BAB III TINJAUAN PUSTAKA BUKA TUTUP PINTU SANGKAR. Lift ini ditujukan untuk mengangkut penumpang secara vertikal yang bergerak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DISKRIPSI BUKA TUTUP PINTU YANG DIBANGUN. Fungsi lift merupakan alat transportasi pada gedung atau bangunan bertingkat

BAB II TEORI ELEVATOR

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III. Metode Rancang Bangun

Tujuan Pembelajaran:

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

II. TINJAUAN PUSTAKA. adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan

TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

BAB II DESKRIPSI UMUM VENDING MESIN ROKOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN CONTAINER DAN CONVEYOR ROKOK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

operasional yang kontinyu dengan menggunakan debit yang normal pula.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

TRANSMISI RANTAI ROL

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DASAR. seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis,

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

MESIN PEMINDAH BAHAN

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR


MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

3. METODE PENELITIAN

IV. ANALISA PERANCANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :

IV. PENDEKATAN DESAIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

LIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

MESIN PERAJANG SINGKONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Uji Kompetensi Semester 1

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TIORI

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

METODOLOGI PENELITIAN

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

SISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BUKA TUTUP PINTU SANGKAR 3.1. KLASIFIKASI LIFT Klasifikasi lift dibagi 2 macam yaitu a. Lift Penumpang b. Lift Barang 3.1.1 Lift Penumpang Lift ini ditujukan untuk mengangkut penumpang secara vertikal yang bergerak naik - turun mengikuti alur rel penuntun sangkar. Lift penumpang ini sering dijumpai di gedung bertingkat seperti perkantoran, perhotelan, pertokoan. Pada banyak tempat khususnya pertokoan, hotel, lift tidak hanya berfungsi sebagai alat angkut juga untuk menarik minat pengunjung dengan penataan desain interior yang menarik. Saat lift sedang bergerak naik - turun ataupun berhenti harus berjalan halus tanpa sentakan yang mengganggu penumpang. Kecepatan lift umumnya menurut standr internasional adalah 4-10 tingkat, kecepatan 60 sampai 150 m / menit 10-15 tingkat, kecepatan 180 sampai 210 m / menit 15-20 tingkat, kecepatan 210 sampai 240 m / menit. 20-50 tingkat, kecepatan 270 sampai 360 m / menit Lebih dari 50 tingkat, kecepatan 360 sampai 450 m / menit. Rumah sakit, kecepatan 150 sampai 210 m / menit Rumah tinggal, kecepatan 50 sampai 75 m / menit

3.1.2 Lift Barang Lift barang digunakan untuk memindahkan barang. Lift jenis ini banyak dijumpai pada daerah industri maupun daerah pertambangan. Lift untuk barang biasanya dirancang dengan mampu angkut beban 500 kg sampai 5000 kg. kecepatan umumnya yang dipakai adalah a. - 3 tingkat, kecepatan 22,5 sampai 30 m / menit b. - 5 tingkat, kecepatan 30 sampai 45 m / menit c. -10 tingkat, kecepatan 45 sampai 60 m / menit Data utama lift elektrik penumpang dan lift barang harus memenuhi standar negara, biasanya lift penumpang tersedia mulai kapasitas 0,25 sampai 1,5 ton, sedangkan untuk barang dengan kapasitas 0,25 sampai 15 tondan lift barang barang pelayanan ringan dengan kapasitas 50 sampai 100 kg. 3.2 Kontruksi Lift Kontruksi dari lift berupa sangkar atau kereta yang dinaik - turunkan oleh mesin, pengangkat melalui lubang dan terletak pada bagian atas di dalam bangunan yang terbuat khusus untuk lift. Agar kereta / sangkar lift stabil dan tidak bergoyang - goyang maka diperlukan rel - rel peluncur yang mencekeram bagian samping lift yang didalamnya terdapat roda - roda dan bergerak mengikuti atur rel penuntun. 3.3 Mekanisme Penggerak Lift Alat penggerak utama lift naik - turun yang digunakan adalah motor listrik. Karena motor listrik sendiri kebanyakan mempunyai putaran yang tinggi (bahkan hingga ribuan rpm), maka diperlukan beberapa komponen roda gigi dan

