BAB I PENDAHULUAN BAB II Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
XII. TRANSPORTASI di Jepang

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

Menuju Ibaraki University, Kampus Ami

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA)

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Transportasi Adi d pan ang 11

Uswatun Chasanah Tyas Ayu W Yetty Oktavianita Mamluatul Hasanah Intan S.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar.

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 4. Peraturan Presiden Nomor 47

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

moda udara darat laut

Pertemuan Kelima Prodi S1 TS DTSL FT UGM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

Melalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang 1.2 Pengertian Penerbangan dan Bandar Udara serta Keberadaannya dalam Masyarakat yang Berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. baru dalam pelayanan moda transportasi kereta api di Indonesia. PT. Railink

INFORMASI SEPUTAR LOKASI DAN RUTE PERJALANAN MENUJU MASJID ASAKUSA TOKYO DAURAH TOKYO 2010, 30 DESEMBER JANUARI 2011

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 2015 ini," ujar Andi G Wirson. Hal tersebut menandakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BADAN LITBANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2012

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

Penerbangan dan Bandar Udara

Jakarta, 01 November Kepada Yth. Bapak/Ibu. Di tempat. Dengan hormat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL. BAB IX SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (Lanjutan)

PENGANTAR TEKNIK TRANSPORTASI TERMINAL. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB V ANALISIS TINGKAT KESIAPAN KOTA SURAKARTA TERHADAP DIMENSI MOBILITAS CERDAS

PERENCANAAN??? MENGAPA DIPERLUKAN. Peningkatan jumlah penduduk. Penambahan beban jaringan jalan. & transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

Analisis Permintaan Pelayanan Taksi Argometer di Bandar Udara Juanda Surabaya ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ANGKUTAN DI BANDARA JUANDA. Tabel 5.1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SU Studi Basic Design Rancangan Bangun Pesawat Udara Untuk Flying School. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah Negara kepulauan yang sangat besar dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

lib.archiplan.ugm.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pesawat Polonia

Mass Transit System dan Peta Skematik Selasa, 15 November Dosen Kelas: Adi Nugroho. Tujuan:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta Penekanan Desain High Tech Architecture

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GEOGRAFI REGIONAL ASIA TRANSPORTASI DI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

KAJIAN PELAYANAN ANGKUTAN BANDAR UDARA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

Sri Sutarwati 1), Hardiyana 2), Novita Karolina 3) Program Studi D1 Ground Handling Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan 3)

BAB I PENDAHULUAN I.1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Terminal Darat, Laut, dan

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Pesawat Domestik dan Internasional di Indonesia Sumber : Ditjen Perhubungan Udara, Kemenhub, 2015

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran

BAB I PENDAHULUAN.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan hal yang sangat melekat dalam kehidupan manusia. Kebutuhan manusia terhadap barang yang tidak dapat dipenuhi disatu tempat tertentu menjadi dasar dimana transportasi menjadi hal yang sangat krusial dalam menunjang kehidupan manusia. Berbagai aspek kehidupan seperti aspek ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan juga terpengaruh oleh transportasi di suatu wilayah. Transportasi yang baik dan terintegrasi menunjukkan bagaimana kualitas kehidupan di suatu wilayah tertentu. Moda transportasi ada berbagai macam yaitu darat, udara, dan laut. Moda transportasi tersebut tidak dapat berjalan sendiri-sendiri. Moda transportasi udara, darat, dan laut terintegrasi menjadi suatu sistem tranportasi yang tertata dengan baik agar dapat menunjang kehidupan. Sarana dan prasarana transportasi yang turut mendukung kegiatan transportasi tidak dapat dihilangkan dalam merangkai suatu sistem transportasi yang terintegrasi. Ada kalanya sangatlah sulit merangkai sistem tranportasi antar moda yang baik karena dibutuhkan kerjasama yang baik antar pemilik moda. Sistem tranportasi yang terintegrasi antar moda memiliki dampak yang cukup besar pada kualitas kehidupan di suatu wilayah. Pada makalah ini akan dibahas bagaimana Bandara Narita di Jepang sebagai bandara internasional dapat memiliki sistem transportasi yang terintegrasi antar moda. Ketepatan waktu, jangkauan wilayah yang jelas, dan prosedur transportasi yang mudah menjadikan Bandara Narita sebagai salah satu bandara internasional tersibuk yang berhasil menunjang berbagai aspek kehidupan di Jepang. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa saja moda transportasi yang digunakan di Bandara Narita? 2. Bagaimana penerapan transportasi antar moda? 3. Bagaimana penerapan fungsi tranportasi di Bandara Narita? 1.3. Tujuan Masalah 1. Mengetahui moda transportasi yang digunakan di Bandara Narita 2. Mengetahui penerapan transportasi antar moda 3. Mengetahui penerapan fungsi tranportasi di Bandara Narita BAB II

