BAB II DESKRIPSI WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
Tengah letaknya diapit oleh beberapa kabupaten dan kota antara lain Kabupaten. Temanggung, Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Wonosobo,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.upaya Indonesia dalam mengembangkan sektor wisata itu. Borobudur adalah salah satu objek wisata andalan yang dimiliki oleh

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Timur dan 7,12 hingga 8,48 Lintang Selatan. Sedangkan luas Provinsi

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN MAGELANG

BAB IV GAMBARAN UMUM

Aspek Geografi dan Demografi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 30 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 30 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. PAD (Pendapatan Asli Daerah)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

URUSAN WAJIB PENDIDIKAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Perda No. 19 / 2004 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, BPKKD dan UPT BPKKD Kabupaten Magelang PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 19 TAHUN 2004

Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Perda No. 25 / 2004 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, SOT Dinas Pasar dan UPT Dinas Pasar Kab. Magelang..

Rencana Umum Pengadaan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 32 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG

Perda No. 28 / 2004 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tupoksi Dinas Kesehatan dan UPT Dinas Kesehatan

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD

MASJID : 2659 BUAH SURAU : 3137 BUAH

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 1994 T E N T A N G

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

ANALISIS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN

, ,00 10, , ,00 08,06

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

KatalogBPS : Statistik Daerah Kecamatan Kundur Tahun karimunkab.bps.go.id. BadanPusatStatistik KabupatenKarimun

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

Gambaran Umum Wilayah

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

Katalog : pareparekota.bps.go.id

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG RINGKASAN APBD TAHUN ANGGARAN PENDAPATAN , PENDAPATAN ASLI DAERAH

I. PENDAHULUAN. pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan


dapat dibagi menjadi empat klasifikasi, yaitu: daerah atau kecamatan yang cepat

BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diambil adalah Kabupaten/ Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MAGELANG

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BUPATI MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

D A F T A R I S I Halaman

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013

TIM PENYUSUN. Penasehat Dr. HENDARTO, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang) Sekretaris KUSNADI, S.Sos

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama

URUSAN URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : : :

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA BATU

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR TAHUN 2014

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Letak Geografis Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Sedangkan luas wilayah terendah adalah Kecamatan Ngeluwar sebesar 2.

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi Pariwisata di Indonesia

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI WILAYAH 1.1 Kondisi Geografis 2.1.1 Kota Magelang a. Letak Wilayah Berdasarkan letak astronomis, Kota Magelang terletak pada posisi 110 0 12 30 110 0 12 52 Bujur Timur dan 7 0 26 28 7 0 30 9 Lintang Selatan. Letak dari Kota Magelang itu sendiri berada tepat ditengahtengah Pulau Jawa dan berada di persimpangan jalur transportasi dan ekonomi utama di Provinsi Jawa Tengah antara SemarangMagelangYogyakarta dan PurworejoTemanggung Wonosobo. Di samping itu, Kota Magelang juga berada pada persimpangan jalur wisata antara Yogyakarta Borobudur Kopeng Selo dan Dataran Tinggi Dieng. Letak strategis Kota Magelang juga ditunjang dengan penetapan Kota Magelang sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kawasan Purwomanggung (Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kota Magelang dan Kabupaten Magelang) dalam Rencana Tata Ruang Nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah. 44

Gambar 2.1 Posisi Kota Magelang di Provinsi Jawa Tengah Menurut posisi geografisnya, Kota Magelang berada tepat di tengahtengah wilayah Kabupaten Magelang. Oleh karena itu, wilayah Kota Magelang berbatasan langsung dengan Kecamatan Secang di sisi utara, Kecamatan Tegalrejo di sisi timur, Kecamatan Mertoyudan di sisi selatan, dan Kecamatan Bandongan di sisi barat. Kota Magelang itu sendiri terdiri atas 3 kecamatan yang terletak dalam satu hamparan yang tidak terpisah yaitu Kecamatan Magelang Selatan yang menempati sisi selatan Kota Magelang, Kecamatan Magelang Tengah yang menempati sisi tengah Kota Magelang, dan Kecamatan Magelang Utara yang menempati sisi utara Kota Magelang. 45

b. Luas Wilayah Kota Magelang memiliki luas 18,12 km2 atau 0,06% dari total luas Jawa Tengah dengan wilayah terluasnya yaitu di Kelurahan Jurangombo Selatan yang berada di wilayah Kecamatan Magelang Selatan dan wilayah terkecilnya yaitu Kelurahan Panjang di Kecamatan Magelang Tengah. Gambar 2.2 Luas Wilayah per Kelurahan di Kota Magelang (km2) 0,864 km2 Total Luas Wilayah 18,12 km 2 1,458 km2 1,299 km2 1,334 km2 1,173 km2 1,246 km2 0,814 km2 0,345 km2 0,826 km2 0,880 km2 0,575 km2 0,993 km2 0,433 km2 0,970 km2 2,264 km2 1,377 km2 1,269 km2 Sumber: Kantor Penelitian Pengembangan dan Statitstik Kota Magelang 46