ditempatkan dalam sebuah gear box yang mereduksi putaran motor listrik sehingga membuat kecepatan gerak lift lebih pelan dari putaran motor penggerak. Selain komponen - komponen roda gigi dapat juga digunakan puli dimana antara puli yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan mengunakan sabuk. Torsi motor listrik dapat dicari dengan menggunakn rumus: T= F x r Dimana : T = Torsi (Nm ) F = gaya angkat sangkar ( N ) r = jari -jari ( mm ) 3.4 Bagian - Bagian Utama Lift Pada Umumnya

Gambar 3.1Lift penumpang Bagian-bagian utama lift pada umumnya terdiri dan 1. Mesin pengakat 2. Motor elektrik 3. Rem elektromagnetik 4. Piringan pengemudi 5. Panel teminal 6. Relay pengatur 7. Papan saklar distribusi 8. Pengatur kecepatan 9. Saklar pengatur 10. Kerangka kotak lift

11. Interior kotak 12. Tongkat pengatur untuk saklar pengatur 13. Penyeimbang 14. Pintu kontak kotak. 15. Papan tombol tekan. 16. Bagian mekanis dart kunci. 17. Bagian elektris dari kunci 18. Blok penahan kayu untuk kunci. 19. Lengan pengayun atas untuk saldar pengatur. 20. Tongkat pengatur baja untuk saldar pengatur. 21. Pemengang kotak 22. Kontak lantai kotak. 23. Re] penuntun kayu kotak 24. Rel beban penyaeimbang 25. Papan terminal 26. Soket kabel pengantung 27. Saklar pengatur 28. Kabel penggantung 29. Alat pemanggil 30. Beban penyeimbang 31. Pengatur kecepatan tekan beban 32. Legan pengayun bawah 33. Penyetop kotak

34. Portal dengan pintu 35. Kotak pada pintu keluar 36. Kerangka jaringan kabel 37. Biji penangkap pengaman. 38. Tali pengatur kecepatan. 39. Tieroda pengaman. Fungsi dari beberapa komponen komponen utama lift pada umumnya sebagai berikut : 3.4.1 Sangkar Fungsi sangkar adalah untuk mengangkat penumpang. Sangkar juga memperoleh suatu gaya akibat dari pembebanan baik saat naik maupun turun atau yang sering kita sebut dengan beban dinamik, dimana beban dinamik terjadi pada bingkai/rangka sangkar. Tabel perbandingan bobot sangkar dengan jumlah penumpang adalah sebagai berikut : Kapasitas (jumlah Penumpang) 2 3 4 5 6 Bobot Sangkar (Kg) 250 275 300 350 400 I Sangkar untuk penumpang didesain dengan interior yang indah dengan langit - langit, lantai dan pintu. Ruang seluas 0,5 sampai 0,3 m 2 dipakai penumpang sebagai dasar untuk menentukan kapasitas sangkar dengan tinggi minimal 2,2 m 2

Rangka sangkar yang dibuat dari kanal dan besi siku sedangkan dinding dari kayu atau plat besi anti gelincir. Sangkar tersebut cukup kokoh untuk menahan deformasi akibat beban kejut akibat yang timbul ketika pemuatan. Sangkar juga memperoleh suatu gaya akibat dari pembebanan baik saat naik maupun turun atau yang sering kita sebut dengan beban dinamik, dimana beban dinamik terjadi pada bingkai / rangka sangkar. s t = v v a = t Dimana: t = waktu (dt ) S=jarak (m) V = kecepatan (m / dt ) a = percepatan ( m / dt ) -Sangkar kondisi turun T WS Gambar 3.2 Tegangan tali kondisi turun

