OPTIMASI PENEMPATAN ACCESS POINT PADA JARINGAN WI-FI di UNIVERSITAS BUDI LUHUR

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KINERJA JARINGAN Wi-Fi STUDI KASUS UNIT 7 UNIVERSITAS BUDI LUHUR

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Software Wireless Tool InSSIDer untuk Monitoring Sinyal Wireless

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

OPTIMALISASI PERENCANAAN KONFIGURASI WIRELESS LAN DENGAN METODE DRIVE TEST (Studi kasus : Kantor Wireless Broadband Telkom Malang)

Monitoring Jaringan Menggunakan Wireless Mon

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERFORMA TRANSMISI DAN PROPAGASI RADIO PADA JARINGAN WLAN

InSSIDer. Noviatur Rohmah Penegretian SSID dan inssider. Lisensi Dokumen:

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

ANALISIS JENIS MATERIAL TERHADAP JUMLAH KUAT SINYAL WIRELESS LAN MENGGUNAKAN METODE COST-231 MULTIWALL INDOOR

ANALISIS KINERJA TEKNOLOGI JARINGAN WIRELESS PADA FREKUENSI 2.4 GHz DALAM KONDISI RUANGAN TERTENTU

Ika Nur Khana

EVALUASI HOTSPOT GRATIS DI KOTA BANDA ACEH MENGGUNAKAN NETSTUMBLER

BAB IV ANALISA PENGUKURAN PERFORMAN IMPLEMENTASI WI-FI OVER PICOCELL

Monitoring Sinyal WLAN Menggunakan inssider

Memonitoring Jaringan dengan InSSIDer dan Netsurveyor

ANALISA PERENCANAAN PENGEMBANGAN COVERAGE AREA WLAN DI GEDUNG IT TELKOM (STUDI KASUS GEDUNG A, B, C, D, K, LC)

Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

ANALISA SINYAL WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM BERDASARKAN JARAK ANTAR ACCES POINT PADA PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS PERENCANAAN DAN OPTIMASI COVERAGE AREA WLAN DI GEDUNG SEKOLAH TINGGI SENI RUPA & DESAIN INDONESIA (STISI) TELKOM DAYEUH KOLOT

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Analisa Kinerja Jaringan W-LAN Pada Perangkat Access Point /g (Studi Kasus Fakultas Teknik Universitas Riau)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA JARINGAN

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget

ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA

TAKARIR. Kapasitas transmisi dari sambungan elektronik. Percakapan melalui jaringan intenet.

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA

ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS ACCESS POINT STUDI KASUS STMIK AMIKOM NASKAH PUBLIKASI. Diajukan oleh Indra Ramadhani

ANALISIS RSSI (RECEIVE SIGNAL STRENGTH INDICATOR) TERHADAP KETINGGIAN PERANGKAT WI-FI DI LINGKUNGAN INDOOR

Kata Kunci : Radio Link, Pathloss, Received Signal Level (RSL)

REKOMENDASI ACCESS POINT NETWORK PADA FAKULTAS DI LINGKUNGAN UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

ABSTRAK. vii. Kata Kunci : Site Survey, Visiwave, Antena, Channel, Transmit Power, Sinyal Wireless.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang II. Definisi Acces Point III. Fungsi Acces Point

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

PERCOBAAN 8 WIRELESS LAN MODE INFRASTRUKTUR (SETTING ACCESS POINT)

ANALISA INTERFERENSI ELEKTROMAGNETIK PADA PROPAGASI Wi-Fi INDOOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dari penelitian yang dilakukan oleh Cristian Wijaya (2014) mengenai

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR

Dukungan yang diberikan

SISTEM NIRKABEL TERDISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KUAT SINYAL WIFI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

DESAIN ANTENA Wi-Fi DENGAN MEDIA SENG

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi baik dari manusia maupun dunia maya semakin

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

WIRELESS SECURITY. Oleh: M. RUDYANTO ARIEF 1

Analisis, Desain dan Implementasi Jaringan Wireless LAN Standar IEEE b Pada Area Publik

Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel)