Adapun pembagian wilayah administrasi tiap kecamatan dan kelurahan di Kota Magelang yang tertera pada penjelasan di bawah ini. Gambar 2.3 Peta Pembagian Wilayah Administasi Kota Magelang 47

1.1.2 Kabupaten Magelang a. Letak Wilayah 48

Berdasarkan letak astronomis, Kabupaten Magelang berada pada posisi 1100 61 51 1100 10 58 Bujur Timur dan 70 42 13 70 42 16 Lintang Selatan. Secara geografis, posisi Kabupaten Magelang berbatasan langsung dengan: Utara : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang. Timur : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali. Selatan : Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Sleman (Provinsi DIY). Barat :Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo. Tengah : Kota Magelang. Posisi wilayah Kabupaten Magelang tepat berada di tengahtengah Pulau Jawa yaitu di jalur perlintasan lalu lintas perekonomian dan pariwisata SemarangMagelangYogyakarta dan Purworejo TemanggungWonosobo. Oleh karena itu, Kabupaten Magelang menjadi salah satu wilayah strategis yang ada di tengahtengah Provinsi Jawa Tengah dan ditetapkan sebagai bagian dari Rencana Tata Ruang Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah. b. Luas Wilayah Kabupaten Magelang secara administratif terbagi menjadi 21 kecamatan yang terdiri atas 372 desa/kelurahan dengan luas wilayah yang dimiliki sekitar 108.573 ha atau 3,34% dari luas Provinsi Jawa 49

Tengah dengan wilayah terluasnya yaitu Kecamatan Kajoran dan wilayah terkecil yaitu Kecamatan Ngluwar. Adapun pembagian wilayah administrasi tiap kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Magelang yang tertera pada penjelasan di bawah ini. Gambar 2.4 Peta Pembagian Wilayah Administasi Kabupaten Magelang Sumber: Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Magelang 1.2 Jumlah Penduduk 2.2.1 Kota Magelang Dari hasil penyesuaian Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk di Kota Magelang sebesar 120.952 jiwa yang tercatat oleh BPS pada tahun 50

2015. Jumlah penduduk mengalami pertumbuhan sebesar 0,28 persen denga sex ratio sebesar 97,12. Kecamatan Magelang Tengah memberikan kontribusi jumlah penduduk yang terbanyak dibandingkan dengan kecamatan yang lainnya. Besarnya kontribusi tersebut adalah 36,40 persen. Urutan kontribusi terbanyak berikutnya adalah Kecamatan Magelang Selatan sebesar 33,56 persen dan urutan terakhir adalah Kecamatan Magelang Utara. Tabel 2.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Kecamatan di Kota Magelang 2010, 2014, dan 2015 No Kecamatan Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun 2010 2014 2015 20102015 20142015 1 Magelang Selatan 39.839 40.477 40.591 0,37 0,28 2 Magelang Tengah 43.223 43.903 44.022 0,37 0,27 3 Magelang Utara 35.651 36.235 36.339 0,39 0,29 Kota Magelang 118.713 120.615 120.952 0,38 0,28 Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 20102035, Kota Magelag dalam Angka 2016 2.2.2 Kabupaten Magelang Data kependudukan merupakan masalah penting dalam perencanaan pembangunan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap evaluasi terhadap hasil pembangunan tersebut. Data kependudukan juga dapat 51

digunakan untuk memperkirakan bentuk dan volume kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Kepadatan penduduk suatu wilayah merupakan perbandingan dari jumlah penduduk dan luas wilayah. Pada tahun 2015, jumlah penduduknya tercatat 1.245.496 jiwa, dengan kepadatan penduduknya mencapai 1.147 jiwa/km2. Hal ini menunjukkan bahwa ratarata setiap 1 km2 wilayah Kabupaten Magelang dihuni 1.147 jiwa. Jika dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, presentase penduduk lakilaki di Kabupaten Magelang lebih besar daripada presentase penduduk perempuan. Jumlah penduduk lakilaki pada tahun 2015 berjumlah 624.973 jiwa atau sebesar 50,18 persen, sedangkan jumlah penduduk perempuan berjumlah 620.523 jiwa atau sebesar 49,82 persen. Apabila dilihat dari rasio jenis kelamin, sex ratio Kabupaten Magelang menunjukkan angka 100,72 persen yang berarti diantara 100 orang penduduk perempuan terdapat 101 orang penduduk lakilaki. Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Sex Ratio, dan Kecamatan Tahun 2015 Jumlah Rasio No Kecamatan LakiLaki Perempuan Jumlah Jenis Kelamin 1 Salaman 34.522 34.761 69.283 99,31 2 Borobudur 29.093 29.047 58.140 100,16 52

