SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA DEALER SEPEDA MOTOR HONDA

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA DEALER SEPEDA MOTOR HONDA

Sistem Penunjang Keputusan Pemberian Kredit Menggunakan Logika Fuzzy

PENERAPAN METODE TSUKAMOTO DALAM PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR BEKAS PADA PT TRI JAYA MOTOR (Studi Kasus PT TRI JAYA MOTOR MEDAN )

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic

IMPLEMENTASI FUZZY INFERENCE SYSTEM METODE TSUKAMOTO PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH

FUZZY INFERENCE SYSTEM DENGAN METODE TSUKAMOTO SEBAGAI PEMBERI SARAN PEMILIHAN KONSENTRASI (STUDI KASUS: JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UII)

NAMA : SEPTIYANA NPM : JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

ANALISIS PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBELIAN BAHAN BAKU UNTUK PEMBUATAN MEUBEL JENIS KURSI LETER L MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

APLIKASI PERAMALAN HARGA JUAL RUMAH LELANG EX-KPR BTN MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

IMPLEMENTASI METODE FUZZY TSUKAMOTO PADA PENENTUAN HARGA JUAL BARANG DALAM KONSEP FUZZY LOGIC

BAB I PENDAHULUAN. telah di perjanjikan. Dalam kasus ini terjadinya kredit macet pasti akan

Pegadaian dan sewa guna usaha (leasing)

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

Lembaga Pembiayaan. Copyright by Dhoni Yusra

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

Pegadaian dan Sewa Guna Usaha

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

REKOMENDASI PEMILIHAN LAPTOP MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY TSUKAMOTO

BAB I PENDAHULUAN. industri erat kaitannya dengan jumlah produksi yang harus disediakan. Seiring

Optimalisasi Jumlah Produksi Jamu Jaya Asli Dengan Metode Fuzzy Tsukamoto

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT DI BMT EKA MANDIRI DENGAN LOGIKA FUZZY

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tenaga Kontrak Melalui Pendekatan Fuzzy Inference System dengan Metode Tsukamoto (Studi Kasus PT.

Implementasi Logika Fuzzy Metode Tsukamoto Dalam Penentuan Kelayakan Pemberian Kredit Mobil (Studi Kasus : PT.OTO Multiartha)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

Versi Online tersedia di : JURNAL TECH-E (Online)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI BARANG DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO BERBASIS ANDROID

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROGRAM STUDI DI UNIVERSITAS MULAWARMAN MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO (Studi kasus : Fakultas MIPA)

Metode Fuzzy Inference System untuk Penilaian Kinerja Pegawai Perpustakaan dan Pustakawan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

Model Evaluasi Performa Mahasiswa Tahun Pertama Melalui Pendekatan Fuzzy Inference System dengan Metode Tsukamoto

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK)

REVIEW JURNAL LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ)

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy

BAB III LANDASAN TEORI

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN PINJAMAN DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DBD DAN DEMAM TIFOID DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO (STUDI KASUS PUSKESMAS PRACIMANTORO I)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI DI KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN KEDIRI DENGAN FUZZY TSUKAMOTO

BAB I PENDAHULUAN. selalu memiliki strategi dalam memasarkan produknya. Dengan tingkat. memilih produk-produk yang ditawarkan oleh para produsen.

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

ANALISIS PERBANDINGAN HARGA MOBIL BEKAS MENGGUNAKAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI DAN TSUKAMOTO

SISTEM PENENTUAN KANDIDAT KETUA KARANG TARUNA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO DI PT KSTEX BANDUNG. Fikri Nur Fathan

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BEASISWA UNTUK SISWA KURANG MAMPU DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TSUKAMOTO

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

ABSTRACT. Keywords: Decision Support Systems, Lending (mortgages), Fuzzy Inference System (FIS) Tsukamoto method. ABSTRAK

Himpunan Tegas (Crisp)

4-5-FUZZY INFERENCE SYSTEMS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

DENIA FADILA RUSMAN

I. PENDAHULUAN. Bisnis alat berat / alat konstruksi semakin bergairah seiring dengan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER OBAT MENGGUNAKAN METODE FUZZY TSUKAMOTO

Jurnal Informatika SIMANTIK Vol. 2 No. 2 September 2017 ISSN:

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN KREDIT SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN FUZZY SYSTEM PADA DEALER YAMAHA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Penerapan Fuzzy Mamdani Untuk Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Telepon Seluler

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

IMPLEMENTASI FUZZY TSUKAMOTO DALAM PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KARET DAN KELAPA SAWIT

IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI ROTI

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. yang melibatkan para investor dan kontraktor asing. Kalau jumlah proyek-proyek skala besar yang berorientasi jangka panjang

IMPLEMENTASI FUZZY MAMDANI DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KESESUAIAN BIDANG PEMINATAN MAHASISWA (STUDI KASUS : UNIVERSITAS POTENSI UTAMA)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA)

IMPLEMENTASI FUZZY TERHADAP SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN KELAYAKAN PEMBIAYAAN PENGAJUAN KREDIT BARANG.