Perancangan High Density Wireless LAN n 2.4 GHz di Ruang Kelas Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Coverage Wireless Fidelity Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung. Tabel 3.1. Jadwal kegiatan Penelitian

Analisis Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Frekuensi 900 MHz Pada Perairan Selat Sunda

BAB II DASAR TEORI. atau gedung. Dengan performa dan keamanan yang dapat diandalkan,

Ika Nur Khana

III. METODE PENELITIAN

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST

Evaluasi Kinerja Jaringan Nirkabel Berbasis Radius Server


Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang)

Perancangan Penempatan Access Point untuk Jaringan Wifi Pada Kereta Api Penumpang

ANALISA PERBANDINGAN PROPAGASI LOS DAN NLOS DALAM RUANG PADA JARINGAN WI-FI

TEKNOLOGI JARINGAN TANPA KABEL (WIRELESS)

OPTIMASI KETINGGIAN ACCESS POINT PADA JARINGAN WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM

PERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

II. TINJAUAN PUSTAKA. perang ataupun sebagai bagian dari sistem navigasi pada kapal [1].

Jurnal Ilmiah Setrum Volume 6, No.1, Juni 2017 p-issn : / e-issn : X

Mengamati WiFi dengan inssider

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

PENGKAJIAN KUALITAS SINYAL DAN POSISI WIFI ACCESS POINT DENGAN METODE RSSI DI GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Mau Ngepoin Wi-Fi?? inssider atau Xirrus lah Solusinya!!

STANDARISASI FREKUENSI

MANAJEMEN WLAN DENGAN MAPPING SSID DAN HOTSPOT AREA ACCESS POINT STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Suryaningsih

INSSIDER VS XIRRUS. Yusuf Al Karim. Lisensi Dokumen: Copyright IlmuKomputer.

PERANCANGAN DAN ANALISIS COVERAGE AREA JARINGAN WIFI PADA GERBONG KERETA API PENUMPANG EKSEKUTIF JAKARTA-BANDUNG

menjadi channel-channel seperti pembagian frekuensi untuk stasiun radio.

RANCANG BANGUN ANTENA YAGI UDA UNTUK MEMPERKUAT SINYAL WIRELESS FIDELITY (WI-FI) FREKUENSI 2,4 GHz PADA JARAK 300 METER

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

BAB II DASAR TEORI. cara menitipkan -nya pada suatu gelombang pembawa (carrier). Proses ini

ANALISIS PERBANDINGAN RSSI PADA ACCESS POINT LINKSYS WAP54G, TP-LINK WA5110G DAN D-LINK DWL-G700AP

ANALISIS, PERANCANGAN, DAN IMPLEMENTASI JARINGAN WIRELESS POINT TO POINT ANTARA KAMPUS A DAN KAMPUS B UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

BAB IV DATA DAN ANALISA SERTA APLIKASI ANTENA. OMNIDIRECTIONAL 2,4 GHz

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS-

ANALISIS SISTEM INTEGRASI JARINGAN WIFI DENGAN JARINGAN GSM INDOOR PADA LANTAI BASEMENT BALAI SIDANG JAKARTA CONVENTION CENTRE

CARA MENJALANKAN PROGRAM

SOFTWARE WIRELESSMON UNTUK MEMANTAU STATUS WIFI ADAPTER

Transkripsi:

