BAB 6 ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

dokumen-dokumen yang mirip
BIAYA OVERHEAD PABRIK

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK Anggaran,Aktual Dan Pembebanan

langsung Biaya Tenaga kerja

BIAYA OVERHEAD PABRIK

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II LANDASAN TEORI

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VARIABLE COSTING. Penentuan Harga Pokok Variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Akuntansi Biaya

SISTEM AKUNTANSI BIAYA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

MODUL I AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PERUSAHAAN ROTI UD. SHANIA BAKERY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT. DANAPERSADARAYA MOTOR INDUSTRY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

Jurusan Akuntansi Unika Soegijapranata

BAB II LANDASAN TEORITIS

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI BIAYA. Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM BIAYA TAKSIRAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN SISTEM BIAYA TAKSIRAN Pengertian Sistem Biaya Taksiran Sistem biaya taksiran adalah salah satu harga

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsumen dibuat berdasarkan biaya produksi per unit ditambah persentase mark up,

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN)

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

AKUNTANSI BIAYA KA2083. Modul Praktek. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan

Penentuan Harga Jual Donat Toping Keju LAPORAN LABA RUGI BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

METODE HARGA POKOK PROSES PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI MANAJEMEN PREPARED BY YULI KURNIAWATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VIII AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI SOAL KASUS METODE HARGA POKOK PESANAN PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Transkripsi:

Penganggaran Perusahaan 95 BAB 6 ANGGARAN BIAYA OERHEAD PABRIK A. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi 3 yaitu: 1. Penggolongan biaya overhead menurut sifatnya. Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokan menjadi beberapa golongan di bawah ini: a. Biaya bahan penolong b. Biaya reparasi dan pemeliharaan c. Biaya tenaga kerja tidak langsung d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai.

96 Dr. Enni Savitri, SE, MM.Ak 2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi. Biaya overhead pabrik dibagi menjadi 3 golongan yaitu: a. Biaya overhead pabrik tetap b. Biaya overhead pabrik variabel c. Biaya overhead semivariabel. 3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubunganya dengan Departemen. Biaya overhead pabrik di bagi menjadi 2 yaitu: a. Biaya overhead pabrik langsung departemen. b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen. B. Penentuan arif Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Berikut ini akan diuraikan alasan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan di muka dan langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik. Alasan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan dimuka adalah sebagai berikut: 1. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu ke bulan yang lain. Apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnya

Penganggaran Perusahaan 97 terjadi dibebankan kepada produk, maka harga pokok produksi persatuan mungkin akan berfluktuasi karena sebagai berikut ini: a. Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan. b. Perubahan tingkat efisiensi produksi. c. Adanya biaya overhead pabrik yang terjadinya secara sporadic, menyebar tidak merata selama jangka waktu setahun. d. Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu. 2. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan. Padahal ada elemen biaya overhead pabrik yang baru dapat diketahui jumlahnya pada akhir setiap bulan, atau akhir tahun. Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik. Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini: 1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik. Dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik.

98 Dr. Enni Savitri, SE, MM.Ak Macam-macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead pabrik yaitu: a. Kapasitas teoritis, b. Kapasitas normal, c. Kapasitas normal yang diharapkan. 2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk. Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk, yaitu: a. Satuan produk b. Biaya bahan baku c. Biaya tenaga kerja langsung d. Jam tenaga kerja langsung e. Jam mesin Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang dipakai adalah: a. Harus diperhatikan biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi b. Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan eratnya hubungan sifatsifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai. Berikut ini diurakan beberapa dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk sbb: a. Satuan produk Model ini adalah metode yang paling sederhana dan yang langsung membebankan biaya overhead pabrik pada