3 Ngluwar 15.287 15.708 30.995 97,32 4 Salam 23.299 23.424 46.723 99,47 5 Srumbung 23.883 24.043 47.926 99,33 6 Dukun 22.481 22.724 45.205 98,93 7 Muntilan 39.378 39.385 78.763 99,98 8 Mungkid 36.437 36.907 73.344 98,73 9 Sawangan 28.622 27.929 56.551 102,48 10 Candimulyo 24.110 23.809 47.919 101,26 11 Mertoyudan 55.841 56.905 112.746 98,13 12 Tempuran 24.774 24.164 48.938 102,52 13 Kajoran 26.661 26.210 52.871 101,72 14 Kaliangkrik 27.636 27.154 54.790 101,78 15 Bandongan 28.796 28.307 57.103 101,73 16 Windusari 25.124 24.138 49.262 104,08 17 Secang 40.207 40.206 80.413 100,00 18 Tegalrejo 29.496 27.140 56.636 108,68 19 Pakis 26.921 26.992 53.913 99,74 20 Grabag 42.904 42.333 85.237 101,35 21 Ngablak 19.501 19.237 38.738 101,37 2015 624.973 620.523 1.245.496 100,72 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang 2016, Kabupaten Magelang Dalam Angka 2016 53

2.3 Jumlah PAD 2.3.1 Kota Magelang Pendapatan yang diperoleh Pemerintah Kota Magelang selama tahun 2016 yakni sebanyak Rp 818.197.644.000,00 atau mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Penyumbang pendapatan terbesar berasal dari dana perimbangan yang mencapai Rp 613.654.914.000,00. Sementara pendapatan asli daerah (PAD) sebagai penyumbang terbesar kedua yang yang mencapai Rp 178.121.571.000,00. Inflasi yang terjadi selama tahun 2015 di Kota Magelang sebesar 2,71%. Inflasi terbesar terjadi di kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 5,46%. Inflasi terbesar kedua terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau pada urutan berikutnya yaitu dengan angka inflasi sebesar 3,89%. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan justru mengalami deflasi dengan besaran 4,10%. Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan dan Belanja Pemerintah Kota Magelang Menurut Jenis Pendapatan (Rupiah), 20152016 No Jenis Pendapatan 2015 2016 1 Pendapatan asli daerah (PAD) 186.677.410.081 178.121.571.000 1.1 Pajak daerah 26.185.301.675 23.587.802.000 54

1.2 Retribusi daerah 6.999.474.592 5.553.669.000 1.3 Hasil perusahaan milik daerah dan 6.598.774.537 6.294.110.000 pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 1.4 Lainlain PAD yang Sah 146.893.589.277 142.685.990.000 2 Dana Perimbangan 462.804.716.465 613.654.914.000 2.1 Bagi hasil pajak 18.772.034.465 24.676.825.000 2.2 Bagi hasil bukan pajak 2.3 Dana alokasi umum (DAU) 418.257.922.000 447.909.575.000 2.4 Dana alokasi khusus (DAK) 25.774.760.000 141.068.514.000 3 Lainlain Pendapatan yang Sah 131.853.672.963 26.421.159.000 3.1 Pendapatan hibah 3.2 Dana darurat 3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan 36.869.367.174 26.421.159.000 pemerintah daerah lainnya 3.4 Dana penyesuaian dan otonomi daerah 79.988.204.000 3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau 14.964.620.257 pemerintah daerah lainnya 3.6 Lainnya 31.481.532 Jumlah 781.335.799.509 818.197.644.000 1 Belanja tidak langsung 357.657.431.281 427.380.021.000 1.1 Belanja pegawai 345.555.340.681 382.867.283.000 1.2 Belanja bunga 55

