BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-varibael sebagai berikut: Jumlah ekspor Minyak kelapa sawit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series)

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah di Indonesia, untuk melihat apakah Capital Adequacy Ratio (CAR),

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap Angka Kematian Bayi di Kabupaten Blora. Penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. (OJK). Objek tersebut terdiri dari Bank Umum Syaria (BUS) dan Unit Usaha

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII.

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

III. METODE PENELITIAN. yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), EPS

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

METODE PENELITIAN. Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

BAB III METODE PENELITIAN. media perantara. Pada umumnya data sekunder dapat berupa bukti, catatan atau

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB III METODE PENELITIAN. Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia selama periode Hal-hal

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah uji Augmented Dickey Fuller (ADF). Apabila nilai

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. tahunan BUS dan UUS yang di publikasikan oleh masing-masing website

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtun

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. (IHSG) di Bursa Efek Indonesia tahun kuantitatif dan sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam periode tahun Data tersebut merupakan data laporan keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan

III. METODE PENELITIAN. yang ditentukan dengan menggunakan metode ilmiah secara aturan-aturan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

BAB III METODE PENELITIAN. dengan metode kausalitas yaitu dengan mengukur pengaruh variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. pihak lain. Sumber data diperoleh dari Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, DJIA, WTI,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis

BAB III METODE PENELITIAN. periode amatan antara tahun Alasan pemilihan pemilihan tahun yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. diperoleh dari Yahoo Finance dan Bank Indonesia (BI). Data yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

32 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia secara keseluruhan dengan mengambil data per bulan dari Juli 2011 sampai dengan Juni 2016. B. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dikumpulkan dari berbagai instansi seperti BI (Bank Indonesia) dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Dan data yang diperoleh bersifat bulanan dengan periode Julil 2011 sampai dengan Juni 2016. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Jumlah DPK di Bank Umum Syariah 2. Jumlah Suku Bunga di Bank Umum Syariah 3. Jumlah Biaya Promosi di Bank Umum Syariah C. Teknik Pengumpulan Data Untuk melengkapi data dan referensi yang diperlukan dalam penyusunan penelitian ini, maka ditempuh cara referensi dari berbagai sumber pustaka, yang merupakan cara memperoleh informasi melalui benda-benda tertulis, yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain jurnal, skripsi, maupun buku-buku yang relevan dalam membantu penyusunan penenlitian ini, juga

33 termasuk buku-buku terbitan instansi pemerintah (Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan). Data-data ini diharapkan dapat menjadi landasan pemikiran dalam melakukan penelitian. D. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Pembiayaan Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan dimana pengertian memukul atau berjalan lebih tepat adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Mudharabah adalah pembiayaan dengan akad kerja sama antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas nisbah bagi hasil (Salman, 2011: 217). Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) sebagai pemilik modal menyediakan seluruh (100%) modalnya, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Muhammad (2005:102) menyebutkan dalam fiqih muamalah, definisi terminologi bagi mudharabah diungkap secara bermacam-macam oleh beberapa ulama madzhab. Diantaranya menurut madzhab Hanafi mendefinisikan mudharabah adalah suatu perjanjian untuk berkongsi di dalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak kerja dari pihak lain. Sementara madzhab Maliki menyatakan mudharabah sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada orang yang akan menjalankan usaha. 2. DPK (Dana Pihak Ketiga)

34 Dana yang dihimpun (funding) dari masyarakat berupa produkproduk syariah seperti giro, tabungan dan deposit serta akan disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan. Satuan yang digunakan adalah milyar rupiah. 3. SBI (Suku Bunga Bank Indonesia) Suku bunga BI adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Suku Bunga BI diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter (bi.go.id). Satuan yang digunakan adalah persen. 4. Biaya Promosi Biaya promosi pada bank syariah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini membuat bank syariah semakin konsen untuk meningkatkan biaya dan strategi promosi juga komunikasi yang tepat. Biaya promosi yang diperoleh oleh bank syariah diperoleh dari laporan publikasi yang dirilis pada website resmi Otoritas Jasa Keuangaan (www.ojk.go.id.) E. Metode Analisis Data a. Model penelitian Model Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ECM (Error Correction Model). ECM merupakan teknik untuk mengoreksi

