KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN TAWES (PUNTIUS JAVANICUS) JOIS

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) MARWANA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN ABALON (HALIOTIS SQUAMATA) HASIL DOMESTIKASI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN PAPUYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH GI MACRO II

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH SIRATU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI BATANGHARI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 26/MEN/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN LELE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 42/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG GALAH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.15/MEN/2002 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG ROSTRIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.78/MEN/2009 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG VANAME UNGGUL NUSANTARA I

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN BENIH SEBAR IKAN LELE MANDALIKA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 41/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG VANAME SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 44/MEN/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.25/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN PATIN PASUPATI SEBAGAI VARIETAS BENIH UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.79/MEN/2009 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA LARASATI SEBAGAI BENIH BERMUTU

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

PENGELOLAAN INDUK IKAN NILA. B. Sistematika Berikut adalah klasifikasi ikan nila dalam dunia taksonomi : Phylum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah

MODUL: PEMELIHARAAN INDUK

Sambutan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

I. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk

MODUL: PEMIJAHAN DAN PEMANENAN TELUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Budidaya perikanan merupakan satu diantara beberapa kegiatan yang. daerah termasuk Sumatera Utara. Sehingga dengan peningkatan kegiatan

BAB III BAHAN DAN METODE

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2389/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN DOMBA SAPUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

PENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

3 METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2841/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN SAPI PERANAKAN ONGOLE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Derajat Kelangsungan Hidup (SR) Perlakuan Perendaman (%)

Tingkat Kelangsungan Hidup

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

Transkripsi:

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN TAWES (PUNTIUS JAVANICUS) JOIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna lebih memperkaya jenis dan varietas ikan tawes yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan benih sebar Ikan Tawes (Puntius javanicus) Jois yang merupakan hasil domestifikasi yang dilakukan oleh Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya, Cangkringan, Sleman, Dinas Kelautan dan Perikanan, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pelepasan Ikan Tawes (Puntius javanicus) Jois; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Peraturan Presiden Nomor 07 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 3. Peraturan Presiden Nomor 63 tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 5); 4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 25/PERMEN-KP/2014 tentang Jenis Ikan Baru Yang Akan Dibudidayakan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 816); 5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.6/MEN/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220);

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN TAWES (PUNTIUS JAVANICUS)) JOIS. KESATU : Melepas varietas Ikan Tawes (Puntius javanicus) Jois dengan deskripsi dan gambar sebagaimana tersebut dalam Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KEDUA : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 2017 Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, SUSI PUDJIASTUTI

Lampiran I Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor /KEPMEN-KP/2017 Tentang Pelepasan Pelepasan Ikan Tawes (Puntius javanicus) Jois Deskripsi Ringkas Ikan Tawes (Puntius javanicus) Jois No Deskripsi Keterangan/Nilai 1. Informasi Sumber Ikan Tawes Jois Jogja a. WaktuAwal Tahun 1982 b. Daerah asal Bejiharjo, Kabupten Gunung Kidul, Provinsi DI Yogyakarta c. Keunggulan Jenis dan/atau varietas 1) Sintasan pada tahap pembesaran lebih dari 90 %; 2) Fekunditas lebih dari 1.150.378 butir per/kg induk. 2. Taksonomi a. Famili Cyprinidae b. Spesies Puntius javanicus c. Nama Dagang Tawes d. Nama Indonesia Ikan Tawes 3. Keunggulan a. Fenotipe 1) Pertumbuhan bobot harian (%/hari) 2) Pertumbuhan panjang harian pada pembesaran (%/hari) 3) Produktivitas - Pembenihan Sintasan (%) 0,014 0,005 Kolam tanah 51 (umur 35 hari) - Pendederan Kolam tanah 79 (Umur 91 hari) - Pembesaran Sintasan (%) Kolam tanah 90 (umur 226 hari) - Bobot akhir (g) 150-200 - Konversi pakan 1,2 b. Genotipe Heterosigositas G4 0,0689 4. Karakter Reproduksi a. Umur matang gonad (bulan) 12 (Jantan) 13 (Betina) b. Fekunditas 1. 150. 378 butir/kg induk c. Perbandingan jantan dan betina 1 : 1 d. Derajat Pembuahan (%) 94,62 99,38 e. Derajat Penetasan (%) 91, 46 98, 67 f. Teknis pemijahan Alami dan buatan g. Musim pemijahan Sepanjang musim

