BAB 1. PENDAHULUAN. a. Diaspora Spora yang berfungsi sebagai agen penyebaran seperti pada fungi, lumut dan paku-pakuan.

dokumen-dokumen yang mirip
SET 19 TUMBUHAN BERSPORA (CRYPTOGAMIE)

Pembahasan Soal-soal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. divisio. Kelima divisio tersebut dari yang paling sederhana ke yang paling

BAB VIII DUNIA TUMBUHAN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.6. Gamet haploid. Gamet diploid. Spora. Hifa

Paku/Pteridophyta 1. Struktur tubuh dan habitat tumbuhan paku Tracheophyta berspora

SK: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KD: Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi

DUNIA TUMBUHAN. Plant 1. 1/24

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

10/8/2014. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung

10/21/2013. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

CENDAWAN PATOGEN TUMBUHAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lumut/Bryophyta. Alat perkembangbiakan lumut hati

DUNIA TUMBUHAN TUMBUHAN. mencakup. Tumbuhan tak berpembuluh (Atracheophyta) Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta)

Copyright Provide Free Tests and High Quality

Bab VII TUJUAN PEMBELAJARAN. Dunia Tumbuhan (Kingdom Dunia Tumbuhan Plantae) 157. Dunia Tumbuhan

PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE

LAPORAN PRAKTIKUM TUMBUHAN PAKU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JAMUR (fungi) Oleh : Firman Jaya,S.Pt.,MP 4/3/2016 1

KINGDOM PLANTAE/TUMBUHAN ANIMALIA/HEWAN

Gambar 1.2: reproduksi Seksual

PENDAHULUAN Latar Belakang

Fungi pada awal ditemukannya dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda.

PTERIDOPHYTA (Tumbuhan Paku)

TUMBUHAN TINGKAT RENDAH

2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta)

TUMBUHAN BAYU ARISSAPUTRA XII IPA 3

Pertemuan IX: DUNIA TUMBUHAN. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Bab 7: Kingdom Plantae Dunia Tumbuhan 1

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang anggotanya telah jelas

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1. Program studi Pendidikan Biologi

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLATIHAN SOAL. Pernyataan yang merupakan ciri dari pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor...

Kuliah Kapang. Nur Hidayat Materi Kuliah Minggu 3 Bioindustri Kapang

LEMBAR KEGIATAN SISWA SEMUA TENTANG TUMBUHAN. KD 3.4 Memahami reproduksi pada tumbuhan dan hewan,sifat keturunan, serta kelangsungan makhluk hidup

Bioindustri Minggu 5 Oleh : Sri Kumalaningsih

Alga (ganggang) Alga sering disebut ganggang.

KLASIFIKASI TUMBUHAN

Makalah Tumbuhan Plantae Leave a reply

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa yang dapat membentuk

PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH. Oleh: Desti Indriyanti.

by Widyasepta Nurpratitis

SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan

Mengenal Dunia Tumbuhan (Plantae)

LEMBAR KEGIATAN SISWA SEMUA TENTANG TUMBUHAN. KD 3.4 Memahami reproduksi pada tumbuhan dan hewan,sifat keturunan, serta kelangsungan makhluk hidup

Gambar 2.1 Pembentukan gametofit jantan (Sumber Fahn, 1991)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Barat oleh Annisa, Nursyahra dan Abizar. Berdasarkan penelitian tentang

KINDOM PLANTAE. Drs. Refli., MSc. Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua Juli 2013

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I. B. Kompetensi Dasar : 2.3. Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan

BAB I PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Lecture 2 Tatap Muka 3 (diambil dari Campbell et al., 2009)

A. Reproduksi Vegetatif : yaitu reproduksi dengan cara Pertunasan, Pembelahan, Pembelahan tunas dan Sporulasi aseksual B. Reproduksi Seksual : yaitu