Ms = massa sangka Ms = massa sangka Tegangan tali ( T ) T - Ws = Ms. a T = Ms. a + Ws - Sangkar kondisi naik WS Gambar 3.3 Tegangan tali saat kondisi naik Tegangan tali ( T ) T - Ws = Ms. a T= Ms. a-ws Reaksi beba didalam sangkar Apabila bergerak kearah atas maka bertanda positif ( + ) Apabila bergerak kearah kebawah maka bertanda negative ( - ) Untuk sangkar lift barang dipilih berdasarkan satuan yang dikerjakan pada lantai. Rumus yang digunakan sebagai berikut

q = F Q Dimana Q = kapasitas ( kg ) F = Luas Iantai ( cm 2 ) q = tekan satuan yang dikerjakan pads lantai ( kg / cm 2 ) Gambar 3.4 Sangakar

Gambar 3.5 Lorong Accesoris dalam dan bentuk sangkar untuk rumah tangga produk atlantik elevator. 3.4.2 Alat Penuntun Sangkar bergerak dalam lorong pada rel penuntun yang terpasang tetap. Untuk keperluan ini kedua sisi kendaraan bagian atas dan bawah diberi penuntun yang bentuknya sesuai dengan rel penuntun. Gambar 3.6 Penuntun Lift Penumpang Gambar 3.7 Rel Berengsel Rel atau batangan penuntun terbuat dari batang baja kanai profil ( siku, T, T -

ganda ) atau batang kayu dan pasang pada kedua sisi lorong yang berlawanan. Rel penuntun dari kayu harus dicelupkan dengan feoreosot ( minyak yang di dapat dari tar batubara ) untuk melindungi kayu tersebut terhadap pengaruh kelembapan dan pengaruh atmosfer lain.rel harus diberi pelumas decara teratur. Kerugian akibat gesekan pada rel penuntun diambil sebesar 5 % sampai 10 % dari bobot komponen gerak. Rel penuntun dipasang pada rangka lorong lift penumpang pada setiap tingkat. Dalam desain rel penuntun dan cara pemasangan harus ingat bahwa selama lift berkuat dengan penahan pengaman, bila tali putus, disamping bobot sangkar yang bermuatan, rel juga hares menahan benturan yang diakibatkan penyerapan energi kinetic sangkar yang jatuh. Semakin kecil lintas pengereman sangkar ketika ketika pelambatan akan semakin besar gaya yang timbul dari benturan. Energi kinetik akibat bobot sangkar dengan muatan Q adalah : mv 2 2 Q + G = 2g sangkar V 2 Dimana: v = kecepatan ( m / s ) g = kecepatan gravitasi = 9,81 m / s 2 Lintas pengereman dianggap 5-10 cm. Pehitungan didasarkan pada anggapan bahwa pertautan antara penahan pengaman dengan rel mengakibatkan gaya pada setiap lintasan s yang meningkat mulai 0 sampai R sangkar menurut hubungan linier. Kerja yang dihasilkan gaya 2 1 RMAKSIMUM dengan sepanjang lintasan s adalah X 2R 2 2 maksi. Persamaan umum kerja dapat ditulis