No Deskripsi Keterangan/Nilai h. diameter telur (mm) 0,13 i. Rematurasi induk (bulan) Jantan Betina Tidak diketahui Tidak diketahui 5. Status KesehatanIkan a. BakteriPatogen Aeromonas Hydrophila b. Jamur Tidak diketahui c. Parasit Tidak diketahui d. Hama Tidak diketahui e. Virus Tidak diketahui 6. Toleransi terhadap lingkungan a. Salinitas (mg/l) 0-15 b. Suhu (⁰C) 18-32 c. Oksigen terlarut (mg/l) >2 d. ph 6-10 7. Sediaan Induk (ekor) 125 (Jantan) 98 (Betina) 8. Manfaat Teknologi Teknologi budidaya skala ekstensif hinga semi intensif Sosial Mudah diadopsi oleh masyarakat Ekonomi B/C rasio = 2,3 (pembenihan), 1,4 (pembesaran) Lingkungan Dapat digunakan untuk restocking dan mampu menjadi pengendali gulma perairan karena bersifat herbivora Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, SUSI PUDJIASTUTI

Lampiran II Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor /KEPMEN-KP/2016 Tentang Pelepasan Ikan Tawes (Puntius javanicus) Jois Gambar Ikan Tawes (Puntius javanicus) Jois Ikan Tawes (Puntius javanicus) Jois Jantan Ikan Tawes (Puntius javanicus) Jois Betina Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, SUSI PUDJIASTUTI

Executive Summary RILIS STRAIN IKAN TAWES DARI BEJIHARJO Ikan tawes merupakan ikan asli Indonesia, Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) DIY telah lama membudidayakan ikan tawes di Unit Kerja Budidaya Air Tawar (UK BAT) Bejiharjo sejak tahun 1982, kemudian dilakukan perbanyakan calon induk hingga saat ini. Dari analisis karakter morfometrik, panjang standar ikan tawes jantan 24,24 cm dan betina 25,97 cm. Panjang total jantan 27,86 cm dan panjang betina 28,73 cm. Panjang kepala tawes jantan 5,18 cm dan betina 5,45 cm, dan proporsi panjang kepala : panjang standar jantan 0,21 dan betina 0,21. Tinggi badan tawes jantan 8,89 cm dan betina 9,93 cm, sehingga proporsi tinggi badan : panjang standar 0,37 untuk jantan dan 0,38 untuk betina. Tebal badan tawes jantan 3,60 cm dan tawes betina 4,41 cm, dan proporsi tebal badan : panjang standar jantan 0,15 dan betina 0,17. Bobot badan tawes jantan 352 gram dan betina 505 gram, proporsi berat badan : panjang standar ikan tawes jantan 14,37 dan betina 19,54. Karakter meristik ikan tawes dari UK BAT Bejiharjo jantan maupun betina memiliki rumus sirip dorsal D.I.8, sirip pectoral P.I.8-10, ventral V.I.7, sirip anal A.I.6. Sirip Caudal memiliki rumus jantan C.II.16 dan betina C.II.18. Jumlah Linea Lateralis pada ikan tawes jantan 30 keping dan betina 31 keping. Lebar mata ikan tawes jantan 1,36 cm dan betina 1,62 cm. Ikan tawes dari UK BAT Bejiharjo memiliki ciri khas bentuk pipih belah ketupat dengan warna punggung Grey White (TC 6013), warna operculum Yellow Green (TC 6206), warna perut Signal White (TC 6011), dan warna gonad Moss Grey (TC 5414). Hasil pengujian terhadap laju pertumbuhan Ikan tawes menunjukkan bahwa pertumbuhan bobot pada fase pembenihan 0,25 gram per hari dan pada fase pembesaran 1,51 gram per hari. Sintasan (Survival Rate) pada fase pendederan I sebesar 51%, pendederan II 70%, dan fase pendederan III 79%. Sedangkan pada fase pembesaran sintasan yang diperoleh sebesar 90%. Hasil pengujian terhadap toleransi lingkungan menunjukkan ikan tawes dari UK BAT Bejiharjo mempunyai toleransi terhadap DO minimum 0,60 mg/l, maksimum 8,21 mg/l, optimum 6,03 mg/l. Toleransi terhadap suhu minimum 18 C, maksimum 32 C, optimum 26 C. Sedangkan toleransi terhadap salinitas minimum 0 ppt, maksimum 15 ppt, optimum 0 9 ppt. Toleransi terhadap ph minimum 6, maksimum 10, optimum 7 9. Hasil pengujian nutrisi terhadap ikan tawes jantan memiliki kandungan protein 14,69 %, lemak 4,69%, abu total 2,30% dan air 78,32%. Sedangkan pada ikan tawes Betina memiliki kandungan protein 16,15 %, lemak 8,81%, abu total 2,57% dan air 72,47%. Hasil pengujian karkas ikan tawes jantan memiliki proporsi sisik 7,62%, sirip 4,55%, usus/jeroan 8,87%, gonad 3,02%, duri/tulang 11,37%, daging 47,62 %, kepala 16,97%. Sedangkan karkas ikan tawes betina memiliki proporsi sisik 6,62%, sirip 4,16%, usus/jeroan 7,43%, gonad 10,38%, duri/tulang 8,94%, daging 47,65 %, kepala 14,83%. Ikan tawes dari UK BAT Bejiharjo termasuk jenis ikan pemakan herbivora sejak ukuran benih sampai dewasa dengan kebiasaan makan pada siang hari (diurnal). Hasil pengujian