1.3 Belanja subsidi 1.4 Belanja hibah 9.688.650.000 1.373.140.000 1.5 Belanja bantuan sosial 866.950.000 2.001.634.000 1.6 Belanja bagi hasil kepada pemerintah desa 1.7 Belanja bantuan keuangan kepada 479.575.600 560.703.000 propinsi/kab/kota/desa 1.8 Belanja tidak terduga 1.066.915.000 40.577.261.000 2 Belanja Langsung 378.683.066.469 454.035.623.000 2.1 Belanja pegawai 32.266.342.702 44.005.772.000 2.2 Belanja barang dan jasa 205.107.729.762 245.342.757.000 2.3 Belanja modal 141.308.934.005 164.687.094.000 Jumlah 736.340.437.750 881.415.644.000 Catatan: Data APBD Sumber: Survei Statistik Keuangan Daerah 2.3.2 Kabupaten Magelang Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Magelang tahun anggaran 2016 tercatat sebesar Rp 2.168.440.109.680 atau mengalami kenaikan dibandingkan tahun anggaran 2015. Dana perimbangan memiliki kontribusi paling tinggi yaitu sebesar Rp 1.225.954.624.000. Inflasi merupakan tolok ukur kestabilan perekonomian daerah. Tingkat inflasi Kabupaten Magelang pada tahun 2015 sebesar 3,60 persen, sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat inflasi Nasional yaitu 56

sebesar 2,73 persen dan Jawa Tengah sebesar 3,35 persen. Ini menunjukkan bahwa tingkat perubahan harga yang terjadi di daerah ini lebih tinggi dibandingkan perubahan hargaharga secara Nasional dan Jawa Tengah. Besarnya angka inflasi dipengaruhi oleh perubahan harga menurut kelompok barang. Tabel 2.4 Realisasi Pendapatan dan Belanja Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun Anggaran 20152016 No Uraian 2015 2016 1 Pendapatan 1.954.798.668.128 2.168.440.109.680 1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 232.533.835.584 240.539.782.600 1.2 Dana perimbangan 1.101.022.346.000 1.225.954.624.000 1.3 Lainlain pendapatan yang sah 621.243.486.544 701.945.703.080 2 Belanja 2.226.627.483.960 2.340.396.942.410 2.1 Belanja tidak langsung 1.470.524.125.231 1.640.377.238.390 2.2 Belanja langsung 756.103.358.729 736.019.704.020 3 Pembiayaan 271.829.815.832 3.1 Penerimaan daerah 374.414.112.857 205.301.832.730 3.2 Pengeluaran daerah 102.585.297.25 33.345.000.000 Perhitungan APBD Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Aset dan Daerah (DPPKAD) 57

2.4 Jumlah Fasilitas Umum 2.4.1 Kota Magelang Banyaknya sekolah menurut jenjang pendidikan sangat beragam sekali. Di sekolah dasar (SD) sendiri terdapat 77 unit sekolah, sementara di jenjang sekolah menengah pertama (SMP) terdapat 23 unit sekolah, dan di jenjang sekolah menengah atas (SMA) terdapat 11 unit sekolah. Tabel 2.5 Banyaknya Fasilitas Pendidikan Kota Magelang No Unit Sekolah Jumlah 1. SD 77 2. SMP 23 3. SMA 11 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Magelang, Kota Magelang dalam Angka Tahun 2016 Akses masyarakat Kota Magelang ke sarana kesehatan sangat mudah. Kota Magelang dengan luas wilayah yang tidak terlalu luas memiliki 5 unti puskesmas dan 12 unit puskesmas pembantu. Dokter yang melayani pun cukup banyak (ada 147 dokter), yang dibantu oleh bidan dan perawat sebanya 1.248 orang. Mudahnya akses kesehatan tentu berdampak pada tingginya derajat kesehatan masyarakat Kota Magelang. Salah satu indikator yang bisa digunakan adalah tingginya kecukupan gizi balita. Dari 5.923 balita yang ada di Kota Magelang, hanya 45 balita yang menyandang status gizi buruk, atau terdapat 8 balita dengan status gizi buruk di tiap 1.000 balita yang ada. 58

Tabel 2.6 Banyaknya Rumah Sakit Menurut Kecamatan di Kota Magelang Tahun 2015 No Kecamatan/Kelurahan RSU RSJ RS Paru Paru RS Bers1alin 1 Magelang Selatan 1 0 2 Magelang Tengah 2 1 3 Magelang Utara 2 1 0 Jumlah 5 1 1 Sumber Dinas Kesehatan Kota Magelang, Kota Magelang Dalam Angka Tahun 2016 Tabel 2.7 Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Magelang Tahun 2015 No Kecamatan/Kelurahan Puskesmas Puskesmas Pembantu Dokter Bidan dan Perawat 1 Magelang Selatan 2 4 21 131 2 Magelang Tengah 2 3 52 299 3 Magelang Utara 1 5 74 818 Jumlah 5 12 147 1.248 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Magelang, Kota Magelang Dalam Angka Tahun 2016 59

