BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan objek 9 kabupaten/kota yang meliputi Kota Surabaya, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia,

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN DENGAN REGRESI PANEL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengenai analisis pengaruh Belanja fiskal, Belanja modal

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh investasi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BAB III METODE PENELITIAN

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN. alasan bahwa Kabupaten Sumenep mempunyai penduduk yang cukup besar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan di Jawa Barat tahun ,

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah koperasi-koperasi pegawai republik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan pada industri kecil menengah tingkat 21

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penelitian ada tiga jenis, yaitu data deret waktu (time series), data silang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat. Pemilihan Provinsi Jawa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung. Periode penelitian dipilih dari tahun 2011 sampai 2015 dan meliputi 5

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman dan Kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tempat penelitian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38)

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5.1 Trend Ketimpangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut Arikunto (1989),

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang memiliki

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Provinsi Jawa Timur terdiri dari 29 Kabupaten (Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungangung, Blitar, Kediri, Malang, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Madiun, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep) dan 9 Kota (Kediri, Blitar, Malang, Probolinggo, Pasuruan, Mojokerto, Madiun, Surabaya, Batu). Dengan menggunakan berbagai pertimbangan Provinsi Jawa Timur dijadikan sebagai objek penelitian karena Provinsi Jawa Timur merupakan Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003:11-14) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. 28

29 C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional merupakan definisi yang diberikan kepada variabel dalam arti memberikan arti pada setiap variabel agar lebih spesifik dan mudah dipahami. Dalam penelitian ini ada dua jenis variabel, yaitu 1. Variabel terikat (dependent variable) Adalah variabel atau faktor yang berubah apabila ada perubahan pada variabel bebasnya atau dengan arti lain variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas. Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur pada tahun 2011-2015 dalam milliar rupiah. 2. Variabel bebas (independent variable) Adalah variabel atau faktor-faktor yang menjadi input dimana keberadaannya dapat mempengaruhi variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah sebagai berikut: a. Tenaga Kerja (X1) Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Pencari kerja, bersekolah, dan mengurus rumah tangga walaupun tidak bekerja, tetapi secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. b. Upah Minimum Kabupaten (X2) Upah minimum Kabupaten/Kota adalah upah minimum yang berlaku di Daerah Kabupaten/Kota. Penetapan upah minimum Kabupaten/Kota dilakukan oleh

30 Gubernur yang penentapannya harus lebih besar dari upah minimum Provinsi. Penetapan upah minimum ini dilakukan setiap satu tahun sekali dan di tetapkan selambat-lambatnya 40 (empat puluh) hari sebelum tanggal berlakunya upah minimum yaitu 1 Januari. c. Jumlah Kredit yang Disalurkan (X3) Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati (Hasibuan, 2001). Jenis kredit berdasarkan tujuan penggunaannya (Kasmir, 2003) : Kredit Modal Kerja, yaitu kredit untuk modal kerja perusahaan dalam rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan, seperti pembelian bahan baku, piutang, dan lain-lain. Kredit Investasi, yaitu kredit (berjangka menengah atau panjang) yang diberikan kepada usaha-usaha guna merehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin, bangunan, dan tanahuntuk pabrik. Kredit konsumsi, yaitu kredit yang diberikan bank kepada pihak ketiga/ perorangan (termasuk karyawan bank sendiri) untuk keperluan konsumsi berupa barang dan jasa dengan cara membeli, menyewa, atau dengan cara lain.