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JUMLAH PENGADAAN BARANG PADA CV. RODA BAJA MANDIRI SEMARANG DENGAN METODE MAMDANI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II AKUNTANSI SEWA

Transkripsi:

Jurnal METHODIKA, Vol. 3 No. MARET 27 ISSN : 2442-786 SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA DEALER SEPEDA MOTOR HONDA Lusi Herlina Siagian Universitas Sumatera Utara Email : elina_5@yahoo.com ABSTRAK Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha di luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan usaha: Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Usaha Kartu Kredit dan atau Pembiayaan Konsumen. Skema bisnis perusahaan pembiayaan didasari oleh adanya underlying asset; dekatnya jaringan industri pembiayaan dengan industri manufaktur, distributor dan pemegang merek tunggal; serta mudah dan cepatnya pelayanan, membuat industri pembiayaan lebih dekat ke konsumennya dibandingkan industri pemberi kredit sejenis. Munculnya lembaga leasing merupakan alternatif yang menarik bagi para masyarakat, karena mereka dapat menggunakan sepeda motor langsung, tanpa mengeluarkan biaya besar untuk pembelian secara tunai. Cukup dengan mengeluarkan dana untuk uang muka atau Down Payment (DP), melalui leasing mereka bisa memperoleh dan untuk membiayai pembelian sepeda motor dengan jangka waktu antara sampai 3 tahun. Pemanfaatan Sistem Penunjang Keputusan ini dapat membantu approval atau pejabat yang bersangkutan dalam melakukan putusan permohonan kredit dengan kemudahan dan waktu yang relatif cepat dan mengurangi resiko kredit berdasarkan bobot yang sudah ditentukan dengan menggunakan metode fuzzy. Metode penelitian menggunakan metode SDLC, dengan pemanfaatan metode fuzzy menggunakan variable penghasilan, pengeluaran serta variable angsuran, pada tahapan kesimpulan mendapatkan nilai angsuran yang layak pada setiap nasabah. Kata kunci: Sistem Penunjang Keputusan (SPK), Fuzzy Tsukamoto, Sepeda Motor, Honda, Kredit. PENDAHULUAN Secara harfiah leasing sendiri berasal dari bahasa Inggris Lease yang berarti menyewakan. Dalam definisi yang lebih luas leasing yang sering dikenal juga dengan sewaguna-usaha, leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan oleh bank atau lembaga dan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan atau perorangan untuk jangka waktu tertentu. Dalam jangka waktu itu seseorang yang mengajukan leasing harus melakukan pembayaran secara berkala dengan disertai hak kepemilikan setelah semua pembayaran telah selesai dilunasi. Sedangkan dalam surat Keputusan Menteri Keuangan no. 69/K.MK./99, disebutkan bahwa leasing atau sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa gunas usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Dalam hal ini, Honda Motor sebagai produsen sepeda Motor Honda tentu ingin memasarkan produknya secara massal guna mendapatkan profit (keuntungan) yang sebesar-besarnya. Kendala terbesar muncul ketika disadari bahwa harga jual sepeda motor tidaklah cukup murah untuk dapat dimiliki masyarakat secara umum, sedangkan pada masa sekarang ini, keberadaan sepeda motor sebagai alat transportasi sudah tidak dapat dipungkiri sangat vital. Salah satu solusi untuk mengatasi kendala harga jual tersebut adalah dengan menggunakan pihak ketiga dalam proses transaksi jual-beli sepeda motor, yaitu dengan memanfaatkan keberadaan perusahaan pembiayaan. Menurut Ahmad Awari, ada 3 pihak utama dalam leasing, yaitu:. Pihak perusahaan sewa guna usaha (Lessor) adalah perusahan atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada lessee dalam bentuk barang modal. 2. Pihak penyewa (Lesse) adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang modal dari lessor. 3. Supplier atau Dealer adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual kepada lesse dengan pembayaran secara tunai oleh lessor. Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat prosedur dan mekanisme yang harus dijalankan yang secara garis besar dapat diuraikan sebaga berikut :. Lesse bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan. 2. Setelah lesse mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan kepada lessor disertai dokumen lengkap. 3. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lesse (lama kontrak pembayaran sewa lease), setelah ini maka kontrak lease dapat ditandatangani. 4. Pada saat yang sama, lesse dapat menandatangani kontrak asuransi untuk peralatan yang dilease dengan perusahaan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum dalam kontrak lease. 5. Supplier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasi lesse. Untuk mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani perjanjian purna jual. 6. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada supplier. 23