PEMBAHASAN 2.1.Deskripsi Umum Bandar Udara Internasional Narita Gambar 1 Lokasi Bandar Udara Internasional Narita, Jepang Bandar Udara Internasional Narita merupakan bandara yang terletak di Narita, Prefektur Chiba, Jepang, dan terletak 60 kilometer sebelah timur dari pusat Kota Tokyo. Bandara ini merupakan bandara domestik tersibuk kedua di Jepang (setelah Bandara Haneda di Tokyo) dan merupakan bandara internasional tersibuk di Jepang. Bandara ini melayani wilayah Tokyo Raya dan merupakan pangkalan bagi Japan Airlines, All Nippon Airways, Nippon Cargo Airlines, Jetstar Japan, Peach dan Vanilla Air. Bandara Narita merupakan bandara internasional yang paling dominan di Jepang, melayani sekitar 50% dari penerbangan penumpang internasional dan 60% lalu lintas kargo melalui jalur udara internasional. Pada tahun 2016 bandara ini melayani penumpang sebanyak sebanyak 39,053,652 penumpang dengan komposisi 32,049,076 penumpang internasional dan 7,004,576 penumpang domestik. Sedangkan jumlah kargo yang dilayani pada tahun 2016 sebanyak 2,083,220 ton. Bandara ini memiliki 2 landasan pacu dengan panjang 4000 m dan 2500 m. 2.2. Transportasi Multimoda Bandara Narita merupakan salah satu contoh terdapatnya transportasi multimoda dengan 5 jenis moda transportasi yaitu pesawat, kereta, bus, taksi, dan mobil. 2.2.1.Pesawat Bandar Udara Internasional Narita dengan pesawat sebagai moda utama melayani penerbangan dari segala benua. Puluhan maskapai penerbangan di bagi menjadi 3 terminal yaitu, Terminal 1 bagi maskapai anggota SkyTeam dan Star Alliance, Terminal 2 bagi anggota oneworld, dan Terminal 3 bagi maskapai berbiaya rendah (Low Cost Carrier /LCC). Benua Asia menjadi Penerbangan Internasional paling dominan.

Terminal 3 Terminal 2 Terminal 1 Gambar 2 Terminal Penumpang Bandara Narita Gambar 3 Rute Penerbangan Internasional

Gambar 4 Rute Penerbangan Domestik 2.2.2.Kereta Narita airport memiliki 2 rel penghubung, masing-masing operatornya adalah oleh JR East (East Japan Railway) dan Keisei Trains (Kesei Electric Railway). Jalur kereta yang dilayani dari Bandar Udara Narita terutama adalah jalur yang menuju arah pusat kota Tokyo. Kereta yang datang atau pergi dari Bandar Udara Narita berhenti di 2 stasiun bawah tanah yaitu Narita Airport Terminal 1 Station di terminal 1 dan Narita Airport Terminal 2 3 Station di terminal 2. Gambar 5 Kereta Kesei Skyliner Express (kiri) dan Narita Express (kanan) Kereta milik JR East dalam Bandara Narita disebut Narita Express (N EX). Kereta ini berjalan dari bandara menuju Stasiun Tokyo melalui Narita dan Sōbu. Kemudian Jalur tersebut terbagi dua di Tokyo, yang pertama akan memutari pusat kota Tokyo menuju Shonan-Shinjuku Line dan berhenti di Shibuya, Shinjuku, Ikebukuro, Ōmiya dan/atau Takao, sedangkan yang kedua menuju ke arah selatan menuju Shinagawa, Yokohama dan Ōfuna melalui Yokosuka Line. Dalam perjalanan menuju Tokyo biasanya Narita Express tidak akan berhenti, kecuali ketika jam padat akan berhenti di Narita, Sakura, Yotsukaidō dan Chiba. Tarif rata-rata menuju Tokyo sebesar 3,020. Gambar 6 Skema Jalur Kereta dari/menuju Bandara Narita Sedangkan Kesei mengoperasikan 2 jalur menuju Tokyo, yang pertama (jalur baru) adalah Kesei Narita Airport Line yang berjalan lurus menuju utara Chiba. Kedua (jalur lama) adalah Kesei Main Line yang melewati kota Narita, Sakura, dan Funabashi. Kesei mengoperasikan kereta tercepat antara bandara menuju Yamanote Line yang