OPTIMASI PENEMPATAN ACCESS POINT PADA JARINGAN WI-FI di UNIVERSITAS BUDI LUHUR Rummi Sirait 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur, Jakarta, 12260 e-mail : rummi.sirait@budiluhur.ac.id ABSTRACT In this research is done optimization placement of on Wi-Fi network in Budi Luhur University campus. The performance of existing Wi-Fi Networks is not optimal in serving the entire area, so it needs to optimize the placement of to get the best signal quality. Network performance analysis is done by measuring the signal strength and coverage area of using Ekahau HeatMapper software, inssider and Wireless Wizard. The Ekahau HeatMapper software is used to determine the coverage area of the, while the inssider and Wireless Wizard software is used for wireless signal monitoring and positioning of s for the best signal reception in the research area. From the measurement results, calculations and analysis obtained, the number of s needed to cover an area is determined by the type of used. When viewed from the identified in the measurement area of the placement position of the, distance is not the only determinant of the best signal received by the user, the construction of the building made of the wall and the obstacle factors also affect the signal quality of the used. Keywords : Optimization, Access Point, Signal Strenght, Ekahau Heatmapper ABSTRAK Pada penelitian ini dilakukan optimasi penempatan pada jaringan Wi-Fi di kampus Universitas Budi Luhur. Kinerja Jaringan Wi-Fi yang sudah ada belum optimal dalam melayani seluruh area yang ada, sehingga perlu optimasi penempatan untuk mendapatkan kualitas sinyal yang terbaik. Analisa kinerja jaringan dilakukan dengan mengukur kuat sinyal dan coverage area dari access point menggunakan software Ekahau HeatMapper, inssider dan Wireless Wizard. Software Ekahau HeatMapper digunakan untuk mengetahui coverage area dari, sedangkan software inssider dan Wireless Wizard digunakan untuk monitoring sinyal wireless dan penentuan posisi untuk penerimaan sinyal yang terbaik pada area penelitian. Dari hasil pengukuran, perhitungan dan analisa didapatkan, jumlah yang dibutuhkan untuk mengcover suatu area ditentukan oleh jenis yang digunakan. Jika dilihat dari yang teridentifikasi di area pengukuran posisi penempatan, jarak bukan satu-satunya faktor penentu sinyal terbaik yang diterima user, konstruksi dari gedung yang terbuat dari tembok dan faktor halangan turut mempengaruhi kualitas sinyal dari acces point yang digunakan. Kata kunci : Optimasi, Access Point, Kuat sinyal, Ekahau Heatmapper

