BAB I PENDAHULUAN. menentukan grafik analisis regresi dapat digunakan tiga pendekatan, yaitu regresi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Daerah daratan adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah

PEMODELAN MEAN SEA LEVEL (MSL) DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK DERET FOURIER

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK DENGAN PENDEKATAN DERET FOURIER PADA POLA DATA CURAH HUJAN DI KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. variabel respon dengan variabel prediktor. Menurut Eubank (1988), f(x i ) merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran terhadap data yang bersatuan waktu atau derajat arah yang nilainilainya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pembangunan yang pesat di Kota Surabaya menyebabkan perubahan

PREDIKSI TINGGI PASANG AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kawasan pesisir merupakan prioritas utama sebagai pusat pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK DENGAN PENDEKATAN DERET FOURIER PADA KASUS TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR

PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP MATA UANG EURO DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE. Sulton Syafii Katijaya 1, Suparti 2, Sudarno 3.

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan untuk menaksir pola hubungan antara variabel prediktor atau

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Banjir pasang (rob) merupakan peristiwa yang umumnya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM


BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. sektor perekonomian dan bisnis menjadi daya tarik masyarakat dari berbagai

PEMODELAN REGRESI SPLINE TRUNCATED UNTUK DATA LONGITUDINAL

BAB I PENDAHULUAN. Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari

BAB I. PENDAHULUAN. Kota Semarang berada pada koordinat LS s.d LS dan

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Data

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK BERDASARKAN ESTIMATOR POLINOMIAL LOKAL KERNEL PADA KASUS PERTUMBUHAN BALITA

Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino

PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. meteorologi dan geofisika yang salah satu bidangnya adalah iklim.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

PEMODELAN BAHAYA BENCANA BANJIR ROB DI KAWASAN PESISIR KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, ekonomi, ilmu-ilmu pengetahuan sosial, kesehatan, dan biologi.

SKRIPSI. Oleh: ANNISA RAHMAWATI

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN HUJAN EKSTREM SURABAYA DI SURABAYA TANGGAL 24 NOVEMBER 2017

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang mana secara geografis terletak pada Lintang Utara

PEMODELAN GENANGAN BANJIR PASANG AIR LAUT DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN CITRA ALOS DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PREDIKSI INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI KERNEL

Kata kunci: Alluvial, Amblesan, Genangan, PLAXIS, GIS ISBN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kata-kata Kunci: Kabupaten Pekalongan, Banjir Rob, Sawah Padi, Kerugian Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 09/PRT/M/2010 Tentang PEDOMAN PENGAMANAN PANTAI MENTERI PEKERJAAN UMUM,

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. maka di kembangkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut: ketinggian

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan - 1 -

Gambar 6. Peta Kecamatan di DAS Sunter.

SKRIPSI. Oleh: RENGGANIS PURWAKINANTI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

RANCANG BANGUN SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN SENSOR ULTRASONIK. Skripsi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2015 TENTANG PENGAMANAN PANTAI

ARTIKEL STRATEGI PENANGANAN KEBENCANAAN DI KOTA SEMARANG (STUDI BANJIR DAN ROB) Penyusun : INNE SEPTIANA PERMATASARI D2A Dosen Pembimbing :

Tujuan. Keluaran. Hasil. Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Gelombang laut merupakan fenomena menarik dan merupakan salah satu

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KABUPATEN LOMBOK BARAT DAN KOTA MATARAM TANGGAL 9-14 DESEMBER 2016

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Umum

PEMODELAN HARGA CABAI DI KOTA SEMARANG TERHADAP HARGA INFLASI MENGGUNAKAN REGRESI SEMIPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL

KAJIAN GELOMBANG RENCANA DI PERAIRAN PANTAI AMPENAN UNTUK PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

Gbr1. Lokasi kejadian Banjir dan sebaran Pos Hujan di Kabupaten Sidrap

STASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

PREDIKSI INFLASI DI INDONESIA MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK B-SPLINE

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERAMALAN PASANG SURUT AIR LAUT DI PULAU JAWA MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENENTUAN GENERALIZED CROSS VALIDATION (GCV) SEBAGAI KRITERIA DALAM PEMILIHAN MODEL REGRESI B-SPLINE TERBAIK

TUGAS BAHASA INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR JARAK JAUH BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA89S5 DENGAN SENSOR ULTRASONIK

SKRIPSI. Disusun oleh: Firda Megawati

ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI KECAMATAN PALAS LAMPUNG SELATAN (Studi Kasus Tanggal 27 September 2017)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