31 D. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang apabila menurut sumbernya termasuk data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan oleh beberapa lembaga atau instansi terkait yang telah disajikan dalam bentuk dokumen atau arsip-arsip, data tersebut yaitu: 1. Data PDRB Kab/Kota Provinsi Jawa Timur 2. Data Jumlah Tenaga Kerja (yang bekerja) Kab/Kota di Provinsi Jawa Timur 3. Data Jumlah Upah Minimum Kab/Kota di Provinsi Jawa Timur 4. Data Jumlah Kredit Yang Disalurkan Bank Umum dan BPR Kab/Kota di Provinsi Jawa Timur Sedangkan Sumber Data dalam melakukan penelitian ini diambil dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur dan instansi terkait lainnya. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi Teknik ini adalah usaha untuk mengumpulkan data atau informasi dengan mempelajari data yang sudah diterbitkan oleh suatu instansi. 2. Studi Pustaka Studi pustaka adalah suatu Teknik pengumpulan data dengan mengadakan survey terhadap data yang sudah ada dan mencari teori-teori yang sudah berkembang didalam bidang ilmu yang berkepentingan untuk mencari metode serta teknik penelitian dalam mengumpulkan data atau menganalisa data yang sudah

32 dilakukan peneliti terdahulu, serta memperoleh orientasi yang lebih luas dalam permasalahan yang sudah dipilih dan menghindari terjadinya duplikasi. Metode pengumpulan data sekunder didapatkan dari berbagai literatur yang berkaitan baik berupa catatan-catatan, dokumen, arsip, maupun jurnal, artikel, media massa, dan instasnsi tertentu seperti BPS serta instansi terkait lainnya. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan Teknik menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah untuk dibaca, dipahami dan diinterpretasikan. Hal ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai apa yang diteliti karena analisis tersebut berguna untuk memecahkan masalah. Untuk menganalisis hasil penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menggambarkan tenaga kerja, upah minimum Kabupaten, dan investasi terhadap produk domestik regional bruto Provinsi Jawa Timur, sehingga data-data tersebut diolah dengan alat analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk mengukur seberapa besar hubungan atau pengaruh antara variabel bebas (dependent) dengan variabel terikat (dependent). Menurut Gujarati (2012:73), analisis regresi berkaitan dengan studi mengenai ketergantungan satu variabel yaitu variabel terikat (dependen) terhadap satu atau lebih variabel lainnya yaitu variabel bebas (independen) dengan tujuan untuk mengestimasi atau memperkirakan nilai rerata atau rata-rata variabel terikat

33 (dependen) dari nilai yang diketahui atau nilai tetap dari variabel bebas (independent). 1. Analisis Data Panel Penelitian ini menggunakan data panel. Data panel adalah data yang diperoleh dengan menggabungkan antara data cross-section dan data Time Series. Menurut Gujarati (2012:237) terdapat beberapa keuntungan dalam menggunakan data panel yaitu: 1. Dengan menggabungkan data time series dan cross section, dapat memberikan data yang lebih informatif, lebih variative, mengurangi kolinearitas antar variabel, derajat kebebasan yang lebih banyak dan efisiensi yang lebih besar. 2. Data panel lebih baik untuk mempelajari dinamika perubahan. 3. Data panel dapat berinteraksi lebih baik dan mengukur efek-efek yang tidak dapat diobservasi dalam data cross section murni maupun data time series murni. 4. Data panel memungkinkan peneliti untuk mempelajari model perilaku yang lebih rumit. 5. Dengan membuat data tersedia dalam jumlah lebih banyak, data panel dapat meminimumkan bias yang dapat terjadi bila kita mengagregatkan individu ke dalam agregat yang luas. 6. Data panel dapat memperkaya analisis empiris dengan berbagai cara yang mungkin tidak terjadi jika hanya menggunakan data cross section atau data time series.

34 7. Data panel tidak membutuhkan uji ekonometri. Uji ekonometri dilakukan untuk mengetahui apakah spesifikasi model yang digunakan sudah memenuhi asumsi klasik atau tidak. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah Metode OLS (Ordinary Least Square) yaitu Common effect, Fixed effect dan Random effect. Metode ini memiliki sifat-sifat statistic yang menarik dan telah membuat metode ini sebagai salah satu metode paling kuat dan dikenal dalam analisis regresi (Gujarati, 2010). Persamaan regresi data panel yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan: = Produk Domestik Regional Bruto Provinsi i pada tahun t (Miliar Rp) = Tenaga Kerja Provinsi i pada tahun t (Orang) = Upah Minimum Kabupaten Provinsi i pada tahun t (Juta Rp) = Jumlah Kredit yang Disalurkan Provinsi i pada tahun t (Juta Rp) = Konstanta 1, 2, 3 = Koefisien regresi = Kesalahan Gangguan atau Eror