35 ketidakseimbangan jangka pendek menuju keseimbangan jangka panjang yang dikenalkan oleh Sargan dan dipopulerkan oleh Engle dan Granger. Analisis data dilakukan dengan metode ECM (Error Correction Model) sebagai alat ekonometrika perhitungannya serta digunakan juga metode analisis deskriptif bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan jangka panjang dan jangka pendek yang terjadi karena adanya kointegrasi diantara variabel penelitian. Sebelum melakukan estimasi ECM dan analisis deskriptif, harus dilakukan beberapa tahapan seperti uji stasioneritas data, menentukan panjang lag dan uji derajat kointegrasi. Setelah data diestimasi menggunakan ECM, analisis dapat dilakukan dengan metode IRF dan variance decomposition. Langkah dalam merumuskan model ECM adalah sebagai berikut: a. Melakukan spesifikasi hubungan yang diharapkan dalam model yang diteliti. LnMUDHARABAHt = α0 + α3lndpkt + α4sbit + LnBPt..(1) Keterangan : LnMUDHARABAHt LnDPKt SBIt LnBPt α0 α1 α2 α3 α4 = Jumlah Pembiayaan Mudharabah =Dana Pihak Ketiga yang dihimpun = Suku Bunga Bank Indonesia = Biaya Promosi = Koefisien jangka pendek b. Membentuk fungsi biaya tunggal dalam metode koreksi kesalahan: Ct= b1(lnmudharabaht LnMUDHARABAHt * ) + b2{( LnMUDHARABAHt LnMUDHARABAHt -1) ft (Zt Zt- 1)} 2..(2) Berdasarkan data di atas Ct adalah fungsi biaya kuadrat, LnMUDHARABAHt adalah Mudharabah pada periode t, sedangkan Zt

36 merupakan vector variabel yang mempengaruhi Mudharabah dan dianggap dipengaruhi secara linear oleh Dpk, Sbi, dan Biaya Promosi. b1 dan b2 merupakan vector baris yang memberikan bobot kepada Zt Zt-1. Komponen pertama fungsi biaya tunggal di atas merupakan biaya ketidak seimbangan dan komponen kedua merupakan komponen biaya penyesuaian. Sedangkan B adalah operasi kelambanan waktu. Zt adalah faktor variabel yang mempengaruhi Mudharabah. c. Meminimumkan fungsi biaya persamaan terhadap Rt, maka akan diperoleh: LnMUDHARABAHt = s LnMUDHARABAHt + (1-e) Ln MUDHARABAHt -1 (1-e) ƒt (1-B) Zt... (3) d. Mensubtitusikan LnMUDHARABAHt - LnMUDHARABAHt -1 sehingga diperoleh: LnMUDHARABAHt = β0 + β3 LnDPKt + β4 LnSBIt + BPt...(4) Keterangan: LnMUDHARABAHt LnDPKt SBIt LnBPt β0 β1 β2 β3 β4 β5 = Jumlah Pembiayaan Mudharabah = Dana Pihak Ketiga yang dihimpun = Suku Bunga Bank Indonesia = Biaya Promosi = Koefisien jangka panjang Sementara hubungan jangka pendek dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut: LnMUDHARABAHt = α1 LnDPKt + α2 SBIt + α3 LnBPt...(5) LnMUDHARABAHt = BP - α (LnMUDHARABAHt -1 - β0 - β1 LnDPKt -1 + β2 LnSBIt -1 + β3 LnBPt-1) + µt...(6) Dari hasil parameterisasi persamaan jangka pendek dapat menghasilkan bentuk persamaan baru, persamaan tersebut dikembangkan dari persamaan yang sebelumnya untuk mengukur parameter jangka panjang dengan menggunakan regresi ekonometri dengan menggunakan model ECM:

37 LnMUDHARABAHt = β0 + β1 LnDPKt + β2 SBIt + β3 LnBPt + ECT(-1) + µt... (7) Keterangan: LnMUDHARABAHt = Jumlah Pembiayaan Mudharabah LnDPKt = Dana Pihak Ketiga yang dihimpun SBIt = Suku Bunga Bank Indonesia LnBPt = Biaya Promosi β0 = Intercept/ konstanta µt = Residual = Perubahan t = Periode waktu ECT = Error Correction Term F. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Uji Stasioner Masalah model regresi yang melibatkan data deret berkala kadang memberikan hasil-hasil yang semu, atau bernilai meragukan, permukaan hasilnya terlihat baik tapi setelah diteliti lebih lanjut terlihat mencurigakan. Masalah yang ditemukan dalam time series adalah masalah stasioner data. Masalah stasioner ini menjadi penting mengingat regresi yang dilakukan dalam kondisi yang tidak stasioer akan menghasilkan regresi lancung (spurious regression) Indikasi dari regresi lacung ini dapat dilihat dari R-squared yang tinggi dan t-statistik yang kelihatan signifikan namun tidak memiliki arti jika dikaitkan dengan teori ekonomi. Tujuan uji stasioner ini adalah agar mean-nya stabil dan rendom errornya=0(nol) sehingga model regresi yang diperoleh mempunyai kemampuan prediksi yang andal dan tidak spurious. Jadi, jika kita menggunakan data deret berkala, kita harus memastikan bahwa deret berkala individualnya bersifat stasioner atau