BAB I GEOGRAFI. Kabupaten Tegal Dalam Angka

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

REGRESI SPLINE SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT SKRIPSI

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Model Genesi dalam Jurnal : Berkala Ilmiah Teknik Keairan Vol. 13. No 3 Juli 2007, ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam menentukan grafik analisis regresi dapat digunakan tiga pendekatan, yaitu regresi parametrik, regresi semiparametrik, dan regresi nonparametrik. Pendekatan regresi nonparametrik sendiri merupakan pendekatan yang tidak terikat asumsi bentuk kurva regresi tertentu, akan tetapi dalam menduga model dimana kurva regresi hanya diasumsikan smooth, sehingga regresi nonparametrik memiliki fleksibilitas yang tinggi karena tanpa dipengaruhi oleh faktor subyektifitas peneliti diharapkan data dapat mencari sendiri bentuk estimasi kurva regresinya. Pendekatan regresi nonparametrik telah banyak dikembangkan antara lain Wavelet, Kernel, Spline, Polinomial Lokal, dan Deret Fourier. Salah satu kelebihan dari pendekatan regresi nonparametrik menggunakan Deret Fourier adalah mampu mengatasi data yang mempunyai sebaran trigonometri (Eubank, 1999). Pola data yang sesuai dengan pendekatan Deret Fourier adalah pola data berulang (fluktuatif), yaitu pengulangan nilai variabel dependen untuk variabel independen yang berbeda-beda (Prahutama, 2013). Fluktuasi pola data deret 1

fourier mempunyai sifat periodik. Periodik sendiri memiliki arti yaitu suatu keadaan yang terjadi dengan selang waktu tetap. Ciri pola sebaran data periodik atau fluktuatif diatas ada pada pola sebaran data pasang surut air laut. Berdasarkan keadaan alam, Kota Semarang terdiri dari wilayah daratan dan wilayah lautan. Wilayah daratan adalah wilayah yang terletak di atas dan di bawah permukaan daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Wilayah lautan adalah wilayah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut di mulai dari sisi laut pada garis surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi di bawahnya. Pesisir adalah wilayah daratan di tepi laut yang masih mendapat pengaruh laut seperti angin laut, perembesan air laut dan pasang surut. Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena adanya gaya tarik benda-benda langit, terutama bulan dan matahari. Meskipun massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena jaraknya dari bumi jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi lebih besar dari pada pengaruh gaya tarik matahari. Hal ini akan mengakibatkan kenaikan muka air laut. Kota Semarang merupakan kota yang memiliki wilayah pesisir di bagian utara dengan garis pantai sepanjang kurang lebih 13,5 km. Hal ini pasti akan membuat Kota Semarang merasakan dampak dari kenaikan permukaan laut. Kemudian terjadinya penurunan muka tanah di Semarang juga akan memperburuk kenaikan muka air laut tersebut. Sarbidi (2002) dalam Utami dan Nur (2013) Penurunan tanah tersebut terjadi akibat peristiwa konsolidasi (pemampatan) dan 2

pengambilan air bawah tanah yang berlebihan. Peristiwa tersebut mengakibatkan kawasan Semarang sering terjadi banjir saat air laut pasang. Banjir tersebut sering disebut banjir rob. Selain itu Kota Semarang juga menjadi pusat beberapa transportasi antara lain Terminal Terboyo, Stasiun Tawang dan Poncol serta Bandar Udara Ahmad Yani. Wilayah utara kota Semarang, banyak berdiri kawasan industri, misalnya kawasan industri Mangkang, kawasan industri Terboyo serta kawasan industri Candi, akan tetapi kawasan ini memiliki tingkat ancaman bencana yang cukup tinggi. Salah satu ancaman bencana di kota Semarang adalah banjir pasang air laut atau lebih dikenal dengan banjir rob karena jaraknya yang dekat dengan Laut Jawa (Utami dan Nur, 2016). Menurut Kurniawan (2003) banjir rob merupakan kejadian atau fenomena alam dimana air laut masuk/naik diwilayah daratan pada waktu permukaan air laut mengalami pasang. Kenaikan muka air laut yang terus bertambah dikhawatirkan akan mengancam daerah-daerah pesisir sehingga menimbulkan kerugian baik dalam finansial maupun ekonomi. Pemerintah Kota Semarang mengaku kewalahan menghadapi rob atau luapan air laut yang selalu menerjang wilayahnya. Padahal penanganan Rob masih menjadi program skala prioritas pemerintah di ibu kota provinsi Jawa Tengah itu (Tempo, 2013). Meskipun demikian, belum ada penyelesaian cepat untuk mengatasi persoalan rob di Kota Semarang, padahal bencana tersebut