Q + G 2g sangkar V 2 + 1 ( Q + G ) s = 2R 2 sangkar 2 maksaimum Maka gaya yang bekerja satu rel penuntun adalah : R 2 v 1 + xq + G 2gs = SANGKAR 3.4.3. Alat Penggantung Ada dua peralatan yang digunakan untuk menghubungkan antara beban penyeimbang, puli yang digerakan motor penggerak dan sangkar, yaitu tali dan rantai. Ada dua macam rantai, yaitu rantai lasa dan rantai rol. Rantai lasan berbentuk jalinan baja oval yang berurutann. Rantai rol terdiri atas plat yang dihubungkan engsel oleh pena. Rantai untuk beban ringan terbuat dari dua keeping plat, sedang untuk beban berat dapat menggunakan sampai 12 keping plat. 3.4.3.1 Tali Penggunaan lift ini alat yang digunakan untuk menarik sangkar adalah tali. * klasifikasi tali ada 2 macam yaitu sebagai berikut: A. Tali baja Tali baja dibuat dari menjalin sejumlah kawat halus dengan garis tengah 0,4-2 mm sampai menjadi jalin. Beberapa keunggulan tali baja dibanding rantai. a. Tahan beban kejut b.bila akan putus, tali bagian terluar akan memberi tanda terlebih dahulu. c. Elastis. d. Saat beroperasi tidak telalu berisik. e. Bisa dipakai pada kecepatan tinggi.

Kekurangan tali baja dibanding rantai a. Mudah terkorosi b. Sukar ditekuk c. Dapat memuai d. Cenderung untuk berputar Kawat baja mempunyai kekakuan a b = 130 kg / mm 2 sampai 200 kg / mm 2 sedang tegangan pada tali yang dibebani pada bagian yang melengkung karena tarikan dan lenturan digunakan : Dimana σ = σ B K σ B = kekuatan kawat baja ( kg / mm 2 ) K = factor kamanan tali. B. Tali Rami Tali rami hanya cocok digunakan untuk mesin pengangkat yang digerakan tangan. Karena sifat mekanisnya yang lemah. Berdasarkan mode pembuatan dan jumlah untaian tali dikelompokkan menjadi dua yaitu polos dan tali kabel. 3.4.3.2 Puli Puli merupakan suatu piringan berbentuk radial yang diatas permukaannya memiliki alur sehingga dapat digunakan untuk tempat tali atau rantai yang menghubungkan antara sangkar dan beban penyeimbang. Puli ada 2 macam, yaitu:

A. Puli Tetap Puli tetap terdiri dari sebuah cakra dan seutas tali yang dilingkarkan pada alur yang salah satu ujungnya digantungi dengan beban Q dan. ujung yang lainnya ditahan atau di tank kebawah dengan gaya sebesar Zo, sehingga beban Q tertarik keatas. Puli tetap ini dihubungkan langsung dengan rangka atau suatu bagian yang tetap, atau puli dengan as yang tetap. B. Puli bebas Puli bebas yaitu puli yang mempunyai cakra dan poros yang bebas. Dimana puli bebas ini tidak menempel pada suatu rangka, dan hanya ditopang oleh tali sehingga unit dari puli ini bisa bergerak naik turun, selain itu juga puli bebas ini mempunyai gandar yang langsung menerima beban. Dimensi utama puli Diamaeter puli. D = V.60 r.n Dimana D = diameter puli ( cm ) N = putaran pull ( rpm ) V = kecepatan sudut ( rpm ) Lebar pull B = 1,25.b

B = lebar puli ( mm ) b =diameter tali (mm) 3.4.3.3 Poros Peranan utama dalam transmisi tenaga pada roda gigi adalah poros. Jadi poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin dan hampir semua permesinan meneruskan dayanya dengan putaran. Sebelum perencanaan poros dimulai, hal-hal yang harus kekuatan poros Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan hares diperhatikan. Karena itu rancangan poros harus direncanakan secara teliti sehingga poros akan cukup kuat ketika digunakan untuk menahan beban. A. Kekakuan poros Walaupun suatu poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak telitian atau getaran dan suara. Karena itu kekakuannya juga harus diperhatikan. B. Putaran kritis Putaran kritis terjadi bila putaran suatu mesin dinaikkan dan pada harga putaran tertentu terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Untuk menghindarinya poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya. C. Bahan poros