Penganggaran Perusahaan 99 produk. Beban biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus sebagai berikut: Contoh 1: aksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran: Rp2.000.000 aksiran jumlah produk yang dihasilkan selama tahun anggaran tersebut adalah 4.000 unit arif biaya overhead pabrik sebesar: (Rp 2.000.000:4.000) = Rp 500 per unit produk Jadi misalnya suatu pesanan sebanyak 200 unit akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar Rp 500 200 = Rp100.000 b. Biaya bahan baku Rumus perhitungan tariff biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut: Presentase biaya overhead pabrik dari = aksiran biaya overhead pabrik x100% biaya bahan baku yang dipakai aksiran biaya bahan baku yang dipakai Contoh 2: aksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran Rp 2.000.000 aksiran biaya bahan baku selama 1 tahun anggaran Rp 4.000.000 ariff biaya overhead pabrik sebesar : (Rp 2.000.000 : Rp4.000.000) x 100% = 50% dari biaya bahan baku yang dipakai c. Biaya tenaga kerja Rumus perhitungan tariff biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:

100 Dr. Enni Savitri, SE, MM.Ak Presentasebiaya overhead pabrik dari = aksiran biaya overhead pabrik x 100% biaya tenaga kerja langsung aksitan biaya tenaga kerja langsung Contoh 3: aksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran: Rp 2.000.000 aksiran biaya kerja langsung selama 1 tahun anggaran: Rp 5.000.000 ariff biaya overhead pabrik sebesar: (Rp 2.000.000 : Rp5.000.000) x 100% = 40% dari biaya tenaga kerja langsung yang dipakai. Jadi misalnya suatu pesanan menggunakan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp20.000 (dapat dilihat pada kartu harga pokok dalam kolom biaya tenaga kerja langsung), maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar: 40% x Rp 20.000 = Rp8.000. d. Jam tenaga kerja langsung arif biaya overhead pabrik di hitung dengan rumus: arif biaya overhead pabrik = aksiran biaya overhead pabrik perjam tenaga kerja langsung aksitan biaya tenaga kerja langsung Contoh 4: aksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran: Rp 2.000.000 aksiran jam tenaga kerja langsung selama 1 tahun Anggaran tersebut: 2.000/jam arif biaya overhead pabrik sebesar: (Rp 2.000.000 : 2.000) = Rp 1.000 per jam tenaga kerja langsung.

Penganggaran Perusahaan 101 Jadi misalnya suatu pesanan menggunakan jam tenaga kerja langsung sebanyak 200 jam (dapat dilihat pada kartu harga pokok dalam kolom biaya tenaga kerja langsung), maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar: Rp 1.000 x 200 = Rp 200.000. e. Jam mesin arif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus: arifbiaya overhead pabrik per = aksiran biaya overhead pabrik Jam kerja mesin aksiran jam kerja mesin Contoh 5: aksiran biaya overhead pabrik pabrik selama 1 tahun anggaran: Rp2.000.000 aksiran jam mesin selama tahun anggaran tersebut: 10.000 jam mesin arif biaya overhead pabrik sebesar:rp 2.000.000 : 10.000) = Rp 200 per jam mesin Jadi misalnya suatu pesanan menggunakan jam mesin sebanyak 300 jam mesin (dapat dilihat dari laporan produksi), maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar: Rp 300 x 200 = Rp 60.000

102 Dr. Enni Savitri, SE, MM.Ak C. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk Atas Dasar arif Contoh: P Eliona Sari Anggaran Biaya Overhead Pabrik untuk tahun 2012 Atas Dasar Kapasitas Normal 80.000 jam mesin No Rek 5101 5102 5103 5104 5105 5106 5107 5108 Jumlah total Jenis biaya etap/ariabel Jumlah Biaya bahan penolong Biaya listrik Biaya bahan bakar Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya kesejahteraan karyawan Biaya reparasi dan pembiayaan Biaya asuransi gedung Biaya depresiasi Jumlah Rp1.050.000 1.500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 1.500.000 750.000 500.000 600.000 800.000 Rp5.800.000 5.400.000 Rp11.200.000 Perhitngan biaya overhead pabrik: ariff biaya overhead pabrik variabel: Rp5.800.000:80.000 jam mesin = Rp72,50 per jam mesin ariff biaya overhead pabrik tetap:rp5.400.000:80.000 jam mesin = Rp67,50 per jam mesin ariff overhead pabrik total = Rp140 per jam mesin