disebut Skyliner, dengan waktu perjalanan 36 menit menuju Nippori dan 41 menit menuju Kesei Ueno, serta 50 menit menuju Stasiun Tokyo dengan transit di Yamanote Line. Tarif rata-rata menuju Nippori sebesar 2,470. Gambar 7 Narita Airport Terminal 1 Station Selain itu terdapat pula stasiun bawah tanah Higashi-Narita Station yang terhubung dengan jalur kereta Kesei Higashi-Narita Line (menuju Kesei Narita) dan Shibayama Railway Line (menuju Shibayama-Chiyoda). Stasiun ini dapat diakses dari Terminal bandara menggunakan Shuttle Bus. 2.2.3.Bus Layanan terminal bus Bandara Narita beserta tempat penjualan tiket terletak di depan pintu masuk (atau keluar) dari masing-masing terminal. Bus dibagi menjadi 2 yaitu Public Bus dan Shuttle Bus. Shuttle Bus merupakan transportasi yang menghubungkan antara terminal 1, terminal 2, dan terminal 3, tanpa dipungut biaya. Pada terminal 1, bus beroperasi pada pukul 05.00 22.30 dengan interval setiap 7-10 menit. Pada terminal 2, bus beroperasi pada pukul 04.30 23.20 dengan interval setiap 3-15 menit. Pada terminal 2, bus beroperasi pada pukul 07.00 21.30 dengan interval setiap 15 menit.

Gambar 8 Skema Jalur Antar Terminal Menggunakan Shuttle Bus Sedangkan Public Bus merupakan transportasi darat yang dapat langsung mengakses terminal-terminal umum di luar Bandar Udara Narita. Bus umum tersebut melayani angkutan menuju Tokyo City Air Terminal dalam 55 menit, serta beberapa hotel utama dan stasiun kereta di sekitar area Kota Tokyo dalam 35-120 menit. Terdapat pula bus malam menuju Kyoto dan Osaka. Tarif bus bervariasi tergantung tujuan, jenis bus, dan operator layanan bus. Gambar 9 Salah Satu Terminal Bus di Terminal 1 Bandara Narita 2.2.4.Taxi Taxi merupakan transportasi berbayar yang di sediakan oleh Bandar Udara Narita di setiap terminal (di lokasi pemberhentian bus). Layanan dengan tarif tetap dikenakan untuk perjalanan menuju Tokyo, Kawasaki, Yokohama, Yokosuka, dan/atau Miura sebesar 14,000 yen 40,300 yen (belum termasuk biaya masuk tol). Jalan utama terhubung ke Bandara Narita yang juga terhubung ke jaringan jalan tol Shuto Expressway di Ichikawa, Chiba. 2.2.5.Mobil Pribadi Bandara Narita juga dapat diakses menggunakan kendaraan pribadi terutama mobil. Beberapa jalan utama terhubung langsung dengan Bandara Narita terutama melalui Shin-Kūkō Expressway. Shin-Kūkō Expressway merupakan jalan tol nasional 4

lajur di Narita, Chiba, Jepang. Jalan ini merupakan rute penghubung antara Bandara Narita dengan Higashi-Kantō Expressway, yang mengarah ke kota Tokyo. Rute ini berada bersebelahan dengan jalan umum National Route 295 (jalan nasional). Gambar 10 Skema Rute Expressway menuju Terminal 1 Bandara Narita Gambar 11 Skema Rute Jalan Umum menuju Terminal 1 Bandara Narita Bandara menyediakan beberapa lapangan atau gedung perkir di dekat masingmasing terminal. Selain itu untuk penumpang yang turun di Bandara Narita juga tersedia mobil sewaan serta tempat untuk mengisi ulang daya dari mobil elektrik.