35 Beberapa model yang dapat digunakan untuk data panel terdiri dari Pooled Least Square (PLS) atau Commom Effects Model (CEM) dan Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM). a. Pooled Least Square (PLS) atau Commom Effects Model (CEM) Y X u it 0 1 it it Common Effect Model (CEM) adalah model paling sederhana yang mengasumsikan bahwa tidak ada keheterogenan antar individu yang tidak terobservasi (intersep sama), karena semua keheterogenan sudah dijelaskan oleh variabel independen. Estimasi parameter pooled model menggunakan metode OLS (Greene, 2001). b. Fixed Effect Model (FEM) Y X u it 0i 1 it it Pada Fixed Effect Model (FEM) diasumsikan bahwa terdapat keheterogenan antar individu yang tidak terobservasi a i yang tidak tergantung waktu/time invariant. Apabila diasumsikan terdapat hubungan yang tetap antara a i dan variabel independen maka disebut Fixed Effect Model (FEM), atau dengan kata lain nilai intersep β 0i untuk setiap X i berbeda tapi memiliki slope sama. Estimasi parameter model FE bisa menggunakan metode Least Square Dummy Variable, yaitu dengan menambahkan variabel dummy yang bersesuaian untuk masingmasing nilai variabel independen (Wooldeidge, 2002). c. Random Effect Model (REM)

36 Y X u it 0i 1 it it d. Jika β 0i dianggap sebagai variabel random, maka disebut Random Effect Model (REM). ( ) Estimasi model menggunakan metode Generalized Least Squere (GLS) (wooldridge, 2002). 2. Pemilihan Model a. F Test (Chow Test) F Test (Chow Test) digunakan untuk menentukan pemilihan metode Commom Effects Model (CEM) atau Fixed Effect Model (FEM). Dalam uji ini membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan hipotesis sebagai berikut (Yamin, 2010: 202): Hipotesis : = Common Effect Model (CEM) = Fixed Effect Model (FEM) Apabila F hitung < F tabel maka H 0 diterima. Dan H 1 ditolak, CEM Apabila F hitung > F tabel maka H 0 ditolak, dan H 1 diterima, FEM Dasar dari penolakan terhadap hipotesa nol adalah dengan menggunakan F-test seperti yang dirumuskan oleh Chow : Prosedur pengujiannya sebagai berikut:

37 ( ) ( ) ( ) Keterangan : = Sum Square Error dari Common Effect Model = Sum Square Error dari Fixed Effect Model = Jumlah Cross section n.t k = Jumlah cross section x jumlah time series = Jumlah variabel independen b. Pemilihan antara Fixed Effect Model dan Random Effect Model Pemilihan model antara Fixed Effect Model dan Random Effect Model dapat dilakukan dengan cara berikut (Gujarati, 2012: 255): 1. Jika T (jumlah data time-series) adalah besar dan N (jumlah unit cross-section) adalah kecil, kemungkinan akan sedikit nilai parameter yang diestimasi oleh FEM dan REM. Oleh karena itu, pemilihannya berdasarkan kenyamanan perhitungannya saja. Dalam kasus ini, FEM lebih baik digunakan. 2. Ketika N (jumlah unit cross-section) lebih besar dari pada T (jumlah data timeseries), hasil estimasi yang diperoleh dari kedua metode bisa berbeda secara signifikan. Ingat kembali pada REM it = i + i dimana i adalah komponen crossection acak, dimana dalam FEM kita menganggap it sebagai nilai tetap dan tidak acak. Dalam kasus terakhir, inferensi statistik tergantung pada unit crosssection yang diobservasi dalam sampel. Hal ini pantas jika kita sangat percaya bahwa unit individu atau cross-section dari sampel kita bukanlah hasil