Penganggaran Perusahaan 103 1. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dalam metode full costing Setelah tariff biaya overhead pabrik ditentukan sebesar Rp140 per jam mesin, maka produk yang diprodusi sesungguhnya dibebani dengan biaya overhead pabrik dengan menggunakan tariff tersebut. Jika dari contoh 1 P Eliona Sari menerima 100 macam pesanan dan menghabiskan waktu pengerjaan sebanyak 75.000 jam masin dalam tahun 19X1, maka biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk adalah sebesar Rp10.500.000 (Rp140 X 750.000 jam mesin) dan dicatat dalam jurnal sbb: Barang dalam proses biaya overhead pabrik Rp10.500.000 Biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp10.500.000 2. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dalam metode variabel costing Jika dari contoh 1, P Elione Sari menggunakan metode variabel costing, maka biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk adalah sebesar Rp5.437.500 (Rp72,50 X 75.000 jam mesin) dan dicatat dengan jurnal sbb: Barang dalam proses biaya overhead pabrik Rp5.437.500 Biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan Rp5.437.500 D. Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

104 Dr. Enni Savitri, SE, MM.Ak Dalam tahun berjalan, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya. Misalkan melanjutkan contoh 1, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebesar Rp10.700.000 dengan rincian tercantum dalam gambar 1.2 selisih biaya overhead pabrik yang sesunggunya terjadi dengan dibebankan kepada produk adalah sebesar Rp200.000 (Rp10.700.000 Rp10.500.000). 1. Pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam metode full costing P Eliona Sari Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi tahun 2012 Pada kapasitas sesungguhnya yang dicapai 75.000 jam mesin No Rek Jenis biaya etap/ariabel Jumlah 5101 5102 5103 5104 5105 5106 5107 5108 Biaya bahan penolong Biaya listrik Biaya bahan bakar Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya kesejahteraan karyawan Biaya reparasi dan pembiayaan Biaya asuransi gedung Biaya depresiasi Jumlah Rp 1.100.000 1.450.000 750.000 1.500.000 2.000.000 1.500.000 500.000 500.000 600.000 800.000 Rp5.300.000 5.400.000 Jumlah total Rp10.700.000

Penganggaran Perusahaan 105 Jurnal yang dibuat oleh P Eliona Sari untuk mencatat biaya Overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi berdasarkan data dalam gambar 1.2 adalah sbb: Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 10.700.000 Persediaan bahan penolong Rp 1.100.000 Pesediaan bahan bakar 750.000 Gaji dan upah 3.500.000 Persediaan suku cadang 500.000 Pesekot asuransi gedung 600.000 Akumulasi depresiasi mesin 800.000 Kas 3.450.000 Catatan: Biaya yang dibayar dengan kas terdiri dari: Biaya listrik sebesar Rp 1.450.000 Biaya kesehjatraan karyawan 1.500.000 Biaya reparasi dan pembiayaan tetap sebesar 500.000 Jumlah Rp 3.450.000 2. Pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam metode variabel costing Jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi berdasarkan data dalam gambar 1.2 adalah sbb: Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 10.700.000 Persediaan bahan penolong Rp 1.100.000 Pesediaan bahan bakar Rp 750.000 Gaji dan upah Rp 3.500.000 Persediaan suku cadang Rp. 500.000 Pesekot asuransi gedung Rp 600.000 Akumulasi depresiasi mesin Rp 800.000