1. Pendahuluan Dalam perencanaan pengembangan jaringan Wi-Fi, tidak hanya sekedar memasang infrastruktur perangkat. Beragam faktor yang perlu diperhatikan antara lain kekuatan daya pancar sinyal, desain dan infrastruktur ruangan, sebaran pengguna yang berkelompok, terjadinya interferensi gelombang radio, hambatan sinyal seperti frekuensi radio, dan penghalang yang dapat menimbulkan gangguan terhadap penerimaan sinyal dari (transmitter) terhadap perangkat penerima (receiver) dimana posisi sangat berpengaruh terhadap area tercover untuk penerima pada sebuah jaringan Wi-Fi [1]. Peletakan sistem Wi-Fi yang baik diperlukan untuk mengoptimalkan level daya terima dari transmitter ke receiver. Di kampus Universitas Budi Luhur terdapat jaringan Wi-Fi dengan menempatkan Access point di beberapa titik sehingga diharapkan seluruh area kampus dapat tercover. Namun kenyataannya ada beberapa area yang tidak terdapat sinyal Wi-Fi. Dari hasil penelitian [2] belum semua area penelitian yang mendapat layanan jaringan Wi-Fi. Dari hal ini perlu dilakukan optimasi jaringan Wi-Fi dengan penempatan Access point yang optimal sehingga seluruh area dapat terlayani dengan baik. Penelitian ini menggunakan suatu metode untuk optimasi jaringan Wi-Fi dengan menggunakan software Ekahau HeatMapper untuk mengukur coverage area dari jaringan Wi-Fi serta inssider untuk mengukur kuat sinyal dari jaringan Wi-Fi pada suatu area. 2. Teknologi Jaringan Wi-Fi Wi-Fi (Wireless Fidelity) merupakan salah satu teknologi komunikasi yang bekerja pada perangkat dan jaringan lokal tanpa kabel (nirkabel), hanya dengan komponen yang sesuai dapat terkoneksi ke jaringan. Teknologi Wi-Fi memiliki standar yang ditetapkan oleh sebuah institusi internasional yang mengeluarkan standar untuk mengatur komunikasi data melalui wireless bernama Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE). Access point adalah sebuah perangkat jaringan yang berisi sebuah transceiver dan antena untuk transmisi dan menerima sinyal ke dan dari client remote. Dengan Access Point memungkinkan perangkat nirkabel untuk terhubung ke jaringan. 2.1. Jangkauan Area (Coverage Area) Suatu Access Point Coverage area suatu bergantung pada jangkauan maksimum yang dapat ditangani dan berpengaruh pada konektivitas client terhadap suatu. Untuk menghitung luas coverage area terlebih dahulu harus mengukur panjang diameter melalui perhitungan MAPL (Maximum Allowed Path Loss) [3]. MAPL merupakan nilai redaman propagasi maksimum yang diperbolehkan agar koneksi antara pengguna dengan dapat berjalan dengan baik. Perhitungan MAPL dilakukan dengan menggunakan persamaan (1). MAPL = EIRP Margin S RX (1) Dimana : EIRP = P Transmit L saluran + G Antena, maka MAPL = P Transmit L saluran + G Antena Margin S RX RSL = EIRP L + Gr dimana : P Transmit = Power Transmmit G Antena = Gain Antena Fading margin = 10 db untuk WLAN Loss transmit dihitung dengan menggunakan persamaan (2). L t = EIRP RSL = P t + G t - RSL.. (2) dengan : L t = redaman saluran transmisi (db) ; EIRP = Effective Isotropic Radiated Power (dbm) RSL = Reicived Level Signal (dbm) ; G t = Gain antena sisi pengirim (db) Jangkauan suatu dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (3). L 32,45 20 log log 1 fs f d (3) 20 Luas Coverage Area = 2,6 x r 2.. (4) Jumlah yang diperlukan untuk melayani suatu area dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (5). Luas area yang direncanakan N AP Luas area coverage AP.. (5) 2.2. Parameter Kehandalan Jaringan Wi-Fi Kehandalan (performance) jaringan Wi-Fi dapat ditentukan oleh beberapa parameter, yaitu kuat sinyal (signal strength), Signal to Noise Ratio (SNR), Client Connection Quality (CCQ), data rate, bandwidth, throughput dan packet lost. a. Kuat (Signal Strenght) Kualitas sinyal menentukan handal tidaknya suatu Wi-Fi, artinya semakin kuat sinyal maka semakin baik dan handal konektivitasnya. Kekuatan sinyal yang dipancarkan oleh perangkat Wi-Fi atau suatu Access Point sangat dipengaruhi oleh infrastruktur yang membangun tersebut. Tabel 1. Skala Tingkatan Level Signal (Sumber : Jurnal Elektro Vol 4 No.1 Edisi Desember 2012) Nilai Kuat (dbm) Kategori Tingkat Kuat (bar sinyal) >-60 Sangat Baik 5-60 s/d -70 Baik 4-71 s/d -80 Cukup 3-81 s/d -90 Buruk 2 < -90 Sangat Buruk 1 Kajian Optimasi Penempatan Access Point Pada Jaringan Wi-Fi di Universitas Budi Luhur 1