38 terintegrasi bersama. Dalam melakukan uji stasioner ada dua tahap analisis yaitu: a. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Sebelum melakukan analisa regresi dengan menggunakan data time-series, perlu dilakukan uji stationary terhadap seluruh variabel untuk mengetahui apakah variabel-variabel tersebut stationary atau tidak. Suatu series dikatakan stationary apabila rata-rata, varian dan autocovariance nilainya konstan dari waktu ke waktu. Y Y t t (a) (b) GAMBAR 3.1 Data yang tidak stasioner Gambar 3.1 (a) menunjukkan bahwa nilai Y semakin tinggi seiring dengan meningkatnya waktu. Nilai rata-ratanya juga mengalami peningkatan yang sistemik (tidak konstan) sedangkan variannya konstan. Sedangkan pada gambar 1 (b) terlihat adanya peningkatan rata-rata yang tidak sistemik atau konstan namun variannya menjadi semakin tinggi ketika terjadi penambahan waktu atau ada heteroskedastisitas. Kedua kondisi inilah yang menunjukkan bahwa data tidak stationary.

39 Dalam analisis time series, informasi apakah data bersifat stasionary merupakan hal yang sangat penting. Variabel-variabel ekonomi yang terus menerus meningkat sepanjang waktu adalah contoh dari variabel yang tidak stationary. Dalam metode OLS, mengikutsertakan variabel yang non stationer dalam persamaan mengakibatkan standard error yang dihasilkan menjadi bias dan menghasilkan kesimpulan yang tidak benar. Banyak ditemukan bahwa koefisien estimasi signifikan tetapi sesungguhnya tidak ada hubungan sama sekali. Terdapat beberapa metode pengujian unit root, dua diantaranya yang saat ini secara luas dipergunakan adalah Augmented Dickey-Fuller (1981) dan Phillips Perron (1988) unit root test. Prosedur pengujian stationary data adalah sebagai berikut : a. Melakukan uji terhadap level series. Jika hasil uji unit root menunjukkan terdapat unit root, berarti data tidak stationary. b. Selanjutnya adalah melakukan uji unit root terhadap first difference dari series. c. Jika hasilnya tidak ada unit root, berarti pada tingkat first difference, series sudah stationary atau semua series terintegrasi pada orde I. d. Jika setelah di-first difference-kan series belum stationary maka perlu dilakukan second difference.

40 b. Uji Derajat Integrasi Apabila data yang diamati pada uji akar unit ternyata tidak stasioner, maka lagkah selanjutnya adalah melakukan uji derajat integrasi. Uji dilakukan untuk mengetahui pada derajat integrasi berapakah data yang diamati stasioner. Uji integrasi ini mirip dengan uji akar-akar unit. Seperti akar-akar unit sebelumnya, keputusan pada derajat keberapa suatu data akan stasioer dapat dilihat dengan membandingkan antara nilai statistik ADF dan PP dengan nilai kritis distribusi statistik. Jika nilai absolute dari statistik ADF dan PP lebih besar dari nilai kritisnya pada diferensi pertama, maka data dapat dikatakan stasioner pada derajat satu. Akan tetapi, jika nilainya lebih kecil maka uji derajat integrasi perlu dilanjutkan pada diferensi yang lebih tinggi sehingga diperoleh data yang stasioner. 2. Uji Kointegrasi Keberadaan variabel non-stationary menyebabkan kemungkinan besar adanya hubungan jangka panjang antara variabel di dalam sistem ECM. Berkaitan dengan hal ini, maka langkah selanjutnya di dalam estimasi ECM adalah uji kointegrasi untuk mengetahui keberadaan hubungan antar variabel. Konsep kointegrasi adalah hubungan linier antar variabel yang tidak stasioner. Salah satu catatan penting mengenai kointegrasi adalah seluruh variabel harus terintegrasi pada orde yang sama. Jika ada dua variabel yang terintegrasi pada orde yang berbeda, maka kedua variabel ini tidak mungkin berkointegrasi (Enders, 1995). Jadi sebelum melakukan uji kointegrasi, seluruh variabel harus terintegrasi pada orde yang sama.