38 pengambilan acak dari sampel lebih besar lagi, maka dalam kasus ini, FEM yang lebih pantas digunakan. Jika unit cross-section dianggap diambil secara acak, maka REM yang pantas digunakan. 3. Jika komponen erro individual i dan satu atau lebih variabel independen saling berkolerasi, maka estimator REM adalah bias, maka yang diambil adalah FEM yang tidak bias. 4. Jika N lebih besar daripada T serta asumsi yang mendasari REM terpenuhi maka estimator REM akan lebih baik daripada FEM. 5. Tidak seperti FEM, REM bisa mengestimasi koefisien dari variabel yang tidak dipengaruhi waktu seperti gender dan elastisitas. FEM memang mengontrol variabel yang dipengaruhi waktu, namun tidak dapat mengestimasi secara langsung. Sebaliknya REM hanya dapat mengestimasi variabel tersebut secara eksplisit yang disebutkan dalam model. 3. Pengujian Dengan Uji Statistik Suatu perhitungan disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam garis kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya jika tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Dalam analisis regresi terdapat 3 jenis kriteria ketepatan (goodness of fit) (Kuncoro, 2009) antara lain:

39 a) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji F (Simultan) merupakan pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh secara simultan (serentak) antara variabel bebas terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2009). Hipotesis yang digunakan : Ho : 1= 2=... k = 0, artinya variabel independen bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadapat variabel dependen Ha : 1 2... k 0, artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan statistik F. Nilai statistik F di hitung dengan formula sebagai berikut : F = = ( ) Dimana: SSR SSE N K MSR MSE = Sum of square due regression = Sum of squares error = Jumlah observasi = Jumlah Parameter (termasuk Intersep dalam model) = mean of squares due to regression = mean of squares due to error Hipotesis : F hitung > F tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

40 F hitung < F tabel maka H 0 diterima dan H 1 diterima, artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. b) Uji Signifikansi Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t merupakan pengujian untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh secara parsial antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat derajat signifikansi masingmasing variabel (Kuncoro, 2009). Ho : i = 0 artinya variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen H 1 : 1 0 artinya variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen Untuk menguji hipotesis tersebut digunkan statitik t. Dengan menggunakan formula: T= (bi-0)/s = bi/s Dimana S adalah deviasi standar yang dihitung dari akar varians. Varians (variance) atau, diperoleh dari SSE dibagi dengan jumlah derajat bebas (degree of freedom). Dengan kata lain: Keterangan: n = jumlah observasi K = jumlah parameter dalam model, termasuk intersep

41 t hitung > t tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. t hitung < t tabel maka H 0 diterima dan H 1 diterima, artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. 4. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variasi variabel independen dapat menerangkan dengan baik variasi variabel dependen. Untuk mengukur kebaikan suatu model (goodness of fit), digunakan koefisien determinasi ( ). Koefisien determinasi ( ) merupakan angka yang memberikan proporsi atau persentase variasi total dalam variabel dalam variabel tak bebas (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas (X) (Kuncoro,2009). Koefisien determinasi dirumuskan sebagai berikut : = (TSS-SSE)/TSS = SSR/TSS Dimana: = Koefisein determinasi TSS SSE SSR = Total sum of squares = Sum of squares error = Sum of square due regression Nilai koefisien determinansi adalah diantara nol dan satu. Nilai yang kecil menjelaskan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu menjelaskan variabel-

42 variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. (Kuncoro, 2009). Dengan kata lain untuk memperjelas definisi tersebut yaitu nilai yang sempurna adalah satu (1), yaitu apabila keseluruhan variasi dependen dapat dijelaskan sepenuhnya oleh variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Dimana 0 < < 1 sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah : a. Nilai yang kecil atau mendekati nol, berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat lemah. b. Nilai yang mendekati satu, berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan hampir semua informasi yang digunakan untuk memprediksi variasi variabel dependen.