b. SNR (Signal to Noise Ratio) Signal to Noise Ratio (SNR) adalah rasio perbandingan antara sinyal yang diterima dengan gangguan (derau) sekitar dengan satuan desibel (db). Tabel 2. Nilai SNR No Nilai SNR Kategori Keterangan 1. > 40 db Excellent Cepat terkoneksi, troughput maksimal dan 2. 25 db s/d 40 db Very good signal 3. 15 db s/d 25dB Low Signal 4. 10 db s/d 15dB Very low signal 5. 5 db s/d 10 db No signal stabil Terkoneksi baik, troughput maksimal Terkoneksi baik, throughput tidak maksimal koneksi tidak terlalu stabil, throughput rendah koneksi sangat tidak stabil, throughput sangat rendah c. Packet Loss Packet loss merupakan besar dari paket yang hilang dalam jaringan karena terjadi tabrakan atau collision. Packet loss terjadi ketika satu atau lebih paket data yang dikirim melalui jaringan komputer tidak dapat mencapai tujuan. Yang menjadi faktor timbulnya packet loss adalah kepadatan lalu lintas data dan bandwidth. Semakin besar bandwidth, maka akan memperkecil terjadinya tabrakan data antara user yang satu dan yang lainnya. d. Bandwidth dan Throughput Bandwidth (lebar pita) adalah besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah jaringan, yang menunjukkan kemampuan maksimum dari suatu alat untuk menyalurkan informasi dalam satuan waktu detik. Satuan yang dipakai untuk bandwidth adalah bit per detik (bits per second) atau sering disingkat sebagai bps. Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu dalam suatu hari menggunakan rute internet yang spesifik ketika sedang mendownload suatu file. 2.3. Software Ekahau HeatMapper Ekahau HeatMapper merupakan perangkat lunak untuk pemetaan cakupan dari Wi-Fi (802.11) jaringan. Software ini banyak dipakai untuk melihat coverage area di suatu tempat seperti rumah, kantor, sekolah, kampus dan lain-lain. Dengan software ini user dengan mudah mengetahui dimana tempat yang tidak tercover jaringan wireless Wi-Fi. Tabel 3. Warna yang ditampilkan hasil survey dari software Ekahau HeatMapper No Warna Kuat Keterangan (dbm) 1. Biru -35 s/d -40 Sangat Bagus muda 2. Hijau -40 s/d -50 Bagus Tua 3. Hijau -50 s/d -60 Sedang 4. Kuning -60 s/d -80 Kurang Bagus 5. Merah -80 s/d -100 Buruk (tidak terhubung) 2.4. Software inssider Software InSSIDer merupakan free software yang merupakan open source Wi-Fi scanner yang dapat mengidentifikasi SSID, RSSI (kuat sinyal), security, dan pengaturan yang ada pada access point. Hasil yang ditampilkan memberi informasi mengenai kondisi dari sinyal wireless yang telah dibangun dan mudah dimengerti. Log yang akan ditampilkan setelah melakukan scanning adalah informasi mengenai RSSI, security, channel, Hardware Vendor, Max rate, Network Type, dan MAC Address. Tabel 4. Kualitas sinyal yang ditunjukkan inssider Kualitas dbm Excellent -61 s/d -51 Good -71 s/d -63 Fair -85 s/d -75 Poor -99 s/d -87 Very Poor -109 s/d -99 No Signal < -111 3. Hasil Pengukuran dan Analisa Data Pengukuran jaringan Wi-Fi pada Gedung unit 3, 4, 5 dan 6 lantai 1, 2, 3 dan 4 dengan menggunakan software Ekahau HeatMapper dan software inssider. Hasil pengukuran jaringan eksisting digunakan sebagai data untuk usulan optimasi jaringan Wi-Fi di area penelitian. Software Ekahau HeatMapper digunakan untuk mengetahui coverage dari yang ada, sedangkan software inssider digunakan untuk monitoring sinyal wireless. 3.1. Jaringan Wi-Fi Pada Gedung Unit 3, 4, 5 dan 6 Sebelum Optimasi Jaringan Wi-Fi di kampus Universitas Budi Luhur dikelola oleh sebuah unit yaitu Direktorat Teknologi Informasi (DTI). Tabel 5. Data Access Point di gedung unit 3, 4, 5 dan 6 yang dikelola DTI

