malind yaitu 212,763 kg dengan effort optimum : 33,4 hauling, berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purbayanto (2006) di Kabupaten Mimika dengan Potensi lestari ikan Kakap Putih di perairan Kabupaten Mimika diperkirakan 8.348 ton/tahun dan tingkat keuntungan maksimum tercapai pada saat produksi sebesar 8.094 ton/tahun. Hal ini dikarenakan wilayah tangkapan di perairan Mimika lebih luas yaitu hasil tangkapan tersebar di tiga habitat yang berbeda, yaitu di sekitar perairan pantai, muara sungai hingga ke hulu sungai. Berdasarkan nilai MSY sebesar 212,763 kg/4 bulan dengan effort 33,783 hauling, jika dikaitkan dengan tabel 1 (Hasil tangkapan perupaya tangkapan) maka populasi ikan Kakap Putih di Sungai Kumbe masih dalam kondisi baik, karena hasil 37

tangkapan tertingi yaitu 83 kg dengan 26 hauling, belum melebihi nilai MSY sebesar 212,783 kg dan effort optimum 33,783 hauling. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan kondisi perikanan ikan kakap putih di Sungai Kumbe Distrik Malind Kabupaten Merauke, disimpulkan bahwa: 1. Nilai CPUE untuk unit penangkapan jaring insang tetap (set gill net) selama bulan Oktober 2014 s.d. Januari 2015 terendah pada bulan November di stasiun I dengan nilai CPUE 0,428571429 kg/ unit, Sedangkan, nilai CPUE untuk unit penangkapan tertinggi terdapat di stasiun III pada bulan Oktober dengan nilai CPUE 5,2272 kg/unit. 2. Hasil tangkapan maksimum lestari (MSY) berdasarkan model Fox pada Sungai Kumbe Distrik Malind sebesar 212,763 kg dengan upayan tangkapan optimal (Fopt) sebesar 33,783 hauling. 3. Nilai Potensi ikan Kakap Putih di Sungai Kumbe belum melebihi dari nilai MSY (underfishing). Saran Dengan adanya informasi nilai potensi lestari (MSY) ikan kakap di Sungai Kumbe Distrik Malind sebesar 212,763 kg dan upaya penangkapan optimum (Fopt) sebesar 33,783 hauling, maka menjadi acuan untuk penangkapan ikan kakap putih, dimana tidak boleh melebihi dari nilai MSY tersebut, dan perlu adanya regulasi pembatasan alat tangkap. DAFTAR PUSTAKA Ari Purbayanto, Domu Simbolon dan Julia E. Astarin 2006. Eksplorasi teknologi tepat guna dalam penangkapan kakap Putih (lates calcarifer) di kabupaten mimika. Brown, A. 2003. Daerah Penangkapan Ikan dan Beberapa Metoda Pengumpulan dan Pencarian Ikan. Ilmu perikanan dan Ilmu Kelautan. Faperika press. 141 Hal. Bloch, M.E., 1790. Naturgeschichte der auslandischen Fische. J. Morino &Comp., Berlin. Vol.4:128p. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Merauke, 2012. Jumlah Produksi ikan. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Merauke. 38

Dinas kelautan dan perikanan kabupaten merauke, 2013 Data tahunan. Dinas Kelautan dan perikanan kabupaten merauke. Gulland, J.A. 1983. Manual of methods for stock assessment.fao Rome. Malanesia, M., J. Haluan, H. Hardjomidjojo, dan D. Simbolon. 2007. Analisis Unit Penangkapan Ikan Pilihan di Kabupaten Lampung Selatan. Buletin PSP. IPB Bogor. Vol. XVI No. 3. Hal. 483-501. PT Pelabuhan Indonesia 1V PERSERO cabang Merauke, 2014 Data pasang surut Sungai Kumbe Distrik Malind. Spare, P. dan S.C. Venema. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis Buku1: Manual. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Penerjemah. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Suhaeti. 2002. Pendugaan Potensi Lestari dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Terbang (Sardenellafimbriata) Di Perairan Teluk Banten. Skripsi. Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian. Jatinangor. 54 hal. Tidak di Duplikasi. 39