2.4.2 Kabupaten Magelang Ketersediaan fasilitas pendidikan, baik tenaga pendidikan maupun sarana dan prasarana penunjang berperan besar dalam menunjang keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan. Fasilitas pendidikan yang diberikan dari pemerintah kepada masyarakat Kabupaten Magelang terdiri dari beberapa unit sekolah diantaranya 556 unit SD negeri dan 49 unit SD swasta, 59 unit SMP negeri dan 65 unit SMP swasta, 10 unit SMA negeri dan 25 unit SMA swasta, serta 3 unit SMK negeri dan 41 unit SMK swasta. Tabel 2.8 Banyaknya Fasilitas Pendidikan Kabupaten Magelang No Unit Sekolah Negeri Swasta 1. SD 556 49 2. SMP 59 65 3. SMA 10 25 4. SMK 3 42 Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang, Kabupaten Magelang dalam Angka Tahun 2016 Dalam meningkatkan pencapaian pembangunan di bidang kesehatan, pemerintah telah menyediakan beberapa sarana kesehatan beserta dengan tenaga medis. Fasilitas yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah puskesmas. Sebagai ujung tombak pelayanan dan pembangunan kesehatan yang ada di Kabupaten Magelang, puskesmas layak untuk mendapatkan perhatian terutama berkaitan dengan mutu pelayanan kesehatan. 60

Pada tahun 2015, sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Magelang sebagai rujukan mayoritas penduduk untuk berobat jalan adalah puskesmas yang mana jumlahnya mencapai 26 unit puskesmas, 36 unti puskesmas pembantu, dan 3 unit puskesmas rawat inap. Jumlah pengunjung KIA puskesmas yang langsung dikelola oleh tim kesehatan, ibu hamil sebanyak 20.222 orang dan ibu menyusui sebanyak 17.923 orang. Presentase tertinggi penolong kelahiran pertama di Kabupaten Magelang dilakukan oleh bidan yaitu mencapai 64,84 persen. Walaupun penolong kelahiran oleh dukun bayi masih cukup tinggi presentasinya mencapai 3,56% namun memperlihatkan trend yang semakin menurun. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penegetahuan masyarakat dibidang kesehatan cukup tinggi dengan memahami pentingnya keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan. Cukup tingginya tingkat pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan telah menyumbang Angka Harapan Hidup sebesar 73,27 tahun. Tabel 2.9 Banyaknya Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Magelang Tahun 2015 No Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah 1 Puskesmas 26 2 Puskesmas Rawat Inap 3 3 RSU 4 4 Puskesmas Pembantu 63 5 Klinik 25 61

6 Apotek 77 7 Toko Obat 3 8 Optik 4 9 Pengobatan Tradisional 27 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Kabupaten Magelang dalam Angka Tahun 2016 2.5 Aset Daerah Aset daerah merupakan suatu aset yang pengelolaan aset daerah tersebut di catat sebagai catatan atas laporan keuangan. Dalam penjelasannya pada pos akun neraca diuraikan secara singkat mengenai posisi saldo rekening neraca yang disajikan dengan rincian secara detail dari dari daftar lampiran yang merupakan bagian laporan keuangan dan pengungkapan informasi yang diharuskan oleh kebijakan akuntansi pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan. Aset daerah terdiri atas aset lancar, investasi jangka panjang,aset tetap, dana cadangan dan aset lainnya. Berikut ini adalah rincian aset daerah yang dimiliki oleh salah satu pihak yang sedang berkonflik. Tabel 2.10 Rincian Aset Pemerinta Kota Magelang per 31 Desember 2016 Uraian 31 Desember 2016 31 Dsember 2015 Kenaikan/Penurunan Aset Lancar 211.503.342.479,99 252.054.952.846,94 (40.551.610.366,95) Investasi 89.338.735.769,75 77.271.357.272,58 12.067.378.497,17 Jangka Panjang 62

Aset Tetap 2.500.007.190.531,80 2.186.014.234.169,96 313.992.956.361,84 Dana 00,00 00,00 00,00 Cadangan Aset Lainnya 120.044.315.253,90 57.742.961.009,50 62.301.354.816,40 Jumlah 2.920.893.584.607,44 2.573.083.505.298,98 347.810.079.308,46 Sumber: Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Magelang Tahun 2016 63