Gdg Lokasi SSID Lt 1 Sekretariat Pengajaran (unit 4) Sek. Kelas Eksekutif (Unit 5) Sekretariat FISIP (Unit 5) Perpustakaan (unit 3) Unit 4 UBL_PEN GAJARAN TP-LINK TLWR941ND UBL_Exec utive LINKSYS Cisco WRT160NL UBL_FISIP LINKSYS Cisco WRT160NL UBL_PUS TAKA1 UBL_HOT SPOT2 UBL_PUS TAKA2 UBL_STU DENT UBL_HOT SPOT1 UBL_Theat er Lt 2 Lt 3 Perpustakaan (unit 3) Unit 5 Unit 6 Lt 4 Teater (Unit 6) Jenis Hotspot Gambar 2. Coverage Area Lantai 3 RB2011Ias-2HnD-IN RB2011Ias-2HnD-IN 3.2. Hasil Pengukuran Kuat dan Coverage Area Access Point Eksisting Denah dari lantai 3 gedung unit 3, 4, 5 dan 6 ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 3. Kuat sinyal di dalam ruang Perpustakaan Lantai 3 Dari hasil pengukuran coverage area dan kuat sinyal Jaringan Wi-Fi pada lantai 3, dapat disimpulkan keadaan eksisting dari jaringan Wi-Fi seperti ditunjukkan pada tabel 11. Tabel 11. Kondisi Eksisting jaringan Wi-Fi di lantai 3. Lokasi Unit 3 Gambar 1. Denah Gedung Lt 3 Unit 3, 4, 5 dan 6 Pengukuran kualitas layanan dan coverage area dari jaringan Wi-Fi yang ada di area penelitian didapatkan dengan menggunakan aplikasi software Ekahau HeatMapper dan InSSIDer. Lantai 3 digunakan sebagai ruang perkuliahan, sekretariat Fakultas Teknik (FT) dan ruang perpustakaan. Terdapat 2 yang ditempatkan di lantai 3, yaitu 1 yang diletakkan pada ruang indoor perpustakaan lt 3 dengan SSID UBL_PUSTAKA2 serta 2 access point outdoor di unit 5 dan 6 dengan SSID UBL_STUDENT dan UBL_HOTSPOT1. Coverage area dan kualitas sinyal jaringan Wi-Fi di lantai 3 ditunjukkan pada gambar 2 dan 3. Unit 4 Unit 5 Unit 6 Hasil - Perpustakaan tercover baik dengan adanya yang ditempatkan di dalam ruangan perpustaan lantai 3. - terkuat di dapatkan dari AP dengan SSID UBL_PUSTAKA1 - Area di unit 4 sinyal WiFi lemah - terkuat di dapatkan dari AP dengan SSID UBL_STUDENT - Area di unit 5 tidak tercover dengan baik - terkuat di dapatkan dari dengan SSID UBL_PUSTAKA1 - Wi-Fi di unit 6 buruk - terkuat di dapatkan dari AP dengan SSID UBL_ UBL_HOSPOT1 Kajian Optimasi Penempatan Access Point Pada Jaringan Wi-Fi di Universitas Budi Luhur Usulan Tidak perlu Perlu Perlu Perlu 3