Ciri-ciri Spermatohyta

Latihan uji kompetensi bab Jamur: Bagian I

TUGAS INDIVIDU BOTANI ANGIOSPERMAE dan GYMNOSPERMAE. Oleh : Gabryna Auliya Nugroho

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Taman Nasional Berbak merupakan kawasan konservasi hutan rawa terluas di Asia

TUMBUHAN PINUS. Klasifikasi tumbuhan pinus menurut Tjitrosoepomo (1996) sebagai berikut :

FISIOLOGI TUMBUHAN 5 Reproduksi Tumbuhan. Delayota Science Club April 2011

Makalah Botani Tumbuhan Rendah

POKOK BAHASAN V. GYMNOSPERMAE STRUKTUR OVULUM DAN PERKEMBANGAN GEMETOFIT BETINA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1.1 Hakikat dan Pentingnya Media Pembelajaran Biologi. Media merupakan salah satu bentuk alat bantu yang digunakan untuk

17.1 What is a plant?

JAMUR. YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung BAB. 6 :

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB X REPRODUKSI PADA TUMBUHAN

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 3 MALANG

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEWARNAAN SPORA BAKTERI

BAB II KAJIAN KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN TUMBUHAN PAKU DI TAMAN HUTAN RAYA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 MUTIARA KABUPATEN PIDIE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme eukariotik yang

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. deskriptif diperoleh hasil penelitian yaitu rata-rata reliabilitasnya 97,5%, 41,6 dan U2 yaitu 85 (terjadi peningkatan sebesar 43,4).

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Artikel Tumbuhan Lumut

KEHIDUPAN DI BUMI. Widodo Setiyo Wibowo

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

JAMUR (fungi) Oleh : Firman Jaya,S.Pt.,MP 4/3/2016 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Struktur dan Perkembangan Ganggang, Lumut, dan Tumbuhan Paku

Modul II : Plantae. hal

PTERIDOPHYTA / TUMBUHAN PAKU

KINGDOM PLANTAE (DUNIA TUMBUHAN)

BAB II MODEL PEMBELAJARAN ANTARA PROJECT BASED LEARNING, PENGUASAAN KONSEP DAN MOTIVASI SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI REPRODUKSI TUMBUHAN. Oleh: Serafinah Indriyani Gustini Ekowati Wahyu Widoretno

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Gambar. Karat Daun Kopi (H. vastatrix)

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

BAB 5. MORFOLOGI SPORA PTERIDOFLORA

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi

Tumbuhan tidak berpembuluh (Atracheophyta) Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta)

Kapang. Kuliah Kapang. Tujuan. Tiap orang mengenal kapang

MODUL MATA PELAJARAN IPA

: kemampuan organisme untuk menghasilkan kembali individu baru

Kompetensi dasar: Mendeskripsikan dan mengkomunikasikan ciri-ciri kingdom plantae dan perannya bagi kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tjitrosoepomo (1994), klasifikasi Selaginella willdenowii adalah

BAB II KAJIAN TEORITIS

Transkripsi:

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Spora Definisi umum spora adalah unit reproduksi baik seksual maupun aseksual pada bakteri, algae, fungi, dan sebagian tumbuhan seperti lumut dan tumbuhan paku. Menurut Jackson (1928) spora biasanya microscopic dan uniseluler. Namun pada organisme tertentu spora bukan berfungsi sebagai alat reproduksi. Oleh karena itu spora dikelompokan berdasarkan fungsinya menjadi 4 jenis sebagai berikut : a. Diaspora Spora yang berfungsi sebagai agen penyebaran seperti pada fungi, lumut dan paku-pakuan. b. Endospora: Spora bakteri yang berfungsi sebagai alat pertahanan hidup pada kondisi ekstrim dan tidak menguntungkan seperti suhu yang tinggi, kekeringan, adanya senyawa kimia beracun dan saat terjadi radiasi. Endospora dibentuk melalui proses sporulasi dan dapat dijumpai pada bakteri seperti Bacillus dan Clostridium. c. Klamidospora : Spora yang berfungsi sebagai alat pertahanan hidup (mirip dengan endospora) namun jenis ini dihasilkan oleh fungi d. Zigospora : Spora sebagai alat persebaran haploid dari Zygomycota (Golongan Fungi) yang dapat tumbuh menjadi konidium atau zigosporangium. Berdasarkan proses pembentukannya dalam daur hidupnya maka spora terbagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut : 1