jenis pakan pada ikan tawes ukuran 1 3 cm terdiri dari fitoplankton Navicula sp., Volvox sp., Microcystis sp. Ikan tawes ukuran 3 5 cm terdiri dari fitoplankton Oocystis sp., Anabaenopsis sp., Navicula sp. Ikan tawes ukuran 5 7 cm terdiri dari fitoplankton Navicula sp., Closterium sp., Pediastrom sp. Ikan tawes ukuran 9 12 cm terdiri dari Microcystis sp., Navicula sp., Scenedesmus sp. Pengujian karakter reproduksi ikan tawes dari UK BAT Bejiharjo pada induk betina, matang gonad pertama umur 13 bulan dengan bobot 505 gram per ekor, panjang total 25,97 cm, jumlah telur 1.150.378 butir per kilogram induk bersifat total spawning (pemijahan total), berat telur sebelum mengembang 0,17 mg per butir, berat telur sesudah mengembang 1,41 mg per butir, diameter telur sebelum dibuahi 0,13 mm, dan setelah dibuahi 1,02 mm, derajat pembuahan (fertilitas) telur 97%, derajat penetasan (Hatching Rate) 95.08%. Sedangkan induk Jantan awal dewasa umur 12 bulan, bobot 352 gram, panjang total 24,24 cm. Hasil uji ketahanan terhadap penyakit pada ikan tawes terhadap bakteri Aeromonas hydrophyla dengan LD50 tahan sampai pada dosis 1,30 10 8 cfu/ml (cell colony per unit). Produktifitas ikan tawes pada segmen pembenihan dalam satu siklus pembenihan dapat menghasilkan 1.060.966 ekor larva per kg induk dengan derajat penetasan (Hatching Rate) 95,08%, sedangkan tingkat produktifitas fase pembenihan sampai pada pendederan III mencapai 120 ekor per m 2. Pada segmen pembesaran produktifitas ikan tawes yang dibudidayakan pada kolam tanah mencapai hasil 3.150 kg pada kolam seluas 1000 m 2 atau 3,15 kg per m 2. Keragaman Genetik ikan tawes dari UK BAT Bejiharjo berdasarkan pengujian genetik melalui analisis RAPD (Random Amplifier Polymorphism DNA) masih memiliki kekerabatan yang dekat dengan ikan tawes Jawa-Barat, Jawa-Tengah, maupun Jawa-Timur. Manfaat ikan tawes dari aspek teknologi yakni pembenihan ikan tawes pada proses pemijahan mudah dilakukan, baik secara massal maupun secara induksi, usaha pembesaran dapat dilakukan secara sederhana sampai intensif, serta mampu dibudidayakan di daerah payau karena mampu bertahan hidup hingga kadar salinitas 9 ppm. Manfaat Ekonomi budidaya ikan tawes yakni menguntungkan pada setiap segmen usaha (B/C rasio usaha pembenihan sebesar 2,3 dan pada usaha pembesaran 1,4), sebagai bahan industri kuliner dari ukuran kecil sampai ukuran besar sehingga dapat menambah kegiatan perekonomian masyarakat, peminat krispi ikan juga cukup banyak, sehingga Ikan tawes dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan ringan berupa krispi tawes. Manfaat sosial dari ikan tawes ini adalah banyak diminati masyarakat untuk bahan restoking perairan karena bersifat herbivora sehingga mampu tumbuh tanpa pakan buatan, memiliki tingkat adaptasi tinggi, diminati pemancing karena sensasi tarikan yang berbeda dari jenis ikan lain, serta dapat menjadi sumber protein hewani yang murah bagi masyarakat. Manfaat bagi lingkungan diantaranya sebagai komoditas untuk restocking perairan umum, mampu menjadi pengendali gulma perairan karena sifat herbivora ikan tawes, dan merupakan jenis ikan lokal Indonesia, sehingga dapat memperkaya biodiversitas perikanan di Indonesia. Dengan memperhatikan potensi ikan tawes yang berpeluang untuk dikembangkan lebih lanjut, kami mengajukan permohonan rilis strain ikan tawes agar dapat didistribusikan ke masyarakat untuk mendorong peningkatan produksi perikanan budidaya. Selanjutnya untuk lebih dikenal masyarakat ikan tawes hasil domestikasi ini kami usulkan untuk diberi nama Ikan Tawes Jois (Jogja Istimewa)

Ikan Tawes (Puntius javanicus) Jois Jantan Ikan Tawes (Puntius javanicus) Jois Betina