3.3. Optimasi Jaringan Wi-Fi di Gedung Unit 3, 4, 5 dan 6 Untuk menghitung luas coverage area access point terlebih dahulu harus menghitung panjang diameter melalui perhitungan MAPL (Maximum Allowed Path Loss). MAPL merupakan nilai redaman propagasi maksimum yang diperbolehkan agar koneksi Antara user dengan dapat berjalan dengan baik. 3.3.1.Jenis Hotspot : Dimisalkan jenis yang digunakan adalah, parameter dari sistem ditunjukkan pada tabel 4.10. Tabel 14. Parameter dari sistem Parameter Nilai Frekuensi (MHz) 2412-2472 P Transmit (mw atau dbm) Gain Antena (dbi) 15 Tinggi antenna (m) 10 100 mw = 20 dbm Line loss / L Saluran (db) 0,5 Fading margin (db) 10 (untuk WLAN) Asumsi S RX (Sensitivitas Penerima) adalah -70 db, maka didapatkan MAPL sebagai berikut : MAPL = P Transmit L saluran + G Antena Margin S RX = 20 0,5 + 15 10 (-70) = 94,5 db PL(d) = PL FS + 26,9 MAPL = PL(d) PL FS = PL(d) - 26,9 = 94,5 26, 9 = 67,6 db 4r PL FS 20log 4x 3,14 xr 67,6 20log 0,125 r = 23,87 m = 24 m maka, luas coverage area WLAN dengan r =24m dapat dihitung dengan persamaan (2.4). Luas Coverage Area = 2,6 x r 2 = 1.497,6 m 2 Dengan demikian luas cakupan area WLAN adalah sebesar 1.497,6 m 2, dimana luas area gedung lantai 1 sebesar 2.738,03 m 2. Dapat ditentukan jumlah yang diperlukan dengan menggunakan persamaan (5). 2.738,03 N AP 1,87 2 1.497,6 Konstruksi ruangan dan luas area di lantai 1, 2, 3 dan 4 sama. Jadi minimal dibutuhkan 8 untuk mengcover area di gedung unit 3, 4, 5, dan 6 dari lantai 1 sampai 4. 3.3.2.Jenis Hotspot : RB2011UiAS-2HnD-IN Dimisalkan jenis yang digunakan adalah RB2011UiAS-2HnD-IN, parameter dari sistem ditunjukkan pada tabel 15. Tabel 15. Parameter dari sistem Parameter Nilai Frekuensi (MHz) 2412 2472 P Transmit (mw atau dbm) 1000 mw = 30 dbm Gain Antena (dbi) 4 Tinggi antenna (m) 10 Line loss / L Saluran (db) 0,5 Fading margin (db) 10 (untuk WLAN) Asumsi S RX (Sensitivitas Penerima) adalah -70 db, maka didapatkan MAPL sebagai berikut : MAPL = P Transmit L saluran + G Antena Margin SRX = 30 0,5 + 4 10 (-70) = 93,5 db PL(d) = PL FS + 26,9 MAPL = PL(d) PL FS = PL(d) - 26,9 = 93,5 26, 9 = 66,6 db 4r PL FS 20log 4x 3,14 xr 66,6 20log 0,125 r = 21,28 m = 21 m maka, luas coverage area WLAN dengan r = 21m dapat dihitung dengan persamaan (2.4). Luas Coverage Area = 2,6 x r 2 = 1.146,6 m 2 Dengan demikian luas cakupan area WLAN adalah sebesar 1.146,6 m 2, dimana luas area gedung lantai 1 sebesar 2.738,03 m 2. Sehingga dapat ditentukan jumlah yang diperlukan dengan menggunakan persamaan (5). 2.738,03 N AP 2,39 3 1.146,6 Konstruksi ruangan dan luas area di lantai 1, 2, 3 dan 4 sama. Jadi minimal dibutuhkan 12 access point untuk mengcover area di gedung unit 3, 4, 5, dan 6 dari lantai 1 sampai 4. Dari perhitungan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas perangkat pemancar dari access point yang digunakan juga menentukan penerimaan kuat sinyal oleh user. 3.4. Optimasi dengan Penambahan Access Point Pada Area Penelitian Kualitas jaringan akan semakin menurun jika jarak antara host dan semakin jauh. Selain itu, faktor halangan seperti tembok, pintu, logam, atau interferensi dari telepon nirkabel juga akan mengakibatkan kualitas jaringan akan menurun. Penting untuk memperhatikan penempatan pada posisi optimum untuk mendapatkan kualitas sinyal yang terbaik, baik dari hal jarak maupun dari posisi halangan atau pantulan. Dari hasil pengukuran kuat sinyal di area penelitian didapatkan area yang paling buruk penerimaan sinyalnya adalah unit 5. Berdasarkan hal ini dilakukan satu buah access point di lantai 3 pada unit 5 dengan nama access point UBL_HOTSPOT5. Untuk menentukan lokasi penempatan dilakukan dengan mengukur kualitas sinyal di daerah penelitian yang paling buruk disitulah ditempatkan tersebut. Dari tabel 4.6 dapat dilihat kualitas sinyal yang