a. Meiospora Meiospora merupakan spora yang terbentuk dari proses meiosis, seperti pada paku air, paku rane, lumut dan tumbuhan berbiji. Meiospora merupakan organisme haploid yag disebut protonema pada lumut dan protalus pada paku rane dan paku air yang akan menghasilkan spermatozoid dan sel telur. Sedangkan pada tumbuhan berbiji, meiospora akan tumbuh menjadi serbuk sari atau polen, yang umum dijumpai pada golongan Angiospermae dan Gymniospermae. Meiospora terbagi menjadi 2 yaitu mikrospora dan megaspora. - Mikrospora berasal dari gametofit jantan (polen pada tumbuhan berbiji) - Megaspora berasal dari gametit betina (ovule pada tumbuhan berbiji) b. Mitospora Mitospora merupakan spora yang dihasilkan melalui proses mitosis, seperti pada sebagian besar tumbuhan paku dan fungi. Pada fungi banyak ditemukan pada golongan Ascomycetes. Pada jenis tumbuhan paku, mitospoora akan tumbuh menjadi protalus. Berdasarkan struktur yang menghasilkan spora, maka spora terbagi menjadi 10 macam sebagai berikut : a. Sporangiospora : spora yang dihasilkan oleh sporangium pada sebagian besar fungi, seperti Zygomycetes serta tumbuhan paku.ium pada sebagian fungi b. Zygospora : spora yang dihasilkan oleh zygosporangium, yang merupakan karakteristiuk zygomycetes. c. Ascospora : spora yang dihasilkan oleh ascus, karakteristik dari Ascomycetes d. Basiodiospora : dihasilkan oleh basidium pada Basidiomycetes e. Aeciospora :dihasilkan oleh aecium pada sebagian fungi f. Urediospores : dihasilkan oleh uredinum pada sebagain fungi 2

g. Teliospora : spora yang dihasilkan oleh telium pada sebagian fungi h. Oospora : dihasilkan oleh oogonium pada Oomycetes i. Carpospora : dihasilkan oleh carposporofit, karakteristik dari Alga merah j. Tetraspora : dihasilkan dari tetraporofit pada laga merah. Spora juga terbagi menjadi beberapa golongan berdasarkan pergerakkannya. a. Zoospora spora yang dapat bergerak karena adanya satu atau beberapa flagela, biasanya dijumpai pada Alga dan fungi b. Aplanospora Spora yang tidak dapat bergerak tetapi berpotensi membentuk flagela c. Autospora Spora yang tidak dapat bergerak dan tidak dapat membengtuk flagela d. Ballistospora Spora yang terpencar secara aktif dari tubuh buah fungi, seperti pada sebagian besar Basidiospora. e. Statismospore Spora yang tidak aktif terpencar dari tubuh buah fungi seperti puffball. Spora dapat berupa sel tunggal atau tersusun oleh beberapa sel dan dapat haploid maupun diploid. Sel-sel ini akan dorman dan hanya tumbuh pada lingkungan yang sesuai. Pada tumbuhan paku, spora haploid dan uniseluler akan dihasilkan dari proses meiosis di dalam sporangium oleh generasi sporofit (diploid) yang sudah dewasa. Kemudian berkembang menjadi gametofit yang multiseluler. Gametofit akan menghasilkan gamet jantan dan betina yang akan membentuk zygot dan berkembang menjadi sporofit yang baru. Siklus ini disebut dengan pergantian generasi (metagenesis) yang merupakan pergantian generasi sporofit dan gametofit. 3