106 Dr. Enni Savitri, SE, MM.Ak Kas Rp 3.450.000 Jurnal yang dibuat untuk mencatat pemisahan biayoverhead pabrik yang sesungguhnya terjadi menurut perilakunya, berdasarkan data dalam gambar 1.2 adalah sbb: Biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya Rp 5.300.000 Biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya 5.400.000 Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya Rp10.700.000 3. Perhitungan dan analisis selisih biaya overhead pabrik dengan metode full costing Jika perusahaan menggunakan metode full costing dalam penentuan harga pokok produksinya, pada akhir periode akuntansi dilakukan penghitungan selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk sbb: Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk: 75.000 jam mesin x Rp140 =Rp 10.500.000 Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya 10.700.000 Selisih biaya overhead pabrik 200.000 Untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik tersebut perlu di buat 2 jurnal sbb: a. Jurnal untuk menutup rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya. Berdasarkan contoh 1, jurnal penutupan tersebut dibuat sebagai berikut: Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Rp10.500.000 Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp10.500.000 b. Jurnal untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik. Berdasarkan contoh 1, jurnal tersebut dibuat sebagi berikut:

Penganggaran Perusahaan 107 Selisih biaya overhead pabrik Rp200.000 Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp200.000 Selisih biaya overhead pabrik sebesar Rp200.000 tersebut dapat dapat di pecah kedalam dua macam selisih (variances) sebagai berikut 1) Selisih anggaran (butget variance) Selisih anggaran menunjukan perbedaan antara biaya yang sesungguhnya terjadi dengan taksiran biaya yang seharusnya dikeluarkan medurut anggaran. Selisih anggaran pada dasarnya berhubungan dengan biaya overhead pabrik variabel, tetapi jika biaya overhead pabrik tetap berbeda dari apa yang dianggarkan misalnya kenaikan pajak, tariff premi asuransi, atau kenaikan biaya depresiasi karena tambahan fasilitas pabrik. Hal ini juga menimbulkan selisih anggaran. Selisih anggaran dihitung sebagai berikut: Metode I Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 10.700.000 Biaya overhead pabrik dianggarkan, pada kapasitas yang dicapai: Biaya overhead pabrik tetap Rp 5.400.000 Biaya overhead pabrik variabel (75.000 x Rp72,50) 5.437.500 10.837.500 Selisih anggaran Rp 137.500 L L = Laba (selisih menguntungkan) Metode II Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 10.700.000 Biaya overhead pabrik tetap menurut anggaran 5.400.000 Biaya overhead pabrik sesungguhnya 5.300.000 Biaya overhead pabrik yang dibebankan 5.437.500

108 Dr. Enni Savitri, SE, MM.Ak Rp 10.700.000 Selisih anggaran Rp 137.500 L 2) Selisih kapasitas(idle Capacity ariance) Selisih kapasitas disebabkan karena tidak dipakainya atau dilampauinya kapasitas yang dianggarkanya. Jumlah selisih kapasitas merupakan perbedaan antara biaya overhead pabrik tetap yang dianggarkan dengan biaya overhead pabrik tetap yang dibebankan kepada produk. Selisih kapasitas dihitung sebagai berikut: Metode I Biaya overhead pabrik yang dianggarkan Rp 5.400.000 Biaya overhead pabrik tetap yang dibebankan kepada produk 75.000 x Rp67,50 5.062.500 Selisih kapasitas Rp 337.500 R Metode II Kapasitas yang dianggarkan 80.000 jam mesin Kapasitas sesungguhnya yang dicapai 75.000 Kapasitas yang tidak terpakai 5.000 jam mesin arif biaya overhead pabrik tetap Rp 67,50 per jam mesin Selisih kapasitas Rp 337.500 R R= rugi (selisih yang merugikan) Metode III Biaya overhead pabrik yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya yang dicapai: Biaya tetap Rp 5.400.000 Biaya variabel 5.437.500 Rp 10.837.500 Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk 75.000 x Rp140 Rp 10.500.000 Selisih kapasitas Rp 337.500 R