semakin mengancam (Suara Merdeka, 2013 dalam Sa adah 2014). Oleh karena itu pemodelan mengenai pasang surut air laut sangat diperlukan. Tinggi pasang surut di kota Semarang 150 100 75.06 82.27 84.28 93.48 112.92 118.18 126.58 50 0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber: BMKG Gambar 1.1 Tinggi pasang surut air laut di Kota Semarang tahun 2004-2010 Berdasarkan Gambar 1.1 terlihat bahwa dari tahun 2004 sampai tahun 2010 terjadi kenaikan pasang permukaan air laut. Hal ini memberikan informasi bahwa pemerintah kota Semarang perlu mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Klasifikasi ancaman banjir berdasarkan PERKA BNPB No. 2 Tahun 2012 dibagi menjadi tiga kelas yaitu rendah dengan genangan air setinggi kurang dari 0,76 meter, sedang dengan genangan air setinggi antara 0,76-1,5 meter, dan tinggi dengan genangan air setinggi lebih dari 1,5 meter. Dari hasil penelitian Arief (2012) dalam Sa adah (2014), prediksi tahun 2015 luas genangan banjir rob sebesar 8.339,31 hektar yang beresiko tinggi seluas 6.671,36 hektar. Berdasarkan penelitian Adhitya (2003) dalam Utami dan Nur (2013) dari mulai 1991 hingga tahun 1997 muka air laut rata-rata tahunan di Semarang mengalami kenaikan berkisar 1,5 6,7 cm, akan tetapi pada tahun

berikutnya sampai tahun 2000 permukaan laut justru mengalami penurunan sebesar 1,31 39,9 cm. Hal ini mengakibatkan perlu adanya prediksi untuk mengetahui seberapa tinggi muka air laut. Dari hasil prediksi tersebut diharapkan dapat memunculkan langkah-langkah strategi apa saja yang harus diambil oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahn tersebut. Penelitian-penelitian mengenai regresi nonparametrik Deret Fourier yang telah dilakukan sebelumnya diantaranya, penelitian yang dilakukan Prahutama (2013) Model Regresi Nonparametrik Dengan Pendekatan Deret Fourier Pada Kasus Tingkat Pengangguran Terbuka Di Jawa Timur. Penelitian Nurjanah (2015) Model Regresi Nonparametrik Dengan Pendekatan Deret Fourier Pada Pola Data Curah Hujan Di Kota Semarang. Sedangkan penelitian mengenai pasang surut air laut telah dikembangkan oleh Utami dan Nur (2013) Pemodelan Pasang Surut Air Laut Di Kota Semarang Dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Polinomial Lokal Kernel dan penelitian yang dilakukan Fiatussholikhah (2014) Model Regresi Spline Untuk Data Tinggi Gelombang Pasang Surut Di Semarang. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penelitian ini akan membahas tentang regresi nonparametrik menggunakan Deret Fourier untuk memodelkan pasang surut air laut di Kota Semarang. Pemodelan pasang surut air laut dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan instansi yang terkait dalam membuat kebijakan dalam mengatasi permasalahan banjir Rob yang sering terjadi di Kota Semarang.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi: 1. Bagaimana pemodelan pasang surut air laut di Kota Semarang dengan regresi nonparametrik deret fourier? 2. Bagaimana analisis hasil pemodelan pasang surut air laut di Kota Semarang dengan pendekatan regresi nonparametrik deret fourier? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini dengan menggunakan metode regresi nonparametrik deret fourier adalah 1. Memodelkan pasang surut air laut di Kota Semarang dengan regresi nonparametrik deret fourier. 2. Menganalisis hasil pemodelan pasang surut air laut di Kota Semarang dengan pendekatan regresi nonparametrik deret fourier 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini diharapakan menjadi masukan pemerintah Jawa Tengah dalam pembuatan perencanaan dan kebijakan dalam program pembangunan tata letak kota terutama di kawasan utara Kota Semarang. 2. Melalui penelitian ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui gambaran tentang tinggi gelombang pasang surut air laut di Kota Semarang.

3. Selain itu, penelitian ini membantu masyarakat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pemodelan pasang surut air laut, sehingga masyarakat mampu antisipasi terhadap dampak tinggi gelombang pasang surut air laut. 1.5 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah 1. Studi kasus pada penelitian ini yaitu pasang surut air laut di Kota Semarang pada tahun 2016 dimulai 1 Januari 31 Desember dengan menggunakan data sekunder dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). 2. Penelitian ini menggunakan satu variabel independent dan satu variabel dependent. Variabel independent dalam penelitian ini yaitu waktu (hari pengukuran). Sedangkan variabel dependent dalam penelitian ini yaitu pasang surut di Kota Semarang. 3. Penelitian ini hanya sampai pada proses pemodelan regresi nonparametrik deret fourier saja.