41 Uji kointegrasi dilakukan dengan menggunakan metode Engle dan Granger. Dari hasil estimasi regresi akan diperoleh residual. Kemudian residual tersebut diuji statianory-nya, jika stationary pada orde level maka data dikatakan terkointegrasi. 3. Estimasi ECM Dampak sebuah kebijakan ekonomi seperti kebijkan moneter biasanya tidak secara langsung berdampak pada aktivitas ekonomi tetapi memerlukan waktu (lag). Penentuan panjang lag optimal merupakan hal yang sangat penting dalam ECM, yang berguna untuk menangkap semua pengaruh dari variabel-variabel bebas. Penentuan panjang lag optimal digunakan untuk mengetahui seberapa banyak lag yang digunakan dalam estimasi ECM. Kriteria yang umum digunakan dalam menentukan panjang lag optimal adalah AIC (Akaike Information Criteria) dan SIC (Schwarz Information Criteria). Akaike s information criterion, dikembangkan oleh Hirotsugu Akaike pada 1971 dan dikemukakan dalam Akaike (1974), yang menghitung ukuran terbaik dari sebuah estimasi model statistik. Metodologi AIC mencoba mencari model yang mampu menjelaskan data dengan parameter bebas yang minimum. AIC memutuskan sebuah model dengan seberapa dekat nilai model tersebut terhadap nilai kebenarannya dalam istilah nilai pendugaan tertentu. Tetapi sangat penting untuk disadari bahwa nilai AIC menandai sebuah

42 model yang hanya menunjukkan peringkat kompetisi model dan memberitahukan yang manakah yang terbaik diantara alernatif yang diberikan. Penentuan panjang lag optimal dapat dilakukan dengan mengestimasi masing-masing lag, kemudian dilihat masing-masing nilai kriteria AIC. Lag optimal terjadi ketika nilai kriteria turun kemudian naik pada lag berikutnya. 4. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah sebuah model regresi, variable depeden, variable independen atau keduanya memiliki destribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah yang datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. Penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan One-Sample Kolmogrov-Smirvov. Pengujian One-sampel Klomogrov-Smirnov dikatakan memenuhi asumsi normalitas apabila nilai signifikannya lebih besar dari alpha 0,05. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas ditunjukkan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variable bebas (Variabel independen). Model regresi yang baik selayaknya tidak terjadi

43 multikolinearitas. Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance atau VIF. Model regresi akan bebas dari multikolinearitas jika nilai tolerance > 0,10 atau jika VIF < 10. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi dalam penelitian ini dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebgai berikut: 1) Jika d < dl atau d > 4-dL maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi. 2) Jika d terletak antara du dan 4-dU, maka hipotesis nol diterima yang berarti tidak ada autokorelasi. 3) Jika d terletak antara dl dan du atau diantara 4-dU dan 4-dL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. d. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama. Adanya heteroskedastisitas dalam model analisis mengakibatkan varian dan koefisien-koefisien OLS tidak lagi minimum dan penaksir-penaksir OLS menjadi tidak efisien meskipun penaksir OLS tetap tidak bias dan kosisten, metode yang digunakan untuk

44 mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah dengan Uji White. Uji White dapat dilakukan dengan meregres residual kuadrat (U 2 t) dengan variabel independen, variabel independen kuartat dan perkalian (interaksi) variabel independen. Dari persamaan regresi ini didapatkan nilai R 2 untuk menghitung x 2 hitung, dimana x 2 hitung = n x R 2, pengujiannya adalah jika x 2 hitung < x 2 tabel, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. e. Uji linearitas Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan linear atau tidak. Uji ini jarang digunakan pada berbagai penelitian, karena biasanya model dibentuk berdasarkan telaah teoretis bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya adalah linear. Hubungan antar variabel yang secara teori bukan merupakan hubungan linear sebenarnya sudah tidak dapat dianalisis dengan regresi linear, misalnya masalah elastisitas. Jika ada hubungan antara dua variabel yang belum diketahui apakah linear atau tidak, uji linearitas tidak dapat digunakan untuk memberikan adjustment bahwa hubungan tersebut bersifat linear atau tidak. Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai atau

45 tidak dengan hasil observasi yang ada.uji linearitas dapat menggunakan uji Durbin-Watson, Ramsey Test atau uji Lagrange Multiplier. 5. Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R 2 ) Nilai kefisien determinasi (Adjusted R 2 ) untuk menunjukkan presentase tingkat kebenaran prediksi dari pengujian regresi yang dilakukan. Koefisien determinasi digunakan untuk memenuhi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R 2 menunjukkan seberapa besar model regresi mampu menjelaskan variasi variabel tergantung. b. Uji Nilai F (secara bersama-sama) Uji nilai F adalah uji untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama variabel bebas yaitu DPK, SBI dan Biaya Promosi terhadap variabel terikat yaitu Pembiayaan Mudharabah. Apabila nilai signifikansi F hitung lebih kecil dari alpha (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. c. Uji nilai T (secara individu) Uji nilai t adalah uji yang digunakan untuk menguji keterkaitan secara individu antara variabel bebas yaitu yaitu DPK, SBI dan Biaya promosi terhadap variabel terikat yaitu Pembiayaan Mudharabah. Koefisien regresi yang digunakan untuk mengetahui kontribusi variabel

46 bebas terhadap variabel terikat. Kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis adalah: Hipotesis diterima jika nilai sig (P value) < 0,05 (α) Hipotesis diterima jika nilai sig (P value) > 0,05 (α).