Penganggaran Perusahaan 109 3) Perhitungan dan analisis sesilis biaya overhead pabrik dengan metode variabel costing Jika perusahaan menggunakan metode variabel costing dalam penentuan harga pokok produksinya, pada akhir periode akuntansi dilakukan penghitungan biaya overhead parbik yang lebih atau kurang dibebankan kepada produk sbb: biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan kepada produk: 75.000 jam mesin X Rp72,50 Rp 5.437.500 Biaya overhead pabrik variabel yang sesungguhnya 5.300.000 Selisih biaya overhead pabrik variabel Rp 137.500 Untuk mencatat seslisih biaya overhead pabrik variabel tersebut perlu dibuat 2 jurnal sbb: Jurnal untuk menutup rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan kerekening biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya. Berdasarkan contoh 1, jurnal penutupan tersebut dibuat sbb: Biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan Rp5.437.500 Biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya Rp5.437.500 Jurnal untuk mencatat seslisih biaya overhead pabrik variabel. Berdasarkan contoh 1, jurnal tersesut dibuat sbb: Sesisih biaya overhead pabrik variabel Rp5.437.500 Biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya Rp5.437.500 Selisih biaya overhead pabrik variabel Rp137.500 dan jumlah ini disebut seslisih pengeluatran variable. Karena metode variabel costing tidak membebankan biaya overhead pabrik tetap kepada

110 Dr. Enni Savitri, SE, MM.Ak produk, maka tidak ada selisih yang dihitung bersangkutan dengan kapasitas (seperti halnya dengan selisih kapasitas dalam metode full costing. E. Perlakuan erhadap Selisih Biaya Overhead Pabrik Penyajian selisih biaya overhead dalam laporan rugi laba disajikan berikut ini: Hasil penjualan Rp xxx Harga pokok penjualan Rp xxx xxx Ditambah: Selisih biaya overhead pabrik xxx Laba bruto Rp xxx Berikut ini adalah contoh kedua metode perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik tersebut. Metode I: Selisih Biaya Overhead Pabrik Dibagikan Kepada Rekening-rekening Persediaan dan Harga Pokok Penjualan Misalkan dari contoh 8 tersebut, saldo rekening-rekening persediaan dan harga pokok penjualan pada akhir tahun 2012 sbb: Persediaan produk dalam proses Rp 400.000 Persediaan produk jadi 600.000 Harga pokok penjualan 7.000.000 Jumlah Rp 8.000.000

Penganggaran Perusahaan 111 Pembagian selisih biaya overhead pabrik kepada rekening-rekening persediaan dan harga pokok penjualan tercantum sbb: Nama Rekening Selisih biaya overhead pabrik Persediaan produk dalam proses persediaan produk jadi Harga pokok Penjualan Saldo pada tanggal 31 Desember 2011 Sebelum Penyesuaian Rp 200.000 Rp 400.000 Dasar Penyesuaian (4/80)XRp200.000= Rp10.000 600.000 (6/80)XRp200.000= Rp15.000 7.000.000 (70/80)XRp200.000= Rp8.000.000 Saldo pada tanggal 31 Desember 2011 Setelah Penyesuaian Rp 410.000 Rp 615.000 Rp 175.000 Rp 7.175.000 Rp 8.200.000 Jurnal untuk membagikan selisih biaya overhead pabrik atas dasar data tersebut diatas adalah sbb: Persediaan produk dalam proses Rp 10.000 Persediaan produk jadi 15.000 Harga pokok penjualan 175.000 Selisih biaya overhead pabrik Rp 200.000 Metode II: Selisih Biaya Overhead Pabrik Diperlakukan Sebagai Pengurang atau Penambah rekening Harga Pokok Penjualan Jurnal untuk membagikan selisih biaya overhead pabrik atas dasar data tersebut diatas adalah sbb:

112 Dr. Enni Savitri, SE, MM.Ak Harga pokok penjualan Rp 200.000 Selisih biaya overhead pabrik Rp 200.000