Baja karbon konstruksi mesin (disebut bahan S-C) biasa digunakan poros untuk mesin umum. Bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi, tetapi penarikan dingin membuat permulaan poros menjadi keras dan kekuatannya bertambah. Poros untuk meneruskan putaran yang tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan. D. Klasifakasi Poros Klasifikasi poros menurut pembebanannya: a). Poros transmisi Daya ditransmisikan pads poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sprocket rantai dll. b). Spindle Spindel adalah poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran. c). Gandar Menurut bentuknya poros dapat digolongkan atas: a). Poros lurus umum. b). Poros engkol. c). Poros luwes. RUMUS Daya rencana P d =fd. P

3.5. RANGKA UTAMA LIFT PENUMPANG Konstruksi atau rangka utama terdiri dan beberapa bagian. Rangka utama merupakan ruang luncur atau lorong tempat naik-turunnya lift. Rangka ini sebenarnya adalah bentuk pada bangunan atau gedung yang akan dipasang lift. Tahap pembuatan rangka utama sendiri dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : a. Pembuatan sangkar b. Pembuatan lorong lift c. Pembuatan rangka utama/secara keseluruhan Pembuatan rangka utama ini menggunakan bahan plat aluminum 3 %inch dan aluminum L. Untuk menggabungkan atau penyambungan antar plat digunakan mur baut. Alasan digunakan mur taut adalah agar lebih mudah jika sewaktuwaktu rangka harus dibongkar kembali karena beberapa alasan. Rangka model lift ini disusun untuk tiga lantai. 3.5.1. Pembuatan Sangkar Sangkar merupakan bagian dari lift yang digunakan sebagai tempat untuk meletakkan penumpang. Sangkar ini dibuat pertama kali untuk lebih memudahkan pembuatan lorong lift dan ini berarti dimensi lorong lift menyesuaikan ukuran sangkar. Sangkar terbuat dari plat aluminum lembaran dengan tebal 0,2 mm. kemudian untuk rangkanya digunakan aluminum L berprofil siku yang kemudian saling dikaitkan satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rangka dengan bentuk kubus. Dalam mengkaitkan ini dengan menggunakan sambungan baut. Ukuran sangkar adalah p x 1 x t = 110 mm x 100 mm x 120mm. Pada sisi kanan dan kiri sangkar terdapat masing-masing 2 buah matex yang

berfungsi sebagai roda penyearah. Dipasang pada proil aluminum U yang dilekatkan di samping kiri dan kanan sangkar. Roda penyearah ini dimasukkan pada rel penuntun yang telah terpasang pada rangka utama. Hal ini dimaksudkan agar sangkar tidak mudah bergoyang dan bergerak naik-turun dengan arah lurus. 3.5.2. Pembuatan Lorong Lorong lift sebagai tempat luncur lift dibuat dengan ukuran hampir sama besar dengan dimensi sangkar ditambah dengan roda penuntun (matex). Dibuat daii aluminum L yang dibagi menjadi 4 bagian/bilah dengan ukuran panjang masingmasing bilah 900 mm yang berfungsi sebagai pilar lorong. Kemudian dipotong lagi aluminum sepanjang 205 mm empat bilah dan 165 mm juga empat bilah. Lorong dibuat memanjang ke atas karena gerakan lift adalah gerakan vertikal/naik-turun. Setelah lorong dibuat, kemudian dipasang rel penuntun. Bahan rel penuntun adalah aluminum U yang dipotong sepanjang 605 mm sejumlah empat bilah. Dua bilah untuk rel penuntun pada sisi kanan clan kiri sangkar serta dua untuk rel penuntun counterweight/beban penyeimbang.