Jurnal METHODIKA, Vol. 3 No. MARET 27 ISSN : 2442-786 7. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lesse), bukti pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada supplier. 8. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier. 9. Lesse membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah dditentukan dalam kontrak lease. Perjanjian yang dibuat antara lessor dengan lessee disebut lease agrement, dimana didalam perjanjian tersebut memuat kontrak kerja bersyarat antara kedua belah pihak. Isi kontrak yang dibuat secara umum memuat antara lain:. Nama dan alamat lease 2. Jenis barang modal yang diinginkan 3. Jenis atau jumlah barang yang dileasekan 4. Syarat syarat pembayaran 5. Syarat kepemilikan atau syarat lainnya 6. Biaya biaya yang dikenakan 7. Sangsi sangsi apabila lesse ingkar janji Setiap fasilitas leasing yang diberikan oleh perusahaan leasing kepada pemohon (Lessee) akan dikenakan berbagai macam biaya yang dibebankan terhadap lesse tidaklahsama. Pembiayaan melalui leasing merupakan pembiayaan yang sangat sederhana dalam prosedur dan pelaksanaannya dan oleh karena itu leasing yang digunakan sebagai pembayaran alternatif tampak lebih menarik. Sebagai suatu alternatif sumber pembiayaan modal bagi perusahaan perusahaan, maka leasing didukung oleh keuntungan keuntungan sebagai berikut:. Fleksibel. 2. Tidak diperlukan jaminan. 3. Cepat dalam pelayanan. 4. Pembayaran angsuran lease diperlakukan sebagai biaya operasional. 5. Sebagai pelindung terhadap inflasi. 6. Adanya hak opsi bagi lesse pada akhir masa lease. 7. Adanya kepastian hukum. 2. TINJAUAN PUSTAKA A. SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam membangun suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK), diantaranya analytical hierarchy process (AHP). Dalam masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah merancang suatu sistem yang dapat membantu pihak Lessor dalam mengambil keputusan untuk menentukan siapa yang layak menerima perjanjian lease berdasarkan urutan nilai prioritas global yang tertinggi. Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi, desain, dan kriteria. Ia kemudian menambahkan fase keempat yakini implementasi. Gambaran konseptual pengambilan keputusan dapat dilihat pada gambar. Gambar : Pengambilan Keputusan Proses Pemodelan SPK Proses pengambilan keputusan dimulai dari fase inteligensi. Realitas diuji, dan masalahdiidentifikasi dan ditentukan. Kepemilikan masalah juga ditetapkan. Selanjutnya pada fase desain akan dikonstruksi sebuah model yang merepresentasikan sistem. Hal ini dilakukan dengan membuat asumsiasumsi yang menyederhanakan realitas dan menuliskan hubungan di antara semua variabel. Model ini kemudian di validasi dan ditentukanlah kriteria dengan menggunakan prinsip memilih untuk mengevaluasi alternatif tindakan yang telah diidentifikasi. Proses pengembangan model sering mengidentifikasi solusi-solusi alternatif dan demikian sebaliknya. Selanjutnya adalah fase pilihan yang meliputi pilihan terhadap solusi yang diusulkan untuk model (tidak memerlukan masalah yang disajikan). Solusi ini diuji untuk menentukan viabilitasnya. Begitu solusi yang diusulkan tampak masuk akal, maka kita siap untuk masuk kepada fase terakhir yakni fase implementasi keputusan. Hasil implementasi yang berhasil adalah dapat dipecahkannya masalah riil. Sedangkan kegagalan implementasi mengharuskan kita kembali ke fase sabelumnya. B. FUZZY LOGIC Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samarsamar. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotaan yang memiliki rentang nilai hingga. Berbeda dengan himpunan yang memiliki nilai atau. Sedangkan logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output, mempunyai nilai kontinyu. Fuzzy dinyatakan dalam derajat dari suatu keanggotaan dan derajat dari kebenaran. Oleh sebab itu sesuatu dapat dikatakan sebagian benar dan sebagian salah pada waktu yang sama [3]. Tsukamoto [3] yaitu setiap konsekuen pada aturan berbentuk IF-THEN harus dipresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy, dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, 23