paling buruk. Setelah dengan nama UBL_HOTSPOT5, dilakukan pengukuran dengan menggunakan aplikasi Wireless Wizard 6.1. Hasil pengukuran ditunjukkan pada gambar 4. Gambar 6. Coverage area jaringan Wi-Fi setelah optimasi pada lantai 3 Kualitas sinyal jaringan Wi-Fi di area lantai 3 setelah optimasi dengan menggunakan software inssider ditunjukkan pada gambar 7 dan tabel 4.12. Gambar 4. Gambar 4.16. Hasil pengukuran kuat sinyal access point di unit 5 lantai 3 setelah optimasi Tabel 4.12. Kuat dari jaringan Wi-Fi di Lantai 3 setelah optimasi dengan menambahkan UBL_HOTSPOT5 Gambar 5. Pengukuran kualitas sinyal dengan Wireless Wizard 6.1. Dari gambar 5 dapat dilihat kualitas sinyal di area yang sebelumnya kualitas sinyalnya buruk, setelah optimasi dengan menambahkan UBL_HOTSPOT5 kualitas sinyalnya menjadi baik (good). Untuk melihat coverage area jaringan Wi-Fi setelah optimasi diukur dengan menggunakan bantuan software Ekahau HeatMapper. Hasil pengukuran ditunjukkan pada gambar 6. Unit 3 Unit 4 Kuat Lokasi Kuat Lokasi (dbm) (dbm) Selasar -74 Unit Selasar -30 Perpustakaan -49 5 R. -54 Sekret FT Selasar -66 5.3.1-50 R. Dosen FE -54 5.3.2-63 4.3.1-64 Unit Selasar -46 6 4.3.2-71 6.3.1-71 4.3.3-70 6.3.2-80 4.3.4-68 6.3.3-48 6.3.4-38 6.3.5-49 Hasil pengukuran menunjukkan coverage area dan kuat sinyal jaringan Wi-Fi pada lantai 3, sinyal dari jaringan Wi-Fi di area penelitian setelah optimasi lebih baik dibandingkan sebelum optimasi. Kajian Optimasi Penempatan Access Point Pada Jaringan Wi-Fi di Universitas Budi Luhur 5

4. Kesimpulan Dari hasil pengukuran dan analisa data dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya : 1. terkuat yang diterima user berasal dari yang terdekat dengan user. 2. Adanya absorption yang disebabkan oleh kaca dan tembok pada ruang menyebabkan sinyal melemah di area tertentu, faktor faktor halangan seperti tembok, kaca dan pohon juga mempengaruhi kualitas sinyal yang dipancarkan oleh. 3. Kualitas perangkat pemancar dari yang digunakan juga menentukan penerimaan kuat sinyal oleh user. 4. Optimasi dengan menggunakan jenis hotspot, minimal dibutuhkan 8 access point untuk mengcover area di gedung unit 3, 4, 5, dan 6 dari lantai 1 sampai 4. 5. Optimasi dengan menggunakan jenis hotspot RB2011UiAS-2HnD-IN, minimal dibutuhkan 12 untuk mengcover area di gedung unit 3, 4, 5, dan 6 dari lantai 1 sampai 4 Mendukung Aktivitas dan kinerja Jaringan Internet, Jurnal TEKNOIF, Vol. 2 No. 2, Oktober 2014. [8] Gede Sukadarmika, Ngurah Indra ER, Linawati, Nyoman Wendy Saputra, Analisis Coverage WLAN (Wireless Local Area Network) 802.11a Menggunakan Opnet Modeler, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Desember 2010 Daftar Pustaka [1] Alam, M. Agus J., Mengenal Wi-Fi, Hotspot, LAN, dan Sharing Internet, Media Komputindo, Jakarta, 2008 [2] Rummi Sirait, Kajian Kinerja dan Usulan Metode Optimasi Jaringan Wi-Fi di Universitas Budi Luhur, Senmi BL, 2016. [3] Huawei Technologies, Long Term Evolution (LTE) Radio Access Network Planning Guide CO,. LTD. [4] Rappaport, Theodore S. 1996, Wireless Communication : Principles and Practice, New Jersey, Prentice-Hall, Inc. [5] Tiphon, Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON) General Aspects of Quality of Service (QoS), DTR/TIPHON-05001, 1998. [6] Madcoms, 2009, Membangun Sistem Jaringan Komputer, Andi Offset, Yogyakarta [4] Indra Ramadhani, Analisis Dan Optimalisasi Cakupan Wireless Access Point 802.11 Studi Kasus STMIK AMIKOM, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer, AMIKOM Yogyakarta, 2014 [7] Ikhsan, Penentuan Titik Pemasangan Akses Point Pada Gedung Dengan Memanfaatkan Aplikasi Wireless Wizard Dalam