Gambar 12 Akses Jalan dan Fasilitas di Bandara Narita 2.3. Penerapan Fungsi Transportasi Antar Moda 2.3.1.Penggabungan Bandar Udara Internasional Narita menjadi tempat berkumpulnya orang dari berbagai moda transportasi dari sistem transportasi lokal atau regional ke sistem transportasi nasional atau internasional. Moda pada sistem transportasi lokal atau regional yang disediakan adalah bus, kereta, dan taksi serta mobil pribadi maupun sewaan. Sedangkan untuk sistem transportasi nasional dan internasional menggunakan pesawat. Seluruh prasarana yang menunjang semua moda tersebut telah tersedia di Bandara Narita seperti terminal bus, stasiun kereta, parkir, dan lain-lain. 2.3.2.Keterhubungan Bandar udara internasional narita memiliki fungsi keterhubungan yaitu tempat dimana terjadinya pergerakan penumpang, baik antar terminal dalam bandara narita maupun antara bandara narita dengan kota Tokyo atau menuju negara lain. Moda transportasi yang digunakan sebagai angkutan antara terminal 1, 2, dan 3 menggunakan 8

shuttlebus. Namun antara terminal 2 dan 3 penumpang bisa melalui access corridor dengan berjalan kaki untuk berpindah terminal. Gambar 13 Akses antara Terminal 2 dan Terminal 3 Bandara Narita 2.3.3.Pemindahan atau Penukaran Bandar udara internasional Narita memiliki fungsi pemindahan atau pertukaran, yaitu proses perpindahan penumpang dari pesawat ke moda transportasi lain seperti kereta, bus dan taksi, maupun sebaliknya. Misalnya penumpang pesawat dari luar negeri yang turun di Terminal 2 Bandara Narita dan ingin menuju Kota Tokyo dapat berjalan menuju Narita Airport Terminal 2 3 Station jika ingin menggunakan layanan Kesei Skyliner maupun JR Narita Express (N Ex) atau menuju ke pemberhentian bus di pintu keluar Terminal 2 untuk menggunakan moda bus. 2.3.4.Penguraian Bandar Udara Internasional Narita menjadi tempat pemindahan penumpang dari sistem transportasi nasional atau internasional ke sistem transportasi lokal atau regional. Para penumpang yang turun di Bandara Narita dapat melanjutkan perjalanan menuju lokasi tujuan masing-masing menggunakan berbagai moda dan prasarana atau rute yang tersedia. 2.4. Sistem Tiket Moda Transportasi Pada Bandara Narita diterapkan sistem tiket tak langsung, yaitu setiap moda transpotasi pada bandara tersebut memiliki sistem tiket masing-masing dikarenakan belum adanya sistem tiket langsung antar moda transportasi. 9

2.5.Pentingnya Transportasi Multimoda Bandara Narita Bandara Narita merupakan salah satu bandara yang memiliki peranan sangat penting, seperti dalam distribusi logistik, dengan sistem multimoda penumpang dan barang pada Bandara Narita membuat bandara ini manjadi destinsi utama oleh para pendatang dan penduduk yang melakukan transportasi melalui jalur udara. terlebih lagi Bandara Narita merupakan salah satu bandara utama yang menerima barang/logistic di Jepang. Bandara Narita memiliki akses yang sangat mudah untuk menuju terminal serta stasiun dimana setiap jadwal keberangkatan bus maupun kereta telah tersedia bahkan secara online, sehingga sangat mudah bagi penumpang maupun barang untuk melakukan perpindahan moda dari satu transportasi ke transportasi yang lainnya. Adapun keuntungan adanya multimoda pada Bandara Narita adalah: Efisiensi waktu; Kemungkinan kerusakan dan pencurian akan berkurang; Pengiriman periode dan biaya pengangkutan berkurang; Sebuah pelacakan yang lebih baik dari barang dalam perjalanan disediakan (layanan elektronik). Penghematan biaya transportasi. 10

BAB III KESIMPULAN Semakin berkembangnya pembangunan, maka semakin besar pula kebutuhan masyarakat dalam bidang transportasi yang efektif dan efisien. Salah satu hal yang mendukung kebutuhan masyarakat tersebut adalah penerapan Transportasi Multimoda sebagai prasarana transportasi. Misalnya penerapan Transportasi Multimoda di Bandar Udara Internasional Narita, Jepang. Multimoda yang terbaik bagi Bandar Udara Internasional Narita untuk jasa penumpang adalah moda transportasi taksi, bus, dan kereta api. Dengan menggunakan moda transportasi ini dapat menghemat waktu dan biaya karena masih berada di dalam lingkungan Bandar udara. 11

DAFTAR PUSTAKA http://www.narita-airport.jp/en/access/ 12