Jurnal METHODIKA, Vol. 3 No. MARET 27 ISSN : 2442-786 output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan dengan berdasarkan predikat (fire strength). Hasil akhir diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot. Misalkan ada 2 variabel input, yaitu x dan y serta satu variabel output z. Variabel x terbagi atas dua himpunan yaitu A dan A2, sedangkan variabel y terbagi atas himpunan B dan B2. Variabel z juga terbagi atas dua himpunan yaitu C dan C2. Tentu saja himpunan C dan C2 harus merupakan himpunan yang bersifat monoton. 3. METODE PENELITIAN Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam merancang dan membangun perangkat lunak ini adalah System Development Life Cycle (SDLC) yang terdiri atas: Perencanaan, Pengumpulan Data, Analisis Sistem, Perancangan Sistem, Implementasi Sistem, Pengujian dan dokumentasi. Gambar.2 : Variabel Input Penghasilan a) Fungsi keanggotaan penghasilan μr (z = Penghasilan) 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Analisis Fuzzy Tsukamoto 2,5 Juta z,5 Juta : jika. z juta juta jika z 2,5 juta : jika. z 2,5 juta A. Data Perhitungan Fuzzy Data perhitungan fuzzy seperti terlihat pada Tabel 3. yang bersumber dari besarnya angsuran yang dapat diberikan dan di hitung dari banyaknya penghasilan yang diperoleh. No Variable Nilai Penghasilan Tertinggi 2.5. 2 Penghasilan Terendah.. 3 Pengeluaran Tertinggi.5. 4 Pengeluaran Terendah 9. 5 Angsuran Tertinggi.9. 6 Angsuran Terendah 98. Tabel Data Perhitungan Proses pembentukan himpunan fuzzy ini digunakan untuk menghitung nilai keanggotaan yang terdiridari beberapa masukan yaitu variabel-variabel yang mempengaruhi perhitungan. Adapun komposisi penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut : μt (z = Penghasilan) z juta,5 Juta b) Nilai Keanggotaan Penghasilan : jika. z juta juta jika z 2,5 juta : jika. z 2,5 Juta μrendah [.5.] = (2.5..5.) =,6667.5. μtinggi [.5.] = (.5...) =,3333.5. 2. Variabel Pengeluaran Variabel pengeluaran merupakann variabel angsuran lain atau pengeluaran calon dibitur yang akan mengambil kredit. Variabel penghasilan dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy yaitu: Rendah (R), Tinggi(T). Himpunan Rendah dan Tinggi megunakan kurva linier rendah dan tinggi, sedangkan himpunan Sedang mengunakan kurva bentuk segitiga, seperti terlihat pada gambar 3. Variabel Input Penghasilan Variabel penghasilan merupakann variabel pendapatan atau gaji atau penghasilan calon dibitur yang akan mengambil kredit. Variable penghasilan dibagi menjadi 2 himpunan fuzzy yaitu: Rendah (R), Tinggi(T). Himpunan Rendah dan Tinggi meggunakan kurva linier rendah dan tinggi, seperti terlihat pada gambar 2 Gambar 3 : Variabel Input Pengeluaran a) Fungsi keanggotaan pengeluaran 232