Gambar 3.13 kerangka lorong a. Rel penuntun sangkar b. Rel penuntun penyeimbang 3.5.3 Mekanisme Gerak Naik Turun Lift Penumpang Dalam mekanisne gerak naik turun lift kita memiliki seperangkat alat yang harus digunakan pada lift sebagai berikut: 3.5.4. Motor penggerak utama. Motor penggerak utama yang digunakan adalah jenis motor DC dengan tegangan 12 volt DC dan memiliki putaran 2800 rpm.motor penggerak ini yang kita gunakan

adalah dinamo stater pada sepeda motor atau menggunakan dinamo stepdown. 2. Roda gigi. Roda gigi ini berada dalam sebuah gear box, fungsi roda gigi ini adalah untuk mereduksi putarn motor penggerak sehingga menjadikan kemampuan untuk menggangkat lebih tinggi, dengan menjadikan putaran keluar lebih lambat maka kita perlu mengatur pulleynya.dalam sistem penggerak pada lift ini, kita menggunakan tiga (3) gigi dengan jumlah gigi besar sebanyak 45 (1buah) gigi dan gigi kecil sebanyak 11 gigi (2buah).masing-masing gigi ini adalah: Gigi besar berfungsi sebagai pengunci yang mempunyai arah berbeda agar sangkar pada posisi di lantai 2 dan lantai 3tidak turun pada waktu lift berhenti. 3.6 Pemilihan limit switch Pemilihan limit switch adalah sebuh saklar yang bekerja bedasarkan tekanan sehingga kontak ON menjadi kontak dan kontak NC lepas 3.7 Pemasangan kabel kanal Kanal kabel berguna untuk meleakkan kabel supaya rapi. Kanal kabel ini mempunyai bentuk leter U dengan kedalaman 22,5 mm kanal kabel ini terbuat aluminum dengan panjang disesuaikan dengan kegunaan kabel.

3.8 Pemilihan accesoris. Accessoria ini adalah bagian dari control lift yang berguna untuk melengkapi dari system control. Accessoris ini miliputi tombol dan lampu. Tombol yang digunakan untuk memberi perintah kerja pada system control lift tiga lantai ini. Tombol secara garis besar terbagi menjadi dua fungsi kerja yaitu 1. Tombol untuk memberikan kerja naik - turun sangkar dalam pengertian sangkar itu akan menuja kemana. 2. Tombol akan memberikan perintah kerja buka - tutup dimana pintu itu akan bekerja buka / tutup. 3.2.1. KLASIFIKASI BUKA TUTUP PINTU SANGKAR Buka tutup pintu sangkar pada pesenger lift 3 lantai mempunyai prisip kerja yang sama dengan prinsip kerja naik turunya sangkar karena kerja buka tutup pintu sangkar pada pesenger lift ini adalah menggunakan control relai yang pada dasarnya sama prinsip kerjanya,adalah sebagai berikut : 1.Pada setiap latai terdapat 1 limit switc untuk sistem buka tutup pintu sangkar,dan limit switc ini kerjanya untuk menarik lembaran pintu sangkar atao membuka pintu dan untuk mendorong lembaran pintu sangkar atao menutup pintu. Untuk switc yang ke1 ini berfungsi kerja apabila ada tekanan dan tekana tersebut terjadi karena adanya himpitan dari dinding sangkar jadi dengan secara

otomatis pada waktu sangkar berhenti pintu sangkar akan langsung tertarik atao pintu sangkar akan membuka. Lain dengan switc saat terlepas dari tekanan maka switc akan bekerja dan apabila dia terlepas dari tekanan saat sangkar bergerak naik ataopun turun maka secara ototmatis switc akan bekerja mendorong lembaran pintu sangkar maka terjadilah pintu sangkar akan menutup bersamaan dengan bergeraknya sangkar. 2.Pada setiap lantai terdapat 2 rangkaian gigi bolak balik,untuk kerja gigi bolak balik ini tergantung pada switc ke1,apabila switc ke1 tertekan maka bekerjalah motor pada gigi bolak balik akan bekerja menerik lembaran pintu sangkar dan begitu juga sebaliknya apabila siwtc ke1 terlepas dari tekanan yang bekerja maka motor akan bekerja mendorong lembaran pintu sangkar. GB.3.9.Gamabar rangkaian lembaran pintu sangkar