Sporofit tumbuhan paku terdiri dari akar, rhizoma atau batang dan daun. Keseluruhan helaian daun pada tumbuhan paku disebut dengan ental (frond). Helaian daun paku terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan fungsinya : a. Sporofil Sporofil merupakan daun fertil yaitu daun yang menghasilkan spora. Sehingga berfungsi sebagai alat reproduksi b. Tropofil Merupakan daun yang steril dan tidak menghasilkan spora. Fungsi tropofil hanya sebagai alat fotosintesis saja atau dapat juga sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. c. Trofosporofil Merupakan daun yang dapat berfungsi sebagai alat perkembangbiakan karena menghasilkan spora dan sebagai tempat fotosintesis. Sumber : Tjitrosoepomo et al., 1989; Ropera et al. 2010; Carris et al 2015; Sofiyanti et al. 2015; Anonim, 2017. Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku dibedakan menjadi tumbuhan paku homospora, heterospora dan peralihan homospora heterospora (Tjitrosoepomo et al., 1989; Sastrapradja et al., 1980; Duncan & Isaac 1986). a. Tumbuhan paku homospora menghasilkan spora dengan ukuran sama yang tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan betina, misalnya pada genus Marattia, Ceratopteris, Lycopodium. (paku kawat). Ukuran spora pada paku homospora berkisar antara 15-150 µm dimana ukuran terkecil terdapat pada spesies Marattia sp. dan ukuran terbesar pada spesies Ceratopteris sp. 4

b. Tumbuhan paku heterospora menghasilkan spora berbeda ukuran. Spora jantan berukuran kecil disebut mikrospora dan spora betina besar disebut makrospora, misalnya Selaginella sp.(paku rane), Marsilea sp. (semanggi). Pada paku heterospore berkisar antara 200-1000µm pada paku megaspora dan 20-60 µm pada paku mikrospora c. Tumbuhan paku peralihan menghasilkan spora jantan dan betina yang sama ukurannya, misalnya Equisetum debile (paku ekor kuda). Ukuran spora berkisar antara 200-800 µm pada paku megaspora dan 20-50 µm pada paku mikrospora (Tryon et al., 1991) 1.2. Sporangium Pada paku berdaun, spora terdapat pada helaian daun fertil di dalam kotak spora yang disebut sporangium. Sedangkan pada paku yang tidak berdaun biasanya spora terdapat disepanjang batang. Di dalam satu sprangium dapat berisi ratusan spora. Sporangium biasanya bertangkai yang disebut sporangiofor dan pada bagian dorsalnya tersusun dari cincin anulus seperti pada paku leptosporangiate. Anulus ini tersusun sepanjang hampir dua pertiga bagian sporangium dan dan tersusun oleh sel mati yang berdinding tebal, sedangkan pada bagian ventral tersusun dari sel sel berdinding tipis yang berfungsi sebagai tempat evaporasi air saat kekeringan. Proses ini akan mendorong sel sel anulus mengecil dan berkontraksi dan dapat mendorong keluarnya spora dari bagian sel yang berdinding tipis yang disebut dengan stomium. Posisi anulus paku leptosporangiate dapat bervariasi, seperti vertikal maupun pada bagian apikal sporangium. Secara umum struktur sporangium dapat dilihat pada gambar 1.2. 5

spo an ds st ts ts Gambar 1.1. Struktur sporangium tumbuhan paku. (kiri skema sprangium. Kanan : sporangium Asplenium sp. yang diamati dengan Scanning Electron Microscope. an=anulus, ds = dinding sporangium, spo = spora, st = stomium) (Foto Koleksi Nery Sofiyanti). Kumpulan sporangium pada tumbuhan paku dapat berupa strobilus, sinangium atau sporokarpium dan sorus. Penjelasan lebih lanjut mengenai bagian ini disajikan pada Bab 3. 6