Jurnal METHODIKA, Vol. 3 No. MARET 27 ISSN : 2442-786 μr (z = Pengeluaran),5 Juta z 6. μt (z = Pengeluaran) z 9. 6. : jika. z 9. 9. jika z,5 juta b) Nilai Keanggotaan Pengeluaran : jika. z,5 juta : jika. z 9. 9. jika z,5 juta : jika. z,5 Juta μrendah [..] = (.5...) =,8333 6. μtinggi [..] = (.. 9.) =,667 6. 3. Variable Angsuran Variabel Input ANGSURAN Variabel angsuran merupakan variabel cicilan atau angsuran yang harus dibayar oleh calon dibitur yang akan mengambil kredit. Variabel angsuran dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy yaitu: Rendah (R), Tinggi(T). Himpunan Rendah dan Tinggi megunakan kurva linier rendah dan tinggi, sedangkan himpunan Sedang mengunakan kurva bentuk segitiga. Seperti terlihat pada gambar 4 Gambar 4 : Variabel Input Angsuran a) Fungsi keanggotaan Angsuran μr (z = Angsuran),9 Juta z.82. μt (z = Penghasilan) z 98..82. : jika. z 98. 98. jika z,9 juta : jika. z,9 juta : jika. z 98. 98. jika z,9 juta : jika. z,9 Juta Tabel 2 Tabel Rule IF Variabel Input THEN Variabel Input Penghasilan Pengeluaran Angsuran Tinggi Tinggi Rendah Tinggu Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Pada tabel 2 digunakan sebagai aturan yang akan menentukan nilai himpunan fuzzy. Nilai angsuran yang dicari untuk setiap aturan menggunakan fungsi MIN pada aplikasi fungsi implikasi, untuk aturan fuzzy [R] yang dinotasikan dengan α diperoleh dengan rumus sebagai berikut: [] IF penghasilan tinggi and pengeluaran tinggi THEN α Predikat = μ penghasilantinggi μpengeluarantinggi = min (μ penghasilantinggi[2,5 jt], μpengeluarantinggi[,5jt] = min(,3333;,667) =,667 z=zmax α2(zmax zmin) z adalah nilai z untuk aturan fuzzy [R]. Menurut fungsi keanggotaan himpunan Angsuran Rendah dalam aturan fuzzy [R], maka nilai z adalah: Z =.9.-,667 * [.9. 98.] =.599.67 [2] IF penghasilan tinggi and pengeluaran rendah THEN angsuran tinggi α Predikat = μ penghasilantinggi μpengeluaranrendah = min (μ penghasilantinggi[2,5 jt], μpengeluaranrendah[9.] = min(,3333;,8333) =,3333 Z2 =.82. *,3333 + 98. = 698.67 [3] IF penghasilan rendah and pengeluaran tinggi THEN α Predikat = μ penghasilanrendah μpengeluarantinggi = min (μ penghasilanrendah[ jt], μpengeluarantinggi[,5 jt] = min(,6667;,667) =,667 Z3 =.9. -,667 * [.9. 98.] =.599.67 [4] IF penghasilan rendah and pengeluaran rendah THEN α Predikat = μ penghasilanrendah μpengeluaranrendah 233

Jurnal METHODIKA, Vol. 3 No. MARET 27 ISSN : 2442-786 = min (μ penghasilanrendah[ jt], μpengeluaranrendah[9.] = min(,6667;,8333) =,6667 Z4 =.9. -,6667 * [.9. 98.] = 698.67 4. Menentukan Output Crisp (Deffuzzyfikasi) Pada metode Tsukamoto, untuk menentukan output crisp digunakan defuzifikasi rata-rata terpusat, yaitu: Z = α z + α2 z2 + α3 z3 + α4 z4 Z = α + α2 + α3 + α4,667 59967 +,3333 69867 +,667 59967 +,6667 69867 α + α2 + α3 + α4 266654,5 + 232845,7 + 266654,5 + 46576,6 Z =,3334 Z = 923.96,667 Kesimpulan yang dapat diambil dari perhitungan diatas bahwa calon debitur mampu diberikan kredit dengan eksplosure angsuran dibawah 923.96,6667. 4. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulan telah berhasil menganalisis Sistem Penunjang Keputusan untuk menentukan kelayakan pemberian kredit sepeda motor menggunakan variabel penghasilan dan pengeluran dan menghasilkan jumlah plafond yang dapat diberikan calon debitur sesuai kemampuan dalam angsuran dengan model fuzzy Tsukamoto serta hasil pengujian dengan blackbox hasil manual yang diperoleh hampir sama dengan menggunakan sistem. Sistem yang telah dikembangkan sudah memenuhi kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dalam membantu mengambil keputusan pemberian kredit, diharapkan pengembangan kedepan SPK dapat terintregrasi dengan aplikasi internet di pihak Perusahaan Pembiayaan, sistem nantinya dapat diterapkan pada sistem android untuk memudahkan pekerja lapangan sehingga dapat mengerjakan pada saat analisis di lapangan, tidak hanya sampai dengan keluaran berapa banyak angsuran yang dapat diberikan tetapi sampai dengan hasil akhir persetujuan dari pekerja lapangan plafond dan jangka waktu sudah langsung terintregrasi Daftar Pustaka []. Ernain dkk, 2, Sistem Pendukung Keputusan pembiayaan Mikro Berbasis Client Server Studi Kasus pada Perusahaan Pembiayaan bandar lampung. [2] Faraby Azwany, 2, Sistem Pendukung Keputusan pemberian Kredit Usaha Rakyat pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan menggunakan Metode AHP. [3] Sri Kusumadewi, 23,Artificial Intelligence,, Graha Ilmu, Yogyakarta. [4]. Turban, Efraim, et al. 25. Decision Support Systems and Intelligent Systems 7th Ed. New Jersey :Pearson Education.932 234